Ada yang menarik dari isu JPZ ini, dimana media cenderung lebih aktif mengangkat isu ini, baik di media online, TV, maupun YouTube, dibandingkan dengan reaksi netizen.
>>
Drone Emprit mengangkat isu ini untuk dianalisis, agar kita melihat bagaimana media punya peran yang sangat besar dalam mengamplifikasi isu kontroversial, dan publik bisa terbawa.
Harapannya, publik tidak mudah terpancing oleh isu-isu yang tak perlu viral seperti ini.
KONTEKS
Seorang YouTuber bernama Jozeph Paul Zhang banyak membuat konten yang berisi provokasi dan serangan kepada banyak pihak, tidak hanya kepada agama Islam saja.
Pihak yang diserang a.l.: gereja, pendeta, Menteri Agama, MUI, serta Al Quran, Nabi Muhammad, dan Islam.
KOMENTAR DI YOUTUBE: PRO-KONTRA
Komentar warganet terhadap konten Youtube Paul Zhang ada yang pro dan kontra.
- Komentar pro; mengapresiasi konten dan mendukung pernyataan Paul Zhang.
- Komentar kontra; menilai konten Paul Zhang provokatif, dinilai melakukan penghinaan.
FACEBOOK
Selain di kanal YouTube, Paul Zhang juga punya halaman Facebook yang selain berisi aktivitas bersama keluarga, juga berisi konten provokatif.
Meski demikian, perbincangan mengenai Paul Zhang baru ramai di kalangannya sendiri atau komunitasnya.
MINIM DI PORTAL BERITA
Di portal berita pun, penyebutan tentang Paul Zhang terpantau hanya muncul di pertengahan tahun 2020 lalu. Pemberitaan atau penyebutan tentang Paul Zhang lebih berkaitan dengan isu keagamaan.
Antar portal berita tersebut juga memperlihatkan keberpihakan masing-masing. Serta memunculkan kontestasi narasi tentang Paul Zhang, yaitu tentang Paul Zhang sebagai penghina (Islam) atau sebaliknya sebagai pembela (Kristen).
AWAL KEMUNCULAN ISU: 17 APRIL 2021
Ramainya percakapan tentang Paul Zhang terjadi pada tanggal ini di Twitter. Dimulai oleh akun @Irwan2yah (follower 7,9k) pada pukul 6 pagi, berisi pendapat dan potongan video dari YouTube JPZ dan memention MUI, Polri, Kemenag, Polhukam, dll.
Sepanjang hari sebenarnya response netizen belum tinggi. Namun mulai pukul 2 siang sudah mulai banyak media non-mainstream yang mengangkatnya.
Tipping point terjadi saat @detikcom mengangkat pada pukul 20:40. Berikutnya media makin banyak yg mengangkat. Netizen masih sepi.
MEDIA MENGAMPLIFIKASI
Hari berikutnya, sejak pagi 18 April, volume mention oleh media online masih lebih tinggi dari cuitan netizen. Baru selepas jam 12 siang, cuitan netizen lebih tinggi dari media. Namun itu hanya bertahan hingga malam dan relatif tidak besar.
Tanggal 19 April, volume cuitan dan mention dalam pemberitaan kembali sama, yang menandakan media masih sangat aktif memberitakan dan netizen tidak terlalu aktif mengangkat isu ini.
Selanjutnya hingga 20 April, mayoritas media mainstream yang mengangkat isu ini ramai-ramai.
Jika netizen benar-benar ramai mengangkat sebuah isu dan sangat viral, umumnya ditandai dengan jauh lebih tingginya volume mention di Twitter dibanding di media online dalam grafik tren.
Dalam kasus JPZ, hal itu tidak tampak. Di media online 13k, di media sosial hanya 19,7k.
STAKEHOLDER MAPPING DI MEDIA ONLINE
Peta topik ini memperlihatkan bagaimana media online langsung meminta pendapat banyak pihak seperti PGI, Polri, MUI, Kominfo, Kemenkumham, dll. PGI meminta agar JPZ dicuekin saja. MUI dan Kominfo kerjasama dengan Polri.
Dan Polri bergerak cepat dengan bekerjsama dengan Interpol. Mungkin karena langkah cepat Polri ini pula yang membuat publik tidak banyak bergejolak.
Atau mungkin karena publik tidak tahu siapa itu Paul Zhang, dan lokasinya yang di luar negeri, anggap isu ini tidak urgen.
PETA SNA AWAL KEMUNCULAN
Dari peta akun di Twitter tanggal 17 April, tak banyak aktor yang muncul. Yang paling dominan adalah @Irwan2yah sebagai "starter", @HusinShihab "pelapor", dan @detikcom "amplifier".
SNA FASE VIRAL: 17-18 APRIL 2021
Hari berikutnya netizen baru mulai ramai. Di peta SNA tampak ada dua cluster besar. Cluster yang pertama muncul asal akun starter dan pelapor (pro govt), dan cluster satunya yang lebih besar (cenderung kontra govt). Keduanya pro penangkapan JPZ.
MOST RETWEETED (17-18 APRIL 2021)
Narasi yang paling banyak diretweet dalam dua hari ini berasal dari kedua cluster, dan keduanya cenderung satu suara terkait Pau Zhang: sepakat dg pemrosesan oleh Polisi.
Namun mereka juga mulai menyinggung tokoh2 lain yg perlu diproses juga.
SNA PASCA VIRAL: 19-20 APRIL 2021
Isu ini ternyata belum turun dalam dua hari berikutnya, seiring dengan perkembangan berita dari media. Kedua cluster besar tetap satu suara terkait Paul Zhang.
MOST RETWEETED (19-20 APRIL 2021)
Narasi berikutnya mulai saling lempar tuntutan dr kedua cluster. Yg satu desak Yahya Waloni dan Desak Made untuk diproses; satunya menyinggung kasus Denny Siregar, Ade Armando, dan Abu Janda.
Sementara media terus memberitakan kemajuan polri.
MOST SHARED IMAGES & VIDEOS
Selain gambar dan video yang diambil dari YouTube Paul Zhang, juga tentang Desak Made dan Yahya Waloni banyak dishare. Ini memperlihatkan narasi sebelumnya yang ingin agar bukan hanya JPZ saja yang diproses.
YOUTUBE: PALING POPULER KANAL TV
Di Youtube, kanal yang paling besar mendapat view terkait Paul Zhang ini adalah kanal-kanal TV mainstream. Top kanal antara lain Tribunnews, KompasTV, tvOneNews, BeritaSatu, iNews, dan MetroTV.
YOUTUBE: VIDEO PALING DITONTON
Sebuah video dari Tribunnews dilihat hampir setengah juta kali dalam sehari, dari BeritaSatu lebih dari 131k, dan video2 lainnya ditonton puluhan ribu kali dalam 1-2 hari. Terbukti topik ini menjadi bahan konten yang bisa menghasilkan banyak view.
KESIMPULAN
Awalnya, perbincangan mengenai Paul Zhang hanya ramai di kalangan/komunitasnya. Hal itu terlihat dari pola interasi warganet di kanal Youtube dan akun pribadi Paul Zhang di Facebook.
Secara keseluruhan, total mention di media sosial Twitter hanya 19,5k vs di media online 13k. Normalnya percakapan di media sosial jauh lebih tinggi dari di media online. Ini memperlihatkan netizen tidak terlalu aktif membahas Paul Zhang dibandingkan dengan media.
Media tampaknya sangat diuntungkan oleh isu ini, karena menghasilkan view yang cukup tinggi. Baik di YouTube maupun di kanal berita online, media-media sangat aktif mengangkat.
CLOSING
Tindakan provokatif YouTuber seperti Paul Zhang yang menyinggung banyak pihak akan terus ada. Menghadapi hal seperti ini, umat Islam dan warga masyarakat pada umumnya jangan terpancing, dan utamakan proses hukum dengan menyerahkan kpd kepolisian untuk memprosesnya.
Isu penistaan agama selalu seksi untuk menarik perhatian publik, dan media dengan senang hati akan mengangkatnya, baik media online, TV, maupun YouTube.
Untuk isu Paul Zhang ini sebenarnya netizen di media sosial sudah bagus, tidak terlalu ramai mengangkatnya dibanding media.👍
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
Saya minta ke ChatGPT dengan prompt ini: Buatkan kurikulum Coding dan AI untuk siswa SD di Indonesia. Pelajari kurikulum tentang ini yang sudah ada di berbagai negara, gunakan best practice mereka.
Berikut adalah draft kurikulum Coding dan AI untuk siswa SD di Indonesia, yang mengadopsi best practices dari berbagai negara.
Coding, Game, dan Buang Sampah
Buatkan tugas membuat Game untuk anak SD kelas 3, agar mereka bisa menjadi rajin membuang sampah pada tempatnya.
Coding, Game, dan Adab kepada Orang Tua dan Guru
Buatkan tugas membuat Game untuk anak SD kelas 3, agar mereka bisa menjadi anak yang hormat pada guru dan orang tua.
Ini kenapa topik "Fufufafa" sudah hampir 1 bulan belum ada tanda-tanda akan reda juga. Malah hari ini naik lagi.
Saya ambil pemberitaan di online news dalam 2 hari terakhir, lalu minta AI untuk merangkum pendapat tokoh yang diquote oleh berita.
Refly Harun: Pakar hukum tata negara ini menegaskan bahwa akun Kaskus Fufufafa tidak berhubungan dengan Prabowo Subianto, meskipun Prabowo memiliki pengaruh untuk menghentikan potensi impeachment terhadap Gibran. Refly juga menyatakan bahwa Fufufafa semakin menguatkan pandangan bahwa Gibran tidak layak menjadi wakil presiden.
Jhon Sitorus: Pegiat media sosial ini sangat yakin bahwa akun Fufufafa adalah milik Gibran Rakabuming Raka, dengan menyebutkan bukti-bukti yang mengarah ke keterkaitan antara nomor ponsel Gibran dan akun tersebut. Ia menegaskan bahwa bukti-bukti ini menunjukkan kepemilikan Gibran secara jelas.
Jimly Asshiddiqie: Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi ini mengungkapkan bahwa efek dari isu Fufufafa sangat luar biasa, menimbulkan kemarahan yang meluas di masyarakat. Ia juga meminta agar publik melupakan isu ini, meskipun ia menyadari bahwa hal tersebut sulit dilakukan.
Muslim Arbi: Direktur Gerakan Perubahan ini menilai bahwa Gibran tidak bisa mengelak dari tuduhan sebagai pemilik akun Fufufafa, dan ia mengaitkan isu ini dengan karakter Gibran yang dianggap tidak pantas untuk posisi wakil presiden.
Feri Amsari: Hukum Universitas Andalas ini menekankan pentingnya klarifikasi mengenai keterkaitan Gibran dengan akun Fufufafa, dan ia menganggap bahwa isu ini perlu ditangani secara serius.
Henri Subiakto: Pengamat politik ini mengkritik perilaku komunikasi Gibran dan Kaesang, yang dianggap menunjukkan karakter yang tidak bermoral. Ia menekankan bahwa jika ada kesalahan, sebaiknya Gibran meminta maaf.
Dr. Tifa: Seorang dokter yang juga aktif di media sosial, berharap agar Prabowo mengambil tindakan terkait polemik akun Fufufafa, yang dianggap merugikan citra Gibran.
Kesimpulannya, isu mengenai akun Fufufafa yang diduga milik Gibran Rakabuming Raka telah memicu berbagai pendapat dari tokoh-tokoh publik. Banyak yang menilai bahwa Gibran tidak layak untuk menjabat sebagai wakil presiden, sementara yang lain menekankan pentingnya klarifikasi dan tindakan dari pihak terkait untuk menyelesaikan polemik ini. Isu ini juga menunjukkan dampak besar terhadap citra politik Gibran dan hubungan antara tokoh-tokoh politik di Indonesia.
Sedang ramai soal kritikan JK kepada Nadiem Makarim yang dinilai jarang berkunjung ke daerah.
Saya coba gunakan fitur baru di Drone Emprit yang memanfaatkan LLM, untuk membuat tabel kegiatan kunjungan yang dilakukan oleh Nadiem dalam periode tertentu secara otomatis.
Saya gunakan sumber data Online News, untuk periode April-Juni 2023, yang mengandung kata kunci "Nadiem" dan filter "kunjungan, mengunjungi, mendatangi, dll".
Promptnya: Buat tabel tempat yang dikunjungi Nadiem: no, tanggal, Lokasi, kota, tujuan kunjungan, website. Jangan masukkan "jakarta", berdasarkan data yang diberikan saja.
Hasilnya seperti ini. Ada yang missed, "Kuningan" dianggap nama "kota" wkwk.
Saya minta AI buat membaca lagi, mosok hanya sedikit tempat yang dikunjungi, dan kebanyakan di luar negeri. Saya koreksi juga soal Kuningan.
Fix, hasilnya tetap tidak berubah.
Sekarang saya coba ganti periodenya dari Juli-Oktober 2023. Awalnya cuma dua, lalu saya marahin itu AI. Tambah dua entry lagi. Tapi sebenarnya 3 entri itu kunjungan ke lokasi yang sama.
Kenapa saya percaya Quick Count? Lihat ilustrasi ini.
Kita ingin menghitung Populasi yang di dalamnya ada kelompok A, B, dan C. Jumlah dan persentasenya seperti dalam kotak nomor #1, A=25%, B=50%, C=25%.
Saat melakukan Real Count seperti dalam kontak #2, butuh waktu lama karena jumlah populasinya banyak, sehingga baru sebagian yang terhitung. Saat menghitung, tidak dipilih-pilih secara proporsional dari A,B, atau C. First come first. Hasilnya, yang A terhitung semua, B baru sebagian, C paliing sedikit.
Akibatnya persentase A=43%, B=43%, C=14%. Si A seneng banget karena banyak presentasenya. Tapi kan ini tidak sesuai Populasi sebenarnya di kotak #1?
Kemudian ada Quick Count seperti dalam kotak #3. Yang dihitung lebih sedikit dari yang sudah dihitung di Real Count. Tapi yang dihitung sudah dipilih-pilih secara proporsional, dari A=1, B=2, dan C=1. Kalau diprosentase, hasilnya A=25%, B=50%, C=25%. Lho kok sama seperti prosentasi populasi?
Nah pertanyaan di kotak #4, mana yang lebih mendekati "Populasi sebenarnya"? Real Count yang belum selesai, atau Quick Count yang sudah kelar?
I love Statistics. 🩷🩷🩷
🔥🔥🔥
Bagaimana dengan Quick Count pada Pilpres 2024 ini?
Ini yang saya tahu ya, dari beberapa lembaga QC, ada yang deket ke 01, 02, atau 03.
Kedai Kopi, Om Hensat deket ke 01, hasilnya:
01=24.2%
02=58.96%
03=16.84%
LSI Denny JA, deket ke 02, hasilnya:
01=25.21%
02=58%
03=16.73%
Charta Politika, deket ke 03, hasilnya:
01=25.52%
02=57.30%
03=17.31%
Semua mirip. Selama metode multistage random sampling yang digunakan sudah benar, hasilnya juga ndak jauh beda.
Terus, masalahnya ada di mana?
Masalahnya bukan pada saat pencoblosan, Quick Count, atau Real Count. Tapi ada pada proses-proses sebelum itu, yang membuat rakyat akhirnya menghasilkan output seperti dalam QC dan RC ini.
QC dan RC ini memvalidasi hasil kerja keras dari proses, prakondisi, pengkodisian, kampanye, dll sebelum pencoblosan.
Apa saja proses-proses itu? Nah ini saya yo ndak tahu. Mungkin bisa dicek di film yang sempat viral sebelum hari H pencoblosan itu.
Di tengah atmosfer politik yang memanas menjelang Pemilu 2024 di Indonesia, munculnya film dokumenter 'Dirty Vote' telah membawa gelombang baru dalam diskusi publik tentang integritas pemilihan umum.
Bagaimana peta percakapan di Twitter, Tiktok, dan pemberitaan di media online tentang film "Dirty Vote" ini?
ANALISIS DRONE EMPRIT
TWITTER, TIKTOK, BERITA ONLINE
10-12 FEBRUARI 2024
METODOLOGI
• Sumber: Twitter, News, TikTok
• Periode tanggal: 10-12 Februari 2024
• Keyword: Dirty Vote, DirtyVote
TREN ”DIRTY VOTE” DI TWITTER
Volume percakapan sejak 10 Februari 2024 ketika film ini diumumkan akan dirilis di YouTube, kemudian saat diluncurkan pada 11 Febuari, hingga perdebatan di hari berikutnya, memperlihatkan tren yang terus meningkat.
Pada tanggal 10 Februari 2024, di Jakarta terjadi dua kampanye akbar terakhir dari dua paslon 01 dan 02. Penyebutan lokasi kampanye ini, JIS untuk paslon 01 dan GBK untuk paslon 02, menarik untuk dibandingkan.
Bagaimana popularitas kedua lokasi yang sering dibandingkan netizen ini? Lokasi mana yang paling sering disebut, bagaimana interaksinya?
Sejak tanggal 7 Februari hingga hari H acara tanggal 10 Februari 2024, trend percakapan di Twitter tentang JIS selalu lebih tinggi dibandingkan tentang GBK. Puncaknya mention keduanya terjadi pada tanggal 10 Februari 2024.