HILANGNYA NAMA KH. HASYIM ASYARI DARI KAMUS SEJARAH INDONESIA
Analisis Drone Emprit
Saya merasa perlu untuk membuat analisis percakapan tentang isu ini, karena dari data DE ada hal yang penting untuk jadi pelajaran bersama.
>>
KONTEKS
Ramai diberitakan di media juga dalam percakapan netizen tentang hilangnya nama pendiri @nahdlatululama KH Hasyim Asyari dari Kamus Sejarah Indonesia terbitan @Kemdikbud_RI.
Isu muncul 19 April 2021, dan pada hari yang sama sudah ada klarifikasi dari Kemdikbud.
PERTANYAAN
Kita ingin tahu bagaimana awal mula munculnya isu ini, dan bagaimana peta percakapan publik di media sosial Twitter.
DE menggunakan kata kunci: Kamus Sejarah
Periode analisis 19-20 April 2021. Sebenarnya data sampai 21 April, tetapi kita hanya ingin tahu awalan sj.
TREN AWAL ISU: DARI BERITA ONLINE
Grafik tren ini memperlihatkan isu mulai muncul tanggal 19 April. Dimulai oleh berita dari media online non mainstream spt DemocrazyID, Gelora, Gosumar, dan Idtoday. Kemudian diangkat oleh media mainstream CNBCIndonesia.
TWITTER
Setelah dari media online (12:00), baru percakapan oleh netizen muncul (18:19). Pertama kali oleh akun @adepedia yang hanya memberi link download Kamus Sejarah, dilanjutkan oleh @myputun yang kemudian mendapat banyak response.
Cluster kecil yang terbentuk kebanyakan dari akun yang cenderung kontra pemerintah.
SNA (19-20 APRIL 2021): CLUSTER KONTRA DOMINAN
Hari berikutnya (20 April 2021), percakapan mulai naik dan tampak satu cluster besar yang sangat aktif mengangkat isu ini. Top influencernya al: @geloraco, @haikal_hasan, @hnurwahid, @putrawadapi, dan @myputun.
Di luar itu ada akun @cakimiNOW yang juga turut protes atas hilangnya nama pendiri NU dari Kamus Sejarah. Akun pro pemerintah @ChusnulCh__ membuat thread untuk mengklarifikasi isu ini, dengan info dari Kemendikbud.
Hampir semua akun top ini selama ini narasinya cenderung berseberangan dengan pemerintah.
TOP NARASI
Cuitan yang paling banyak diretweet berikut ini hampir semua bernada negatif atas hilangnya nama pendiri NU dari Kamus Sejarah.
GAMBAR PALING BANYAK DISHARE
Banyak berupa screenshot dari berita di media online tentang isu ini. ADa juga surat klarifikasi dari Kemendikbud.
PETA TOPIK BERITA
Pembahasan di media online sudah mengandung informasi dari dua sisi. Ada narasi tentang tudingan adanya niatan untuk membelokkan sejarah, juga ada klarifikasi dari Kemendikbud yang meminta maaf dan menyatakan ini masih draft dan belum diluncurkan resmi.
KESIMPULAN
1/ Berita tentang hilangnya nama Pendiri NU KH Hasyim Asyari dari Kamus Sejarah yang dibuat oleh Kemendikbud, pertama kali oleh media non mainstream seperti GoSumbar, Gelora, Democrazy, IdToday, kemudian oleh media mainstream seperti CNBCIndonesia, 19 April 2021.
2/ Pada hari yang sema (19 April) sebenarnya sudah ada klarifikasi dari @kemendikbud tentang kekeliruan ini yang dipastikan bukan disengaja, dan sebenarnya buku tersebut masih draft, dan dibuat terakhir tahun 2017. Hingga sekarang belum ada revisi.
3/ Narasi dari berbagai media tersebut kemudian diangkat oleh akun2 Twitter @myputun, @suaradotcom, @fajaronline, @adimuammar, dll. Di hari berikutnya (20 April 2021), percakapan naik pesat di kalangan netizen.
4/ Dari peta SNA, tampak bahwa percakapan hanya ramai di satu cluster saja, dari kalangan yang selama ini cenderung kontra dengan pemerintah. Besarnya cluster memperlihatkan mereka serius mengangkat isu ini.
5/ Narasi utama yang diangkat adalah: hilangnya nama KH Hasyim Asyari dari kamus, kecerobohan Menteri Nadiem, tuntutan pencopotan Nadiem, banyak dimasukkannya nama- nama dari tokoh kiri (PKI), dan NU dikerjain oleh pemerintahan Jokowi.
6/ Akun-akun dari kalangan NU atau yang pro pemerintah malah tidak banyak muncul. Akun @nuonline sudah menyampaikan klarifikasi dari Kemendikbud sejak awal isu muncul, yang juga dishare oleh akun pro seperti @ChusnulCh__. Klarifikasi ini dianggap sudah cukup jelas bagi NU.
CLOSING
1/ Tingginya percakapan tentang Kamus Sejarah yang hanya dilakukan oleh satu cluster, dengan narasi yang cenderung negatif terhadap pemerintahan Jokowi dan Menteri Nadiem, seolah ada upaya untuk membenturkan NU dengan pemerintah.
2/ Hal serupa pernah terjadi terhadap Muhammadiyah, misal dengan isu Bank Syariah Muhammadiyah yang didorong dengan narasi ketidakpercayaan atas kebijakan pembentukan Bank Syariah, agar Muhammadiyah tampak berbenturan dengan pemerintah.
3/ Penting untuk tetap kritis, tetapi dengan tujuan benar-benar untuk kemajuan bangsa dan tetap open mind.
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
Saya minta ke ChatGPT dengan prompt ini: Buatkan kurikulum Coding dan AI untuk siswa SD di Indonesia. Pelajari kurikulum tentang ini yang sudah ada di berbagai negara, gunakan best practice mereka.
Berikut adalah draft kurikulum Coding dan AI untuk siswa SD di Indonesia, yang mengadopsi best practices dari berbagai negara.
Coding, Game, dan Buang Sampah
Buatkan tugas membuat Game untuk anak SD kelas 3, agar mereka bisa menjadi rajin membuang sampah pada tempatnya.
Coding, Game, dan Adab kepada Orang Tua dan Guru
Buatkan tugas membuat Game untuk anak SD kelas 3, agar mereka bisa menjadi anak yang hormat pada guru dan orang tua.
Ini kenapa topik "Fufufafa" sudah hampir 1 bulan belum ada tanda-tanda akan reda juga. Malah hari ini naik lagi.
Saya ambil pemberitaan di online news dalam 2 hari terakhir, lalu minta AI untuk merangkum pendapat tokoh yang diquote oleh berita.
Refly Harun: Pakar hukum tata negara ini menegaskan bahwa akun Kaskus Fufufafa tidak berhubungan dengan Prabowo Subianto, meskipun Prabowo memiliki pengaruh untuk menghentikan potensi impeachment terhadap Gibran. Refly juga menyatakan bahwa Fufufafa semakin menguatkan pandangan bahwa Gibran tidak layak menjadi wakil presiden.
Jhon Sitorus: Pegiat media sosial ini sangat yakin bahwa akun Fufufafa adalah milik Gibran Rakabuming Raka, dengan menyebutkan bukti-bukti yang mengarah ke keterkaitan antara nomor ponsel Gibran dan akun tersebut. Ia menegaskan bahwa bukti-bukti ini menunjukkan kepemilikan Gibran secara jelas.
Jimly Asshiddiqie: Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi ini mengungkapkan bahwa efek dari isu Fufufafa sangat luar biasa, menimbulkan kemarahan yang meluas di masyarakat. Ia juga meminta agar publik melupakan isu ini, meskipun ia menyadari bahwa hal tersebut sulit dilakukan.
Muslim Arbi: Direktur Gerakan Perubahan ini menilai bahwa Gibran tidak bisa mengelak dari tuduhan sebagai pemilik akun Fufufafa, dan ia mengaitkan isu ini dengan karakter Gibran yang dianggap tidak pantas untuk posisi wakil presiden.
Feri Amsari: Hukum Universitas Andalas ini menekankan pentingnya klarifikasi mengenai keterkaitan Gibran dengan akun Fufufafa, dan ia menganggap bahwa isu ini perlu ditangani secara serius.
Henri Subiakto: Pengamat politik ini mengkritik perilaku komunikasi Gibran dan Kaesang, yang dianggap menunjukkan karakter yang tidak bermoral. Ia menekankan bahwa jika ada kesalahan, sebaiknya Gibran meminta maaf.
Dr. Tifa: Seorang dokter yang juga aktif di media sosial, berharap agar Prabowo mengambil tindakan terkait polemik akun Fufufafa, yang dianggap merugikan citra Gibran.
Kesimpulannya, isu mengenai akun Fufufafa yang diduga milik Gibran Rakabuming Raka telah memicu berbagai pendapat dari tokoh-tokoh publik. Banyak yang menilai bahwa Gibran tidak layak untuk menjabat sebagai wakil presiden, sementara yang lain menekankan pentingnya klarifikasi dan tindakan dari pihak terkait untuk menyelesaikan polemik ini. Isu ini juga menunjukkan dampak besar terhadap citra politik Gibran dan hubungan antara tokoh-tokoh politik di Indonesia.
Sedang ramai soal kritikan JK kepada Nadiem Makarim yang dinilai jarang berkunjung ke daerah.
Saya coba gunakan fitur baru di Drone Emprit yang memanfaatkan LLM, untuk membuat tabel kegiatan kunjungan yang dilakukan oleh Nadiem dalam periode tertentu secara otomatis.
Saya gunakan sumber data Online News, untuk periode April-Juni 2023, yang mengandung kata kunci "Nadiem" dan filter "kunjungan, mengunjungi, mendatangi, dll".
Promptnya: Buat tabel tempat yang dikunjungi Nadiem: no, tanggal, Lokasi, kota, tujuan kunjungan, website. Jangan masukkan "jakarta", berdasarkan data yang diberikan saja.
Hasilnya seperti ini. Ada yang missed, "Kuningan" dianggap nama "kota" wkwk.
Saya minta AI buat membaca lagi, mosok hanya sedikit tempat yang dikunjungi, dan kebanyakan di luar negeri. Saya koreksi juga soal Kuningan.
Fix, hasilnya tetap tidak berubah.
Sekarang saya coba ganti periodenya dari Juli-Oktober 2023. Awalnya cuma dua, lalu saya marahin itu AI. Tambah dua entry lagi. Tapi sebenarnya 3 entri itu kunjungan ke lokasi yang sama.
Kenapa saya percaya Quick Count? Lihat ilustrasi ini.
Kita ingin menghitung Populasi yang di dalamnya ada kelompok A, B, dan C. Jumlah dan persentasenya seperti dalam kotak nomor #1, A=25%, B=50%, C=25%.
Saat melakukan Real Count seperti dalam kontak #2, butuh waktu lama karena jumlah populasinya banyak, sehingga baru sebagian yang terhitung. Saat menghitung, tidak dipilih-pilih secara proporsional dari A,B, atau C. First come first. Hasilnya, yang A terhitung semua, B baru sebagian, C paliing sedikit.
Akibatnya persentase A=43%, B=43%, C=14%. Si A seneng banget karena banyak presentasenya. Tapi kan ini tidak sesuai Populasi sebenarnya di kotak #1?
Kemudian ada Quick Count seperti dalam kotak #3. Yang dihitung lebih sedikit dari yang sudah dihitung di Real Count. Tapi yang dihitung sudah dipilih-pilih secara proporsional, dari A=1, B=2, dan C=1. Kalau diprosentase, hasilnya A=25%, B=50%, C=25%. Lho kok sama seperti prosentasi populasi?
Nah pertanyaan di kotak #4, mana yang lebih mendekati "Populasi sebenarnya"? Real Count yang belum selesai, atau Quick Count yang sudah kelar?
I love Statistics. 🩷🩷🩷
🔥🔥🔥
Bagaimana dengan Quick Count pada Pilpres 2024 ini?
Ini yang saya tahu ya, dari beberapa lembaga QC, ada yang deket ke 01, 02, atau 03.
Kedai Kopi, Om Hensat deket ke 01, hasilnya:
01=24.2%
02=58.96%
03=16.84%
LSI Denny JA, deket ke 02, hasilnya:
01=25.21%
02=58%
03=16.73%
Charta Politika, deket ke 03, hasilnya:
01=25.52%
02=57.30%
03=17.31%
Semua mirip. Selama metode multistage random sampling yang digunakan sudah benar, hasilnya juga ndak jauh beda.
Terus, masalahnya ada di mana?
Masalahnya bukan pada saat pencoblosan, Quick Count, atau Real Count. Tapi ada pada proses-proses sebelum itu, yang membuat rakyat akhirnya menghasilkan output seperti dalam QC dan RC ini.
QC dan RC ini memvalidasi hasil kerja keras dari proses, prakondisi, pengkodisian, kampanye, dll sebelum pencoblosan.
Apa saja proses-proses itu? Nah ini saya yo ndak tahu. Mungkin bisa dicek di film yang sempat viral sebelum hari H pencoblosan itu.
Di tengah atmosfer politik yang memanas menjelang Pemilu 2024 di Indonesia, munculnya film dokumenter 'Dirty Vote' telah membawa gelombang baru dalam diskusi publik tentang integritas pemilihan umum.
Bagaimana peta percakapan di Twitter, Tiktok, dan pemberitaan di media online tentang film "Dirty Vote" ini?
ANALISIS DRONE EMPRIT
TWITTER, TIKTOK, BERITA ONLINE
10-12 FEBRUARI 2024
METODOLOGI
• Sumber: Twitter, News, TikTok
• Periode tanggal: 10-12 Februari 2024
• Keyword: Dirty Vote, DirtyVote
TREN ”DIRTY VOTE” DI TWITTER
Volume percakapan sejak 10 Februari 2024 ketika film ini diumumkan akan dirilis di YouTube, kemudian saat diluncurkan pada 11 Febuari, hingga perdebatan di hari berikutnya, memperlihatkan tren yang terus meningkat.
Pada tanggal 10 Februari 2024, di Jakarta terjadi dua kampanye akbar terakhir dari dua paslon 01 dan 02. Penyebutan lokasi kampanye ini, JIS untuk paslon 01 dan GBK untuk paslon 02, menarik untuk dibandingkan.
Bagaimana popularitas kedua lokasi yang sering dibandingkan netizen ini? Lokasi mana yang paling sering disebut, bagaimana interaksinya?
Sejak tanggal 7 Februari hingga hari H acara tanggal 10 Februari 2024, trend percakapan di Twitter tentang JIS selalu lebih tinggi dibandingkan tentang GBK. Puncaknya mention keduanya terjadi pada tanggal 10 Februari 2024.