Kemunculan Sunda Empire hanya disetting oleh sang Dalang untuk ditertawakan. Sehingga orang orang yang melihat itu dan tidak mengetahui apa Sunda sebenarnya akan mentertawakan dan menyepelekan Sunda itu sendiri.

-sebuah utas-
Sudah jangan sampai mereka menjadi besar lagi, karena selalu di besar besarkan oleh kita atau media. Panggung kemarin sudah cukup untuk sang dalang membuat operasi tertutup.
Dari seluruh suku bangsa yang ada di seantero dunia ini, ada satu bangsa yang sejak lama sekali, telah menjadi buah bibir di banyak negeri-dan kerap kali memantik kecemburuan bangsa lain.
Keberadaan bangsa ini di muka bumi, juga melahirkan begitu banyak khazanah yang teramat banyak untuk dibedah bagian demi bagiannya.
Jadi, bangsa apakah yang riwayatnya sampai sedemikian rupa mengagumkan itu?
Dari jaman ke jaman Tanah Air ini selalu diperebutkan, dipecah belah, silih berganti dikuasai, diperdagangkan, dikhianati, dengan pun demikian
masih diperjuangkan, dibangkitkan, dipersatukan, digelorakan dengan cara dasar yakni melinggihkan bangun Ideologi negara.
Di buku "Architects of Deception - author Juri Lina" yang menuliskan bahwa untuk menghancurkan suatu Bangsa itu mudah.
1. Kaburkan Sejarahnya.

2. Hancurkan bukti bukti sejarah bangsa itu sehingga tidak bisa diteliti dan dibuktikan kebenarannya.

3. Putuskan hubungan mereka dengan leluhurnya dengan mengatakan bahwa leluhur itu bodoh dan primitif.
Lebih baik baca tulisan ini terlebih dahulu.

Kebanyakan bangsa Indonesia terlalu sedikit yang memahami mengenai istilah "Sunda" dan hubungannya dengan Prabu Siliwangi yang disilib-silokakan (diumpamakan) sebagai "Maung",
padahal nama asli satwa tersebut adalah "Lodaya". Bahkan dalam bahasa ‘asing ilmiahnya’ disebut PANTHERA TIGRIS SUNDAICA.
(Mengapa Harimau Jawa? Padahal disitu ditulis "Sondaica" bukan "Javanica")
Istilah Sunda banyak yang menafsirkan secara bebas, tapi sayang tidak mempunyai landasan yang 'kuat’, terutama dalam ke-sejarah-an yang berupa tutur tinular dari para sepuh yang sudah kehilangan jati-diri ke-sundaan-nya.
Apalagi ketika mereka harus mengkaitkan dengan penamaan Sunda yang lainnya, seperti :
1. Dangkalan Sunda (Sundaland) & Dangkalan Sahul (Sahulland) / Gaul / Galuh / Galia.
2. Keberadaan istilah Sunda Besar & Sunda Kecil.
3. Keberadaan Selat Sunda
4. Keberadaan Gunung Sunda Purba.
5. Budaya Sunda.
6. Manusia Sunda.
7. Sundayana.
8. Sundapura, dll.
Sunda adalah ilmu pengetahuan yang mengajarkan manusia untuk mengenali Hyang Maha Kuasa melalui laku kebaikan yang agung "Manunggaling Kaula Gusti".
Sunda adalah ilmu yang mengajarkan tata cara hidup beradab dan Laras bersama alam semesta dengan segala watak kehidupan Nya.
Sebetulnya kisah Sunda merupakan tata kelola peradaban dan kebudayaan hasil daya cipta adi-luhung para leluhur bangsa Nusantara seperti berikut ini :
1. Istilah Sunda berawal dari keberadaan Mata-Hari sebagai Sang Hyang Bataraguru yang 'jatuh cinta’ kepada Bumi / Dewi Purwati / Dewi Uma dan kelak menjadi Batari / Dewi Durga.
Pertemuan sebuah energi besar (Matahari), yang titik Matahari nya bertemu di Bumi, titik itu adalah wilayah Sunda. Lalu melahirkan Gunung Tertinggi di Dunia yang bernama Gn. Sunda Purba
Tinggi nya (+/- 17.000 m.dpl.) 10.000 meter lebih tinggi dari Himalaya, dan kelak GUNUNG SUNDA (Gn. Matahari / Gn. Cahaya / Gn. Batara Guru atau Olympus).
Titik ini adalah wilayah yang pasti terkena matahari lebih lama dibandingkan tempat tempat yang lain.
2. Arti Kata “Sunda”.
Matahari adalah “api sejati yang sangat besar” dan dituliskan dalam susunan kata SU(sejati) – NA (api / geni / agni) – DA (agung / besar / gede) atau sering disebut sebagai SUNDA.
Kita dapat menemukan istilah “Sunda” dalam beberapa penamaan seperti :
1. Gunung Sunda (+Purba),
2. Selat Sunda,
3. Sunda-Ra,
4. Kepulauan Sunda Besar – Sunda Kecil, dst.
Bahkan seorang filsuf Yunani, Plato menyebutnya sebagai Sunda-Lan atau Ata-Lan atau boleh jadi artinya sama dengan Atlan (Atlantis).
Maka, Sunda sama sekali bukan nama sebuah ras atau suku pun etnis, apalagi hanya berupa batas wilayah sebesar Jawa-Barat.
Sebab, Sunda merupakan tatanan besar yang berlandas kepada nilai-nilai filosofis “ke-Matahari-an”.
Betul bahwa pusat “Sunda” itu ada di Jawa Barat hal tersebut karena keberadaan Gunung Sunda Purba / Gunung Matahari / Gunung Batara Guru / Gunung Cahaya, dalam bahasa Yunani kuno disebut sebagai Gunung Olympia (Olympus = Cahaya) dikenal sebagai tempat tinggal para dewa.
Hal ini pula yang menyebabkan mayoritas wilayah di Jawa-Barat menggunakan istilah “Ci” artinya “Cahaya”.
Istilah ”Ci” tentu tidak sama dengan “Cai”, tetapi "Ci" adalah kemilau yang dipantulkan dari permukaan tirta / banyu / apah / air.
Gunung Merapi itu ada, karena ada sinergi matahari dengan larva bumi, kemudian bumi akan kelebihan energi.
Sementara ahli geologi menyatakan, bahwa gunung berapi terbanyak di dunia adalah di Indonesia.
Daerah yang terkena matahari adalah daerah yang sempurna mendapatkan sinar matahari nya lebih banyak, daerah itu adalah wilayah Sunda.
Faktanya kalau waktu dalam 24 jam, kalau dibagi 2, berarti 12 jam malam, 12 jam siang.
Kira kira negara mana yang 12 jam malam, 12 jam siang, selain Indonesia? Tidak ada.
Di Indonesia jam 6 terang, jam 6 gelap, tiap hari, dari kita lahir sampai sekarang pun tetap begitu.
Yang bahayanya lagi, pada saat Gunung berapi banyak di sekitar kita, berarti tanah kita Subur dan mineral (Emas, Intan, Berlian, Uranium, Titanium) nya juga lebih banyak, karenaMineral itu terdapat di bawah Gunung Berapi.
Mengapa kita tidak pernah tau? Karena kita bisa melupakan budaya sendiri, atau dilupakan oleh kelompok tertentu, atau Ada sebuah konsep besar dari luar, yaitu Penjajah yang ingin untuk kita tidak mengenal lagi identitas kita sebenarnya.
Memang benar bangsa kita dijauhkan dari leluhurnya, agar kita tidak bisa mengenal lagi identitas kita, agar kita mudah dirubah identitasnya, agar kita tidak bisa mengenal kepada leluhurnya, dan kepada sejarah nya.
Kita ini seolah olah-olah diputus, seolah olah kita ini jadi Bangsa baru, yang tidak mengenal budayanya.
Mungkin melupakan, atau mungkin juga data datanya sudah mereka ambil, atau juga artefak artepak dan bangunan bangunan nya sudah dihancurkan.
Makanya kita kurang menghargai sejarah, karena ketidaktahuan kita terhadap sejarah kita, karena referensinya juga sudah tidak ada.
Hilangnya rasa kepercayaan diri bangsa, karena sudah tidak mengenal jati dirinya lagi. Kalau kita sudah mengenal jati diri, baru kita percaya kepada diri,
kalau sudah percaya kepada diri baru mempunyai harga diri, bagaimana kita bisa percaya kepada diri, kalau kita tidak mengenal diri kita siapa.
Pada saat kita berbicara Budaya, banyak orang lupa, bahwa budaya ini adalah berdasarkan dari kata lama. Kata Budaya tidak ditemukan di lontar, di batu, ataupun prasasti.
Yang ada juga yaitu, Buda Yana. Yana=ajaran. Buda=budi pekerti/berperilaku. Maka budaya adalah ajaran Berbudi Pekerti.
Makanya apabila orang sudah tidak berbudaya artinya orang sudah tidak berbudi pekerti lagi.
Kalau karinding, gamelan, kacapi, keris, kujang, pakaian, dll, Itu semua hanyalah seni, wilayah aestika, bukan ke arah perilakunya.
Jadi Budaya bukanlah suatu kebiasaan masyarakat di suatu tempat, karena itu adalah Tradisi.
Sebenarnya kita sudah mempunyai hitungan waktu sendiri, produk nya yaitu "KALAIDER", itu adalah itungan waktu atau yang kita tahu saat ini adalah kalender. Kala=Waktu. Ider=Berputar,
Kalaider adalah perhitungan/perputaran waktu. Artinya leluhur kita sudah mengenal tentang peradaban, sudah mengenal tentang astronomi atau astrologi.
Artinya sudah ada kebudayaan yang sangat tinggi sejak saat itu, kita menyebut nya taun Saka (78 M, adalah 0 saka). Itu adalah puncak pencerahan, tapi sangat tragis saat produk sudah dibuatkan, tetapi kita menganggap bahwa leluhurnya adalah primitif.
Mengapa kita tidak tertarik? padahal itu adalah keilmuan yang sangat hebat. Saka di agama, dan di budaya apapun juga ada, dengan namanya masing-masing.
Pada saat kita memakai kalender orang, kemudian di terapkan di dalam alam nya kita, itu akan menimbulkan pro dan kontra nantinya, contoh nya saat menentukan Hilal sebelum Idul Fitri.
Menurut Stephen Oppenheimer dan para ilmuwan nya, mengatakan bahwa Gunung Padang itu adalah satu bentuk monumen, bangunan, yang dianggap tertua sampai saat ini.
Tetapi tidak pernah muncul, tidak pernah ada rasa antusias dari masyarakat nya sendiri, atau punya kebanggaan, bahwa ini adalah sesuatu yang sangat besar.
Mungkin kita tidak pernah merasa memiliki itu, kita tidak pernah merasa itu adalah identitas kita, karena sudah dijauhkan tadi.
Gunung Padang di Cianjur adalah situs sangat tua (megalitikum) yang dibangun oleh leluhur bangsa Galuh Agung (Nusantara),
mereka menempatkan dan menata Gunung Padang sebagai bangunan suci atau “pura” yang pada umumnya disebut “Sundapura“ (bangunan suci bangsa Matahari).
Istilah “Padang” berasal dari beberapa suku kata, yaitu:
– Pa = Tempat
– Da = Besar / Gede / Agung / Raya
– Hyang = Eyang / Moyang / Biyang / Leluhur Agung
Jadi arti kata “Padang” itu adalah Tempat Agung para Leluhur atau boleh jadi maknanya Tempat para Leluhur Agung.
Lebih kurang maknanya adalah “Tempat Leluhur Matahari” atau “Tempat Leluhur bangsa Matahari” yang ditandai dengan adanya pura agung Gunung Parang (Pa-Ra-Hyang) di Jati Luhur – Purwakreta/Karta.
Diduga seluruh bentuk gerbang pura dan gerbang keratuan (keraton) Nusantara yang ada pada saat ini mengacu kepada bentuk dasar Gunung Parang di Jati Luhur – Purwa Kreta ini.
Gunung Padang merupakan perlambangan titik pusat cahaya (matahari) dalam posisi LINGGA, yang didukung oleh lingkungan (lingkar perbukitan) yang mengelilingi gunung Padang sebagai YONI-nya.
Hal ini menunjukan alasan, itu sebabnya gunung Padang dibangun ditempat tersebut. Jadi bukan secara acak tanpa perhitungan,
justru hal ini menunjukan hasil survey para leluhur yang luar biasa dan sungguh-sungguh dalam menentukan letak bangunan suci.
Boleh jadi istilah CAANG PADANG (terang-menderang) itu merupakan kata sandi atas “Pura Matahari”,
yang dengan sengaja disembunyikan agar tidak dihancurkan oleh musuh bebuyutan Keraton Galuh Agung – Nusantara.
Maka dari itu untuk memahami keberadaan situs Gunung Padang, kita tidak boleh hanya tertuju kepada obyek situsnya saja. Sebab mustahil para Leluhur Galuh Agung terlepas dari konsep alam secara menyeluruh.
Mereka sangat memuja alam sebagai lingkungan hidup yang harus selalu dihormati dan terjaga kesuciannya.
Begitulah kebijakan para leluhur bangsa kita.
Dan apabila kita berbicara tentang wilayah Sunda, itu tidak hanya Jawa Barat. Itu adalah penyempitan Wilayah.
Wilayah Sunda terdiri dari :
1. Sundaland
Sundaland adalah suatu wilayah biogeografis di Asia Tenggara yang juga mengacu kepada sebuah daratan yang lebih luas yang pernah ada selama 2,6 juta tahun ketika permukaan air laut lebih rendah.
2. Sunda Besar
Kepulauan Sunda Besar adalah sekumpulan/gugusan pulau di Indonesia bagian Barat yang meliputi: Kalimantan Jawa Sulawesi Sumatra Gugusan ini secara politis terbagi antara Indonesia, Brunei, Malaysia hingga Madagaskar.
3. Sunda Kecil
Kepulauan Nusa Tenggara atau Kepulauan Sunda Kecil, adalah gugusan pulau-pulau di sebelah timur Pulau Jawa, dari Pulau Bali di sebelah barat, hingga Pulau Timor di sebelah timur.
Yang bahaya nya, dari tulisan diatas, apabila dikerucutkan lagi, pasti mengkerucut kepada kekayaan alam, barulah kita sadar, mengapa bangsa lain sangat tertarik untuk menguasai bangsa ini.
Seperti di buku "Eden in The East/Surga di Timur" karya Stephen Oppenheimer, bahwa kita adalah Surga dari Timur, banyak bangsa yang cemburu kepada Indonesia dan berbondong bondong masuk ke dalam Negara kita ini.
Karena Sumber daya alam nya, nilai nilai ajaran nya, itulah sebabnya Bangsa kita selalu dibodohi.
Penyelewengan tentang cerita Sangkuriang yang menuturkan tentang perkawinan DAYANG SUMBI dan SITUMANG (anjing) hingga melahirkan Sangkuriang (Sang Guru Hyang).
Dilingkungan masyarakat Sunda sangat-lah banyak, bahkan telah membuat sebagian masyarakat Jawa Barat merasa malu, karena disebut keturunan 'anjing’ (SITUMANG).
padahal sebenarnya kisah itu merupakan silib-siloka (perumpamaan) mengenai konsep awal kelahiran KETATA-NAGA-RA-an di muka Bumi,
yang kemudian menyebar ke seluruh dunia dengan menggunakan 3 pola hukum (HYANG, RAMA, RATU, RASI atau DATUK). Tentu saja melalui AJAR PIKUKUH SUNDA yaitu : welas-asih / cinta-kasih.
Maka dari itu istilah Sunda sama sekali bukan Ras, suku, agama ataupun wilayah kecil dan sempit yg disebut jawa barat.
Sunda merupakan pola peradaban TATA-BUANA AWAL yang dibangun melalui nilai-nilai TATA-SALIRA, TATA-NAGA-RA, TATA-BUANA,
hingga pemetaan konstelasi perbintangan TATA-SURYA sebagai cara penghitungan KALA / TIKA / WAKTU / WAYAH, dan seterusnya.
Seharusnya kita kagum, melihatnya sebagai warisan bukti kecerdasan Leluhur. Seolah olah tiada habisnya untuk dibedah.
Tak habis pikirnya kenapa manusia bisa mencapai pengetahuan tinggi seperti ini, yang kemudian menjadi ilmu dan pakem untuk mendasari banyak aspek kehidupan. kompak, kumplit, terintegrasi.
Hanya orang bodoh yang tidak mengetahui kesuburan dan kekayaan negeri yang maha cantik ini.
Keterlaluan bangsa ini, Leluhur Bangsa Lain dipuja puji, sedangkan leluhur bangsa sendiri disingkirkan, dihinakan, dicaci-maki,
dan dicap sebagai penganut Paganisme, Animisme, Dinamisme, dan lain sebagainya. Tapi anehnya hingga saat ini kita tidak pernah mendengar penganut Paganisme, Animisme, Dinamisme
yang merusak alam dan lingkungan hidup, masang BOM, apalagi korupsi.
Jadi jangan terkecoh oleh propaganda bangsa asing, walaupun dalam bentuk ‘ilmu pengetahuan’.
Padahal para leluhur kita itulah yang mewariskan dan membuat kita saat ini dapat:
1. Makan
2. Minum
3. Tidur
4. Berjalan
5. Mencari kehidupan
6. Berketurunan, dll.
Itu juga jika kita orang yang tahu diri, punya rasa malu dan tahu membalas Budhi.
MARI KITA MERDEKA DAN BERDAULAT ATAS ILMU PENGETAHUAN DAN SEJARAH BANGSA KITA SENDIRI, MERDEKA DAN BERDAULAT DI BUMI PERTIWI!
Terlalu banyak karya karya hebat leluhur Nusantara yang hebat dan warisanya untuk kita anak Nusantara, dan itu semua hasil karya yang kalian sebut sesat, primitif, dan bodoh itu.
Sebagian besar orang termakan oleh propaganda biadab tentang ajaran leluhur Nusantara.
Tuduhan keji kepada para leluhur tidak tanggung. Dari menyembah matahari, batu, pohon, setan, memberi makan setan, dan sesat.
Dan ironinya hal itu dipercaya oleh sebagian besar anak bangsa Nusantara.
Bisnis yang paling laku, adalah bisnis ketakutan.
Film mempunyai peran besar untuk menghancurkan budaya kita.
(Contoh : Penyelewengan tentang Sajen)
Jika sejarah, ajaran, dan tanah air sudah direbut oleh bangsa asing maka derajat bangsa Indonesia lebih rendah dari bangkai binatang di tempat sampah!
-Lq Hendrawan
Mana hasil bangsa yang anda agung agungkan itu? Perpecahan dan kehilangan jati diri bangsa?
Kami tegaskan kami tuan rumah di Nusantara ini, DAN ANDA ADALAH TAMUNYA. Kami kini kecewa karena penerimaan kami yang ramah kepada para tamu, disalahkan gunakan oleh anda.
Untuk mengubah perilaku dan cara kami berkebudayaan dan berperadaban.
Jelas kami mempunyai cara berpakaian sendiri, kami mempunyai warisan budaya dan tradisi, dari orang kami sendiri, yang berwarna warni.
ANDA SUDAH MENGATUR CARA KAMI BERPENAMPILAN DAN BERPAKAIAN, HINGGA MENGUBAH PENAMPAKAN WARGA KAMI. PAKAIAN ANDA SEPERTI KARENA TINGGAL DI LINGKUNGAN SEPERTI ITU.
Pakaian kami seperti ini karena tinggal dilingkungan seperti ini wilayah tropis di khatulistiwa.
Kami bukan bangsa yang gelap mata, kami adalah manusia seutuhnya, jangan anda memborong kesopanan anda dan kebiasaan sesuai versi anda.
Bangsa kami juga punya tata Krama, kesantunan, dan punya akal Budi.
Tuhan menurunkan kami di Bumi Nusantara untuk menjadi Indonesia bangga, bukan untuk menjadi bagian dari negri jajahan budaya anda.
Tuhan yang anda sembah adalah tuhan yang kami muliakan juga, tuhan yang tidak menyeragamkan, yang menciptakan manusia yang bermacam-macam ragam, bersuku suku sang berbangsa bangsa.
Saat ini sebagian dari penerus bangsa ini sudah rusak, kami kehilangan ke Indonesia kami, kami dipisahkan dan disekat oleh perbedaan agama dari saudara saudara kami, sesama anak bangsa di Nusantara ini.
Kami bukan mesin agama, kami punya peradaban, kami negri yang berdaulat.
Generasi mendatang akan segera tiba dan mereka sedang menunggu cerita kita.
Sering tanpa sadar, kita sibuk memikirkan dan membicarakan masalah orang lain, seolah olah diri sendiri kekurangan masalah.
Mereka merindukan "cerita indah" yang bisa dijadikan pelajaran, bukan "cerita kebencian, pengkhianat".

KEMBALIKAN KEJAYAAN BANGSA MATAHARI!
Selesai.

Hatur Nuhun.
Paralun ka pini sepuh, neda hampura sapapanjangna.
Tabe pun.
Ah-Ung.

Mugia Rahayu Sagung Dumadi🙏🏻
Tulisan diatas adalah rangkuman dari :
- Tulisan Abah Uci / LQ Hendrawan
- YouTube Budi Dalton @budi_dalton
- YouTube Maknakala.

(Sumber Gambar : Google, Twitter, Facebook).
Lampiran :
(Sumber : YouTube Channel Insights and Inspirative Channel)

Links :
(Sumber : YouTube Channel Insights and Inspirative Channel)

Link :
(Sumber : YouTube Channel Insights and Inspirative Channel)

Link :
(Sumber : YouTube Channel Maknakala)
(Sumber : YouTube Channel Maknakala)
(Sumber : YouTube Channel RWP-USA)
(Sumber : YouTube Channel RWP-USA)
(Sumber : YouTube Channel Proyek Budi Dalton)
(Sumber : YouTube Channel Napak Jagad Pasundan)
(Sumber : YouTube Channel RWP-USA)
Penjelasan tentang Puragabasa

(Sumber : YouTube Channel Proyek Budi Dalton)

Link :

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with #BangsaMatahari

#BangsaMatahari Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @elpelahap

29 Apr
Kita adalah bangsa Matahari.

-sebuah utas-
Bangsa Mesir kuno sebutan “Amon” mengingatkan kita kepada istilah “panon” yang berarti “mata” yang terdapat pada kata “Sang Hyang Manon” yaitu penamaan lain bagi Matahari di masyarakat Jawa Barat jaman dahulu (apakah kata Amon dan Manon memiliki makna yang sama?)
Selain di Asia (Mesir) bangsa Indian di Amerika-pun sangat memuja Matahari (sebagai simbol leluhur, dan mereka menyebut dirinya sebagai bangsa “kulit merah”).
Read 59 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!

Follow Us on Twitter!