Tahun lalu, gue kasih lemari baju ke kuli yg sering kerja di rumah, trus gue sok minimalis gitu anaknya, beli tiang gantungan baju 70rb di Shopee.
Mikirnya, “pokoknya gue skrg harus pake baju basic-basic aja.”
Ga taunya, entah kesamber apa, akhir tahun lalu gue jadi centil... Dari yg bajunya aut-autan, bodo amat soal baju, jadi ngulik fashion & fashion design.
Baju yg gue beli di rentang akhir tahun lalu sampai sekarang, itu lebih banyak dari baju yg gue beli sepanjang 19 tahun hidup.
Sekarang tu tiang roboh. Tiap sore kerjaan gue masang balik tiangnya tp ya udah tau diri aja, itu tiang dari plastik... Harga 70rb tp gue paksain banget.
Alhasil, sekarang baju gue semua numpuk di container plastik kayak org kebanjiran :”)
Mending kasih gue ide harus pake apa ini nampung bajunya 😭
Kamar gue kecil & salah perhitungan bgt waktu itu gue malah beli lemari buat baju bayi yg lumayan makan tempat (buat gue taro underwear & baju tidur). Gimana y....
Gue jadi bulan-bulanan rakyat tiap kali ada yang ke kamar gw karena perkara tiang ini, kalian mesti tau ni tiang kalo miring lucu banget kayak iklan mizone
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
Untuk guru dan orang tua, di usia sekolah, anak bandel tidak perlu diberi ultimatum hidupnya pasti gagal.
Selama bandelnya bukan membunuh, mencuri, memerkosa, dan tindak kriminal lain, bisa dipastikan they’ll find their way eventually.
Kenakalan seperti tidak mematuhi peraturan sekolah & rumah dan konfrontasi intens antar ortu-anak hanya bagian dari fase pemberontakan yg umum dilalui remaja.
Sebagai orang dewasa, seharusnya mengawasi & mendampingi, bukannya berkata seakan-akan masa depan mereka pasti suram 🤒
Balik lagi ke individunya, sih.
Dulu pas SMP gue nakal & academically kurang. Dikatain “cakep-cakep bego, mau jadi apa?,” ada guru yg ikut nyeletuk, “cewe ga bener?,” malem-malem nangis, potong rambut, bertekad buat berubah & buktiin mereka salah. Akhirnya bisa ranking 3 besar.
Jawaban untuk soal seperti ini kan bentuknya opini (si pembuat soal), tapi kita diharuskan untuk memilih opini yang seragam dengan dipakainya tipe soal pilihan ini. Padahal mana ada yg tau isi kepala dia apa ya.....
Pernah protes ke guru PKN soal ini, apalagi waktu itu sekelas hampir semuanya ga lulus pas ujian dia yg kebanyakan pilihan ganda dengan opininya sendiri.
Perdebatan ditutup dengan, “tau apa kamu??? Kamu kan murid,” ok.
Untuk menetralisir keributan di tl, mending kita bahas tipe-tipe Chinese dumplings (餃子) 🥟😚
Dumpling di Cina umumnya berasal dari Cina bagian Utara.
Kalau Cina Selatan makanan utamanya beras, Cina Utara kaya akan gandum~ jadi mereka banyak banget mengonsumsi dumpling dan mie.
1) Jiaozi (餃子) adalah bentuk paling umum di Cina.
Dibentuk menyerupai yuanbao atau uang batangan emas yang dipakai di era Dinasti Ming. Makanya, jiaozi sering dimakan di festival2 penting seperti malam Imlek, sebagai simbol doa untuk dapat uang yang banyak.
Which one is your favorite out of the big three and why?
I love SM for creating the blueprint of K-pop groups & they’re experimenting with different concepts for each group, like??? SJ was the first one in SK to use subunit concept, first foreigner idol member, first variety-dols 🤯
GG was the first girl group to win the Daesang with Oh!, topped Melon for a total of 8 weeks with Gee, the first Asian girl group to achieve over 100 million views on five separate music videos, I love my girls pls have a nice day OT9 unnies
Sadar ga sih kalo kelompok Thai-Chinese jarang dibicarakan padahal mereka adalah populasi Tiongkok perantauan terbesar di dunia.
Makanya, hari ini sy ingin membahas Thai-Chinese (泰國華人).
Menurut sejarah, penduduk yang kini disebut sebagai penduduk asli Thai, merupakan subgrup dari etnis Tai yang dulunya bertempat di sekitar Guangxi, Cina Selatan.
Lalu menyebar ke Asia Tenggara saat banyak penduduk Cina Utara pindah ke Selatan di era Dinasti Qin.
Tapi kita ga akan bahas etnis Tai, melainkan sekelompok orang yang mengidentifikasikan dirinya sebagai ‘etnis Han’ dan datang ke Kerajaan Ayutthaya (sekarang Thailand) mulai pada abad ke-13.
Anggapan semua orang Tionghoa-Indonesia ber-privilege justru menyakiti mereka yg bisnisnya merintis dari bawah atau yang berasal dari daerah-daerah terpencil.
Ga semuanya koko-cici PIK atau Crazy Rich Surabaya. Sekali-kali liat lah gang-gang sempit di Jakarta Barat.
Sekolah kecil yang murah dengan mayoritas murid Tionghoa di Jakarta Barat, umumnya logat murid-muridnya masih kental dialek Cina,
Indonesianya ga begitu lancar, maklum baru generasi pertama di Jakarta, pulang sekolah bantu jualan kwetiau atau susu kacang.
Sekolah gue dulu di Jakarta Pusat tapi berbatasan dengan Jakarta Barat.
Banyak anak-anak generasi pertama di Jakarta ini (ortunya dari daerah, baru merantau), ga lanjut kuliah, ga ada biayanya. Mereka langsung kerja, banyak yg ke luar negeri jadi pekerja kasar.