Dalam presentasi di raker @BPIPRI tadi siang, saya sampaikan apa adanya peta percakapan dan polarisasi tentang 'Pancasila' (Sep 2020-April 2021) dan 'Wawasan Kebangsaan' (4-5 Mei 2021).
Berikut ini khusus untuk topik kedua.
>>
KONTEKS
Topik "wawasan kebangsaan" mencuat seiring dengan tidak lulusnya 75 pengawai @KPK_RI dalam test Wawasan Kebangsaan. Pro-kontra tentang test ini muncul, karena pertanyaan test dinilai janggal dan diduga ada upaya menyingkirkan orang2 berintegritas di KPK.
TREN
Percakapan ini mulai muncul tanggal 4 Mei. Begitu ramai di media online, netizen di media sosial (Twitter) langsung ramai membahasnya. Tren berlanjut hingga hari ini (5 Mei).
SNA
Peta jejaring sosial tentang Wawasan Kebangsaan memperlihatkan adanya dua cluster besar. Yang terbesar adalah cluster netizen umum dan kontra pemerintah. Sentimen sangat negatif (merah), yang dimotori oleh akun2 yang selama ini kontra seperti @msaid_didu, @HukumDan, dll; dan
Sedangkan cluster kedua dari akun2 yang selama ini pro pemerintah. Sentimen mereka cukup positif (hijau) terhadap test wawasan kebangsaan ini, dimotori oleh top influencers seperti @Dennysiregar7, @FerdinandHaean3, @kangdede78, @P3nj3l4j4h_id, dll.
Tampak ada sub-cluster kecil yang turut mendukung test, terdiri dari beberapa akun yang saling meretweet dan kurang interaksinya dengan cluster besar di sampingnya. Misal ada akun @ManoharaSekar dkk.
Jika diperluas menjadi 32 top influencers, terdapat 19 akun yang pro pegawai KPK dan 13 akun yang kontra. Ini memperlihatkan pro-kontra yang cukup kuat meski masih dominan dari cluster yg mendukung pegawai KPK, dan dimotori oleh influencer yang beragam latar belakangnya.
TOP NARASI
Apa narasi yang diangkat oleh netizen pro-kontra ini? Dari 21 sample cuitan yang paling besar retweetnya, didapat 16 cuitan yang pro pegawai KPK, dan 5 yang kontra.
Narasi yang kontra pegawai KPK terutama adalah bahwa test wawasan kebangsaan ini untuk membersihkan pegawai yang radikal, serta memperlihatkan adanya kelompok taliban dan pendukung Rizieq di KPK. Mereka perlu dibersihkan.
Sedangkan para pendukung pegawai KPK membangun kontra narasi bahwa sesungguhnya test wawasan kebangsaan ini bukan untuk membersihkan unsur radikalisme, Taliban, dan pendukung Rizieq Shihab, tetapi untuk menyingkirkan mereka yang punya "integritas" dan "teguh melawan korupsi".
Mereka buktikan dengan data, bahwa dari 75 pegawai itu, sebanyak 40 orang (53%) adalah non muslim. Kesamaan mereka adalah pada "integritasnya".
ANALISIS SENTIMEN
Peta SNA yang memperlihatkan cluster terbesar dari pengritik test wawasan kebangsaan, sejalan dengan analisis sentimen yg memperlihatkan 60% negatif terhadap test ini. Namun cukup banyak juga yang mendukung, sebesar 29%.
ANALISIS EMOSI
Emosi paling dominan adalah "surprise". Emosi ini terutama dibangun dari narasi yang kontra pegawai KPK yg tidak lolos. Surprise banyak yang mendukung Rizieq Shihab, ada 75 kadrun; dan tak heran banyak yg tidak lolos karena fakir wawasan kebangsaan.
Berikutnya adalah emosi "anger". Emosi ini dominan dibangun dari narasi yang pro pegawai KPK, kesal karena mereka yang punya integritas melawan korupsi disingkirkan. Juga kesal dg narasi radikalisme untuk menutupi kenyataan 40 dari 75 pegawai yg tak lolos adalah non muslim.
Emosi ketiga adalah "trust". Emosi ini dibangun oleh narasi yang kontra pegawai KPK, yang menunjukkan kepercayaan kepada test wawasan kebangsaan, karena dibuat oleh BKN. Juga percaya bahwa 75 pegawai yg tidak lolos ini punya hubungan dengan komisioner sebelumnya.
KESIMPULAN
1/ Tidak lulusnya 75 pegawai KPK termasuk Novel Baswedan dalam test Wawasan Kebangsaan telah menjadi pertanyaan besar publik tentang isi dan tujuan dari test ini.
2/ Sentimen negatif sangat besar terhadap test ini yang dianggap sebagai bentuk seleksi mirip jaman ORBA dan sebagai upaya pelemahan KPK.
3/ Sementara dari pendukung pemerintah, test ini untuk menunjukkan adanya pegawai yang radikal dan seperti Taliban.
4/ Bagi @BPIPRI, asosiasi negatif dan pro-kontra yang muncul terkait wawasan kebangsaan perlu diantisipasi; ini bisa berdampak pada munculnya skeptisisme dan sentimen negatif publik terhadap wawasan kebangsaan itu sendiri di masa mendatang.
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
Saya minta ke ChatGPT dengan prompt ini: Buatkan kurikulum Coding dan AI untuk siswa SD di Indonesia. Pelajari kurikulum tentang ini yang sudah ada di berbagai negara, gunakan best practice mereka.
Berikut adalah draft kurikulum Coding dan AI untuk siswa SD di Indonesia, yang mengadopsi best practices dari berbagai negara.
Coding, Game, dan Buang Sampah
Buatkan tugas membuat Game untuk anak SD kelas 3, agar mereka bisa menjadi rajin membuang sampah pada tempatnya.
Coding, Game, dan Adab kepada Orang Tua dan Guru
Buatkan tugas membuat Game untuk anak SD kelas 3, agar mereka bisa menjadi anak yang hormat pada guru dan orang tua.
Ini kenapa topik "Fufufafa" sudah hampir 1 bulan belum ada tanda-tanda akan reda juga. Malah hari ini naik lagi.
Saya ambil pemberitaan di online news dalam 2 hari terakhir, lalu minta AI untuk merangkum pendapat tokoh yang diquote oleh berita.
Refly Harun: Pakar hukum tata negara ini menegaskan bahwa akun Kaskus Fufufafa tidak berhubungan dengan Prabowo Subianto, meskipun Prabowo memiliki pengaruh untuk menghentikan potensi impeachment terhadap Gibran. Refly juga menyatakan bahwa Fufufafa semakin menguatkan pandangan bahwa Gibran tidak layak menjadi wakil presiden.
Jhon Sitorus: Pegiat media sosial ini sangat yakin bahwa akun Fufufafa adalah milik Gibran Rakabuming Raka, dengan menyebutkan bukti-bukti yang mengarah ke keterkaitan antara nomor ponsel Gibran dan akun tersebut. Ia menegaskan bahwa bukti-bukti ini menunjukkan kepemilikan Gibran secara jelas.
Jimly Asshiddiqie: Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi ini mengungkapkan bahwa efek dari isu Fufufafa sangat luar biasa, menimbulkan kemarahan yang meluas di masyarakat. Ia juga meminta agar publik melupakan isu ini, meskipun ia menyadari bahwa hal tersebut sulit dilakukan.
Muslim Arbi: Direktur Gerakan Perubahan ini menilai bahwa Gibran tidak bisa mengelak dari tuduhan sebagai pemilik akun Fufufafa, dan ia mengaitkan isu ini dengan karakter Gibran yang dianggap tidak pantas untuk posisi wakil presiden.
Feri Amsari: Hukum Universitas Andalas ini menekankan pentingnya klarifikasi mengenai keterkaitan Gibran dengan akun Fufufafa, dan ia menganggap bahwa isu ini perlu ditangani secara serius.
Henri Subiakto: Pengamat politik ini mengkritik perilaku komunikasi Gibran dan Kaesang, yang dianggap menunjukkan karakter yang tidak bermoral. Ia menekankan bahwa jika ada kesalahan, sebaiknya Gibran meminta maaf.
Dr. Tifa: Seorang dokter yang juga aktif di media sosial, berharap agar Prabowo mengambil tindakan terkait polemik akun Fufufafa, yang dianggap merugikan citra Gibran.
Kesimpulannya, isu mengenai akun Fufufafa yang diduga milik Gibran Rakabuming Raka telah memicu berbagai pendapat dari tokoh-tokoh publik. Banyak yang menilai bahwa Gibran tidak layak untuk menjabat sebagai wakil presiden, sementara yang lain menekankan pentingnya klarifikasi dan tindakan dari pihak terkait untuk menyelesaikan polemik ini. Isu ini juga menunjukkan dampak besar terhadap citra politik Gibran dan hubungan antara tokoh-tokoh politik di Indonesia.
Sedang ramai soal kritikan JK kepada Nadiem Makarim yang dinilai jarang berkunjung ke daerah.
Saya coba gunakan fitur baru di Drone Emprit yang memanfaatkan LLM, untuk membuat tabel kegiatan kunjungan yang dilakukan oleh Nadiem dalam periode tertentu secara otomatis.
Saya gunakan sumber data Online News, untuk periode April-Juni 2023, yang mengandung kata kunci "Nadiem" dan filter "kunjungan, mengunjungi, mendatangi, dll".
Promptnya: Buat tabel tempat yang dikunjungi Nadiem: no, tanggal, Lokasi, kota, tujuan kunjungan, website. Jangan masukkan "jakarta", berdasarkan data yang diberikan saja.
Hasilnya seperti ini. Ada yang missed, "Kuningan" dianggap nama "kota" wkwk.
Saya minta AI buat membaca lagi, mosok hanya sedikit tempat yang dikunjungi, dan kebanyakan di luar negeri. Saya koreksi juga soal Kuningan.
Fix, hasilnya tetap tidak berubah.
Sekarang saya coba ganti periodenya dari Juli-Oktober 2023. Awalnya cuma dua, lalu saya marahin itu AI. Tambah dua entry lagi. Tapi sebenarnya 3 entri itu kunjungan ke lokasi yang sama.
Kenapa saya percaya Quick Count? Lihat ilustrasi ini.
Kita ingin menghitung Populasi yang di dalamnya ada kelompok A, B, dan C. Jumlah dan persentasenya seperti dalam kotak nomor #1, A=25%, B=50%, C=25%.
Saat melakukan Real Count seperti dalam kontak #2, butuh waktu lama karena jumlah populasinya banyak, sehingga baru sebagian yang terhitung. Saat menghitung, tidak dipilih-pilih secara proporsional dari A,B, atau C. First come first. Hasilnya, yang A terhitung semua, B baru sebagian, C paliing sedikit.
Akibatnya persentase A=43%, B=43%, C=14%. Si A seneng banget karena banyak presentasenya. Tapi kan ini tidak sesuai Populasi sebenarnya di kotak #1?
Kemudian ada Quick Count seperti dalam kotak #3. Yang dihitung lebih sedikit dari yang sudah dihitung di Real Count. Tapi yang dihitung sudah dipilih-pilih secara proporsional, dari A=1, B=2, dan C=1. Kalau diprosentase, hasilnya A=25%, B=50%, C=25%. Lho kok sama seperti prosentasi populasi?
Nah pertanyaan di kotak #4, mana yang lebih mendekati "Populasi sebenarnya"? Real Count yang belum selesai, atau Quick Count yang sudah kelar?
I love Statistics. 🩷🩷🩷
🔥🔥🔥
Bagaimana dengan Quick Count pada Pilpres 2024 ini?
Ini yang saya tahu ya, dari beberapa lembaga QC, ada yang deket ke 01, 02, atau 03.
Kedai Kopi, Om Hensat deket ke 01, hasilnya:
01=24.2%
02=58.96%
03=16.84%
LSI Denny JA, deket ke 02, hasilnya:
01=25.21%
02=58%
03=16.73%
Charta Politika, deket ke 03, hasilnya:
01=25.52%
02=57.30%
03=17.31%
Semua mirip. Selama metode multistage random sampling yang digunakan sudah benar, hasilnya juga ndak jauh beda.
Terus, masalahnya ada di mana?
Masalahnya bukan pada saat pencoblosan, Quick Count, atau Real Count. Tapi ada pada proses-proses sebelum itu, yang membuat rakyat akhirnya menghasilkan output seperti dalam QC dan RC ini.
QC dan RC ini memvalidasi hasil kerja keras dari proses, prakondisi, pengkodisian, kampanye, dll sebelum pencoblosan.
Apa saja proses-proses itu? Nah ini saya yo ndak tahu. Mungkin bisa dicek di film yang sempat viral sebelum hari H pencoblosan itu.
Di tengah atmosfer politik yang memanas menjelang Pemilu 2024 di Indonesia, munculnya film dokumenter 'Dirty Vote' telah membawa gelombang baru dalam diskusi publik tentang integritas pemilihan umum.
Bagaimana peta percakapan di Twitter, Tiktok, dan pemberitaan di media online tentang film "Dirty Vote" ini?
ANALISIS DRONE EMPRIT
TWITTER, TIKTOK, BERITA ONLINE
10-12 FEBRUARI 2024
METODOLOGI
• Sumber: Twitter, News, TikTok
• Periode tanggal: 10-12 Februari 2024
• Keyword: Dirty Vote, DirtyVote
TREN ”DIRTY VOTE” DI TWITTER
Volume percakapan sejak 10 Februari 2024 ketika film ini diumumkan akan dirilis di YouTube, kemudian saat diluncurkan pada 11 Febuari, hingga perdebatan di hari berikutnya, memperlihatkan tren yang terus meningkat.
Pada tanggal 10 Februari 2024, di Jakarta terjadi dua kampanye akbar terakhir dari dua paslon 01 dan 02. Penyebutan lokasi kampanye ini, JIS untuk paslon 01 dan GBK untuk paslon 02, menarik untuk dibandingkan.
Bagaimana popularitas kedua lokasi yang sering dibandingkan netizen ini? Lokasi mana yang paling sering disebut, bagaimana interaksinya?
Sejak tanggal 7 Februari hingga hari H acara tanggal 10 Februari 2024, trend percakapan di Twitter tentang JIS selalu lebih tinggi dibandingkan tentang GBK. Puncaknya mention keduanya terjadi pada tanggal 10 Februari 2024.