NitNot ❘ Profile picture
May 20, 2021 31 tweets 8 min read Read on X
PENDIDIKAN, KUNCI KEBANGKITAN NASIONAL
.
.
.
.
.

Dalam satu tarikan garis lurus, Kebangkitan Nasional 20 Mei 1908, Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 dan Proklamasi 17 Agustus 1945 adalah sejarah tentang bagaimana bangunan sebuah negara yang wilayahnya
membentang dari Sabang sampai Merauke itu dibangun.
.
.

Ada proses panjang harus dilalui. Pondasi yang baik sangat menentukan kualitas bangunan yang akan dibangun di atasnya. Pun Indonesia merdeka.
Sebagai sebuah bangunan, peristiwa Kebangkitan Nasional adalah tentang pondasi yang dibuat demi tujuan Indonesia merdeka.

Kritik Jurnalis Pieter Brooshooft (1845-1921), tentang kewajiban moral Belanda untuk memberi lebih banyak hak kepada rakyat Hindia Belanda ditanggapi
pemerintah kolonial.
.
.

Pada tahun 1901, Ratu Belanda secara resmi mendeklarasikan "Kebijakan Etis" yang bertujuan membawa kemajuan dan kemakmuran bagi rakyat Hindia. Itu hanya dimungkinkan dengan hadirnya pendidikan dan maka banyak berdiri sekolah-sekolah.
Pendidikan pada anak negeri ini pada akhirnya menghadirkan kesadaran individual tentang pentingnya makna kebangsaan.
Ketika dilakukan secara kolektif, BOEDI OETOMO sebuah organisasi yg bergerak di bidang sosial, ekonomi & budaya didirikan, oleh Dr Sutomo & para mahasiswa School tot Opleiding van Indische Artsen atau STOVIA pada 20 Mei 1908 adalah cikal bakal bagi lahirnya pergerakan Nasional.
Itu pondasi awal bangunan bernama NKRI.

Entah karena apa, pondasi kita hari tampak keropos. Bangunan bernama NKRI itu sering terlihat goyang dan tak lagi kokoh.

Cara kita hidup dalam kebersamaan tanpa sekat sedang digugat dan kita kalah.
Rasa bangga pada kebangsaan kita sedang mendapat perlawanan masif tanpa sedikit pun jeda selama beberapa tahun ini dan kita lelah.
.
.

Hal itu mudah kita lihat dari bagaimana kita saling tikam sebagai sesama anak bangsa hanya karena masalah sepele.
Hari ini, (terutama saat perseteruan Palestina dan Israel mendapat moment) kebersamaan kita dalam satu Indonesia benar-benar mendapatkan ujiannya. Warna agama demikian mengkristal dalam saling klaim benar pada cara kita berpihak dan kita sama-sama telah menetapkan posisi.
Kita berdiri dalam saling berhadapan. Tercerai kita dalam anggap paling benar pada masing-masing.

Rasa kebangsaan kita hanyut dalam arus deras bujukan surga kaum kanan dan kita terhempas pada sudut itu. Kita tak berdaya...
Rasionalitas kita terpinggirkan oleh rasa takut dan kita memilih berkelompok pada kaum yang sewarna dengan kita. Itu seperti kita abai pada kemanusiaan sekaligus kebangsaan. Luntur dalam warna, merah putih kita tak lagi menjadi harga mati.
Sebagai satu nasional, kita terlihat compang camping. Terlalu mudah tubuh kita terkontaminasi oleh faktor luar. Kita terpapar dan lemah. Kita seperti bangunan yang tak lagi berdiri di atas pondasi yang benar.
Kita butuh memperbaiki pondasi rumah kita bersama. Kita "rebuild" Kebangkitan Nasional dalam cara sama kita pernah lakukan sebagai dasar, pendidikan.
Membayangkan bahwa setelah 75 tahun kita merdeka debat kita hanya melulu soal akhlak, surga, ayat, cara berdoa, adalah penistaan atas rasionalitas. Memalukan bin menggelikan. Itu seperti kita berbalik pada jaman batu di mana otak tak banyak diperlukan.
Dan hal itu sangat terkait dengan kualitas pendidikan kita.
.
.

"Emang kenapa dengan pendidikan kita?"

Bagaimana bila ternyata Indonesia menempati urutan 12 dari 12 negara yang di nilai di Asia? Itu kata survei Political and Economic Risk Consultant (PERC).
Bagaimana bila dari 146.052 SD di Indonesia ternyata hanya delapan sekolah saja yang mendapat pengakuan dunia dalam kategori The Primary Years Program (PYP)?
Bagaimana pula bila dari 20.918 SMP di Indonesia ternyata juga hanya delapan sekolah yang mendapat pengakuan dunia dalam kategori The Middle Years Program (MYP)?
Dan bagaimana pula bila dari 8.036 SMA ternyata hanya tujuh sekolah saja yang mendapat pengakuan dunia dalam kategori The Diploma Program (DP)?

"Artinya?"

Mbuh..!!
Yang saya tahu, dengan bangga mereka sering bilang bahwa baju seragam sekolah bernuansa agama menunjukkan akhlak. Yang saya tahu, murid mendapat nilai 50 pada pelajaran agama tak naik kelas. Yang saya tahu, pelajaran agama diberikan sejak dari kelas 1-12 bahkan hingga kuliah.
Yang saya tahu, anak bikin tiktok dan trending bukan dibina tapi dibinasakan dengan dikeluarkan dari sekolah.🤦

Kita butuh revolusi pendidikan. Kita berharap banyak pada Menteri Pendidikan Nadiem akan memberi warna berbeda pada sistem Pendidikan kita.
Baru-baru ini, pada podcast dengan Presiden, Nadiem mengatakan, "Untuk pertama kalinya dalam sejarah Indonesia, akan diadakan survei karakter, dimana nilai-nilai Pancasila dapat kita ukur dan kuantifikasi per sekolah.
Isu-isu seperti intoleransi, kekerasan seksual, dan perundungan dapat diukur dan menjadi salah satu program big data pertama Indonesia."

Nantinya, melalui Asesmen Nasional yang menjadi pengganti UN, siswa bakal dinilai berdasarkan kemampuan literasi dan numerasi.
Siswa juga bakal mengikuti survei karakter dalam asesmen tersebut. Ini penting, selain sistem hafalan benar-benar akan mulai ditinggalkan, Pancasila kembali menjadi tuan rumah dalam pendidikan kita.
Ketika Kementerian pendidikan disatukan dengan riset dan teknologi, di sana sinergi pendidikan dan penelitian akan mengajak pendidik dan anak didik masuk pada ranah ilmiah.
Di sisi lain, belum lama ini kita juga dengar adanya rencana sebuah konsorsium swasta ingin menciptakan komunitas berbasis iptek di mana research, inovasi, teknologi, dan investasi saling berterkaitan.
Di sana, di Bukit Algoritma Sukabumi Jawa Barat, komunitas yang digadang Budiman Sudjatmiko sebagai Silicon Valley nya Indonesia ini diharapkan memberi kontribusi pada sehat masyarakat kita sebagai insan sadar iptek memiliki tempat berkarya.
Bukankah itu seperti sebuah kebetulan? Seperti harapan terwujud dalam saat bersamaan? Kita patut berharap banyak pada kolaborasi Pendidikan kita dengan entitas Bukit Algoritma yang pada suatu saat nanti dapat melahirkan banyak manusia unggul.
Kebangkitan Nasional dari keterpurukan kita yang lama bergeming sebagai pondasi atas akan didirikannya bangunan bernama NKRI yang berisi manusia-manusia unggul adalah keniscayaan yang tak boleh ditunda.
Kita sudah sangat tertinggal dalam banyak hal dan debat kusir tentang agama hingga akhlak sebaiknya tak lagi menjadi satu-satunya keunggulan bagi rakyat negara ini.
Kita berharap banyak pada para nasionalis seperti @nadiemmakarim dan @budimandjatmiko mampu mengisi celah kosong yang lama telah ditinggal para penghuninya.
Sumpah Pemuda sebagai ikrar bersama kita tuju dan proklamasi dalam wajah negara ini tinggal landas menjadi negara maju, adalah cita-cita kemerdekaan yang sesungguhnya.
.
.
.

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with NitNot ❘

NitNot ❘ Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @Leonita_Lestari

Jun 7
SRI MULYANI DAN BASUKI HADI MEMANG DUA TANDUK JOKOWI
.
.
.

Basuki Hadimuljono dan Sri Mulyani sepakat untuk menunda waktu pemberlakuan Tapera.

“Dari kapan ke kapan?”

Dari tahun 2027 ke waktu yang belum beliau sebut.

“Emang pak Jokowi ingin Tapera itu diberlakukan lebih cepat?”

Dalam PP terbaru, PP Nomor 21 Tahun 2024 tentang Perubahan Atas PP Nomor 25 Tahun 2020, beliau bicara terkait iuran wajib. Jokowi memberlakukan iuran wajib Tapera bagi pegawai negeri maupun pegawai swasta.Image
Harus diingat, PP itu lahir karena perintah konstitusi. Presiden wajib mengeluarkan Peraturan Pemerintah (PP) setelah DPR mengesahkan sebuah UU, dalam hal ini UU No 4 tahun 2016 Tentang Tabungan Perumahan Rakyat.
Para wakil rakyatlah yang menggagas, mendiskusikan, mengesahkan UU itu dan lalu konstitusi mengharuskan Presiden membuat PP nya.

Dan Jokowi melalui PP terbaru tersebut tidak bicara atau merubah jangka waktu. Itu masih sama dengan isi PP lama, PP Nomor 21 tahun 2020 yakni 7 tahun atau tahun 2027.Image
Read 17 tweets
Jun 5
DUA TANDUK JOKOWI : BASUKI DAN SRI MULYANI
.
.
.

Bantèng perkasa jelas adalah Jokowi. Dia memporak porandakan kemapanan tanpa teriak jumawa. Konon hanya dengan kerja, kerja dan kerja, tiba - tiba dia melampaui ekspektasi banyak pihak.

Sama seperti bantèng seharusnya, Jokowi pun bersenjatakan dua tanduknya, BASUKI dan Sri Mulyani.Image
Ketika kita bicara duet dua orang ini, ribuan kilometer jalan sebagai urat nadi sebuah bangunan ekonomi negara dengan puluhan bandara serta puluhan pelabuhan dan ribuan infrastruktur dalam bentuk lain terbangun melayani publik plus dengan fiskal terjaga adalah bukti tak terbantahkan.
Luar biasanya, sebagai orang yang sudah dianggap pahlawan, keduanya tak bicara politik, pun posisi. Tak bicara pilkada apalagi pilpres untuk karir dirinya. Berdua, mereka bekerja profesional hanya pada tupoksinya saja. Basuki bertempur di ranah eksekusi, Sri Mulyani menyediakan semua pelurunya sambil tetap menjaga ruang fiskal yang ada.Image
Read 15 tweets
May 11
MENGGIRING MARAH
.
.
.

Sebagian besar dari kita pernah sangat berharap bahwa UU Perampasan Aset Koruptor benar bisa diberlakukan. Tapi harapan itu pupus saat hampir semua fraksi di DPR tak beranjak ingin membuat tuntas RUU tersebut.

Kita marah pada perilaku banyak pejabat negara ini yang tanpa malu - malu maling duit negara. Lebih lagi, kita muak dengan aturan hukum yang ada manakala si pejabat divonis penjara tapi justru masih dapat perlakuan istimewa di penjara.Image
Mereka seolah adalah adalah kaum istimewa negeri ini. Mereka jelas bukan bagian dari kita manakala diksi rakyat kita gunakan. Mereka bukan kita dan maka kita sepakat bila RUU Perampasan Aset Koruptor itu diundangkan.

Namun ketika kita bicara tentang sibuk aparat bea cukai yang belakangan ini rajin pungut pajak atas barang bawaan kita dari luar negeri, kita marah. Kita tak sepakat dengan perlakuan mereka pada banyak saudara kita. Kita marah karena bisa jadi kitalah suatu saat nanti adalah si korban.
“Tapi bukankah aparat itu belakangan ini benar keterlaluan?”

Sesekali kita pantas menggunakan angle berbeda. Kita lihat dari sudut yang tak banyak dibicarakan orang terutama sudut pandang orang - orang yang sedang merasa dirugikan.

Tak ada salahnya sesekali kita sedikit melambung dan melihat dari sudut yang sulit dimana justru keributan belakangan ini adalah bias perlawanan para pengemplang pajak yang selama ini sukses bermain dengan oknum bea cukai itu sendiri. Para pelaku jastip misalnya.Image
Read 13 tweets
Sep 10, 2023
JANGANKAN INDONESIA YANG SANGAT KAYA DENGAN RAGAM BUDAYANYA| bahkan Arab Saudi negeri berlimpah minyak saja kini melirik industri pariwisata. Ada potensi devisa sangat besar yang sedang ingin mereka rebut.
Image
Ga tanggung - tanggung, pada sektor ini mereka mentargetkan kontribusi sekitar 10 persen dari GDP pada tahun 2030 dan menerima 100 juta wisatawan per tahun dan menyediakan satu juta pekerjaan.
Tak seperti bangsa kita yang sangat kaya dengan budayanya, mereka membangun konsep wisata mewah.

Beberapa proyek pariwisata ambisius itu diantaranya adalah kota futuristik Neom di Provinsi Tabuk, barat laut negara yang menghadap Mesir di seberang Laut Merah.
Read 17 tweets
Aug 26, 2023
BUDIMAN SUDJATMIKO, DIA PASTI ADALAH SIAPA - SIAPA
.
.
.

Kalau saat ini dia benderang berada di sisi sebelah Ganjar misalnya, 100 persen pasti gak ada kisah bulian padanya. Seratus persen ga ada ungkit mengungkit dosa - dosanya yang benar - benar sangat sulit dicari. Image
Budiman terlalu lurus. Bisa dibilang dia satu dari sejuta politisi kita yang idealis dan maka tetap miskin tanpa data deretan mobil mewah di garasinya.
Dan lalu, ketika korupsi sebagai penyakit paling lumrah yang selalu diidap oleh banyak politisi kita tak pernah bisa menjangkitinya, dia dikuliti soal kemiskinannya. Hutang - hutang pribadinya menarik hati dan minat para pencari dan pencatat dosa.

Kenapa hutangnya?
Read 22 tweets
Aug 25, 2023
MEREKA LUPA SIAPA BUDIMAN
.
.
.

Berharap Budiman playing victim terhadap pemecatannya, percayalah itu tidak akan pernah terjadi. Budiman jauh dari sifat itu. Sejarah mencatatnya..
Berbeda dengan banyak politisi yang langsung berungkap marah ketika dipecat, dia justru dengan santun mengucapkan terimakasih telah bersama partai sekian puluh tahun.

Terhadap pemecatannya, Budiman hanya akan menjadi semakin besar. Sejarah juga sudah mencatatnya.
Ingat heroik kisah kudatuli 1996 di markas PDI Diponegoro 56? Dia dihabisi oleh rezim Orde Baru karena cita - citanya akan demokrasi. Butuh Jakarta harus dibakar oleh penguasa hanya untuk menghentikan langkahnya menuntut demokrasi itu.
Read 14 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Don't want to be a Premium member but still want to support us?

Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal

Or Donate anonymously using crypto!

Ethereum

0xfe58350B80634f60Fa6Dc149a72b4DFbc17D341E copy

Bitcoin

3ATGMxNzCUFzxpMCHL5sWSt4DVtS8UqXpi copy

Thank you for your support!

Follow Us!

:(