Di akhir Ramadhan, Drone Emprit sudah menganalisis sekilas percakapan tentang MIT di Poso ini, yang sangat minim volumenya.
Bagaimana netizen melihat isu teror di Poso ini sejak awal hingga sekarang?
SETTING
• Keyword: Poso
• Filters: MIT, mujahidin, teroris, pembunuhan, membunuh
TREN
Percakapan mulai muncul tanggal 11 Mei, naik pesat 12 Mei, didorong berita dua petani di Poso dibunuh secara sadis oleh teroris MIT. Akun yang menyuarakan antara lain @AlissaWahid, @yusuf_dumdum, @mazzini_gsp, @MrsRachelIn, dll. Akun @jokowi juga dimention agar bersuara.
Selanjutnya tren turun, mungkin bersamaan dengan Hari Raya Idul Fitri dan konflik di Palestina-Israel. Sehingga isu Poso ini tidak terdengar.
Tren berikutnya naik pada tanggal 18 Mei. Akun @HusinShihab lebih keras meminta akun @jokowi supaya fokus pada radikalisme dalam negeri.
Kritik keras juga diberikan oleh @RiuRizkiUtomo_, @SantorinisSun, dan @Pencerah__ kepada presiden @jokowi dan lembaga terkait, serta publik Indonesia, yg lebih banyak memberi perhatian pada krisis di Palestina dan melupakan terorisme di Poso.
Selanjutnya tren terus turun, hingga hari ini 23 Mei 2021. Akun @MrsRachelin kembali mengritik kurangnya perhatian kepada Poso, dan juga akun @JhonniSinaga20, @bmatana1, dll. Bahkan warga Poso sampai minta diijinkan untuk membela diri dari teroris.
Peta SNA di Twitter memperlihatkan hanya ada satu cluster besar, Cluster X. Di sekitarnya ada netizen umum yang sporadis turut membahas.
*Cluster X ini dari akun2 yang selama ini pro Pemerintah. Ditulis sbg X untuk menghargai yg keberatan.
Tak tampak ada cluster pro Oposisi dalam percakapan tentang Poso ini. Kemungkinan besar karena waktunya bersamaan dengan isu Palestina-Israel, dimana mereka bersama netizen umum lebih fokus pada isu yang menarik perhatian internasional tersebut.
Akun dari kalangan umum (non partisan) misal @AlissaWahid, @yellowguise, @mazzini_gsp, @FerryMaitimu menyampaikan duka dan share kabar tentang aksi teroris Poso ini. Sedangkan akun @ismailfahmi memperlihatkan data minimnya perhatian publik, juga dari pemerintah.
MOST RETWEETED
Lebih lengkap narasi yang paling populer bisa dilihat di tabel ini. Intinya ada beberapa hal:
- masyarakat dan pemerintah lebih banyak fokus isu luar (Palestina-Israel) dibanding dalam negeri
- harapan kepada Pak @jokowi agar turun tangan
- ungkapan duka
- penggalangan dana perlu juga untuk Poso
- tuntutan kepada PKS, DPR, PDIP, MUI, Komnas HAM, dll untuk bersuara
- kejinya kelompok MIT dalam membunuh korban
MOST SHARED IMAGES AND VIDEO
Gambar korban (dalam peti dan saat ditemukan) termasuk yang paling banyak dishare, untuk membangun awareness. Selain itu gambar terkait Hamas dan krisis Palestina-Israel juga banyak dishare, sebagai bentuk perbandingan atas perhatian yg tidak imbang.
MOST SHARED SITES
Situs berita yang paling banyak dishare artikelnya berasa dari Suara dot com, Republika, Detik, Sindonews daerah, Tribunnews, dan Kumparan.
ARTICLES BY NEWS SITES
Situs berita yang paling banyak memberitakan soal Poso ini ternyata kebanyakan dari situs daerah. Misal: Tribunnews Palu, Antaranews Sulteng, Jawapos Manado, Tribunnews Sumsel, Kompas Regional.
Minimnya berita di media turut mempengaruhi informasi yg sampai ke publik. Kejadian yang ada di daerah, jelas membutuhkan jurnalis yang terjun di lapangan untuk mengabarkan. Tanpa itu, berita tidak cukup banyak dan dalam bagi publik. Akibatnya publik juga kurang aware.
TOPIC MAP BERITA ONLINE
Beberapa headline penting dari media:
- Perhatian masyarakat sepi terkait Poso
- Masyarakat, anak2, ketakutan dan kesulitan makan
- Konflik di dalam kelompok MIT
- Anjuran Polisi dan response Menkopolhukam
- Polisi kesulitan tangkap Ali Kora cs
- Tokoh agama Poso minta BNPT berantas kelompok teroris MIT
- Permintaan agar Jokowi memberi rasa aman kepada warga Poso
- Mahfud minta keamanan ditingkatkan di Poso
ANALISIS EMOSI
Emosi terbesar adalah "joy". Ini aneh, namun setelah dilihat konteksnya, ternyata berupa pernyataan sarkasme atau sindiran: "katanya cinta NKRI, tapi diam terhadap teroris Poso." Juga sindiran pada publik yang lebih banyak mendukung Palestina dan Hamas.
HARAPAN
Besar sekali harapan agar pemerintah dan publik juga memberi perhatian pada Poso, pemerintah bertindak cepat memberantas teroris ini.
SEDIH DAN MARAH
Ungkapan kesedihan atas korban teroris banyak disampaikan, khususnya oleh netizen umum. Dan emosi marah kepada publik yang disebut "kadrun" karena lebih fokus pada isu di luar; serta bungkamnya banyak tokoh pada isu Poso.
Memang sepertinya kontra produktif. Netizen menyebut "kadrun" karena membela "teroris Hamas", di sisi lain meminta "kadrun" ini agar perhatian pada Poso. Seperti minta tolong kepada orang yang sudah distigma negatif. Jadinya sulit untuk ketemu kedua cluster ini.
KESIMPULAN
1/ Baik di media sosial maupun di media online, percakapan tentang teror kelompok MIT (Mujahidin Indonesia Timur) ini memang tidak terlalu banyak baik media sosial maupun di media online nasional.
2/ Media online yang paling banyak memberitakan masih dari media lokal, seperti Tribunnes Palu, Antaranews Sulteng, Jawapos Manado.
3/ Netizen di media sosial juga mayoritas berasal dari Cluster X (pendukung pemerintah), tak tampak dari kalangan Oposisi. Dari netizen Umum juga ada meski tidak banyak.
4/ Narasi yang paling banyak berkembang adalah: menyayangkan pihak pemerintah yang belum memberi cukup perhatian, pernyataan, dan langkah nyata khususnya kepada presiden Jokowi dan lembaga di bawahnya.
5/ Kritikan juga banyak diberikan kepada partai seperti PKS yang lebih banyak memberi perhatian pada isu Palestina, juga kepada PDIP; meski partai lain juga tidak memberi perhatian pada isu Poso namun kurang disoroti.
6/ Publik yang bersuara tentang Palestina juga dikritik oleh sebagian netizen yang peduli Poso, dianggap mereka bela teroris Hamas, tetapi tidak bersuara terhadap teroris MIT. Ini jadi kontra produktif, karena yang positif pada Hamas melihatnya sebagai resistance, bukan teroris.
Saya minta ke ChatGPT dengan prompt ini: Buatkan kurikulum Coding dan AI untuk siswa SD di Indonesia. Pelajari kurikulum tentang ini yang sudah ada di berbagai negara, gunakan best practice mereka.
Berikut adalah draft kurikulum Coding dan AI untuk siswa SD di Indonesia, yang mengadopsi best practices dari berbagai negara.
Coding, Game, dan Buang Sampah
Buatkan tugas membuat Game untuk anak SD kelas 3, agar mereka bisa menjadi rajin membuang sampah pada tempatnya.
Coding, Game, dan Adab kepada Orang Tua dan Guru
Buatkan tugas membuat Game untuk anak SD kelas 3, agar mereka bisa menjadi anak yang hormat pada guru dan orang tua.
Ini kenapa topik "Fufufafa" sudah hampir 1 bulan belum ada tanda-tanda akan reda juga. Malah hari ini naik lagi.
Saya ambil pemberitaan di online news dalam 2 hari terakhir, lalu minta AI untuk merangkum pendapat tokoh yang diquote oleh berita.
Refly Harun: Pakar hukum tata negara ini menegaskan bahwa akun Kaskus Fufufafa tidak berhubungan dengan Prabowo Subianto, meskipun Prabowo memiliki pengaruh untuk menghentikan potensi impeachment terhadap Gibran. Refly juga menyatakan bahwa Fufufafa semakin menguatkan pandangan bahwa Gibran tidak layak menjadi wakil presiden.
Jhon Sitorus: Pegiat media sosial ini sangat yakin bahwa akun Fufufafa adalah milik Gibran Rakabuming Raka, dengan menyebutkan bukti-bukti yang mengarah ke keterkaitan antara nomor ponsel Gibran dan akun tersebut. Ia menegaskan bahwa bukti-bukti ini menunjukkan kepemilikan Gibran secara jelas.
Jimly Asshiddiqie: Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi ini mengungkapkan bahwa efek dari isu Fufufafa sangat luar biasa, menimbulkan kemarahan yang meluas di masyarakat. Ia juga meminta agar publik melupakan isu ini, meskipun ia menyadari bahwa hal tersebut sulit dilakukan.
Muslim Arbi: Direktur Gerakan Perubahan ini menilai bahwa Gibran tidak bisa mengelak dari tuduhan sebagai pemilik akun Fufufafa, dan ia mengaitkan isu ini dengan karakter Gibran yang dianggap tidak pantas untuk posisi wakil presiden.
Feri Amsari: Hukum Universitas Andalas ini menekankan pentingnya klarifikasi mengenai keterkaitan Gibran dengan akun Fufufafa, dan ia menganggap bahwa isu ini perlu ditangani secara serius.
Henri Subiakto: Pengamat politik ini mengkritik perilaku komunikasi Gibran dan Kaesang, yang dianggap menunjukkan karakter yang tidak bermoral. Ia menekankan bahwa jika ada kesalahan, sebaiknya Gibran meminta maaf.
Dr. Tifa: Seorang dokter yang juga aktif di media sosial, berharap agar Prabowo mengambil tindakan terkait polemik akun Fufufafa, yang dianggap merugikan citra Gibran.
Kesimpulannya, isu mengenai akun Fufufafa yang diduga milik Gibran Rakabuming Raka telah memicu berbagai pendapat dari tokoh-tokoh publik. Banyak yang menilai bahwa Gibran tidak layak untuk menjabat sebagai wakil presiden, sementara yang lain menekankan pentingnya klarifikasi dan tindakan dari pihak terkait untuk menyelesaikan polemik ini. Isu ini juga menunjukkan dampak besar terhadap citra politik Gibran dan hubungan antara tokoh-tokoh politik di Indonesia.
Sedang ramai soal kritikan JK kepada Nadiem Makarim yang dinilai jarang berkunjung ke daerah.
Saya coba gunakan fitur baru di Drone Emprit yang memanfaatkan LLM, untuk membuat tabel kegiatan kunjungan yang dilakukan oleh Nadiem dalam periode tertentu secara otomatis.
Saya gunakan sumber data Online News, untuk periode April-Juni 2023, yang mengandung kata kunci "Nadiem" dan filter "kunjungan, mengunjungi, mendatangi, dll".
Promptnya: Buat tabel tempat yang dikunjungi Nadiem: no, tanggal, Lokasi, kota, tujuan kunjungan, website. Jangan masukkan "jakarta", berdasarkan data yang diberikan saja.
Hasilnya seperti ini. Ada yang missed, "Kuningan" dianggap nama "kota" wkwk.
Saya minta AI buat membaca lagi, mosok hanya sedikit tempat yang dikunjungi, dan kebanyakan di luar negeri. Saya koreksi juga soal Kuningan.
Fix, hasilnya tetap tidak berubah.
Sekarang saya coba ganti periodenya dari Juli-Oktober 2023. Awalnya cuma dua, lalu saya marahin itu AI. Tambah dua entry lagi. Tapi sebenarnya 3 entri itu kunjungan ke lokasi yang sama.
Kenapa saya percaya Quick Count? Lihat ilustrasi ini.
Kita ingin menghitung Populasi yang di dalamnya ada kelompok A, B, dan C. Jumlah dan persentasenya seperti dalam kotak nomor #1, A=25%, B=50%, C=25%.
Saat melakukan Real Count seperti dalam kontak #2, butuh waktu lama karena jumlah populasinya banyak, sehingga baru sebagian yang terhitung. Saat menghitung, tidak dipilih-pilih secara proporsional dari A,B, atau C. First come first. Hasilnya, yang A terhitung semua, B baru sebagian, C paliing sedikit.
Akibatnya persentase A=43%, B=43%, C=14%. Si A seneng banget karena banyak presentasenya. Tapi kan ini tidak sesuai Populasi sebenarnya di kotak #1?
Kemudian ada Quick Count seperti dalam kotak #3. Yang dihitung lebih sedikit dari yang sudah dihitung di Real Count. Tapi yang dihitung sudah dipilih-pilih secara proporsional, dari A=1, B=2, dan C=1. Kalau diprosentase, hasilnya A=25%, B=50%, C=25%. Lho kok sama seperti prosentasi populasi?
Nah pertanyaan di kotak #4, mana yang lebih mendekati "Populasi sebenarnya"? Real Count yang belum selesai, atau Quick Count yang sudah kelar?
I love Statistics. 🩷🩷🩷
🔥🔥🔥
Bagaimana dengan Quick Count pada Pilpres 2024 ini?
Ini yang saya tahu ya, dari beberapa lembaga QC, ada yang deket ke 01, 02, atau 03.
Kedai Kopi, Om Hensat deket ke 01, hasilnya:
01=24.2%
02=58.96%
03=16.84%
LSI Denny JA, deket ke 02, hasilnya:
01=25.21%
02=58%
03=16.73%
Charta Politika, deket ke 03, hasilnya:
01=25.52%
02=57.30%
03=17.31%
Semua mirip. Selama metode multistage random sampling yang digunakan sudah benar, hasilnya juga ndak jauh beda.
Terus, masalahnya ada di mana?
Masalahnya bukan pada saat pencoblosan, Quick Count, atau Real Count. Tapi ada pada proses-proses sebelum itu, yang membuat rakyat akhirnya menghasilkan output seperti dalam QC dan RC ini.
QC dan RC ini memvalidasi hasil kerja keras dari proses, prakondisi, pengkodisian, kampanye, dll sebelum pencoblosan.
Apa saja proses-proses itu? Nah ini saya yo ndak tahu. Mungkin bisa dicek di film yang sempat viral sebelum hari H pencoblosan itu.
Di tengah atmosfer politik yang memanas menjelang Pemilu 2024 di Indonesia, munculnya film dokumenter 'Dirty Vote' telah membawa gelombang baru dalam diskusi publik tentang integritas pemilihan umum.
Bagaimana peta percakapan di Twitter, Tiktok, dan pemberitaan di media online tentang film "Dirty Vote" ini?
ANALISIS DRONE EMPRIT
TWITTER, TIKTOK, BERITA ONLINE
10-12 FEBRUARI 2024
METODOLOGI
• Sumber: Twitter, News, TikTok
• Periode tanggal: 10-12 Februari 2024
• Keyword: Dirty Vote, DirtyVote
TREN ”DIRTY VOTE” DI TWITTER
Volume percakapan sejak 10 Februari 2024 ketika film ini diumumkan akan dirilis di YouTube, kemudian saat diluncurkan pada 11 Febuari, hingga perdebatan di hari berikutnya, memperlihatkan tren yang terus meningkat.
Pada tanggal 10 Februari 2024, di Jakarta terjadi dua kampanye akbar terakhir dari dua paslon 01 dan 02. Penyebutan lokasi kampanye ini, JIS untuk paslon 01 dan GBK untuk paslon 02, menarik untuk dibandingkan.
Bagaimana popularitas kedua lokasi yang sering dibandingkan netizen ini? Lokasi mana yang paling sering disebut, bagaimana interaksinya?
Sejak tanggal 7 Februari hingga hari H acara tanggal 10 Februari 2024, trend percakapan di Twitter tentang JIS selalu lebih tinggi dibandingkan tentang GBK. Puncaknya mention keduanya terjadi pada tanggal 10 Februari 2024.