Sbg Dosen di Paramadina Graduate School of Diplomacy (PGSD), yg ngajar & neliti ttg diplomasi, cuma kasihan masih ada saja orang ga paham diplomasi, tapi sok tahu ttg diplomasi, terus juxtaposition nyalahin Menteri Agama.
Caper ga gitu juga lah!
Sebenarnya, kalau terbiasa mengolah data terkait diplomasi, keputusan Arab Saudi terima cuma bbrp negara itu sudah bisa diprediksi, jauh sblm diumumkan di
Jepang, negara dgn penduduk muslim sekitar 0,15% (data dari World Religion/COW), pun ternyata juga ditemukan varian baru virus COVID-19, yg dinamakan Virus Corona Eek.
Namun, di sini perlu dicatat bhw menurut Dubes Saudi di Jakarta, 11 negara yg boleh masuk itu tak terkait dgn haji & umroh, namun tentu saja tak bisa jamin virus COVID-19, khususnya varian baru yg cenderung mematikan gak masuk & gak nulari jama'ah khan?
Dlm diplomasi, kita mengenal position & interest setiap negara.
Kita, Indonesia MASIH merupakan negara sahabat Arab Saudi. Meskipun keputusannya agak kurang sreg buat kita, tapi kita harus tetap hormati, hargai.
Kita masih tetap bisa berpelukan, meskipun berbeda.
Buat mereka yg caper, bisa jadi gak tahu atau pura-pura gak tahu bhw sahabatku, tang trétan, Gusmen @YaqutCQoumas, Ketum @Ansor_Satu begitu dilantik jadi Menteri Agama, negara sahabat yg diajak komunikasi & silaturahmi pertama & terutama itu ya Arab Saudi!
Ya, persis 20 hari setelah dilantik, Dubes Saudi di Jakarta, datang & diterima dgn tangan terbuka di @Kemenag_RI oleh Gusmen @YaqutCQoumas!
Bahkan dlm kesempatan itu, Gusmen hadiahi Tafsir Al-Ibriz karangan Kakek Gusmen!
Itu wah dan mewah sekali!
Ya, pemberian yg personal sekaligus memiliki "family signature" dalam cultural dilemma & diplomacy studies - yg dilakukan oleh Gusmen @YaqutCQoumas kpd YM Dubes Saudi, itu wah & mewah, sebuah penerimaan yg "royal" sekaligus pengakuan sbg keluarga.
Keren pancen Njenengan Tum!
Buat yg pingin tahu sekilas ttg cultural dilemma & diplomacy studies, bisa cek buku yg kutulis bareng Cak @hizkiayosie & Mas @azisrahmani yg bisa dibaca di perpustakaan dekat rumah (mbuh rumahe sopo).
Diplomasi cerdas ala Gusmen @YaqutCQoumas tentu membuahkan hasil yg baik, seperti yg kita harapkan bersama. Kerjasama RI & Arab Saudi juga semakin baik!
Pemerintah Saudi, lewat Dubesnya, bisa lho sangat menghargai keputusan Indonesia terkait haji yg disampaikan Gusmen @YaqutCQoumas hari ini, yg argumennya serupa dgn yg disampaikan Pak @Abe_Mukti sehari sebelumnya, tp yg caper knp ga ya?
Buat yg tidak terlalu paham kajian diplomasi atau HI, tetap boleh kok menyimak. Tapi tentu tanpa bertanya agak piye gitu spt ngapain meneliti diplomasi dan komentar kajian diplomasi atau HI itu tidak ilmiah.
Buat para pengkaji & peneliti diplomasi, biasanya sih familiar dgn pendekatan Two-Level Game Theory yg ditulis Prof Robert D. Putnam, dlm Jurnal top HI: IO!
Meskipun, setahuku tak banyak yg benar-benar paham apa Game Theory, bgm hitung Nash Equilibrium, Payoff, dll.
Buat yg tertarik belajar lebih lanjut maupun praktik menghitung Game Theory utk diplomasi, hukum, kebijakan, bisnis, dll, maupun pingin baca artikel lengkap Putnam...
Keputusan diplomasi tertentu, entah kerjasama atau pun perang, atau apa pun, dgn luar negeri, akan muspro, jika tak dpt dukungan politik domestik.
Kalau bicara politik domestik & haji, tentu sudah tepat Gusmen @YaqutCQoumas bicara dgn Komisi VIII DPR, bukan dgn netijen julid.
Komisi VIII DPR, representasi semua kekuatan politik legal di Indonesia. Ada semua Parpol di situ. Plus, tupoksinya ya tepat jd mitra @Kemenag_RI.
Bgm dgn HTI?
Parpol malu-malu, yg gak pernah punya nyali untuk maju ikut Pemilu, dgn seribu alasan - termasuk bilang demokrasi itu thaghut, dll, tapi berisiknya minta ampun!
Tentu ga signfikan diajak ngobrol oleh Gusmen @YaqutCQoumas.
Paham ya?
Secara politik, Gusmen @YaqutCQoumas berasal dari PKB, dan pernah pula jadi Wakil Ketua Komisi di DPR dari @FraksiPKB, sudah sewajarnya didukung oleh @cakimiNOW.
Justru agak aneh, kalau ngaku-ngaku PKB, tp ikut nyinyir ke Gusmen.
Tentu saja, kalau bicara agama & politik di Indonesia, gak cukup hanya mendengar dan berbicara dgn perwakilan Parpol, tapi juga harus dgn perwakilan Ormas.
Terkait Haji, dari jejak digital, bisa diketahui kurleb spt ini 👇🏽
Secara politik domestik dlm perspektif Two-Level Game Theory dalam diplomasi, terlihat sekali pendekatan Gusmen @YaqutCQoumas paripurna.
Setidaknya, terlihat dari foto-foto saat Konpers terkait haji. Lihat siapa di sekeliling beliau!
Well, pictures speak thousand words!
Jadi jika semua Key Players, Influential Players & Referential Players dlm Stakeholder Map terkait Haji, sudah diajak bicara, suaranya sudah didengar, dan sudah in line dgn Gusmen @YaqutCQoumas, maka yg lain cukup dimonitor tipis-tipis saja...
Gusmen @YaqutCQoumas menyapa & lambaikan tangan dgn ramah & bersahabat kpd para jemaah ini, sekitar jam 1 pagi, di Mina, tak lama setelah beliau akhirnya bersedia makan malam usai memastikan semua makanan diberikan kpd jemaah oleh @seahajjpr malam itu.
Aku, Mbak @AlissaWahid & Mbak @anna_hasbie jadi saksi Gusmen @YaqutCQoumas tolak ditawari makan bbrp kali oleh Mashariq.
Jam 22.00 WAS, Gusmen perintah agar aku dampingi Mbak Alissa ke lapangan pastikan jemaah dpt makanan. Gusmen akan makan setelahnya. detik.com/hikmah/haji-da…
@AlissaWahid @anna_hasbie @YaqutCQoumas Aku temani Mbak @AlissaWahid jemaah di Maktab-Maktab, yg kirim laporan ke maupun lewat sosmed belum terima makanan.
Ini sekitar jam 11 malam, jemaah bbrp kloter belum terima makanan dari @seahajjpr ! Mereka langgar kontrak & jahat terhadap jemaah kita! https://t.co/i17W421C3glaporgusmen.kemenag.go.id
Sekali lagi, mohon maaf, sekadar mengingatkan #JejakDigital terkait kasus ACT yg telah divonis Januari lalu, di mana dlm waktu 24 hari, bisa berubah. 👇
Sebelumnya. Sesudahnya.
Liputan khusus @republikaonline terkait kasus tersebut, menurutku sangat penting untuk dibaca.
Kalau dari perspektif Kakek Guruku, Syekh Pierre Renouvin, harusnya kita gak cuma cermati "forces profondes"- knp Taliban bisa takeover Pemerintahan, sampai Presidennya kabur, tp juga "les grands hommes", para tokoh, stakeholders yg ada.
Adakah yg tahu informasi bgm posisi & interest para politisi Afghanistan yg memilih tetap tinggal di sana bersama rakyat Afghanistan? Misalnya, mantan Presiden Hamid Karzai, lalu Abdullah Abdullah, dan Gulbaddin Hekmatyar? Bgm peran mereka dlm transisi kekuasaan di Afghanistan?
Taliban krn sempat lama vakum dlm kekuasaan, menurutku dlm Pemerintahan Transisi, pasti melibatkan bbrp faksi politik, agar dapat legitimasi.
Alasannya simple, agar mereka bisa berkuasa lebih lama, krn diterima lbh banyak kelompok.
Di buku ini di hal. 182, Derrida menulis, "Il est toujours possible que des traces s'effacent, mais nul ne peut garantir leur destruction définitive." - Mungkin saja jejak itu dihapus, tapi tak ada yg bisa jamin jejak itu benar hilang.
Penyebar hoax, fitnah, sering lupa ini 🙏🏻
Apalagi jejak digital?
It's like a piece a cake.
Dgn mesin atau kemampuan teknis yg cukup, jejak digital itu bisa ditampilkan lagi ke permukaan, dlm bentuk paling sederhana sekaligus vulgar:
Screenshot!
Oh ya tentu, semua jejak digital bisa diungkap, bukan hanya jejak digital para penyebar hoax & fitnah, tapi jejak digital kita semua!
Ya, termasuk aku, kamu, dan kamu!
Kita semua!
Benar saran guruku, Syekh @na_dirs "Saring sebelum sharing".
Jadi yg tegas berani mediasi konflik Israel-Palestina di forum multilateral, khususnya di UN scr gagah ya Tiongkok, termasuk berhadapan dgn AS yg selama ini jadi pendukung setia Israel, siapa pun Presidennya.
Cek 👇🏽
Ya Tiongkok, yg negara dan warganya kadang dibenci dgn kebencian rasial, lengkap dgn makian "Aseng" dan sejenisnya, oleh bbrp orang, yg dlm konflik Israel-Palestina, justruerrka memuja & berharap salah satu negara aliansi Pertahanan AS di kawasan jadi "penolong" & "pemimpin". 🙃
Kalau baca behavior negara-negara Aliansi Pertahanan dgn AS di kawasan, polanya selama kurang lebih 40 tahun terakhir, itu tetap sama kok.
Terbanyak ya no militarized action (alias abang-abang lambe), lalu threat to use force (ngancem doang), mentok di display use of force.