Jujur, banyak sekali DM yg masuk dan pembahasannya menarik2 semua.
Mulai dari arti bambu kuning yg ditanam, sedulur papat, sampai jimat lidah anak sundel bolong, tapi nampaknya malam ini kita akan ulas satu pembahasan yg entah kenapa membuat saya ingin membahas ini. Pagar jawa.
sebelumnya saya meminta maaf ya kalau malam ini mungkin tweetnya sedikit senggang dari biasanya, karena saya sendiri dalam perjalanan kereta 12 jam, dan gak semua daerah memiliki sinyal yg bagus, namun saya pastikan pembahasan malam ini akan selesai sampai setuntas mungkin.
perihal Pagar jawa sendiri sebenarnya memiliki makna yg luas, karena dalam pemahaman jaman dulu, jaweni itu selalu memperumpamakan, maksud saya, kebanyakan orang jawa jaman dulu tidak pernah menunjukkan sesuatu secara terang-terangan, alias disembunyikan dengan maksud tertentu.
pagar jawa yg akan kita bahas malam ini akan meliputi dua hal yg berbeda, namun memiliki maksud dan arti yg sama, yaitu sebagai pelindung diri atau pelindung keluarga dalam lingkup tempat tinggal.
dua tujuan yg berbeda namun masih dalam satu konteks yang sama.
pagar jawa untuk diri sendiri ini nanti sebenarnya dibagi lagi menjadi beberapa bagian, tapi saya tidak akan menjelaskan sedetail itu karena nanti threadnya jadi sangat panjang.
yg paling umum, pagar jawa untuk diri sendiri sering disebut dengan mandem atau cekelan-
yaitu mengundang jin tertentu untuk mau menjadikan tubuh kita sebagai tempat tinggal.
untuk bisa melakukan hal ini tentu saja tidak mudah, karena selain mental yg harus dipersiapkan, ada beberapa tahapan yg harus dilewati, dan kalau gagal biasa berujung pada ke-Gila'an.
cekelan ini sebenarnya memiliki sisi yg sangat buruk yg kalau dijabarin juga akan panjang, karena pada dasarnya jin tertentu ini diikat dengan syarat-syarat tertentu yg tentu harus dituruti.
misal, ada yg meminta diberi makan darah dari janin yg baru lahir,
sebagai gantinya, mereka yg memiliki cekelan ini punya sisi kekebalan yg bisa melindungi dirinya sendiri dari serangan ghaib.
pada jaman dahulu, orang-orang seperti ini lumrah adanya. untuk itu lah saya akan menceritakan teman dekat saya sendiri yg mempertaruhkan hidupnya-
untuk menjalani salah satu ritual ini karena latar belakangnya sebagai pendekar.
maksud pendekar di sini pasti banyak dari kalian yg tahu maksud tulisan saya. karena memang pada dasarnya mereka wajib memiliki ketika sudah berada di tingkatan tertentu.
saya panggil saja teman saya Pandji.
pandji ini sudah lama bergelut dalam olahraga pencak silat, singkatnya, pandji berhasil mencapai titik tertentu yg mengharuskan dirinya untuk mengisi tubuhnya dengan sesuatu untuk menghindari serangan-serangan dari orang yg mungkin tidak-
menyukai dirinya.
maka, mulai hari itu, Pandji mulai berpuasa mutih, nah berpuasanya ini yg sedikit berbeda karena pada umumnya mereka hanya akan makan nasi putih tanpa ada lauk apapun, tak hanya itu saja, air pun juga begitu, air bening tanpa ada satu pewarna pun.
hal itu dilakukan tak hanya seminggu dua minggu tapi bisa berminggu-minggu bahkan mungkin berbulan-bulan, tak hanya itu saja, dia harus terjaga, tidak boleh tidur dibawah jam dua belas lalu Pandji jg harus menyendiri di tempat yg sunyi, hal ini dilakukan sebagai salah satu syarat
ditahap ini saja sebenarnya sudah cukup berat, karena tidak banyak orang yg bisa bertahan, karena keseriusannya seperti benar-benar sedang diuji.
di sinilah pada suatu malam, sewaktu Pandji sedang duduk bersila sendirian di dalam kamar, tiba-tiba dari arah belakang punggungnya dia merasa seperti sedang diawasi oleh sesuatu yg hanya berdiri.
untungnya, Pandji sudah diberitahu sebelumnya untuk tidak melihat secara langsung.
bagi manusia biasa yg tidak pernah melihat wujud mereka, melihat langsung pertama kali akan memberi sensasi dan efek yg tidak menyenangkan, apalagi oleh mereka yg sengaja dipanggil atau dipancing, umumnya, mereka akan menampakkan wujud paling menakutkan.
Pandji tidak bergeming, dia hanya duduk saja, meski ia bisa merasakan bila bagian belakang rambutnya sedang dibelai lembut, dia seperti sengaja memanggil Pandji, namun, dasar kemauannya yg terlampau kuat, Pandji pun tak terpedaya.
maka ketika dia terjaga setelah tidur, Pandji-
mendapati sehelai rambut ada didalam genggaman tangannya, maka sesuai intruksi gurunya, Pandji lalu menelannya bulat-bulat dengan seteguk air putih.
apa yg Pandji lakukan waktu itu sebagai syarat pertama saja, yg berarti sudah ada yg tertarik dan mau menjadi bagian dari dirinya.
selepas itu, Pandji tak lagi menunaikan puasa mutihnya, gantinya, dia harus mencari tempuran atau bertemunya dua aliran sungai, dia harus mau dan wajib untuk mandi pada aliran tersebut.
disini bagian yg sulit, karena Pandji harus menenggelamkan tubuhnya. benar-benar tenggelam.
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
dari kemarin saya mendapat banyak sekali DM mengenai siapa saja sih sosok-sosok yang ada di film PABRIK GULA.
Guna merayakan 1 JUTA penonton, Malam ini, saya akan menulis rincian dari sosok-sosok yang ada di film pabrik gula?
seperti apa yang pernah saya tulis di thread saya bertahun-tahun yang lalu,sosok-sosok itu merupakan entitas yang menjaga titik-titik tertentu di bawah komando langsung sosok yang kami kenal dengan nama “MAHARATU”, mereka dikenal dengan nama dan julukan berbeda-beda namun familiar ditelinga kami, bisa dibilang mereka merupakan penghuni tua, para panglima nya yang menjaga titik-titik tertentu yang ada di Pabrik Gula tempat desa saya berada dulu.
Sosok pertama dan merupakan sosok paling mencolok, wujudnya besar, tinggi dan saat berdiri, orang-orang biasanya dapat melihat pusar makhluk ini, suaranya besar dan berat dengan manifesti wujud menyerupai seorang pria jangkung dengan mata sak lepek (alas piring) sosok ini biasa menunggu di sebelah lapangan sepak bola pabrik gula dengan sebutan Dalboh. Dalboh muncul paling sering untuk menakut-nakuti anak-anak yang belum pulang ketika malam menjelang, konon kegemarannya melahap batang sapi (jasad sapi busuk). dan saat malam sosok ini seringkali berjalan menyusuri gudang barat.
Ada yang punya pengalaman atau pernah denger cerita horror tentang Pabrik gula?
Malam ini, setelah lama sekali saya tidak bersua di akun saya ini. Untuk menyambut film Pabrik gula yang nanti akan tayang kurang lebih 2 bulan lagi, saya mau flashback awal-awal bagaimana mulanya saya menceritakan kisah perihal pabrik gula ini di akun twitter saya, sebuah cerita yang terdiri dari beberapa bagian sebelumnya.
Untuk malam ini, kita akan kupas tuntas perihal salah satu tragedi kebakaran yang pernah dan seirngkali terjadi dibeberapa titik-titik tertentu di pabrik gula sebelah rumah saya yang meninggalkan kisah pilu dan menyedihkan.
kata orang jaman dulu. kalau ada perempuan yg tengah mengandung, banyak yg harus dijaga dari segala tutur prilakunya. lisan, sifat, semuanya untuk menghindari hal buruk pada si ibu dan jabang mayit, karena setiap perbuatan selalu memiliki sebab akibat.
cerita ini dimulai dari seorang perempuan. sebut beliau dengan nama Tina.
mbak Tina baru 2 tahun menikah. ia mendapat seorang laki-laki dari luar pulau jawa. awal pernikahan mereka tinggal di salah satu kota S, hidup damai, hidup rukun, sebelum si suami, mas Agung, undur diri.
“ini rumahnya ma?”
“iya pak. Teman yg saranin, halamannya luas, pohonnya rindang dan tanahnya itu loh, gak gersang, kayanya ibuk bisa produktif kalau tinggal di sini”
“harus di sini ya?”
“iya. Dari pertama mama lihat, mama ngerasa kalau berjodoh sama rumah ini”
Pak Prasto terdiam melihat rumah itu. Tidak ada yg salah dengan rumah yg saat ini ada dihadapannya, karena seperti apa yg dikatakan oleh Dona, isterinya, dari luar rumah itu, kelihatan sejuk, damai, serta tenang seperti yg diinginkan oleh seluruh keluarga,
Rumah bekas pembunuhan itu rumah paling aman, karena sekalipun penghuninya nampakkan diri cuma sebatas maen petak umpet, tapi. kalau rumah itu bekas sekte atau perkumpulan yg gak bener, apalagi kalau pelakunya udah bukan sebatas nyari harta, mending lupain rumah itu!!
karena yg begini gak cuma ngebahayain 1 orang. satu keluarga pun bakal dijabanin. Gak cuma nyiksa secara mental psikis tapi bisa berujung sampe maut. serius!!
Cerita ini diambil dari cerita tentang tetangga saya yg menempati rumah baru bekas menir belanda, siapa yg menduga kalau rumah ini ternyata menyimpan sesuatu yg mengerikan lintas generasi.
Cerita ini ditulis berdasarkan kisah saya sendiri yg teledor ketika saya masih kecil. saya tidak pernah menduga saat itu kalau binatang kecil yg saya tunjuk justru membuat saya nyaris celaka.