1. Lie Agustinus Dharmawan adl seorang dokter yg lahir di Padang, 16/4/1946 dg nama kecil Lie Tek Bie. Ayahnya: Lie Goan Hoey & Ibunya: Pek Leng Kiau
Saat Lie 10 th, ayahnya wafat. Ia membantu ibunya berjualan kue. Disana, ia bersekolah di SD Ying Shi, SMP Pius & SMA Don Bosco
2. Keinginan mjd dokter lahir ketika Lie menyaksikan byk org sulit untuk mendapatkan pelayanan di rumah sakit krn miskin. Ia melihat sendiri adiknya meninggal krn penyakit diare akut yang telambat ditangani dokter. Kedua hal itulah yg konon membuat Lie bertekad baja u/mjd dokter
3. Sadar kondisi ekonominya tdk mapan, ia trs berjuang. Ia belajar keras & setiap pukul 6 pagi, ia sll pergi ke gereja yg ada di dekat sekolahnya u/ berdoa. Doa yg sama yg selalu ia ulang-ulang selama bertahun-tahun adalah:
“…Tuhan, aku mau jadi dokter, yang kuliah di Jerman...”
4. Saat lulus SMA, Ia berkali-kali mendaftar ke fak kedokteran yg ada di Pulau Jawa, tp tak pernah diterima
Akhirnya diterima di Fak Kedokteran Univ Res Publica (URECA) yg skrg bernama Trisaksi. Tp, blm sempat terpenuhi, kampusnya terpaksa di-nonaktifkan krn hancur dibakar massa
5. Lie bekerja serabutan mengumpulkan uang u/mengejar impiannya ke Jerman
Di usianya yg ke-21, Lie hijrah ke Jerman & diterima di Fak. Kedokteran Free University - Berlin. Ia juga bekerja sbg kuli bongkar muat barang & di panti jompo u/ membiayai kuliahnya & sekolah adik-adiknya
6. Lie mdpt gelar Ph.D di Free University Berlin. Ia lulus dlm empat spesialisasi: ahli bedah umum, ahli bedah toraks, ahli bedah jantung & ahli bedah pembuluh darah
Bbrp wkt kmudian, dr Lie pulang ke Indonesia bersama keluarganya. Ia bertekad mengabdikan dirinya u/ kemanusiaan
7. "Terpikirkan oleh saya, oh alangkah bahagianya, orang-orang, keluarga, ibu/ayah itu, bila anak/keluarga mrk bisa ditolong. Itulah awalnya saya bercita-cita ingin mjd dokter. Dan ini berlanjut terus dan cita-cita ini tidak pernah hapus dari pikiran saya sampai sekarang juga"
8. "Kalau jadi dokter, jgn memeras org kecil/miskin. Mungkin mrk akan membayar kamu berapapun tetapi diam-diam mrk menangis di rumah krn tdk punya uang u/membeli beras..”
Itulah petuah sang ibu yg mendorongnya mengabdikan dirinya sbg dokter yg melayani sesama tanpa pandang agama
9. 2008, ia mendirikan organisasi Yayasan Dokter Peduli (doctorSHARE), organisasi non-profit u/menyelamatkan & mengurangi derita masy yang kesusahan mendapatkan layanan medis
16/3/2013, Dr Lie membangun Rumah Sakit Apung (RSA) & menjalankan pelayanan medis dari pulau ke pulau..
10. Sejumlah pulau yg dituju adl yg minim fasilitas kesehatan
Selain terus memberi pelayanan medis, melalui RSA, dr. Lie dan tim juga membantu menggalang dana untuk membelikan alat pelindung diri (APD), kpd pekerja medis yang berada di seluruh Indonesia khususnya diluar Jakarta
11. Sempat tak didukung byk orang mengenai ide RSA-nya, bahkan rekan-rekannya menyebutnya sbg ‘dr gila’. dr Lie nekat menjual rumahnya demi membeli sebuah kapal kecil u/membuat rumah sakit apung
Prinsipnya: "kalau mrk (yg skt) tdk bisa kesini, kenapa bukan kami saja yg kesana?”
12. 16/6/2021, RSA tenggelam di perairan Selat Sape, Sumbawa NTB. Insiden terjadi ketika kapal berlayar dari Pulau Tenau, Kupang NTT, menuju Torano, Sumbawa Besar NTB, usai bertugas di Pulau Tena
Kini bantuan trs mengalir krn yg dtg dari hati pasti menyentuh byk hati yg lain...
Hidup bukan u/"menumpuk" tp u/"menyalurkan", krn kita bukan "waduk" tp "saluran". Ini sehari nambah 5 miliar! Superb. Splendid. Splendor..
"Sesungguhnya, jikalau 'biji gandum' tdk jatuh ke dlm tanah & mati, ia tetap satu biji saja; tp jika ia mati, ia akan menghasilkan byk buah"
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
Romo Mangun:
“Tuhan jauh lebih besar dari agama, apalagi rumah ibadah”
Rudy Habibie:
"Terima Kasih Romo, Anda Mengajarkan Saya Ber-Islam"
"Saya adalah seorang yg menyakini kebenaran agama saya. Tetapi ini tdk menghalangi saya u/merasa bersaudara dengan org yg beragama lain..."
1
Awal perjalanan studi Rudy Habibie di Jerman
Konon, ia didampingi o/Pastor Grj Katolik: Romo Gilbert, yg kebetulan bisa berbahasa Indonesia. Romo Gilbert yg pernah berkarya di Indonesia di era Mgr Soegijapranata inilah yg menemani Rudy Habibie mencari tempat tinggal di Jerman
2
Kisah percintaan Rudy Habibie
Di Jerman, Rudy menjalin percintaan dg gadis Katolik dari Polandia, yg bisa berbahasa Indonesia meski msh ber-dialek Polandia
Sayangnya, kisah cinta mereka harus berakhir krn perbedaan yg ada: Agama & Kewarganegaraan..