Kalau di Qiyas
Memakai Masker/Prokes Termasuk Sunnah Nabi
Rasulullah SAW Memakai Dua Lapis Baju Besi
Zubair bin Awwam ra berkata,
“Ketika perang Uhud, Nabi SAW mengenakan dua lapis baju besi. Kemudian Beliau hendak naik ke atas batu besar, namun tdk mampu (berdiri dengan tegak)
Lantas, Beliau meminta Thalhah untuk duduk di bawahnya. Lalu Nabi naik (pelan-pelan) hingga akhirnya berdiri tegak di atas batu besar tersebut.
Setelah itu, aku mendengar Nabi bersabda:
"Thalhah telah menyebabkan dirinya berhak mendapatkan surga.”
(HR at Tirmidzi)
Sa’ib bin Yazid berkata,
“Sesungguhnya Rasulullah saw ketika perang Uhud mengenakan dua baju besi. Sungguh beliau memakai keduanya secara rangkap.”
(HR at Tirmidzi, Abu Daud dan Ibnu Majah)
Dalam menghadapi musuh dalam perang Uhud, Baginda Rasulullah berikhtiar dengan memakai dua lapis baju besi sebelum maju perang.
Itu merupakan wujud ikhtiar manusiawi Beliau untuk memenangkan pertempuran melawan musuh.
Rasulullah adalah sebaik-baik hamba yang bertawakal.
Beliau tidak pernah takut kepada apapun selain Allah.
Namun demikian, Beliau tetap memakai pelindung tubuh berupa baju besi.
Tidak hanya sekedar selapis baju besi, bahkan beliau memakai dua lapis.
Apakah waras orang yang mengatakan bahwa Rasulullah lebih besar rasa takutnya terhadap kekuatan kaum kafir dibandingkan dengan rasa kecintaannya terhadap kesyahidan ?
Tentu hanya orang bodoh yang menganggap Rasulullah takut mati hanya gara-gara mereka melihat Rasulullah mengenakan baju besi dua lapis.
Di masa pandemi ini, banyak orang bodoh yang mengatakan tidak usah pakai masker, tidak usah mematuhi prokes.
Jangan takut dengan Corona, takutlah hanya kepada Allah.
Sungguh mereka itu orang-orang bodoh yang tidak sadar dengan kebodohannya.
Menganggap orang yang memakai masker dan mematuhi protokol kesehatan itu lebih takut Corona daripada Allah.
Jangan-jangan mereka juga menganggap Rasulullah yang memakai baju besi dobel itu sebagai orang yang lebih takut terhadap orang kafir daripada Allah ?
Sebagaimana Rasulullah memakai perisai berupa baju besi dua lapis sebagai ikhtiar menjaga keselamatan diri dr keburukan, maka marilah kita patuhi protokol kesehatan sebagai ittiba' kita kpd Baginda, dalam rangka ikhtiar menyelamatkan diri dr keburukan virus
Semoga bermanfaat🙏🏿🌹
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
Abu Bakar RA adalah orang dewasa pertama yang masuk islam, tetapi bukan itu saja, Rasullullah SAW juga memujinya karena cara penerimaan ajakan Rasullullah SAW untuk memeluk islam.
Tentang hal ini Beliau bersabda: "Tiada pernah aku mengajak seseorang masuk Islam, tanpa ada hambatan, tanpa mengemukakan pandangan dan alasan kecuali Abu Bakar. Ketika aku menyampaikan ajakan tersebut, dia langsung menerimanya tanpa ragu sedikitpun."
Abu Bakar RA juga sahabat Rasullullah SAW jauh sebelum Beliau mendakwahkan Islam. Selisih usianya yang hanya bertaut dua tahun lebih muda, dan kemuliaan budi pekerti Abu Bakar dibandingkan orang-orang Makkah saat itu, membuatnya dekat dan akrab dengan Rasullullah SAW.
Diriwayatkan bahwa ketika memasuki kota Makkah dalam Fathul Makkah, beliau menunggang unta bersama Ali. Yang dimaksudkan adalah Ali tersebut adalah cucu beliau ini. Ali meninggal menjelang usia dewasanya, beberapa waktu setelah kewafatan ibunya, Zainab.
Anak keduanya adalah seorang perempuan yang diberi nama Umamah RA. Sewaktu masih kecil, Nabi SAW sering bermain-main dengan cucunya ini.
Putri beliau sebanyak empat orang, semuanya dari Khadijah, yaitu Zainab Ruqayyah, Ummi Kultsum dan Fatimah az Zahrah. Sedangkan dari istri-istri lainnya, beliau tidak memperoleh keturunan
Qasim adalah putra Nabi SAW yang pertama, tetapi ada pula yang menyatakan bahwa ia adik Zainab. Ia meninggal ketika berusia sekitar 2 tahun. Sedangkan Abdullah lahir ketika beliau telah diangkat menjadi Rasul. Ia juga disebut sebagai Thayyib, dan juga Thahhir.
Abdullah juga meninggal ketika masih kecil. Hal ini sempat membuat orang-orang kafir Quraisy gembira, mereka beranggapan dengan tidak adanya anak keturunan, akan terputuslah nama dan risalah Islam yang beliau sampaikan.
dan beliau mengirim Buraidah bin Hushaib al Aslamy untuk mengecek kebenaran berita ini. Setelah memperoleh informasi yang lengkap dan benar, beliau memimpin pasukan untuk meyerang mereka, sehingga terjadilah pertempuran Bani Musthaliq atau al Muraisi’,
karena terjadi di mata air al Muraisi milik Bani Musthaliq di Qudaid.
Juwairiyah binti Harits seorang yang cantik jelita dan wajahnya selalu berseri-seri. Jika berjalan, ia selalu menundukkan pandangannya (ghadul bashar). Sebelumnya ia telah menikah dengan Musafi bin Shafwan.
Tetapi pernikahan beliau ini hanya berlangsung delapan bulan (riwayat lain menyebutkan dua atau tiga bulan), Zainab meninggal pada bulan Rabi'ul akhir tahun 4 Hijriah. Bersama Khadijah, ia merupakan istri Nabi yang meninggal ketika beliau masih hidup.
Zainab dinikahi Nabi SAW dalam keadaan janda. Sebagian riwayat menyebutkan, suami pertamanya adalah Abdullah bin Jahsyi RA yang mati syahid di perang Uhud,
Mereka berdua telah memeluk Islam pada masa awal ketika di Makkah. Karena kerasnya siksaan dan halangan yang dilakukan oleh kaum Quraisy, mereka berdua hijrah ke Habasyah bersama beberapa sahabat lainnya.
Suami Saudah meninggal pada tahun 10 kenabian, beberapa hari sebelum meninggalnya Khadijah RA, ketika masih berada di Habasyah. Sebagian riwayat menyebutkan Sakran telah kembali ke Makkah, kemudian meninggal.