Diosetta Profile picture
Jul 23, 2021 33 tweets 6 min read Read on X
Sumur Pemakan Tumbal

Satu-satunya sumber air di desa tak pernah berhenti meminta tumbal

@bacahorror @IDN_Horor @bagihorror @qwertyping @ceritaht @Penikmathorror

Disclaimer : Nama desa dan tokoh bukan nama sebenarnya Image
Kejadian ini terjadi di suatu desa perbatasan jawa tengah dan jawa timur , tepatnya di era 80an ketika pembangunan belum menyeluruh hingga ke kepelosok pelosok desa.
Sebuah desa , sebut saja namanya desa Jatialas merupakan sebuah desa yang dikenal dengan hasil kerajinan tangan yang menjadi komoditas desa.
Perkenalkan , aku Rani .. salah satu warga desa Jatialas yang hidup sangat berkecukupan di desa ini.
Mungkin dengan segala sesuatu yang kami punya, keluarga kami dianggap sebagai salah satu keluarga yang terpandang.
“ Rani.. belum ke sumur? “ tanya salah seorang warga yang lewat di depan rumahku.
“ini sebentar lagi bu… nanti saya nyusul “ jawabku.
Untuk memenuhi kebutuhan air di desa ini , kami harus menimba air dari sumur yang terdapat di ujung perbatasan desa , sebenarnya tidak jauh hanya saja untuk keperluan air di rumah , kami harus setidaknya 2 kali bolak balik sumur.
“ Eh.. Rani, katanya Bapakmu nambah karyawan lagi ya? “ Tanya seorang ibu yang sedang ikut mengantri menimba sumur.
“Iya bu… pesenan dari kota tambah banyak biar bisa diambil semua” Jawabku menjelaskan kepada mereka.
“Wah… makin kaya ya keluarga kamu , harusnya kamu ga usah nimba ke sumur ini lagi.. kan bisa nyuruh anak buah Bapakmu” lanjut ibu itu.
“ hihi… jangan bu, nanti aku jadi males… Bapak yang nyuruh, harus aku yang ke sumur” jawabku.
Giliranku datang, aku memenuhi jerigen dengan air , segera kembali ke rumah , dan kembali lagi ke sumur hingga bak di rumah terisi penuh. Rutinitas inilah yang terjadi di setiap pagi, Siangnya aku membantu untuk membuat kerajinan.
Semua berjalan seperti rutinitas desa lainya , namun malam ini terjadi hal yang tidak biasa… suara kentongan berbunyi , jumlah kentongan itu menandakan ada orang yang meninggal.. wargapun keluar dari rumah dan berkumpul..
“ mas… siapa yang meninggal? Kejadianya dimana?” tanyaku kepada mas anto yang lewat depan rumahku.
“ Itu , Pak Tardi… katanya jasadnya ditemukan di dalam sumur , ini saya mau ke sana” jawabnya dengan buru-buru.
Aku mengenakan sandalku dan menyusul ke sana.
Benar yang diceritakan mas anto , jasad Pak Tardi terlihat tebaring di sisi sumur dengan wajah yang sudah ditutup selembar kain, terlihat perangkat desa sedang sibuk memeriksa kondisi jasad dan lokasi.
Aku pulang dan menceritakan ke Bapak dan ibu , namun sepertinya mereka tidak terlalu pedulli. Padahal dulunya Pak Tardi pernah bekerja pada Bapak sebelum akhirnya mengundurkan diri.
Setelah kematian Pak Tardi warga takut menggunakan sumur tersebut mungkin karena merasa kurang bersih juga. Dengan kondisi itu , warga mendesak perangkat desa untuk membuat aliran air dari PDAM .
akhirnya dalam waktu sebulan semua itu terealisasi dan sumur itu jarang digunakan lagi.
Seluruh warga sudah bisa menikmati air bersih dari pam, namun entah mengapa Bapak masih menyuruhku untuk menimba dari sumur tersebut. Sebenarnya aku tidak masalah,
hanya saja terkadang aku merasa ada sesuatu mengawasiku dari suatu tempat.
Malam ini suara kentongan kembali terdengar, seorang anak kecil hilang seharian dan ternyata ditemukan lagi di dalam sumur.
Warga kembali heboh dan menuntut untuk menutup sumur itu , namun yang mengherankan.. Bapak tidak setuju , dengan alasan sumur sebagai cadangan air saat pdam bermasalah.
Karena Bapak adalah orang berpengaruh , warga dan perangkat desa tidak dapat berbuat apa-apa ,
namun warga sudah sama sekali tidak ada yang menggunakan sumur itu.

..
Sudah sebulan bisnis Bapak tidak berjalan dengan baik, akhrinya Bapak memutuskan untuk memberhentikan beberapa karyawan.
Hal ini terus berlanjut , sesekali aku mendengar perbincangan Bapak dan ibu di kamar..
“ Jangan pak.. udah cukup apa yang kita punya” ucap ibu sayup-sayup dari dalam kamar.
“Nggak buk.. kita ga bisa jatuh miskin lagi , dari awal kita sudah siap akan resikonya” ucap Bapak dari dalam kamar.
Aku tidak mengerti apa yang mereka bicarakan , namun setelahnyapun mereka masih berdebat.
Esoknya aku membantu membuat kerajinan bersama pekerja yang lain.
Terlihat dari jauh Bapak menghampiriku dengan membawa sebuah kendi.
“ Nduk… nanti malam kamu mampir ke sumur ya.. bawa kendi ini dan isi sampai penuh” ucap Bapak dengan menyerahkan sebuah kendi tua.
“u.. untuk apa pak?” tanyaku bingung.
“sudah , ga usah tanya-tanya… “ ucapnya dengan raut wajat yang serius.
Aku menuruti perintah Bapak , setelah langit mulai gelap , sebuah kendi tua kubawa menuju sumur. Walaupun sudah terbiasa tapi aku merasa ada yang aneh dari semua ini.
Sebuah sumur tua terlihat di hadapanku , tidak ada penerangan yang selain lampu minyak yang kubawa. Sedikit demi sedikit aku menimba sumur dan mengisi kendi tua pemberian Bapak, namun sebelum sempat penuh tali dan emberku tersangkut , sebuah benda ikut terbawa..
Aku menariknya sekuat tenaga hingga benda itu terangkat ke atas dan terjatuh di samping sumur. Lampu minyak kudekatkan ke benda itu dan yang terlihat sungguh mengerikan.
Jasad bayi yang sudah membusuk dengan bau menyengat tergeletak di pinggir sumur..
Aku menutup mulut dan hidung menahan bau busuk yang muncul dari jasad itu , segera kuangkat lampu minyak dan bersiap berlari meninggalkan sumur.
Belum sempat berdiri , badanku tertahan dengan sesosok makhluk yang muncul dari belakangku.
Makhluk perempuan dengan wajah yang membusuk dengan rambut putih yang disanggul berantakan berdiri tepat di depan wajahku.
“ mau kemana nduk… sekarang di sini tempatmu” ucap makhluk itu kepadaku.
“to.. tolong!!!” aku mencoba berteriak , namun sepertinya tidak ada yang mendengar.
“ Bapakmu sudah menyerahkanmu pada kami untuk ditukar dengan kekayaanya… sekarang kamu milik kami” ucap makhluk itu.
Beberapa makhluk lain mulai muncul dari semak-semak di sekitar sumur dan bersiap menghampiriku.
“nggak.. gak mungkin, Bapak ga mungkin ngelakuin itu! “ bantahku dengan air mata yang mulai menetes.
“ hihihi… disebelahmu itu adalah jasad adikmu , dan jasad ibumu sudah lenyap terlebih dulu” makhluk itu semakin mendekat dan mencengkramkan tanganya ke tubuhku.
Aku menghindarinya dengan kaki yang lemas.
“Ibu ada di rumah… ga mungkin aku percaya sama demit laknat seperti kamu” teriaku kepada makhluk itu.
“ Ibumu, adikmu, dan kamu adalah tumbal yang dijanjikan ayahmu untuk bisa menjadi kaya dan hidup bersama wanita sundal yang mengaku sebagai ibumu… khikhihi..” ucap demit itu.
Tanpa terasa , setan dari balik semak sudah mencapai tubuhku dan mencengkram dengan erat.
“Ba.. pak! Gak mungkin.. Bapak.. tolong Rani pak!” aku berteriak sambil meronta. Namun tenaga setan itu terlalu kuat.
Rasa sakit yang tak tertahankan mulai muncul , selama semalaman setan-setan itu mencabik-cabik tubuhku dan menjilati semua darah yang menetes dari lukaku. Setan-setan baru bermunculan melakukan hal yang sama hingga mereka puas dan mengangkatku.
Suara gemericik air terdengar, itu adalah darahku yang menetes ke dalam air di lubang sumur . suara itu terdengar beberapa kali hingga tubuhku menyusul tetesan darahku kedalam lubang itu sebagai tumbal perjanjian Bapak dengan setan-setan ini..

Tamat

#sumurpemakantumbal
Semoga cerita ini bisa cukup bikin merinding sambil menunggu #gendingalasmayit part6 di upload besok.

Terima kasih dan selamat membaca

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with Diosetta

Diosetta Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @diosetta

May 16
PERJANJIAN TABU PENGANTIN IBLIS

Ritual itu kulakukan untuk kesembuhan anakku…

- A thread –

@bacahorror @idn_horror
#bacahorror #pengantiniblis Image
Perkenalkan, nama saya Ranti Puspita Dewi. Saya selalu percaya bahwa pernikahan adalah hal yang sakral dan terjadi ketika dua orang saling mencintai. Setidaknya, itulah keyakinan saya hingga saya menikah dengan Mas Bowo.
Namun, saya segera menyadari bahwa cinta saja tidak cukup untuk menghidupi keluarga kami. Kami harus tinggal di rumah ibu Mas Bowo bersama kedua adiknya. Ibu Mas Bowo selalu menuntut kesempurnaan dalam peran saya sebagai istri.
Read 43 tweets
May 14
PAGELARAN SEWU LELEMBUT
Part 7 - Wayang Batara

Pagelaran terkutuk telah dimulai di Leuweung sasar. Wabah, teror makhluk gaib mulai menyebar di mana suara gending pagelaran terdengar.

Sementara itu dua pengkhianat sudah menjadi bagian dari pementasan.

#bacahorror @bacahorror Image
PAGELARAN SEWU LELEMBUT

Senja saat itu tak kunjung menghitam. Warna jingga yang menghiasi langit tak serta-merta menjadi malam dan malah semakin memamerkan merahnya.

“Tolong! Tolong anak saya!!!”

Tiba-tiba seorang ibu keluar ke jalan dengan histeris. Wajahnya panik dan ketakutan. Ia mengharap pertolongan dari tetangga di sekitarnya, namun apa yang ia dapatkan adalah hal yang mengerikan.

“Kulit saya? Badan saya? Tolong…”

Kali ini seorang pemuda keluar rumah dengan kebingungan dengan apa yang terjadi pada dirinya. Tubuhnya tiba-tiba muncul bintik-bintik bernanah dan berbau menyengat. Ia tidak sendiri, beberapa warga juga mengalami hal serupa.

“Astagfirullahaladzim…”

Suara gending gamelan yang mengerikan terdengar dari satu arah di luar desa. Abah yang melihat keadaan itu bergegas mendatangi orang-orang yang berada di desanya. Dirga ingin ikut membantu, namun Abah menahannya.

“Pergi, Dirga! Tanggung jawabmu bukan disini!” Perintah abah.

Dirga mengerti dengan jelas maksud abah. Ia tahu bahwa penyebab semua ini adalah sesuatu yang terjadi di leuweung sasar.

“Bah, Apa nggak papa Dirga tinggal?”
Dirga sadar bahwa apa yang terjadi di desanya akan semakin berbahaya, namun abah meyakinkan Dirga bahwa ia lebih dibutuhkan di tempat lain.

“Pergilah, Abah yakin masih bisa menjaga desa kita. Mas Danan dan Cahyo lebih membutuhkan kekuatanmu seutuhnya.”

Dirga terdiam sejenak, ia mencoba meneguhkan keputusannya.

“Baik, Abah. Dirga pamit. Assalamualaikum..”
Pamit dirga sambil mencium tangan ayahnya itu. “Walaikumsalam..”

Dirga pergi dengan rasa cemas. Namun ia yakin bahwa Tuhan akan melindungi desa dan orang tuanya dari segala hal buruk.

Setelah Dirga menghilang dari pandangan, Abah tak serta merta menghampiri warga-warga desa yang terjangkit penyakit aneh itu. Ia berlari ke masjid desa dan menyuarakan Adzan dengan begitu lantang.

Saat itulah hal yang mengerikan terjadi…
Read 19 tweets
May 2
PAGELARAN SEWU LELEMBUT
Part 6 - Gong Pemanggil Arwah

Sekali lagi Legenda pendekar sambara terdengar di sebuah kampung yang dihuni oleh bangsa lelembut. Bisma dan Bimo Sambara memiliki kisah besar yang mempengaruhi masa ini.

@bacahorror @IDN_Horor
#bacahorror Image
KAMPUNG LELEMBUT

Kabut putih semakin tebal setiap kami menembus hutan-hutan lebat di hulu sungai. Suara aliran air masih terdengar, namun suara itu perlahan menghilang seiring kami melangkah.

“Desa itu saja sudah terpencil, tapi masih ada yang lebih tersembunyi lagi di tempat ini,” ucapku.
“Benar, Nan. Hati-hati. Di semesta Bara pun aku tidak sampai ke tempat-tempat ini,” Balas Cahyo.

Mbah Tanggir berjalan (melayang) di depan kami menembus kabut dan pepohonan. Sesekali kami harus mendaki batuan besar dan menuruni jalur dekat jurang.

“Sudah lama sekali tidak ada yang mendatangi mereka. Dan sudah lama juga mereka tidak menerima kedatangan siapapun,” Ucap Mbah Tanggir.

“Mereka itu siapa, Mbah? Kita sudah berjalan hampir satu jam tapi Mbah masih belum memberi tahu siapa yang akan kami datangi,” protes Cahyo.

“Aku ceritakan pun percuma. Sebaiknya biar mereka sendiri yang menjelaskannya pada kalian. Lagipula, mereka punya sesuatu yang mungkin berhubungan dengan pegelaran terkutuk yang akan kalian hadapi.”
Mbah Tanggir masih meminta kami untuk bersabar.

Jalur yang kami lewati memang sulit, bila tanpa arahan dari mbah tanggir mungkin kami akan tersesat atau bahkan celaka dengan medan yang ada.

Kami tiba di tempat yang tak terlalu banyak ditumbuhi pepohonan dengan kabut semakin pekat. Samar-samar aku mendengar suara-suara yang di sekitar kami.
Read 22 tweets
Apr 25
PAGELARAN SEWU LELEMBUT
Part 5 - Darang

Pementasan itu menggunakan jasad manusia untuk memainkan perannya. Pementasan terkutuk yang membawa wabah dan bencana untuk manusia.. Darang

@IDN_Horor @bacahorror @ceritaht @qwertyping
#bacahorror Image
Part 5 - DARANG

Jawa Timur, 1920

Di satu malam, seluruh warga desa tertidur dengan nyenyak dalam balutan gelapnya malam. Seorang kakek memasuki desa dengan menarik sebuah gerobak berbau busuk tanpa disadari oleh satupun warga di sana.

Kakek itu berjalan dengan percaya diri seolah yakin bahwa lelapnya warga desa takkan terusik olehnya.

Srakk! Srakk!!

Dengan susah payah, ia melintasi hutan sambil menarik gerobak aneh itu. Ia membabat hutan sedikit demi sedikit agar gerobaknya dapat melintas. Bau busuk yang seharusnya membuat manusia manapun tak nyaman, ternyata telah dinanti oleh hutan itu.

Suara tawa cekikikan menyambut kedatangan kakek itu di pemakaman. Namun ia tidak berhenti, ia terus berjalan hingga menemukan sebuah gua yang tertutupi tanaman-tanaman menjalar. Di gua itulah perjalananya berakhir.

Duonggggg!!!!

Menjelang subuh warga desa terbangun dengan suara gong yang menggema dari dalam hutan. Mereka mempertanyakan suara itu namun tak begitu peduli, mereka lebih bingung dengan bau aneh yang tiba-tiba tercium di desa mereka.

Setelah beberapa saat, warga desa menganggap hal itu sebagai kejadian biasa dan mengacuhkanya ketika bau itu tak lagi tercium. Mereka lebih memilih untuk sibuk mengurus ladang dan ternak mereka masing-masing.Image
Read 14 tweets
Apr 18
PAGELARAN SEWU LELEMBUT
Part 4 - Pementasan Mayat

“Kalau tujuanmu untuk menjaga hutan ini, aku tidak keberatan.
Tapi kalau tujuanmu hanya untuk mati disana, lebih baik kupatahkan kakimu disini!”

#bacahorror #jagadsegorodemit
@bacahorror Image
Part 4 - Pementasan Mayat
(Sudut pandang Danan...)

“Kalau tujuanmu untuk menjaga hutan ini, aku tidak keberatan.

Tapi kalau tujuanmu hanya untuk mati disana, lebih baik kupatahkan kakimu disini, Mamang Gondrong!” Ucap Cahyo yang tiba-tiba muncul di hadapan kami.

“Minggir!” Ancam Budi tetap dengan keras kepalanya.
Berbeda dengan reaksiku kemarin, Cahyo justru berbaring di tanah mengacuhkan ancaman Budi. Ia memangkukan kepalanya dengan tanganya. Saat itu Kliwon melimpat ke arahnya dan ikut bersandar di tubuh Cahyo.

“Hoahmm! Kliwon sudah cerita, apa yang ada di dalam sana nggak bisa kamu lawan seorang diri, Mang..

Ijinkan kami ikut masuk, atau kamu juga nggak boleh masuk,” Ucap Cahyo.

“Leuweung Sasar bukan tempat yang bisa kalian masuk dan keluar dengan sembarangan!” Budi memperingatkan. Namun Cahyo tidak peduli. Ia Malah menguap sambil bercanda dengan kliwon.

Budi mencoba untuk mengacuhkan Cahyo dan berlari menuju hutan, namun baru melangkah beberapa langkah melewati Cahyo, Budi sudah tertangkap lagi oleh Cahyo dan terlempar kembali ketempatnya.

“Sudah aku bilang. Masuk semua, atau nggak usah semua,” Ucap Cahyo.

Aku sedikit menahan tawa melihat cara Cahyo menangani Budi. Gama pun mungkin tak menyangka ada yang memperlakukan Budi seperti itu. Namun sepertinya, Budi belum menyerah. Ia mengambil belati andalanya, dan memutuskan untuk menghadapi Cahyo.
Read 15 tweets
Apr 4
PAGELARAN SEWU LELEMBUT
Part 3 - Panggung Keramat

Leuweung Sasar menjadi latar pagelaran yang dikutuk. Berbagai kejadian mistis menjadi pertanda bencana di hutan itu.

@bacahorror @bagihorror @IDN_Horor

#bacahorror Image
PENJAGA LEUWEUNG SASAR
(Sudut pandang Danan…)

Hutan yang begitu luas dan menyimpan kisah kelam kini berada di hadapanku. Sebuah hutan yang pernah menjadi saksi keganasan Gandara Baruwa dan tempat bagi makhluk-makhluk mengerikan bersembunyi.

Leuweung Sasar Taneuh Bereum. Siapapun yang mencoba memasukinya harus siap untuk tak menemukan jalan keluar. Namun aku tak punya pilihan, sebuah bencana besar akan di mulai dari hutan keramat ini. Aku harus menghentikannya sebelum semua terlambat.

Aku tak bisa melibatkan Arsa untuk mengambil resiko masuk ke hutan ini. Lagipula, aku membutuhkan dia untuk mencari informasi bersama abah mengenai ‘Pagelaran’ yang membawa bencana itu.

Srakkk!!

Ada suara yang mendekat tepat saat aku hendak memasuki satu-satunya jalan untuk menembus hutan ini. Aku mencoba mengabaikannya untuk saat ini, namun baru saja aku hendak melangkah sebuah pisau melesat dan menancap di tanah.

Sratt!!

Aku melompat mundur, dalam sekejap saja aku bisa mengenali pisau itu.
“Budi! Aku harus masuk ke dalam! Sesuatu yang mengerikan akan terjadi lagi!” Teriakku.

Jauh dari balik pepohonan sosok yang cukup kukenal itu menampakan wujudnya padaku.

“Leuweung sasar tidak lagi menerima keberadaan manusia. Tak ada satupun yang diijinkan untuk masuk. Kita sudah menyepakati itu,” Ucap Budi.

“Tapi ini keadaan genting! Kita harus menuntaskanya sebelum semua semakin parah!”

Budi hanya berdiri terdiam tanpa menghiraukan perkataanku. Ia bersikeras untuk menghalangi siapapun untuk masuk.

“Kalau kau memang tidak ingin membantuku, aku sendiri pun tak masalah,” balasku yang bergegas masuk dan melewatinya, Budi menahan pundakku dan melemparkanku kembali menjauh.

“Budi!” Ucapku kesal dengan sikap keras kepalanya.
Sekali lagi ia tidak menjawab, namun aku tahu ia tetap tidak bersedia membiarkanku untuk masuk.
Dengan langkah yang lebih cepat aku berlari berusaha melewati dirinya, namun yang terjadi justru ia menghadangku dan menendangku hingga terpental.

“Kau sudah tidak waras?” Teriakku.

“Sudah kukatakan, kalau ada yang ingin memasuki leuweung sasar lagi. Mereka harus melangkahi mayatku!”

Aku mulai mengerti, inilah yang dimaksud oleh Paklek. Ki Duduy sempat mengatakan bahwa Leuweung Sasar dijaga dengan ketat. Aku sudah menduga bahwa itu adalah Budi, tapi aku tidak menyangka bahwa sekarang ia sekeras kepala ini.

“Baik kalau itu maumu!” Ucapku.
Read 26 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Don't want to be a Premium member but still want to support us?

Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal

Or Donate anonymously using crypto!

Ethereum

0xfe58350B80634f60Fa6Dc149a72b4DFbc17D341E copy

Bitcoin

3ATGMxNzCUFzxpMCHL5sWSt4DVtS8UqXpi copy

Thank you for your support!

Follow Us!

:(