Diosetta Profile picture
Penulis Cerita Horror, Urban Legend, Misteri, Kisah leluhur. ( update tiap #malamjumat ) Business inquiry : 0882 0056 04288 (WA) index cerita di link di bawah
102 subscribers
Dec 12 12 tweets 21 min read
PERANG TANAH DANYANG
Part 10 - Tanah Perjanjian

Sosok-sosok danyang misterius mulai bermunculan. Entah kawan atau lawan... Image Part Sebelumnya :
part 1 : x.com/diosetta/statu…
part 2 : x.com/diosetta/statu…
Part 3 : x.com/diosetta/statu…
part 4 : x.com/diosetta/statu…
Part 5 : x.com/diosetta/statu…
Part 6 : x.com/diosetta/statu…
Part 7 : x.com/diosetta/statu…
Part 8 : x.com/diosetta/statu…
Part 9 : x.com/diosetta/statu…
Dec 6 10 tweets 24 min read
PERANG TANAH DANYANG
Part 9 - Roro Mayit

Dosa itu terjadi antara Dananjaya Sambara, dan sosok Danyang yang bermain-main dengan nyawa...

#bacahorror @IDN_Horor @bagihorror Image Part Sebelumnya :

part 1 : x.com/diosetta/statu…
part 2 : x.com/diosetta/statu…
Part 3 : x.com/diosetta/statu…
part 4 : x.com/diosetta/statu…
Part 5 : x.com/diosetta/statu…
Part 6 : x.com/diosetta/statu…
Part 7 : x.com/diosetta/statu…
Part 8 : x.com/diosetta/statu…
Nov 28 14 tweets 24 min read
PERANG TANAH DANYANG
Part 8 - Rayuan Kegelapan

Perang Tanah Para Danyang berakhir dengan tragis. Empat manusia yang berjuang untuk keseimbangan kini tidak lagi bernyawa...

#bacahorror Image Part Sebelumnya :
part 1 : x.com/diosetta/statu…
part 2 : x.com/diosetta/statu…
Part 3 : x.com/diosetta/statu…
part 4 : x.com/diosetta/statu…
Part 5 : x.com/diosetta/statu…
Part 6 : x.com/diosetta/statu…
Part 7 : x.com/diosetta/statu…
Nov 21 15 tweets 20 min read
PERANG TANAH DANYANG
Part 7 - Perang Pertama

Tiga zaman bersatu dalam peperangan makhluk dari alam yang tak kasat mata. Nyawa Manusia adalah amunisisnya..

#bacahorror @ceritaht @IDN_Horor @bacahorror Image Part Sebelumnya :

part 1 : x.com/diosetta/statu…
part 2 : x.com/diosetta/statu…
Part 3 : x.com/diosetta/statu…
part 4 : x.com/diosetta/statu…
Part 5 : x.com/diosetta/statu…
Part 6 : x.com/diosetta/statu…
Nov 14 12 tweets 22 min read
PERANG TANAH DANYANG
Part 6 - Tanah Para Danyang

Awal mula Perang Para Danyang di masa lalu terungkap. Takdir darah sambara terikat di masa itu

#bacahoror Image Part Sebelumnya :
part 1 : x.com/diosetta/statu…
part 2 : x.com/diosetta/statu…
Part 3 : x.com/diosetta/statu…
part 4 : x.com/diosetta/statu…
Part 5 : x.com/diosetta/statu…
Oct 31 15 tweets 21 min read
PERANG TANAH DANYANG
Part 5 - Ratusan Tahun Yang Lalu

Widarpa menghilang, Daryana mulai bergerak. Bencana dimulai dari zaman itu...

#bacahorror @bacahorror Image Part Sebelumnya :
part 1 : x.com/diosetta/statu…
part 2 : x.com/diosetta/statu…
Part 3 : x.com/diosetta/statu…
part 4 : x.com/diosetta/statu…
Oct 24 10 tweets 21 min read
PERANG TANAH DANYANG
Part 4 - Penduduk Masa Lalu

Cahyo kembali ke desa itu, tempat dimana ia telah berdosa pada penduduk yang tinggal di sana. Sebuah desa yang dihuni oleh Trah keluarga yang mengucilakna dirinya. Trah Rojobedes...

@bacahorror #bacahorror Image Part Sebelumnya bisa dibaca di sini ya :
part 1 : x.com/diosetta/statu…
part 2 : x.com/diosetta/statu…
Part 3 : x.com/diosetta/statu…

Semoga teman-teman berkenan meninggalkan komen setelah membaca part ini..
Oct 17 66 tweets 8 min read
Di Balik Jejak Melati
- a horror thread –

Bau Melati yang semula menenangkan kini berubah menjadi isyarat kematian.

Sosok pendendam yang membawa ketakutan untuk warga desa. Ia tak akan tenang sebelum dendamnya terpuaskan.

#bacahorror @bacahorror Image Namaku Arya, seorang jurnalis lepas yang terbiasa menggali cerita kriminal, misteri, hingga horor.

Adrenalin selalu terpacu saat menemukan kisah misteri yang belum terungkap, dan biasanya aku mendapatkan info dari kantor, narasumber, atau teman-teman.
Oct 17 12 tweets 20 min read
PERANG TANAH DANYANG
Part 3 - Jeritan Alam terkutuk

Part 1 : Sendang Mayat
x.com/diosetta/statu…
Part 2 : Ratu
x.com/diosetta/statu…

#bacahorror @bacahorror Image Ada legenda yang mengatakan bahwa manusia, hanya menempati satu dari sekian ribu alam yang diciptakan oleh Yang Maha Pencipta.

Alam manusia, alam roh, alam mimpi, alam antara, akhirat, khayangan, atau berbagai macam nama yang sering tersebut di berbagai kepercayaan mungkin memiliki tempat tersendiri yang tak mudah dijangkau oleh manusia.

Tapi di balik itu, setiap alam memiliki ikatannya sendiri dan saling mempengaruhi dengan caranya sendiri.

Tapi satu alam pernah mati menyisakan kesadaran yang memaksa dirinya sebagai alam untuk mendapatkan energi hidup dari alam lain.

Alam itu sadar bahwa tak ada makhluk yang berhak memiliki keinginannya sendiri. Jika hanya ada satu kesadaran untuk semua makhluk di satu alam, maka alam itu akan bangkit menjadi alam yang terkuat.

Jagad Segoro demit. Hanya amarah dan nafsu yang diizinkan untuk ada di sana. Setiap makhluk perlahan akan melupakan dirinya dan menjadi satu kesadaran dengan alam itu.

Hanya kegilaan dan kekacauan yang terus ada mengorbankan darah dan nyawa untuk kembali lahirnya sebuah alam yang telah mati.
Akan ada waktunya alam ini merebut alam manusia untuk menjadi bagian darinya..

***
Oct 10 15 tweets 21 min read
PERANG TANAH DANYANG
Part 2 - Ratu

Cahyo mendapat kabar dari Danan di mimpinya yang aneh. Danan memperingatkan bahwa yang paling berbahaya dari Perang Para Danyang berasal dari alam manuisa

@bacahorror #bacahorror Image Part sebelumnya bisa dibaca disini ya

Part 1 :
Oct 3 15 tweets 20 min read
PERANG TANAH DANYANG
Part 1 - Sendang Mayat

Danan dan Cahyo terpisah di alam yang berbeda. Garis keturunan Trah Sambara memiliki takdir untuk berdiri di tengah perseteruan makhluk-makhluk yang merasa menguasai bagian dari alam.

@bacahorror @IDN_Horor @ceritaht Image SENDANG MAYAT

Suara mesin sepeda motor memecah keheningan di jalan setapak yang dikelilingi hutan-hutan menuju sebuah desa. Berkali-kali aku mengingatkan Mas Sapta yang menjemputku dengan motor tuanya untuk berhati-hati, namun rasa cemasnya akan keadaan keluarga dan warga desa tak bisa ditutupi.

Namaku Anggoro. Seorang dokter yang sedang menjalankan tugas di salah satu kota besar di Jawa Barat. Namun kemarin, bapak meneleponku dan memintaku untuk pulang.

“Pulang ya, Le… Bapak takut, mungkin saja hal buruk akan terjadi pada sama bapak. Setidaknya sebelum hal buruk itu terjadi, bapak pengen ketemu kamu..”
Kata-kata itu terus terngiang membuatku tak mungkin lagi menolak untuk pulang.

Bapak juga mengatakan bahwa seandainya aku bisa kembali, mungkin saja aku bisa membantu akan apa yang terjadi di desa. Sesuatu yang mengerikan terjadi di sana.

Belasan warga, mati…

Mas Sapta yang menjemputku di terminal pun menceritakan dengan tubuh yang gemetar dan lemas. Ia melihat sendiri bagaimana tetangga yang masih saudara jauh dengannya mati dengan tubuh yang menghitam dan bagian tubuhnya putus satu persatu. Dan saat ini, di rumah bapak masih terdapat beberapa warga yang bernasib serupa.

“Bangunan itu masih belum dibongkar?”

Aku bertanya pada Mas Sapta sambil menunjuk beberapa sisa rumah-rumah tua yang sudah hancur di salah satu sisi hutan. Hanya tersisa sebagian tembok-tembok saja yang sudah ditumbuhi tanaman merambat dan lumut.

Sisa dinding-dinding bangunan di sana sudah terkelupas dan menunjukkan tumpukan bata yang masih tebal. Ada sebuah sumur yang sepertinya juga sudah lama tidak digunakan.

“Nggak ada yang berani, Mas Anggoro. Katanya masih ada yang punya. Takut salah..”

Aku hanya menggeleng melihat sisa-sisa bangunan yang sudah ada sejak aku kecil. Entah kapan terakhir kali bangunan itu berbentuk rumah dan ditinggali, bapak pun tidak bisa menjawab.Gapura desa Darmo Kulon pun terlihat di hadapan kami, namun aku tak menyangka bahwa keadaan di desa begitu gelap.

Semua rumah mematikan lampu dan hanya ada beberapa obor yang dibuat menggunakan botol kaca yang menyala di beberapa sudut jalan.

“Gelap sekali, Mas? Mati listrik?” Tanyaku.

“Sengaja, Mas.. Kami semua mematikan listrik, mengunci semua pintu, tidur di lantai, supaya setan-setan yang mengutuk desa kami tidak masuk ke desa ini..”

“Masih percaya begituan?”

“Entah, Mas. Dari dulu desa kita percaya hal seperti itu setiap ada wabah..”

Aku memang mengingat beberapa kebiasaan-kebiasaan warga yang sekarang sudah kuanggap tidak masuk akal. Semenjak aku merantau dan mengenal dunia luar, beberapa hal di desaku terasa tidak relevan.

Brakkk!

“Sakiiit…. Sakit… hentikan!”

Tiba-tiba seorang perempuan menerobos keluar rumah. Ia berjalan dengan tangan dan kakinya yang kaku dengan sebagian kulitnya sudah terlihat bisul, bercak, hingga bagian yang menghitam. Matanya terus melotot tanpa bisa berkedip.

Mas Sapta pun mengerem motornya mendadak. Cahaya lampu menyinari sosok perempuan yang terlihat mengerikan di gelapnya malam. Aku pun turun dari motor untuk melihat lebih jelas, namun sosok itu lebih dahulu mengenaliku.

Bibirnya tiba-tiba tersenyum. Ia mengangkat tangannya dan mencoba meraihku.

“Anggoro…” Senyumnya terlihat aneh dan membuatku bergidik ngeri. “To—long…”

Belum sempat mendekat ke arahku, tiba-tiba jari-jari wanita yang telah menghitam itu terpisah dari tubuhnya dan jatuh ke tanah. Wajahnya terus menatapku namun tak lagi bergerak. Satu tangannya masih berusaha meraihku, namun jari-jarinya jatuh satu persatu.

Aku mengenali perempuan itu.

“Mu—murni? Kamu Murni, kan?” Aku memastikan bahwa di hadapannya adalah teman masa kecilku. Namun sudah terlambat cukup lama. Tubuh murni tak lagi bertahan, tubuh itu pun terjatuh tak bernyawa setelah beberapa bagian tubuhnya terpisah. Satu lagi korban jiwa terjadi di desa Darmo kulon.

***
Sep 27 8 tweets 19 min read
LANGGAR TANAH TULAH

Part Akhir - Budak Sang Iblis

Kita masuki part akhir dari cerita ini. Jangan lupa bantu share, like, dan komen ya..

Part 1 bisa dibaca disini :

#bacahorror @bacahorror @IDN_Horor @ceritaht Image Dari seberang jalan, Mbah Guru memandang kami dengan senyuman yang aneh. Aku benar-benar tak percaya dengan apa yang kulihat. Mbah Guru yang selama ini tenang dan bersikap berwibawa, kini berada di hadapanku dengan menyeret seorang anak kecil.

Tubuh anak itu terlihat kaku dan terus kejang-kejang. Wajahnya pucat dan penuh dengan luka.

“Mbah Guru?! Apa-apaan ini?!” Aku mencoba mempertanyakan apa yang ia perbuat, namun Dewa tiba-tiba menahanku untuk menghampirinya.
“Jangan, Mar..”

“Kik… kik… kik…” Mbah Guru tiba-tiba tertawa dengan suara yang aneh. Dia benar-benar tidak seperti Mbah Guru.

Di tengah kebingungan kami, dari belakang mbah bengkong menghampiri kami. Ia melihat mbah Guru dan menggeleng. “Owalah…” responnya singkat.

Mbah Bengkong dengan begitu saja membuang kopi bekas dari gelasnya ke hadapan Mbah Guru, dan anehnya sosok yang kami lihat seperti mbah guru itu berubah menjadi seekor monyet yang menyeret temannya sendiri.

Monyet itu pun meringis mendesis ke arah kami dan bergegas berlari ke arah lain dan menghilang.

“Ini tidak akan mudah. Sepertinya lelembut di sekitar sini sedang tertarik pada desa kita..” Jelas Mbah Bengkong.

Hawa malam itu terasa semakin menusuk. Suara cemas warga masih terdengar dari beberapa rumah. Sialnya lagi, menurut cerita mbah bengkong mungkin di setiap rumah sudah ada demit-demit yang mengawasi, menanti anak-anak itu mati dan menjadi kawan mereka.

Aku dan Dewa buru-buru mencari keberadaan ustad Kusni dan Bapak. Ustad Kusni masih sibuk memeriksa keadaan anak-anak yang masih belum pulih. Sementara bapak mencoba menenangkan orang tua anak-anak itu. Saat aku ingin menceritakan tentang apa yang kami ketahui, Ustad Kusni mengajak kami untuk membicarakan ini semua di masjid.

“Tenung?” Ustad Kusni merespon ceritaku.

“Bapak nggak nyangka masih ada yang pakai begituan di zaman begini,” Bapak menggeleng tak menyangka dengan apa yang ia dengar.

“Di agama Islam, Tenung itu sihir. Semua dikerjakan oleh jin yang memanipulasi manusia.” Jelas Ustad Kusni.

“Terus kita harus bagaimana, Ustad? Mbah Bengkong meminta kami mencari keempat bagian tubuh yang dikubur di penjuru desa dan membakarnya hingga musnah?” Tanya Dewa.

Ustad Kusni menghela nafas dan diam sejenak. Sepertinya ia juga memikirkan hal lain. Suasana di masjid hening sesaat. Kami menunggu respon dari Ustad Kusni yang kami percaya dapat memberikan jalan yang paling baik untuk masalah ini.

“Yang saya takutkan, Mbah Bengkong juga mendapat petunjuk itu dari Jin. Saya tahu Mbah Bengkong orang baik, tapi sosok yang berkomunikasi dengan Mah Bengkong, kita tidak bisa memastikan.”

Ucapan Ustad Kusni ada benarnya. Dewa lah yang menyadari lebih dulu bahwa selama di rumah tadi, Gerak gerik Mbah Bengkong seolah tengah berkomunikasi dengan sosok lain.

“Lantas kita harus bagaimana, Ustad?” Bapak memastikan apa yang harus kami perbuat.

Ustad Kusni pun terlihat cukup bingung. Ia berbalik menatap lafadz Allah di belakangnya dan merenung sesaat.

“Pernah ada kejadian orang-orang yang menemukan buhul di rumahnya, dan membakarnya begitu saja. Entah bagaimana ceritanya, tapi orang itu berakhir celaka.” Gumam Ustad Kusni.

“Seperti yang terjadi pada saya, Ustad. Saat saya mengambil benda-benda gaib di dekat langgar, Jin-jin itu mengincar saya,” Dewa memperjelas keadaanya.

Aku pun pernah mendengar hal serupa, bahkan terjadi di kampung ini. Ada salah seorang perempuan di desa yang tiba-tiba sakit terus menerus.

Penyakitnya yang aneh membuat warga menduga perempuan itu terkena santet. Sang ayah yang menemukan buhul perantara santet itu buru-buru membakarnya. Alhasil sang ayah mengalami sakit yang lebih parah dari anaknya itu.

“Maksudnya, bisa saja hal serupa akan terjadi bila kita menemukan dan membakar benda-benda itu?” Tanyaku.

Ustad Kusni mengangguk. Aku berpikir ini seperti jalan buntu. Apa memang harus ada yang berkorban untuk menyelamatkan anak-anak di desa ini? Pikirku saat itu.

“Biar saya saja yang membakarnya, ustad! Kumpulkan saja di satu tempat!” Ucap Dewa. Ia berniat mengambil semua resiko ini sendiri.

“Nggak, Wa! Jangan ngawur! Jangan nekat lagi, kamu!” Balasku.

“Nggak ada waktu lagi, Mar. Keburu pagi!”

“Tetap nggak bisa! Kamu pendatang di sini! Harusnya kamu malah nggak terlibat urusan ini!” Kali ini aku cukup keras pada Dewa. Aku tahu niatnya baik, tapi aku yakin masih ada cara lain.

“Ustad.. Kalau kita gali bagian tubuh itu dan kita kuburkan dengan layak seperti ajaran Islam, apakah mungkin roh pemilik bisa tenang dan terlepas dari ikatan tumbal?” Bapak tiba-tiba terpikirkan cara itu.
Ustad Kuni merenung sejenak, dari wajahnya ia melihat kemungkinan bahwa ucapan bapak ada benarnya.

“Itu masuk akal! Jika harus mengambil resiko, saya lebih memilih mencoba metode itu daripada harus meminta Mas Dewa memusnahkan benda-benda itu sendiri,” Balas ustad Kusni.

Saran dari bapak terdengar masuk akal bagi kami. Kami pun setuju dan Ustad Kusni membawakan kami masing-masing satu tas kain berisi satu botol air doa dan gulungan kain kafan. Kami mengambil cangkul dan alat seadanya yang sekiranya bisa membantu kami menggali.

“Kita kuburkan di tanah yang baik. Saya akan ke pemakaman desa dan mempersiapkan tanah untuk mengubur bagian tubuh mayat itu. Siramkan air doa itu pada setiap bagian tubuh saat kalian menemukannya. Jangan tergoda oleh hasutan apapun,” Peringat ustad Kusni.

Saat itu Aku, Bapak, dan Dewa berpencar berkeliling desa. Petunjuk kami hanyalah kami harus tiga buah gundukan yang berada di batas desa. Aku melihat bapak segera bertanya pada beberapa warga, namun aku melihat Dewa seolah merasa yakin dengan arah yang ia tuju.

Sejujurnya, aku merasa ada yang berbeda dengan Dewa. Firasatku saat itu membuatku lebih ingin membuntuti Dewa daripada mencari gundukan tanah itu.

Dewa berjalan perlahan mengelilingi desa. ia terlihat celingak-celinguk ke berbagai arah. Bukan sedang mencari sesuatu, namun seolah sedang berusaha menghindari orang lain. Saat ia menoleh ke belakang, aku pun buru-buru bersembunyi agar ia tak menemukanku.

Benar saja, ia tidak memeriksa ke pinggir desa. Melainkan meninggalkan desa menuju ke arah kebun jati yang berjarak cukup jauh dari desa. Apa yang Dewa niatkan?

Aku diambang keraguan. Haruskah aku terus mengikuti Dewa sementara waktu kami tidak lagi banyak? Tapi dalam kondisi ini, aku lebih memilih mengikuti naluriku dibanding akal sehatku.

Dengan berhati-hati aku mengikuti jejak Dewa memasuki kebun-kebun jati yang gelap. Ia tidak menggunakan penerangan sedikitpun. Hanya cahaya bulan yang menjadi sumber cahaya di jalur yang kami lalui. Udara dingin semakin menusuk dan suara gemerisik daun jati terdengar sepanjang aku melalui kebun ini.
Sep 23 37 tweets 6 min read
REL MATI.

- a horror thred -

Gerbong itu berjalan perlahan dengan rombongan manusia tanpa kepala yang menariknya..

#bacahorror Image Mumpung lagi gabut di kereta menuju Jakarta, iseng2 saya tulis live thread ya singkat ya.

Jadi waktu kecil dulu, saya sempat mampir ke desa paklik saya yg berdekatan langsung dengan rel yang sudah tidak digunakan.

Pernah saya tanya, itu sebenarnya relnya ke arah mana?
Sep 15 56 tweets 7 min read
KULTUS TANAH HITAM
Part 0 – Manusia dari tanah terlarang

- a thread -

“Jari mereka tidak utuh, namun hampir semua dari mereka merupakan orang penting di bidangnya. Mereka mendapatkan semua yang diingkan, kecuali kematian..”

@IDN_Horor @bagihorror @bacahorror
#bacahorror Image “Kopinya ya, Mas…”

Secangkir kopi panas sampai di mejaku yang asik melamun seorang diri di sebuah warung sederhana di pinggir jalan.

Suara bus dan truk yang lalu lalang menemani lamunanku di siang itu.
Aug 29 22 tweets 21 min read
KAMPUNG MATI SEKAR MAYANG

a thread

“Wong mati raiso obah, yen obah medeni bocah…”

@bacahorror @ceritaht @IDN_Horor
#bacahorror Image Tetesan gerimis menemani langit yang tengah menjemput sorenya di sebuah pabrik gula yang baru saja beberapa tahun beraktivitas setelah belasan tahun terbengkalai.

Seorang karyawan perempuan berdiri tertegun menyaksikan sosok makhluk perempuan kurus kering yang berdiri terbalik di tengah hujan. Ia berjalan dengan tanganya memainkan tubuhnya sambil menyeringai.

Takut..

Seketika perasaan cemas muncul saat mengetahui keberadaan sosok yang janggal itu, karyawan itu pun tak mampu menahan rasa merindingnya yang membuat tubuhnya kaku.

Tapi itu hanya sementara..
Setelahnya sosok itu pun menghilang dan senyuman yang aneh terukir di wajah karyawan yang mulai terlihat pucat itu…

Aroma kopi hitam tercium semerbak di pos pantau pabrik gula. Suara gerimis menemani sore terasa begitu tenang setelah pergantian shift.

“Slrrrppp..”

Baru saja Cahyo hendak menikmati kopinya yang baru siap itu, tiba-tiba salah seorang karyawan berlari tergesa-gesa ke arahnya.

“Cahyo! Stasiun penggilingan butuh bantuanmu,” ucap Agus, salah satu karyawan di tempat mereka bekerja itu.

“Sek! sabar, Gus. Kopiku baru mateng ini…”

“Ayo cepet! Darurat ini! Ada kejadian lagi!”

Tanpa mempedulikan perkataan Cahyo, Agus menarik tangan Cahyo yang masih ingin menikmati sorenya selepas menyelesaikan shiftnya itu. Mau tak mau Cahyo pun terburu-buru meletakka gelasnya dan mengikuti permintaan Agus.
Aug 9 31 tweets 5 min read
HANTU KRESEK DI REST AREA

- a Thread –

Jangan lupa berdoa sebelum kalian memulai perjalanan! Kita tidak pernah menyangka apa saja yang mungkin temui sepanjang perjalanan. Bisa petaka, bisa saja maut…

#bacahorror Image Tahukah kalian ternyata banyak sekali cerita horor yang terjadi di rest area. Selain cerita Rest Area Angker yang pernah saya upload di X sebelumnya, beberapa waktu yang lalu saya sempet ngobrol-ngobrol sama salah seorang pembaca.
Jun 20 332 tweets >60 min read
JAGAD SEGORO DEMIT II
Part 1 - Perempuan dan Dendam

Semua yang terjadi saat ini, adalah buah dari rangkaian kejadian di masa lalu. Bahkan bencana yang mengguncang dua alam..

#bacahorror @bacahorror @IDN_Horor Image PROLOG

tak jauh dari sebuah kaki gunung, sebuah hutan menyambut kedatangan sekelompok orang yang datang dengan penuh persiapan.

“Mas, benar arahnya ke sini? Jalannya sudah hampir buntu lho?” Asri memastikan ke Suryo temannya yang memimpin perjalanan.

Suryo terlihat ragu, langit sudah gelap, namun mereka belum juga menemukan apa yang mereka cari. Ia pun membuka kembali gulungan tua yang menjadi acuan mereka dan membandingkan dengan kompas dan catatan perjalanan mereka.

“Seharusnya kita di jalur yang benar. Tapi kenapa…”

Srakkkk!!!

“Arrghh! Tolong!!”

“Dwi?!”

Tiba-tiba salah satu teman mereka terperosok ke semak-semak yang menutupi sebuah jurang.

“Dwi? Bertahan! Kami kesana!” Suryo mempersiap kan tali dan mengikatnya pada sebatang pohon yang kuat. Ia dengan berhati-hati menuruni jurang itu untuk menolong temannya.

“Aku ndak papa, Sur! Hati-hati turunnya!” Dwi yang selamat dari kecelakaan itu menahan luka-luka kecil di tubuhnya. Namun saat sampai di bawah jurang, ia tertegun dengan apa yang ia lihat.

“Suryo! Asri! Di sini!” Teriak Dwi.

Mendengar teriakan Dwi mereka pun segera menyusul Dwi di bawah. Tak di sangka, tempat yang mereka cari telah tertutup pepohonan dan tersembunyi di kedalaman jurang.

“Benar ini tempatnya?” Tanya Asri.

“Kita pastikan dulu..”

Suryo pun kembali memimpin perjalanan dan memasuki sebuah desa mati yang ada di hadapan mereka. Rumah-rumah tua yang sudah hancur berada di hadapan mereka. Sisa-sisa arsitektur belanda masih terlihat di dinding-dindingnya yang masih kokoh walau atapnya sudah tak lagi berbentuk.

Asri mencoba membersihkan tanaman merambat di salah satu rumah. Ia pun tersentak saat mendapati tengkorak-tengkorak kepala manusia tergantung di beberapa rumah.

“Benar.. disini tempatnya,” Suryo memastikan saat ia menemukan sisa-sisa tulang-belulang dari jasad manusia yang terbaring di beberapa tempat.

“Apa yang sebenarnya terjadi di desa ini?” Dwi benar-benar tidak bisa membayangkan apa yang terjadi di sana.

“Sesuatu yang kita cari. Puncak dari kesempurnaan lelaku yang kita perajari selama ini…”

Sementara itu Suryo mengeluarkan kerisnya. Ia mulai merasakan sesuatu yang menolak keberadaan mereka di sana.

Asri membongkar barang yang ia bawa. Ada bangkai ayam cemani dan darah yang sudah dipisahkan. Membawa benda itu ke salah satu sudut desa dan melakukan ritual kecil di sana.
Jun 13 44 tweets 6 min read
PENGHUNI MALAM REST AREA
- A Thread -

Setelah cukup lama kami meninggalkan rest area itu, kami baru menyadari yang duduk di belakang bukanlah teman kami…

#bacahorror @bacahorror @bagihorror Image Gua Indra, dan gua ngalamin kejadian ini waktu acara jalan-jalan ke Malang yang udah gua rencanain berempat bareng Mila, Tio, & Sarah.

Waktu itu Tol trans Jawa baru aja dibuka pasca mudik lebaran, sebuah kabar baik dimana kami bisa sampai lebih cepat menuju tempat tujuan kami.
Jun 12 14 tweets 2 min read
Pernah gak nemu suatu desa atau tempat yang warganya sudah kebablasan sama segala hal berbau Klenik?

Kejadian kayak di kasus ini udah biasa di sana.

- A Thread -

#bacahorror Kalau kalian masih mendengar suara Adzan di desa atau sekitar tempat kalian, kalian bisa bersyukur. Karena itu artinya tempat kalian tinggal masih percaya Tuhan.

Tapi lain cerita dengan kasus ini.
Jun 6 53 tweets 7 min read
RITUAL TUMBAL KEBUN TEBU

- A Thread -

Beberapa warga di kampung percaya bahwa agar hasil panen tebu terjaga dan rasa tebu manis, maka harus ada ‘sesuatu’ yang mereka lakukan.

Dan akulah yang tidak beruntung melihatnya..

#bacahorror @IDN_Horor @bacahorror Image Aku Latif, cerita ini terjadi ketika aku masih duduk di kelas tiga sekolah dasar di kampungku yang terletak di pesisir Jawa timur. Aku tinggal di sebuah kampung yang dikelilingi begitu banyak kebun tebu.
May 30 23 tweets 32 min read
PAGELARAN SEWU LELEMBUT
Part Akhir - Empat Nyawa [TAMAT]

Pagelaran telah berakhir, namun empat nyawa harus tetap berada di sana menanggung kutukan yang tersimpan di Leuweung Sasar

#bacahorror @bacahorror @IDN_Horor Image Link Part 1 sampai Part 8 :

Part 1 : Topeng Nyawa
Part 2 : Gending Leuweung Sasar
Part 3 : Panggung Keramat
Part 4 : Pementasan Mayat
Part 5 : Darang
Part 6 : Gong Pemanggil Arwah
Part 7 : Wayang Batara
Part 8 : Pagelaran penghujat Cinta