Kalau rejim otoriter negara berkembang agraris tak korup & hedonis gila2an, mereka fokus ngerjain ini & pemerintahan2 demokratis yg mengggantikannya fokus SDM (pendidikan, kesehatan, perumahan) & lingkungan. Pak @jokowi terpaksa ngerjain PR orang lain😥
Nah pembangunan infrastuktur fisik itu amanat atau PR Revolusi Industri 1.0 & Revolusi Industri 2.0. Cara ngerjain PR kedua revolusi industri tsb ada 2, yaitu jalan kapitalis atau jalan sosialis. Seluruh dunia memilih salah satunya. Bisa sukses jika tak korup
Selain tak korup, syarat lain spy sukses dlm revolusi industri 1.0 & 2.0 adalah didahului revolusi pertanian. Yg jalan kapitalis dgn revolusi hijau atau #ReformaAgraria moderat, yg jalan sosialis dgn #ReformaAgraria radikal & revolusi industri perdesaan
Tiap negara yg mau jd negara industri harus memenuhi syarat tsb. Saat kita gagal menjalankan revolusi industri 1.0 & 2.0 (di antaranya lewat infrastruktir fisik) o/ rejim otoriter, kita berdemokrasi saat revolusi industri 3.0 (yg butuh infrastruktur digital)
Sehingga pemerintahan2 demokratis padca 1998 harus merampungkan infrastruktur fisik SEKALIGUS saat bersamaan HARUS memulai infrastrutur digital sbg PR industri 3.0. Memang begitulah jalan ceritanya. Di lain pihak #ReformaAgraria juga gagal Mau gimana lagi?
Nah u/ ngobati kegagalan #ReformaAgraria, revolusi industri 1.0 (yg digerakkan mesin uap di pabrik2) & 2.0 (yg digerakkan listrik di pabrik2), maka dilahirkanlah @UUDesa sbg jembatan #ReformaAgraria dgn 3 revolusi industri PLUS #Revolusi40!
Mumet ora, son?!
Eh lagi sibuk2nya kita ngurusin PR peradaban yg terbengkalai (#ReformaAgraria, revolusi 1.0, revolusi 2.0, revolusi 3.0 & #Revolusi40), Indonesia (dan sedunia!) dihajar pandemi #Covid19.
Ora mung mumet tapi pecas ndahe wong Indonesia (lan sak donya)!
Dalam situasi ini kita lantas diingatkan o/ sejarah bahwa mesin pendorong peradaban itu bukan cuma #ReformaAgraria, revolusi2 industri & sosial (yg 300 tahun terakhir ini dipicu revolusi2 industri).
Sejarah mengajarkan apa?
PANDEMI JUGA PEMICU PERUBAHAN!
Jadi saya (sbg #ManusiaPolitik pun), mulai baca2 lagi buku sejarah (yg sdh lama gak saya lakukan😉) bahwa saat Pandemi Black Death di abad kegelapan, masyarakat Eropa membangkitkan lagi budaya nalar lewat filsafat, matematika, sains & seni. #Renaisans lahir
Jg saat pandemi Spanish Flue awal Abad ke 20, manusia diperlihatkan bobroknya kapitalisme primitif & kolonialisme yg membuat puluhan juta orang mati krn tak punya akses pelayanan kesehatan. Sosialisme di negeri2 penjajah & kebangsaan di tanah2 jajahan bangkit
Pandemi Flu Spanyol & revolusi 2.0 (digerakkan listrik) mengubah peta dunia yg berujung Perang Dunia II, lahirnya negara2 baru & terbaginya dunia pd 2 JALAN: kapitalisme yg berwajah baru & sosialisme yg naik daun. Lahirlah revolusi 3.0 (digerakkan komputer)
Nah kelahiran revolusi industri 3.0 (digital & komputer) ini direspon dgn cara berbeda o/ jalan kapitalis (yg dipimpin AS) & jalan sosialis (yg dipimpin Uni Soviet). Sisa dunia lain nonton & diajak mendukung salah 1 kubu.
Begini beda responnya..
Jalan kapitalis berfokus memodernisasi digital ini dgn terus meningkatkan kecanggihan teknologinya hingga memuncak pd teknologi #KecerdasanBuatan. Ini dipakai u/ melayani & memuluskan transaksi pasar bebas. Teknologinya u/ memuluskan pasar bebas kapitalisme
Kalau jalan sosialis (dipelopori Nikita Khurschev di Soviet) fokus ke PEMANFAATAN FUNGSI SOSIAL teknologi digital u/ menopang manajemen pemerataan sosialis yg bergantung kecepatan & ketepatan data: Sibernetika Sosial (yg kemudian jd Blockchain/#RangkaiData)
Dari aspek teknologi, jalan sosialis lebih fokus teknologi eksplorasi ruang angkasa..
Kenapa?
Karena saat itu Khurschev yakin sosialisme akan menang di bumi 20 tahun lagi sehingga saatnya siap2 ngajak manusia ngurusi langit!
Nyatanya AS malah bisa ngejar!
Fokus jalan kapitalis mengawinkan teknologi digital dgn pasar bebas lebih cepat menghasilkan DUIT drpd jalan sosialis yg mengawinkan teknologi digital dgn pemerataan sosial. Apalagi Brezhnev (pasca Khurschev) fokus teknologi nuklir & antariksa yg buang2 duit
Mulai 1960 Indonesia condong ke jalan sosialis dgn UU Pokok Agaria, nasionalisasi perusahaan2 asing & mendekat Soviet. Ada 2 faktor: Bung Karno terganggu o/ AS dlm pemberontakan PRRI/Permesta & dalam rangka ndapetin senjata modern dr Soviet u/ ngerebut Irian
Nah dalam rangka mengelola pertanian pasca UU Pokok Agraria 1960, mengelola industri modern hasil nasionalisasi perusahaan2 asing2 & memodernisir tentara itulah, maka Bung Karno ngirim pemuda2 u/ belajar pertanian, baja, ruang angkasa & nuklir ke Soviet dkk.
Tp sejarah berkata lain. Bung Karno dijatuhkan. Ribuan pemuda yg belajar td dimusuhi Orde Baru yg mengambil jalan kapitalis: memberikan tambang emas ke Freeport, revolusi hijau, penanaman modal asing & tentara ngurusi politik (tak jd angkatan perang modern)
Pembangunan memakai jalan teknokratis kapitalis. Ekonomi urusannya orang2 pinter (yg kebanyakan belajar di AS yg tentunya beda mazhab dgn pemuda2 yg dikirim Bung Karno tadi), politik urusannya tentara & budaya berorientasi tradisionalisme Jawa Mataraman
Orde Baru adalah koalisi longgar anti sosialisme yg terdiri dr latar modernisme Barat, tradisionalisme & ketentaraan Mangkunegaran serta militerisme didikan Jepang. Ada pergulatan rasionalis, feodalis & militeris di dalamnya.
Yg menang? Korupsi & hedonisme
Akibatnya otoriterisme OrBa gagal meniru otoriterisme Park Chung-hee & Chun Doo-hwan di Korea (1966-1988) yg sukses menempatkan diri dalam revolusi 1.0, revolusi 2.0 & revolusi 3.0 (yg terakhir ini dirintis eks2 aktivis penentang mereka yg jd industrialis)
Orba yg gabungan rasionalis Barat, tradisionalis & militeris lama2 jd tradisionalis keluarga. Terakhir merangkul Islamis politik & mengambil jalan teknologi industri maju (pesawat). Tak disadari bhw Barat (jalan kapitalis pendukung awal mereka) gak suka ini
Karena korup & hedonnya kekuasaan tersebut, naiknya harga minyak sbg komoditi ekspor utama Indonesia gagal diubah jd infrastruktur fisik yg modern. Nilai2nya makin konservatif. Ini berbeda dgn Park Chung-hee & Chun Doo-hwan (yg tetap rasionalis ala Barat)
Kita kini harus membayar hutang2 sejarah kita. Membiarkan otoriterisme berkuasa lama (mahal sajennya) tp malas ngerjakan PR: membangun infrastruktur fisik, mendisiplinkan & memodernisir nilai2. Pak @jokowi sdg ngerjakan 1 soal PR tsb.
Tp juga ada PR-PR lain
Apa saja PR-PR yg lain?: 1. Infratruktur teknologi digital & biologi sbg mesin pemacu #Revolusi40 2. SDM (pendidikan nilai2 masyarakat maju) 3. #ReformaAgraria & lingkungan
..serta yg baru.. 4. Kesehatan & keselamatan masyarakat yg terancam pandemi.
Merdeka!
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
Dua foto dr Abad 20 ini menggambarkan puncak peradaban Eropa: Fisikawan (foto atas), Seniman & Filsuf (foto bawah). Usai Perang Dunia II, AS memimpin Eropa (Barat) memenangkan Perang Dingin. Kini Eropa terpuruk: ditabrak Rusia, ditelikung China & ditinggal AS
Kutipan2 "Eksistensi mendahului esensi", "Aku tak paham ketakberhinggaan tp aku pun tak bisa menerima keberhinggaan", persamaan Dirac & teori relativitas umum memang tetap menyertai cara pikir kita tp cara kerja kita diurus AS & China google.com/amp/s/amp.dw.c…
Bisakah Asia bangkit dgn menjadikan ancaman krisis di Barat (khususnya Eropa) sbg peluang? Tiap ada krisis besar, perranyaan pertama yg harus KITA jawab "Are we smart enough?" Apakah kita cukup cerdas merebut peluang? google.com/amp/s/www.nbcn…
Trump melarang @Harvard menerima mahasiswa2 asing dgn alasan Harvard sdh disusupi antisemitis, pro teroris & dikontrol PKC. Yg disasar mahasiswa2 pro Paleatina & dr China. China protes tp jika lihat ranking @Nature ini sih harusnya China gak usah khawatir
Begitu juga berdasar ranking @ScimagoIR, dr 10 besar universitas dunia yg produktif dlm kuantitas maupun kualitas dampak riset2nya di semua bidang, 4 universitas dr AS & 5 universitas dr China
@ScimagoIR Tp jika digabung mutu riset dgn mutu pengajaran (teaching) lintas bidang, universitas2 AS mendominasi 20 besar & universitas2 China masuk di 30 besar. Artinya utk S1 bagus di AS tp u/ S2 & S3 bagus di China (yg cuma dominan di 10 besar pengajaran S1 Teknik)
Mendemokratiskan AI (#AkalImitasi) ala China. Memudahkan & memurahkannya u/ membuat tiap orang memanfaatkannya lewat @deepseek_ai
Bersamaan dgn Presiden Donald Trump meluncurkan Stargate, komitmen investasi US $ 500 milyar u/ menjadikan AS "ibu kota AI (#AkalImitasi) dunia", China MEMURAHKAN teknologi AI dgn kualitas lebih! google.com/amp/s/www.cnbc…
Dirancang o/ manajer hedge fund berlatar teknik elektro/komputer dr Zhejiang Uni. & fisikawan dr Peking Uni, DeepSeek R1 tuntas dlm 2 bulan dgn modal US $ 6 juta (Open AI butuh bertahun2 dgn modal bermilyar2 US $) gulfnews.com/technology/dee…
Orang kaya baru biasanya norak, orang rentan miskin biasanya galau". Negara harus hadir membangun ekosisem kolaborasi kewirausahaan sosial u/ mencegah kemiskinan baru & mengentaskan kemiskinan lama #BerdataBerdanaBerdaya
Tak ada bangsa maju tanpa sebagian besar rakyatnya punya jiwa kewirausahaan/entrepreneurship (profesionalisme & inovasi). Tak ada pengentasan kemiskinan yg berdayatahan (sustainable) tanpa kewirausahaan sosial #BerdataBerdanaBerdaya
Ekosistem kewirausahaan sosial dapat menjadi katalis dalam pengentasan kemiskinan melalui mekanisme berikut:
1. Penciptaan Lapangan Kerja Berkelanjutan
Kewirausahaan sosial sering kali berfokus pada pemberdayaan kelompok rentan dgn menciptakan peluang kerja yg layak.
#BPTaskin
Bagaimana negara2 besar menyiapkan kapasitas AI (#AkalImitasi) u/ perebutan pengaruh globalnya & buku apa saja yg dibaca pemimpin2nya? Saya obrolkan dgn alumni2 UGM beberapa waktu lalu
Bener2 serius AI (#AkalImitasi) bakal jadi instrumen u/ meningkatkan pengaruh geopolitik & ekonomi dunia o/negara2 besar cna.id/asia/target-ch…
Saat pemimpin 1 negara sdh menyebut kata "science" 40 kali (u/ kedaulatan teknologi) di pidato kongres partainya, urusannya jd serius banget (setelah 800 juta rakyatnya dientaskan dr kemiskinan lewat teknologi juga, tentunya) google.com/amp/s/www.cnbc…
Menginap di rumah warga desa & ke sawah mereka di Pacitan, saya jd ingat kata2 @BillGates ini, "Sudah terbukti bahwa dr seluruh upaya mengurangi kemiskinan, meningkatkan produksi pertanian adalah cara terbaik" #BerdataBerdanaBerdaya
Swasembada Pangan & Pengentasan Kemiskinan adalah 2 sisi dr mata uang yg sama. Karena itu saat menghadiri KTT G20 di Brazil pun, Presiden @Prabowo ikut membentuk Aliansi Global Melawan Kelaparan & Kemiskinan #BerdataBerdanaBerdaya
Dan utk membangun industri pangan (utk swasembada & makan bergizi gratis), maka membangun infrastruktur pertanian pun juga dalam rangka mengentaskan kemiskinan & membangun SDM Indonesia agar #BerdataBerdanaBerdaya