Wayang Sukuraga merupakan kesenian khas Sukabumi yang memadukan seni rupa, musik, teater wayang dan sastra. Seni wayang ini tidak mengacu pada literasi wayang tradisi Ramayana dan Mahabarata.
@RaniKancana_@caesar_emil Melainkan sesuai dengan arti sukuraga yakni memainkan wayang tokoh yang diambil dari nama bagian tubuh manusia seperti mata, hidung, telinga, mulut, tangan, dan kaki. Pertunjukan wayang Sukuraga pada dasarnya adalah seni pertunjukan sebagai sarana hiburan dan biasanya ditampilkan
@RaniKancana_@caesar_emil untuk mengisi acara-acara kedinasan di Kota Sukabumi, atau acara-acara komunitas, namun Sukuraga juga sering mempertunjukan karyanya dalam kegiatan-kegiatan wayang seperti dalam kegiatan Gunungan Internasional Wayang & Pupet Festival 2013 di kota Baru Parahyangan Bandung pada
@RaniKancana_@caesar_emil tahun 2013. Wayang Sukuraga biasanya berkisah tentang kehidupan nyata yang terjadi pada masa kini, menyinggung pada masalah sosial, seperti korupsi, gaya hidup masyarakat dan kesenjangan-kesenjangan yang terjadi dalam masyarakat sebagai apresiatornya
@RaniKancana_@caesar_emil Durasi pertunjukan wayang sukuraga biasanya berkisar dari satu sampai dua jam, dengan didominasi musik yang kuat dalam pertunjukannya, dalang menjadi sutradara sekaligus pelakon tunggal dalam pertunjukan wayang sukuraga
@RaniKancana_@caesar_emil dan mulai di pertunjukan pada khalayak umum sejak tahun 1997. Bermula dari pameran lukisannya di Institut Teknologi Mara Malaysia, lukisannya yang bertema Sukuraga berjudul “Peran-peran” diartikan pelakon oleh apresiastor disana.
@RaniKancana_@caesar_emil Semenjak saat itu Fendi berpikiran bahwa sukuraga manusia adalah wayang, maka dalam proses kreatifnya Fendi mengalihkan lukisan sukuraganya yang biasa tergambar dalam kanvas ke media kulit dan dibentuk menjadi wayang
@RaniKancana_@caesar_emil Mgkn sekian yg bisa saya ceritakan ttg Wayang Sukuraga 🤍 semoga bisa menambah wawasan kita semua mengenai budaya negeri sendiri