Pernah gak sih kalian melihat atau menemukan sehelai rambut panjang di dalam kamar yg kalau diperhatikan tidak ada kemiripannya sama sekali dengan rambut yg ada di kepala sendiri?
gimana kalau membahas hal ini, kebetulan saya ada satu cerita perihal tentang rambut asing ini.
rambut adalah bagian tubuh yg menurut saya sangat penting selayaknya seperti bagian tubuh yg lain, meski pun rambut tersebut sudah terpisah dari bagian tubuh kita yg lain.
karena, mahkota kepala kita ini bisa dijadikan media untuk menyakiti mau pun medium perantara ilmu sihir.
yg akan kita bahas ini adalah sebuah fenomena yg saya yakin tak hanya saya sendiri yg pernah mengalami, yaitu menemukan sehelai atau beberapa helai rambut panjang yg terlihat berbeda sama sekali dengan rambut milik kita sendiri di dalam kamar atau pun di dalam rumah pribadi.
banyak mitos, atau pun kepercayaan menanggapi fenomena ini, saya sendiri belum menemukan jawaban pasti dibalik pesan dari temuan sehelai rambut-rambut yg asing ini, tapi saya menemukan kesamaan yg saya dengar dari beberapa orang selama saya berpindah dari satu kota ke kota lain.
yaitu, rambut yg asing itu konon dimiliki oleh Kuntilanak yg kebetulan hidup di sekitar kita.
tapi saya kesampingkan dulu perihal kuntilanak ini, ada cerita yg menarik dibalik fenomena ini yaitu pengalaman dari seseorang yg kebetulan dekat dengan saya.
mengenai temuan sehelai rambut yg mulai merubah cara pandangnya dalam memahami sebuah pesan tersirat.
ingat dengan mbak-mbak koas yg pernah saya ceritakan tinggal di sebuah kost angker yg mengalami fenomena ketukan pada daun pintu kamarnya, kali ini, tak jauh dari mbak-mbak koas tersebut yaitu teman sejawat beliau yg kebetulan mendapat pengalaman dari fenomena yg berbeda.
percayalah, memiliki teman, sahabat atau orang terdekat yg memiliki kehidupan dengan dunia kedokteran itu sangat menyenangkan, karena banyak pengalaman-pengalaman gak masuk akal yg sering kali mereka alami, salah satunya mengenai fenomena rambut asing ini.
sebut kawan saya ini Dodi, ada satu pengalaman yg pernah dia ceritakan yg bermula dari ketika dia sedang menjalani Koas stase penyakit dalam, dia diharuskan pindah ke sebuah hunian kost yg tak jauh dari rumah sakit tempat dia menjalani pendidikannya ini.
Dodi sendiri adalah seseorang yg realitis, saat kawan-kawan sejawat yg lain sedang bertukar cerita dengan tema-tema mistis, Dodi akan pergi berlalu sambil meminta agar teman-temannya muhasabah diri.
saya sendiri tidak banyak membahas cerita mistis dengan si Dodi ini.
semula kepindahannya di kamar kost sewaan awalnya berjalan normal, terlalu normal mungkin, Dodi menjalani kehidupan Koas seperti stase-stase yg lain, termasuk mengikuti jadwal shift yg menjadi ketentuan wajib dalam menjalani pendidikannya ini.
tidak ada yg aneh sama sekali.
sebelum, suatu ketika, saat Dodi sedang membersihkan isi dalam kamarnya, di lantai tepatnya di sudut dekat dengan pintu, Dodi melihat sehelai rambut yg panjang, tentu saja, awalnya Dodi tidak memikirkan hal itu terlalu lama, mungkin saja di kost khusus putera ini ada seorang-
-laki-laki yg memiliki gaya rambut yg panjang, atau mungkin ibu penjaga kost yg sempat mampir ke lantai dua untuk mengambil sesuatu.
begitulah pagi itu berakhir, dan Dodi melanjutkan aktifitasnya.
tapi kemudian, hal yg sepele itu mulai menjadi perhatian dari pemuda yg realistis ini, karena setiap hari ada saja dia menemukan sehelai demi sehelai, bahkan ada kalanya, dibagian-bagian yg sulit dijangkau Dodi menemukan gumpalan dari rambut yg bahkan tidak dia ketahui darimana.
singkatnya, pada suatu hari, ketika Dodi baru saja kembali dari rumah sakit yg jaraknya bisa ditempuh kurang dari sepuluh menit tersebut, dia sekilas melihat ke lantai dua tempat dimana kamar kost miliknya berada, di-sana, di jendela kamar kost sebelahnya, Dodi melihat-
ada bayangan seorang perempuan sedang berdiri disamping gorden.
Dodi hanya berpikir mungkin penghuni kamar sebelahnya sedang membawa pacarnya, lagipula hal ini bukan lah urusannya, Dodi melanjutkan langkahnya menuju ke kamarnya sendiri.
dia menyusuri lorong berjalan seorang diri di depan pintu-pintu kamar anak kost yg lain, yg kebanyakan menyendiri dengan segala urusannya masing-masing.
tapi begitu melewati kamar kost yg ada disebelahnya, Dodi sempat berhenti memandang ke jendela.
dia terlihat bingung, bukankah lampu di dalam kamar ini tadi terlihat sedang menyala.
tapi Dodi mencoba menepis apa yg ada dipikirannya, meski pun kali ini hal ini cukup sulit untuk tak dipikirkan.
Dodi langsung membersihkan diri, di dalam kamar mandi ia masih kepikiran perihal apa yg tadi dia lihat yg sepertinya benar-benar nyata, kamar itu dalam kondisi menyala dengan siluet bayangan seorang perempuan di jendela.
tapi bisa saja Dodi yg salah lihat, ia hanya terlalu lelah
ketika air mengguyur wajahnya, Dodi sempat menghentikan gerakan tangannya yg sedang mencelupkan gayung dalam bak kamar mandi, di dalam pikirannya ia sempat melihat sosok wanita sedang berdiri tak jauh dari tempatnya.
wanita ini mengenakan gaun putih dengan rambut menutupi wajah.
anehnya sekujur tubuh tiba-tiba menjadi dingin, bukan karena air melainkan karena sesuatu yg bahkan Dodi tidak tahu penyebabnya.
menoleh rasanya enggan, berbalik nampaknya hal yg tak memungkinkan, Dodi melihat jauh ke dalam bak mandi, dari pantulan bayangan dirinya di air.
Dodi merasakannya.
dibelakangnya memang ada yg sedang mengawasi dirinya, hanya saja, kali ini ada seringai dalam senyumannya.
ada perasaan dimana ketika manusia sedang sendiri merasa ada yg menemani hal ini yg benar-benar Dodi rasakan waktu itu, tapi seiring berjalannya waktu ketika manusia dalam kondisi yg terpojok maka dia akan melakukan apapun untuk mengalahkan rasa takutnya, begitu pula dengan Dodi,
dia menekan rasa takutnya, sampai tanpa sebab dia balik menoleh melihat kearah pintu dimana dia tidak melihat apapun, bayangan yg muncul di dalam kepalanya hanya lah hantu-hantu buatan yg mengendal di dalam pikirannya.
Dodi membasuh tubuh dan wajahnya dengan handuk.
dia berjalan keluar kamar mandi setelah mengenakan semua pakaiannya, bersiap untuk mengistirahatkan tubuhnya, saat tiba-tiba lehernya terasa gatal dan Dodi menggaruk-garuknya dengan tangan, dia menemukan sehelai rambut hitam yg panjang melilit batang lehernya.
dari sejak kejadian itu, kehidupan Dodi berubah seratus delapan puluh derajat.
seperti setiap kali Dodi harus menelpon seseorang, diujung telepon yg lain, Dodi selalu ditanya, apa dirinya sedang bersama dengan seorang perempuan.
anehnya hal ini tak dikatakan oleh satu dua orang
bahkan pada suatu hari ketika Dodi harus berpapasan dengan tetangga kostnya, beliau diberitahu kalau lebih baik untuk tidak sering-sering membawa perempuan ke dalam kamar, karena lingkungan ini tidak menerima toleransi seperti itu yg tentu saja membuat Dodi tidak mengerti.
tapi dari serentetan kejadian yg janggal itu, ada satu kejadian yg tidak akan pernah Dodi lupakan, sewaktu Ia merasakan sesuatu selip di dalam mulutnya, tangannya mencoba untuk mengambil dari sela antara gigi-giginya, di sana Dodi menemukan ada sehelai rambut hitam yg sama.
puncaknya, Dodi jadi lebih sering banyak berpikir sehingga menganggu jam istirahatnya, ia juga mulai mencoba mengerti kalau mungkin saja sesuatu yg berbau mistis benar adanya, sehingga Dodi memutuskan untuk mencari tempat kost lain, tapi apakah semuanya selesai begitu saja.
ternyata tidak. karena baru beberapa hari saja Dodi pindah tempat tinggal yg baru, di-bawah lantai, tepatnya dibalik kasur matras miliknya, Dodi menemukan gumpalan rambut kusut yg semuanya berwarna hitam panjang.
apa yg menimpa Dodi membuat kawan sejawatnya Faad curiga, sehingga kawan sejawat keturunan arab ini bertanya perihal apa yg sedang menimpa dirinya, konon, si Faad bisa melihat kalau disekeliling tubuh Dodi ada kepulan asap hitam yg beraroma seperti pada ari-ari janin baru lahir.
Faad mendengar dengan serius setiap tutur kata Dodi, entah kenapa lelaki itu tak sedikit pun menertawakan Dodi, sebaliknya, dia nampak sedang berpikir lama sebelum Faad memberi sepotong kain berwarna kusam, kain itu ditenun kasar, dengan penggalan tulisan bahasa arab.
Faad berpesan kalau menemukan barang sehelai rambut aneh yg Dodi ceritakan tadi agar dia meletakkan bagian rambut itu lalu melipatnya di dalam kain ini, Faad juga berpesan agar Dodi meletakkan kain ini dibawah lipatan baju di dalam almarinya. Dodi pun mengangguk mengerti.
seperti yg sudah Dodi duga, di bawah lemari, dia menemukan beberapa helai rambut yg dia cari, dengan cepat dia melakukan seperti apa yg Faad tuturkan, tetapi, ada gejolak yg aneh waktu Dodi meletakkan sehelai rambut tersebut di dalam kain.
sekilas, ada yg tertawa ditelinganya.
Malam itu jam 7 malam Dodi beristirahat lebih awal, entah kenapa sejak tadi badannya terasa panas, Dodi pun tidur dalam kondisi lampu menyala, namun, baru sekelibat dia memejamkan mata, Dodi terbangun dalam kondisi lampu mati, rupanya, waktu sudah menunjukkan pukul 1 dinihari.
tapi ada yg aneh waktu layar handphone menyapu wajahnya, ada pantulan cahaya yg menyapu sekitarnya, dari sekelumit tempat Dodi merebahkan badannya ada lekukkan disudut matras kasurnya, rupanya ada sesosok lain yg sedang duduk tak jauh dari tempat Dodi sedang tidur.
takut bercampur penasaran, dari tempat Dodi tak mungkin menyalakan lampu karena jaraknya yg cukup jauh sedang Ia sendiri begitu yakin ada yg benar-benar sedang duduk tak jauh dari tempatnya, Dodi pun akhirnya memakai handphone yg ada di tangannya untuk menerangi ruangan.
cahaya temberam dari layar handphone menerangi apa yg ada di depan Dodi, di sana, dia melihat seorang wanita duduk anggun di atas matras kasur miliknya, sayangnya, Dodi tak bisa melihat wajah dari wanita misterius tersebut karena ia persis membelakangi dirinya.
Dodi tak berkata apa-apa, seolah bibirnya disirep oleh sesuatu, ketakutan, entahlah, karena waktu itu tubuh Dodi sudah mati rasa, bahkan cahaya handphone sudah bergetar, baru lah ketika sosok itu tertawa, Dodi melihat rambut wanita itu jatuh turun begitu pula potongan kepalanya.
Dodi sebentar melihat kepala wanita itu, dia melotot dengan senyum yg menyeringai, wanita itu meliriknya, dan seketika Dodi tak sadarkan diri. jangankan lari, berteriak saja rasanya mustahil bagi dirinya yg melihat potongan kepala itu tepat disamping kedua kakinya.
keesokan paginya, Dodi sampai hati harus berlari menemui Faad yg kebetulan baru mau pulang, Dodi langsung menyodorkan lipatan kain pemberian Faad.
Faad sebentar memperhatikan Dodi, dia tahu, laki-laki itu sedang dalam masalah serius, Faad seketika membuka lipatan kain tersebut.
di-sana, dia menemukan sepotong rambut yg meninggalkan bekas hitam seperti terbakar pada kainnya, tak lama kemudian Faad baru mengatakannya, yg mengejar-ngejar Dodi adalah Laiba. di negara nenek moyangnya, makhluk ini memang gemar menyukai seseorang, dan itu kemungkinan si Dodi.
Faad hanya menepuk bahu Dodi, kemudian dia bersiap untuk pergi, tapi sebelum pergi tentu Dodi bertanya perihal apa yg harus dia lakukan, Faad lalu berkata kalau Dodi perlu tidur, itu saja.
Fadad meyakinkan Dodi kalau dia akan minta tolong sama abahnya, dia tahu harus bagaimana.
siang itu Dodi harus melanjutkan Koasnya, Faad sudah mengambil shift malam, maka shift pagi sampai sore Dodi yg harus menghandle semuanya.
disitu, Dodi sempat merasa janggal waktu menemani konsulen, di salah satu kamar pasien, ada satu wanita tua yg terus melotot mengikuti Dodi.
bahkan ketika si Konsulen menanyai si wanita itu, beliau lebih banyak diam, hanya melihat ke tempat Dodi dengan sorot mata yg membingungkan, tapi satu yg Dodi tidak akan lupa adalah, wanita tua itu sempat membuka mulutnya, disalah satu garis giginya ada sehelai benang atau rambut
sampai Malam badan Dodi sebenarnya sudah terasa letih, tapi karena alasan khusus dia belum juga pulang, sementara teman sejawat lain nampak sedang sibuk, waktu menunjukkan pukul 9 malam, dimana Dodi menunggu salah satu temannya, niat hatinya ingin numpang tidur.
sewaktu Dodi berjalan di lorong rumah sakit yg entah kenapa waktu itu lebih sepi dari biasanya, dia melihat seseorang sedang duduk disebuah kursi tunggu, seorang wanita yg memakai kerudung dengan tongkat yg disandarkan pada tubuhnya, Dodi berpikir itu mungkin keluarga pasien.
Dodi sudah menyampirkan jas dokter miliknya, niat hati beliau ingin menyapa, tapi Dodi kemudian berhenti sewaktu tau kalau si nenek rupanya sedang dalam posisi tidur, jadi Dodi pun melanjutkan langkah kakinya, ia mencari Suster agar setidaknya memberi selimut kepada nenek tersebt
tapi dari langkah selewat itu Dodi mencium aroma melati yg entah darimana datangnya, tapi Dodi tetap saja berjalan sendirian dan tiba lah dia di tikungan lorong saat sadar, wanita tua yg sedang duduk itu sudah menghilang begitu saja. seketika buluduk Dodi langsung berdiri.
langkah kakinya lebih cepat dari biasanya bahkan Dodi setengah berlari saat Ia tiba-tiba terhalang waktu melewati ruangan yg sudah ada beberapa orang di dalamnya, baju lengan Dodi ditarik begitu saja oleh seseorang, dan ketika menoleh, wanita tua yg tadi Dodi lihat menatapnya.
wanita tua yg ini adalah wanita tua yg Dodi lihat bersama konsulennya.
suster yg menjaga beliau lalu meminta agar si wanita tua itu melepaskan lengan baju Dodi, tapi nampaknya si wanita tua yg tak dapat berbicara dengan jelas itu sedang menjelaskan sesuatu kepada Dodi.
beliau beberapa kali menjambak rambutnya sendiri sambil satu tangannya menarik-narik lengan Dodi, petugas lain yg melihatnya kemudian ikut membantu, tapi si wanita tua lebih beringas, dia hanya bisa bicara dengan suara serak, tidak ada intonasi, seperti suara bayi yg meraung..
Dodi tentu tidak mengerti, bahkan sewaktu mereka sudah berhasil menenangkan si wanita tua itu dan membawanya pergi, Dodi sempat melihat dia melirik Dodi sambil tersenyum yg tidak menyenangkan, dia menunjuk nunjuk, Dodi pun angkat kaki pulang.
sebelum menuju ke tempat parkir itu lah Dodi sempat berhenti sebentar karena di jalur kegawatan Dodi melihat satu ambulance baru sampai dan ketika petugas mulai berkrumun datang, Dodi melihat di atas kereta pasien ada wanita tua sedang terbaring, kondisi waktu itu nampak urgent.
dan wanita yg sedang terbaring itu adalah wanita tua yg Dodi baru saja lihat di lorong rumah sakit.
Dodi seketika mematung sebentar sebelum lehernya mengencang, ia buru-buru lari sambil menelpon teman sejawatnya, nampaknya pulang ke tempat kost sama saja bunuh diri.
sampai lah Dodi di tempat kontrakan temannya, sebut saja Angge, dia sempat melihat kedatangan Dodi dari lantai dua, tak lama setelah dia turun, Angge justru melihat kearah mobil Dodi dengan tatapan yg aneh, Dodi pun akhirnya ikut melihat, ketika dia ditanya ada apa,
Angge bilang di kursi sebelah Dodi tadi melihat ada wanita rambut panjang sedang duduk, dia kira Dodi datang dengan seseorang.
Dodi yg mendengarnya hanya tersenyum canggung, lagi lagi bulukuduknya berdiri.
jadi tibalah waktu mandi, Dodi sudah melepas semua pakaiannya, di kontrakan rumah si Angge menggunakan shower, berbeda dengan kost tempatnya, nah pada waktu itu suara handphone si Dodi menyala, ketika diangkat rupanya si Faad, Faad bilang agar kalau nanti ketika Dodi mandi-
agar dia menggunakan ember saja, jangan pakai ubin mandi seperti di kost tempatnya, katanya hal ini dilakukan agar Dodi bisa lebih tenang saja, tak hanya itu saja, nanti malam Faad mau bicara serius, karena hal ini mendesak, Dodi yg mendengarnya sempat melihat ke shower yg-
memancarkan air, tapi, setelah handphone ditutup, Dodi berusaha nampak biasa saja, apa yg Faad katakan soal bak mandi bawah rasanya mengada-ada, mungkin saja anak itu sedang ingin mengerjainya, selain itu kenapa waktunya bisa pas ketika dia sedang mandi.
jadi sewaktu Dodi membasuh tubuhnya, air turun dari tas kepala sampai ujung kakinya, lama-lama, di bagian kulit punggungnya Dodi seperti merasakan ada yg menyentuhnya menggunakan ujung jari, lembut dari atas leher sampai pinggang, tapi Dodi masih belum yakin, bisa saja itu air.
tapi lama kelamaan, rasanya bukan seperti sentuhan lagi tapi benda kasar yg menggelayut dari atas ke bawah, Dodi merasakan sentuhannya benar-benar menganggu, Dodi pun berhenti, sempat mematikan air shower, namun waktu dia menoleh tidak ada siapa pun di sana.
Dodi pun menyelesaikan semuanya, ia mengambil pakaian miliknya, di kamar Angge sedang menonton tv di ruang tengah, hanya ada satu kamar tempat Dodi sedang membereskan pakaiannya, ketika dia mau menyampirkan jas kedokterannya, Dodi melihat ada yg aneh pada saku bagian bawahnya.
Ia pun merogohnya dengan satu tangannya dan ketika benda itu ditarik, Dodi termangu diam sebelum berteriak yg membuat Ange sampai harus berlari datang, di-sana dia melihat Dodi melempar jas kedokterannya sementara di atas ranjang ada segumpal rambut berwarna hitam putih.
mungkin karena terbawa emosi, Dodi bertanya dimana dia boleh membakar rambut itu, tapi si Angge mencoba untuk menenangkan Dodi, ia belum tahu saja kalau Dodi sedang dalam kondisi tidak stabil, jadi si Angge mengambil gumpalan rambut itu dengan tangannya, membawanya kebelakang.
Angge menjelaskan rambut adalah bagian yg sakral, tidak boleh di bakar, bahkan di jawa rambut itu bagian paling penting yg dimiliki manusia, tak hanya itu saja, rambut dan gigi adalah dua bagian yg paling lama terurai di tanah, Angge lebih setuju kalau Dodi menguburkannya.
setelah Angge menguburkannya, Angge mengajak Dodi kembali ia mau tahu apa yg membuat Dodi sampai harus mau tinggal disini padahal dari jarak rumah sakit saja, tempat Dodi lebih dekat.
Dodi mau bercerita tapi tiba-tiba Angge keluar, katanya hapenya berbunyi.
Dodi mengangguk, ia lalu merebahkan sebentar tubuhnya di atas ranjang.
siapa yg menduga, karena mungkin kelelahan Dodi tiba-tiba sudah tertidur saja malam itu.
Dodi baru terbangun sekitar pukul dua dinihari, wajahnya nampak kacau sekali, sewaktu Dodi mengecek handphonenya di layar dia melihat Faad sudah mencoba menghubungi lebih dari lima kali tapi sama sekali tidak tersambung, Dodi mencoba menelpone balik tapi tidak diangkat.
disitu Dodi lalu teringat dengan Angge, dia tidak tahu kemana anak itu, maka keluarlah Dodi tapi langkah kakinya terhenti di pintu saat tahu Angge sedang duduk di kursi menonton tv, Dodi pun urung memanggilnya, Dodi lalu kembali keatas ranjang.
di-sana lah baru ada chat masuk,
Angge berkata kalau dia harus jaga malam, tadi niat hati ingin membangunkan Dodi buat berpamitan tapi tidak enak karena melihat Dodi seperti kelelahan, Angge sendiri koas beda rumah sakit dengan Dodi itu lah alasan tempat mereka terpaut jauh, seketika kaki Dodi merasa lemas,
apalagi suara tv masih terdengar dari ruang tengah.
Dodi hanya diam saja waktu itu, badannya seperti mati rasa, menunggu entah apa yg bahkan di dalam kepalanya saja tidak terfikirkan apa pun.
suara tv kemudian mati.
Dodi melihat bayangan di bawah kursi, dan waktu itu lah terlihat seperti ada yg berdiri dibalik pintu.
dalam kondisi yg nyaris membuat Dodi tak dapat berkata apa-apa, Dodi melihat layar handphonenya, Faad menelpon dirinya.
Faad sudah mau memaki tapi Dodi lalu menceritakan kondisinya, kemudian Faad bilang kepada Dodi untuk tenang, untuk santai saja, tidak perlu grasak grusuk, dia menyuruh Dodi sholat malam dulu, menenangkan hatinya, Faad juga memberitahu apa saja yg harus Dodi lakukan.
disini Faad memberitahu Dodi ketika sholat agar khusuk, karena hati yg seperti ini rawan sekali diganggu, Dodi pun menurut, ia masuk kamar mandi, berwudlu, ketika selesai, ia keluar membuka pintu tepat di depan muka-nya itu lah, Dodi dengan bersumpah menyebut nama tuhan,
menyksikan seorng wnita yg kulitny putih sperti tepung, rambutnya panjang sampai menyentuh lantai, dalam kondisi duduk diatas ranjang, melihat Dodi yg sebelumnya sudah membentangkan sajadah disamping ranjang tempat dia duduk menyisir rambutnya. Faad benar, malam ini harus selesai
Dodi segera menuntaskannya, meski rasanya tak bisa khusu karena bagaimana pun hati Dodi masih terbayang wujudnya, tapi ia mampu selesaikan setelah itu seperti yg dikatakan Fuad, dia mengambil sapu membersihkan kamar itu, sambil membaca apa yg Faad ajarkan. ada beberapa-
helai rambut-rambut panjang pendek, entah ada yg milik Dodi, atau Angge atau sesuatu yg lain, semua dibuntal di dalam kertas, lalu, Dodi menguburkannya ke halaman belakang tapi Dodi sempat tersentak sewaktu melihat ada seorang wanita tua sedang berdiri di-sana, wanita tua itu-
wanita tua yg sama yg Dodi temui di rumah sakit, dia yg menarik-narik lengan Dodi, wanita tua itu cuma berdiri tidak menampakkan sewujud yg membuat Dodi takut, setelahnya baru Dodi kembali, ia tak lupa membasuh kedua kakinya.
habis itu, Dodi baru mencoba kembali tidur, lalu bagaimana wujud wanita yg dodi lihat, dia duduk tepat disamping kepala Dodi, membelai rambutnya, terus, membelai, Faad bilang keesokan pagi semua-nya akan selesai, tidak akan ada lagi yg mengikuti Dodi, ketidakpercayaannya-
yg awalnya memancing makhluk itu, kesialan yg sama sekali tidak pernah dirinya duga.
benar, keesokan pagi, Dodi terbangun, dia melihat Angge yg baru saja pulang dengan wajah lelah, Dodi tidak menceritakan perihal apapun, pagi itu Dodi kembali ke kamar kost miliknya.
diatas ranjang miliknya, Dodi menemukan apa yg dikatakan oleh Faad, ada tiga putik kembang kanthil, Dodi memunguti satu persatu, lalu menguburkannya.
setelah itu, Dodi kembali pindah ke tempat kost yg baru, kali ini dirinya sedikit merasa tenang, kembang kanthil itu adalah-
tanda bahwa Laiba melamarnya, kalau Dodi membuangnya begitu saja itu artinya dia menerimanya namun berbeda kalau dia menguburkannya, sebuah penolakan yg halus agar Laiba tidak lagi mengikuti dirinya.
paska bertemu dengan Faad, dia menyampaikan ada nenek-nenek yg kemarin meninggal katanya sebelumnya, sempat ada insiden dengan Dodi, kebtulan ketika detik terakhir si nenek itu pergi, Faad diberitahu segumpal rambutnya diselipkan di saku jas dokternya, kalau Dodi tahu,
rambut itu seharusnya dia simpan, karena nenek itu seperti tahu ajalnya tiba dan cara terakhir yg bisa dia lakukan sebagai ucapan terimakasih diterima di rumah sakit ini adalah menemani Dodi dari Laiba, tapi yasudahlah, semua sudah selesai, Koas stase ini pun berakhir.
pada koas berikutnya, stase lain, suatu hari Dodi menemukan sehelai rambut lagi, kali ini berwarna putih panjang, Dodi hanya diam saja sebelum mengburkannya di dalam tanah, tidak apa-apa, karena manusia memang hidup berdampingan bersama mereka.
terimakasih sudah membaca thread ini sampai tuntas, sampai bertemu lagi di kesempatan lain, mohon maaf kalau ada salah kata dan kekurangan, sekali lagi, saya ucapkan dari lubuk hati yg paling dalam, maturnuwun.
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
kata orang jaman dulu. kalau ada perempuan yg tengah mengandung, banyak yg harus dijaga dari segala tutur prilakunya. lisan, sifat, semuanya untuk menghindari hal buruk pada si ibu dan jabang mayit, karena setiap perbuatan selalu memiliki sebab akibat.
cerita ini dimulai dari seorang perempuan. sebut beliau dengan nama Tina.
mbak Tina baru 2 tahun menikah. ia mendapat seorang laki-laki dari luar pulau jawa. awal pernikahan mereka tinggal di salah satu kota S, hidup damai, hidup rukun, sebelum si suami, mas Agung, undur diri.
“ini rumahnya ma?”
“iya pak. Teman yg saranin, halamannya luas, pohonnya rindang dan tanahnya itu loh, gak gersang, kayanya ibuk bisa produktif kalau tinggal di sini”
“harus di sini ya?”
“iya. Dari pertama mama lihat, mama ngerasa kalau berjodoh sama rumah ini”
Pak Prasto terdiam melihat rumah itu. Tidak ada yg salah dengan rumah yg saat ini ada dihadapannya, karena seperti apa yg dikatakan oleh Dona, isterinya, dari luar rumah itu, kelihatan sejuk, damai, serta tenang seperti yg diinginkan oleh seluruh keluarga,
Rumah bekas pembunuhan itu rumah paling aman, karena sekalipun penghuninya nampakkan diri cuma sebatas maen petak umpet, tapi. kalau rumah itu bekas sekte atau perkumpulan yg gak bener, apalagi kalau pelakunya udah bukan sebatas nyari harta, mending lupain rumah itu!!
karena yg begini gak cuma ngebahayain 1 orang. satu keluarga pun bakal dijabanin. Gak cuma nyiksa secara mental psikis tapi bisa berujung sampe maut. serius!!
lama sekali saya gk menulis utas di sini, jadi maaf kalau tangan saya agak kaku, so langsung aja, dari serangkaian cerita yg saat ini tersimpan dalam memorry laptop saya, cerita ini memiliki bagian paling menarik, jadi nikmati saja ini sebagai bentuk rehat dari riuhnya tahun ini.
Juli, tahun 1998
Rumah itu masih terlihat bagus, meski pun desainnya terlihat seperti rumah tahun 60’an tapi temboknya terlihat masih kokoh, halamannya juga luas dengan banyak pohon besar tumbuh disekelilingnya termasuk satu pohon yg paling mencolok saat melihat rumah itu.
Sebelum memulai ceritanya, rasanya kangen saya sedikit terobati terutama saat memulai sebuah tread dengan tulisan judul dan fotonya, dan tentu saja mention @bacahorror_id dan hastag bacahorror yg sudah saya pakai sejak akun ini pertama berdiri.
semoga cerita pembuka ini cukup,
cukup untuk membuka rentetan cerita yg sudah saya siapkan selama saya mengistirahatkan diri ya. baiklah, malam ini, mari kita mulai ceritanya.
Lama sekali gak mampir ke burung biru, saat rehat dan beristirahat menjadi fokus paling utama.
tapi malam ini, setelah duduk merenung sebentar sambil melihat layar hp, ada kerinduan yg datang lagi.. gak tau kenapa rasanya kangen..
kangen buat punya tenaga nulis seperti dulu.
butuh waktu buat ngumpulin tenaga dan fokus bahkan untuk sekedar menulis pesan ini dilaman twitter saya, tapi rasanya kangen yg sekarang sudah tidak terbendung lagi,
jadi kalau ada yg masih terjaga sembari menatap layar handphone, pemanasan yuk,