Premis 1: Semua M adalah P
Premis 2: Sebagian S adalah M
Kesimpulan: Sebagian S adalah P
Nah, berikut adalah beberapa bentuk penarikan kesimpulan dalam Silogisme Kategoris yang disertai dengan model-model kerangka berpikirnya:
Well, sebelum lanjut menguraikan gimana bentuk-bentuk penarikan kesimpulan dalam Silogisme Kategoris dan model-model kerangka berpikirnya, sangat perlu diperjelas dulu nih maksud dari quantifier (kuantor) "Sebagian" atau "Beberapa" yang sering digunain dalam Silogisme Kategoris.
Emang kenapa sih maksud kata "Sebagian" atau "Beberapa" mesti diperjelas?
Karena kalo gak diperjelas, nanti proses kita dalam memahami premis-premis, mengimajinasikan hubungan antarpremis, mengilustrasikan/memodelkan kerangka berpikir, dan menentukan kesimpulan jadi keliru.
Alright. Jadi, maksud yang akurat dari "Sebagian" atau "Beberapa" (yang berasal dari bahasa Inggris "Some") itu adalah "There exist, at least one (Ada, setidaknya satu)".
So, "Sebagian X adalah Y" itu secara akurat maksudnya adalah "Ada (paling tidak satu) X yang Y".
OK, klarifikasinya sudah. Sekarang kita langsung lanjut aja ke pembahasan mengenai bentuk-bentuk penarikan kesimpulan dalam Silogisme Kategoris dan model-model kerangka berpikirnya.
Cekidot!
Well. Terdapat 19 bentuk penarikan kesimpulan dalam Silogisme Kategoris dan dapat diklasifikasikan ke dalam 4 Kategori.
(1) Kategori 1: Barbara, Celarent, Darii, dan Ferio (2) Kategori 2: Cesare, Camestres, Festino, dan Baroko (3) Kategori 3: Darapti, Disamis, Datisi, Felapton, Bokardo, dan Ferison (4) Kategori 4: Bramantip, Camenes, Dimaris, Fesapo, dan Fresison
✨ Barbara ✨
Premis 1: Semua M adalah P
Premis 2: Semua S adalah M
Kesimpulan: Semua S adalah P
Model kerangka berpikir Barbara 👇
✨ Celarent ✨
Premis 1: Semua M adalah bukan P
Premis 2: Semua S adalah M
Kesimpulan: Semua S adalah bukan P
Model kerangka berpikir Celarent 👇
✨ Darii ✨
Premis 1: Semua M adalah P
Premis 2: Sebagian S adalah M
Kesimpulan: Sebagian S adalah P
Model kerangka berpikir Darii 👇
✨ Ferio ✨
Premis 1: Semua M adalah bukan P
Premis 2: Sebagian S adalah M
Kesimpulan: Sebagian S adalah bukan P
Model kerangka berpikir Ferio 👇
✨ Cesare ✨
Premis 1: Semua P adalah bukan M
Premis 2: Semua S adalah M
Kesimpulan: Semua S adalah bukan P
Model kerangka berpikir Cesare 👇
✨ Camestres ✨
Premis 1: Semua P adalah M
Premis 2: Semua S adalah bukan M
Kesimpulan: Semua S adalah bukan P
Model kerangka berpikir Camestres 👇
✨ Festino ✨
Premis 1: Semua P adalah bukan M
Premis 2: Sebagian S adalah M
Kesimpulan: Sebagian S adalah bukan P
Model kerangka berpikir Festino 👇
✨ Baroko ✨
Premis 1: Semua P adalah M
Premis 2: Sebagian S adalah bukan M
Kesimpulan: Sebagian S adalah bukan P
Model kerangka berpikir Baroko 👇
✨ Darapti ✨
Premis 1: Semua M adalah P
Premis 2: Semua M adalah S
Kesimpulan: Sebagian S adalah P
Model kerangka berpikir Darapti 👇
✨ Disamis ✨
Premis 1: Sebagian M adalah P
Premis 2: Semua M adalah S
Kesimpulan: Sebagian S adalah P
Model kerangka berpikir Disamis 👇
✨ Datisi ✨
Premis 1: Semua M adalah P
Premis 2: Sebagian M adalah S
Kesimpulan: Sebagian S adalah P
Model kerangka berpikir Datisi 👇
✨ Felapton ✨
Premis 1: Semua M adalah bukan P
Premis 2: Semua M adalah S
Kesimpulan: Sebagian S adalah bukan P
Model kerangka berpikir Felapton 👇
✨ Bokardo ✨
Premis 1: Sebagian M adalah bukan P
Premis 2: Semua M adalah S
Kesimpulan: Sebagian S adalah bukan P
Model kerangka berpikir Bokardo 👇
✨ Ferison ✨
Premis 1: Semua M adalah bukan P
Premis 2: Sebagian M adalah S
Kesimpulan: Sebagian S adalah bukan P
Model kerangka berpikir Ferison 👇
Well. Bentuk-bentuk penarikan kesimpulan dalam Silogisme Kategorisnya kita cukupkan sampai di Ferison dulu ya. Hehe.
Masih ada 5 bentuk lagi yang belum kebahas di utas ini, yaitu Bramantip, Camenes, Dimaris, Fesapo, dan Fresison.
Sumber utama yang dijadikan rujukan adalah buku "Practial Logic; Or, the Art of Thinking" karya D.S. Gregory (1881).
Walaupun usia bukunya sudah lebih dari seratus tahun, namun isinya masih relevan.
Kenapa merujuk ke bukunya D.S. Gregory sih?
Karena sebagian besar literatur yang ada merujuknya ke sini. Jadi, bukunya D.S. Gregory ini tuh literatur primer.
Buat teman-teman yang mau baca, bukunya bisa diunduh melalui tautan ini 👇
Untuk pembahasan yang spesifik langsung ke arah bentuk-bentuk silogisme kategoris bisa dibaca di
- Bagian 3: The Logic of Reasoning or the Syllogism
- Chapter 2: The Unfolding of Reasoning or the Syllogism
- Section 1: The Categorical Syllogism Unfolded
Dari halaman 162-184.
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
Struktur Penelitian: Step-by-Step Runtutan Alur Penalaran dalam Proses Meneliti
Semua berawal dari masalah. Masalah adalah ketidaksesuaian antara kondisi saat ini terhadap kondisi ideal. Tujuan meneliti adalah untuk menyelesaikan masalah. Lalu kita rancanglah Metode Penelitian.
Dari masalah, muncullah Tujuan. Dari Tujuan, kita dapat menalar apa Output yang dihasilkan. Dari Output, kita dapat menalar Proses apa yang selaras dalam menghasilkan Output tersebut. Dari Proses, kita dapat menalar Input apa yang diperlukan.
Tujuan → Output → Proses → Input
Mendefinisikan masalah (ketidaksesuaian/ketimpangan terhadap kondisi ideal) yang ingin diselesaikan merupakan bagian penting dalam suatu kegiatan penelitian, karena dari masalahlah tercipta Tujuan Penelitian yang merupakan arah mau di bawa kemana penelitian yang sedang dilakukan.
Ketika berkomunikasi, untuk menyampaikan suatu pesan dan/atau untuk mengekspresikan diri, baik secara lisan maupun tulisan, sebagian orang menggunakan bahasa kiasan (majas).
Nah. Maksudnya bahasa kiasan itu apa sih? Dan gimana penggunaannya?
Jadi, apa sih bahasa kiasan itu?
Well. Bahasa kiasan dapat didefinisikan sebagai cara mengomunikasikan suatu ungkapan yang terdiri dari sedikitnya 1 pernyataan, baik secara lisan maupun tulisan, di mana ungkapan tersebut memiliki makna di luar makna sebenarnya (literal meaning).
𝗠𝗲𝘁𝗮𝗳𝗼𝗿𝗮: Bahasa kiasan yang menggambarkan sifat suatu objek dengan cara mengganti kata/frasa yang mewakili sifat objek tersebut dengan kata/frasa lain yang mewakili sifat objek lain di mana sifat objek pengganti ini dianggap mirip/sama dengan sifat objek yang diganti.
Tan Malaka memperkenalkan cara berpikir Madilog (cara berpikir menggunakan Logika dan Dialektika dengan berdasarkan pada Materialisme) dan mempertentangkannya dengan Logika Mistik.
Nah. Penasaran gak sih, emang bedanya struktur penalaran Madilog dan Logika Mistik tuh gimana? 🤔
Penyusunan utas ini dilatarbelakangi oleh diskusi-diskusi warganet di media sosial terkait aksi pawang hujan di ajang MotoGP Mandalika kemarin (20 Maret 2022) yang sampai menyebut Madilog dan Logika Mistik.
Penasaran gak sih sama dunia ini? Kenapa bisa gini? Kenapa bisa gitu? Dst.
Nah. Tan Malaka dalam buku 𝙈𝙖𝙙𝙞𝙡𝙤𝙜: 𝙈𝙖𝙩𝙚𝙧𝙞𝙖𝙡𝙞𝙨𝙢𝙚, 𝘿𝙞𝙖𝙡𝙚𝙠𝙩𝙞𝙠𝙖, & 𝙇𝙤𝙜𝙞𝙠𝙖 menguraikan cara berpikir dalam menyelidiki pengetahuan yang akurat (most likely to be correct).
Apa sih Madilog itu?
Madilog adalah cara berpikir berdasarkan materialisme, dialektika, dan logika buat mencari akibat, yang berdiri atas bukti yang cukup banyaknya dan cukup eksperimen dan diperamati. (hal. 295)
Dalam membakukan runtutan alur berpikir dan runtutan langkah (step-by-step process) suatu Analisis Ketekniksipilan ke dalam Microsoft Excel, umumnya kita akan sering menggunakan rumus-rumus di bagian kategori Logical kayak IF, IFERROR, IFNA, AND, FALSE, TRUE, NOT, OR, XOR, dll.
Urutannya gini:
Kita mesti selesai nyusun runtutan alur berpikir dan runtutan langkah (step-by-step process) dari analisis ketekniksipilannya dulu.
Kalo sistem berpikir dalam analisisnya udah tersusun, tinggal dibakukan ke dalam bahasa Microsoft Excel.
Walaupun program bantu berpikir dalam analisis ketekniksipilan sudah tersedia dan semakin ke sini semakin canggih, baiknya tetap kuasai skill mengoperasikan Excel dan/atau bahasa pemprograman lainnya sebab di sini kita bisa menelusuri detail proses berpikirnya.