Halo, lulusan Linguistik di sini. Saya coba berbagi perspektif dari sisi kebahasaan, ya! 😊
Mengapa pola pemendekan kata (clipping) tertentu lebih umum diterima? Misalnya, nasi goreng menjadi nasgor, bukan nasreng.
Topik linguistik yang membahas fenomena ini ada dalam morfologi dan fonologi, khususnya dalam kajian pemendekan kata (clipping) dan pola fonotaktik bahasa. Pemendekan kata itu sendiri merupakan proses ketika sebagian kata dipotong dan digunakan sebagai bentuk singkatnya.
Pertanyaannya, mengapa dalam beberapa kasus, seperti nasi goreng, misalnya, ia lebih umum disingkat menjadi nasgor alih-alih nasreng, padahal bakso goreng bisa menjadi basreng (walau basgor ada juga, sih). Well, itu berkaitan dengan preferensi fonologis dalam bahasa.
Lama enggak “godain” @univ_indonesia. Mari kita bahas.
1. Universitas Indonesia (UI) telah bersikap tegas melakukan pembinaan terhadap ... Tidak efektif. Seharusnya: Universitas Indonesia (UI) telah bersikap tegas terhadap ... atau Universitas Indonesia (UI) telah menindak tegas … atau Universitas Indonesia (UI) telah bersikap tegas dengan memberikan sanksi terhadap …
Hindari bahasa yang “berbunga-bunga”. Apa yang dimaksud dengan “melakukan pembinaan”? Ada kesalahan kok dibina? Pembinaan itu berarti ‘usaha, tindakan, dan kegiatan yang dilakukan secara efisien dan efektif untuk memperoleh hasil yang lebih baik’.
Kecuali @univ_indonesia melihat kasus ini bukan suatu kesalahan, ya … enggak heran UI menggunakan istilah “pembinaan” alih-alih secara tegas mengatakan “menindak tegas” atau (bahkan) “menghukum” atau “memberikan sanksi”.
Halo, lulusan Linguistik di sini. Saya coba klarifikasi. “Mitos” bahwa kata ngentot dianggap sebagai akronim “ngencan total” ini sudah pernah dibantah. Kata ini bukan akronim, melainkan keratabasa.
Fenomena keratabasa sebetulnya fenomena universal. Penutur bahasa Inggris, umpamanya, menyebutnya “backronym”. Sejak dulu, kita sudah akrab dengan keratabasa. Selain fungsi ekspresi, keratabasa juga mengandung fungsi transmisi.
Misalnya, karena masuk akal, berkesesuaian dengan realitas, sangat mungkin banyak orang terkecoh dengan kata sahur.
Orang-orang yang tidak terbiasa berpikir sebagaimana linguis boleh jadi menelan mentah-mentah informasi sahur sebagai akronim sarapan khusus Ramadan.
Pembahasan yang menarik, saya izin nimbrung, ya. Berdasarkan analisis linguistik, argumen Mas @jpclotaine benar jika kita melihat dari perspektif pragmatik dan semantik.
Dalam teori linguistik, sebuah simbol (kata atau bunyi) memang netral sebelum diberikan makna melalui konvensi sosial. Ferdinand de Saussure, seorang tokoh linguistik strukturalis, memperkenalkan konsep signifier (penanda) dan signified (yang ditandai).
Kata “anjing”, misalnya, secara fonetik hanya sekumpulan bunyi sampai kita menyepakati bahwa ia merujuk pada hewan tertentu. Namun, setelah makna itu dilekatkan, kata tersebut memiliki konotasi dan denotasi, yang sering kali menimbulkan pemahaman yang disepakati oleh masyarakat.
0️⃣1️⃣: Pemberantasan korupsi dari puncak. Secara historis, Indonesia didirikan oleh pribadi berintegritas. Kepercayaan publik terhadap pemberantasan korupsi terus melemah, termasuk pada KPK. Kondisi ini harus dipulihkan.
0️⃣2️⃣: Korupsi merusak kehidupan bangsa dan negara, serta membahayakan keselamatan. SDA menjadi sektor yang dikorupsi. Pendekatan yang saat ini sudah benar dan harus ditingkatkan. Akan tetapi, korupsi harus dipandang dari segi sistemik dan realisme.
0️⃣3️⃣: Harus ada keteladanan dalam memimpin. Korupsi bisa terjadi karena disuruh atasan dan ditiru oleh yang lain. Ada komitmen tinggi atas pemberantasan korupsi, tapi yang ditunggu adalah bagaimana praktiknya berjalan.
PRIORITAS DAN REFERENSI
Bagaimana pasangan capres/cawapres memiliki prioritas dalam menuntaskan korupsi dan referensi dalam menanganinya?
0️⃣1️⃣:
• Sektor yang diprioritaskan adalah pendapatan negara, SDA (laut), pangan, layanan dasar (pendidikan, kesehatan, infrastruktur), dan bisnis ilegal (judi, narkoba).
• Komitmen pemberantasan korupsi sejak menjadi aktivis mahasiswa di era KKN merajalela.
• Pengalaman rektor dan akademisi: menetapkan mata kuliah antikorupsi sebagai mata kuliah wajib mahasiswa. Satu-satunya di Indonesia.
• Pengalaman Gubernur DKI Jakarta: membetuk Komisi Pencegahan Korupsi di Pemprov DKI Jakarta.
0️⃣2️⃣:
• Prioritas pada kehendak politik (political will). Harus memimpin dengan contoh. Harus menegakkan transparansi meskipun berat.
• Pengalaman di tentara: kalau pemimpin memberi contoh yang jelek, anak buahnya lebih jelek lagi.
• Referensi kondisi hakim di negara maju: jabatannya dijamin seumur hidup dan penghasilannya begitu besar sehingga tidak ada insentif untuk korupsi.
• Pengalaman sebagai Menteri Pertahanan: Pejabat yang mengendalikan anggaran besar diperlakukan sama dengan pejabat yang tidak punya tanggung jawab tersebut. Jabatan mereka diusulkan untuk naik. Kalau tidak bisa dari segi gaji, harus diberi penghormatan.
0️⃣3️⃣:
• Sinergi antarlembaga penting, termasuk pelibatan tentara untuk penegakan hukum. Contohnya, korupsi di sektor pertambangan karena pelakunya dilindungi oleh kekuatan luar biasa.
• Dialog dengan pengusaha. Ada aspirasi untuk kepastian hukum sehingga membentuk kenyamanan dalam berusaha (tanpa harus korupsi).
• LHKPN dilakukan dengan monitoring dan pendampingan antar instansi.
• Komitmen harus ditunjukkan dengan bukti.