1. Pertama-tama, kita harus memahami bagaimana hati kita sampai bisa merasakan kesusahan dalam mencari rezeki. Jika kita sudah memahami kejadiannya maka kita mudah untuk membuang perasaan susah itu dari dalam hati.
2. Mengapa orang miskin seringkali merasakan kesusahan dalam mencari rezeki dengan banyak berkeluh kesah seperti tampak dalam kehidupan sehari-hari?
3. Sebenarnya perasaan susah itu akibat dari membandingkan diri dgn orang lain. Misal, karyawan membandingkan apa yg dilakukan dan apa yang diperoleh oleh dirinya dengan apa yg dilakukan dan apa yang diperoleh oleh pemilik perusahaan.
4. Karyawan kira-kira akan berkata seperti ini kepada teman kerjanya : Kita bekerja seperti ini dan kita hanya mendepatkan segini. Bos kita bekerja seperti itu dan bos kita mendapatkan segitu. Kita kerja susah payah dan bos menikmati hasil kerja kita.
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
1. Dan bertakwalah kepada Allah, maka Allah akan mengajarkanmu.(al-Baqarah : 282). Ayat tersebut menegaskan bahwa Allah adalah Sang Pengajar Hakiki bagi orang-orang bertakwa. Dalam hal ini, takwa berarti menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
2. Sebenarnya orang beriman selalu belajar kepada Allah ketika ia menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Banyak sekali pengetahuan yang diberikan oleh Allah ketika ia menjakankan perintah-Nya dan menjauhi larangab-Nya.
3. Di antara perintah Allah kepada orang beriman adalah menginfakkan sebagian rezeki yang telah diberikan seperti dijelaskan dalam ayat di bawah ini.
Suatu saat saya membaca kitab Ihya karya Al-Ghazali tentang dua pilar dunia. Ia mengatakan bahwa "jah" dan harta merupakan dua pilar dunia. Menurutnya, harta adalah kepemilikan beragam barang yang bisa diambil manfaat. Lalu apakah "jah" menurut pandangan Al-Ghazali?
1. Secara bahasa, kata "jah" berarti pangkat dan kedudukan. Dalam pandangan Al-Ghazali, "jah" didefinisikan sebagai menguasai hati untuk mendapatkan ketaatan dan penghormatan. Seperti diketahui bahwa ketaatan dan penghormatan tidak bisa dilepaskan dari hati.
2. Saya akan menjelaskan perbedaan antara ketaatan dan penghormatan dengan kasus dalam kehidupan sehari-hari agar lebih mudah dipahami.
1. Suatu saat, saya mendengar kumandang azan Subuh. Tiba-tiba terlintas dalam pikiran saya,"Mengapa salat dibandingkan dengan tidur?" Jangan-jangan ada sesuatu yang tersembunyi di balik tidur. Pikiran saya terus saja bergerak untuk menemukan jawaban dari pertanyaan itu.
2. Tidak lama kemudian, saya teringat kitab Bidayah karya Al-Ghazali. Dalam kitab itu, Al-Ghazali menjelaskan kegiatan manusia dari bangun tidur hingga tidur. Bahkan ia menjelaskan bahwa sepertiga umur manusia dipergunakan dan dihabiskan untuk tidur.
1. Orang bersandar pada amal ada dua kelompok. Pertama, para abid (al-ubbad) yang bersandar pada amal untuk bisa masuk surga, bersenang-senang di dalamnya dan selamat dari azab Allah. Kedua, para murid yang bersandar pada amal untuk menyingkap beragam tutup dari hati.
2. Lebih lanjut asy-Syarqawi menjelaskan bahwa kedua kelompok itu tercela dan muncul dari memandang diri (ru'yat an-nafs) serta menisbatkan beragam amal kepada diri mereka sendiri. Sementara itu, para arif tidak seperti kedua kelompok itu.
Assalamu 'alaikum wr wb,
Malam ini, saya akan memberikan kultwit tentang kritik Ibn 'Atha'illah terhadap percaya diri. Semoga kultwit ini memberikan pencerahan buat sahabat-sahabat @KitabHikam. Amin.
1. Pertama-tama, saya akan mengemukakan penjelasan asy-Syarqawi mengenai orang-orang arif. Ia mengatakan bhw adapun orang-orang arif, mereka tidak melihat sesuatu pada diri mereka sehingga mereka bersandar kepadanya. Sebaliknya, mereka memandang bahwa Subyek Hakiki adalah Allah.
2. Dan sesungguhnya mereka adalah tempat bagi penampakan Subyek Hakiki saja.
أما العارفون فلا يرون لأنفسهم شيئا حتى يعتمدوا عليه بل يشاهدون أن الفاعل الحقيقي هو الله تعالى وأنهم محل لظهور ذلك فقد (الشرقاوي)