[Utas]
Seorang murid mengeluh kepada salah satu guru Sufi.
Dia berkata, “Wahai Syekh, mengapa saya selalu ditinggalkan dan dikhianati orang-orang yang aku berbuat baik kepada mereka?” Syekh tidak menjawabnya.
Dia bertanya lagi, “Mengapa orang-orang yang aku cintai dan ikhlas terhadap mereka justru meninggalkanku?” Syekh tidak menjawabnya.
Dia bertanya lagi, “Mengapa orang-orang yang aku cintai telah wafat sementara musuh-musuhku masih hidup?” Syekh tidak menjawabnya.
Sang murid mulai menangis dan bertanya lagi, “Mengapa aku merasa sendiri dan asing dalam hidup ini?” Syekh diam saja.
Sang murid bertanya lagi, “Mengapa orang-orang tidak berbaiksangka terhadapku?” Syekh tidak berbicara sedikit pun.
Sang murid bertanya, “Mengapa orang-orang yang aku jujur terhadap mereka justru mendustaiku? Mengapa orang-orang yang aku bersikap lembut terhadap mereka justru bersikap kasar terhadapku?” Syekh tidak berkomentar.
Sang murid mengeluh kembali, “Mengapa tanganku mengulurkan kebaikan sementara tangan orang lain justru mengulurkan keburukan terhadapku? Mengapa mereka membalas cintaku dengan kejahatan?” Dia mulai menangis kembali..
Syekh bangkit dan meletakkan tangannya ke dada sang murid dan berkata, “Saudaraku, aku tidak mengerti mengapa engkau bisa dicintai Allah dengan segala ketentuan-Nya. Boleh jadi engkau salah satu orang yang Allah singgung dalam firman-Nya,
“Merekalah orang-orang yang berbuat baik,” yaitu yang telah mencapai kedudukan orang-orang yang sabar dan berbuat baik.” Ketahuilah saudaraku, sungguh engkau datang kepadaku mengeluhkan betapa cintanya Allah kepadamu.
Sang murid terdiam dan menatap tanah seraya mengucurkan air mata kebahagiaan dan berkata, “Aku mendapat musibah dan engkau menguatkan hatiku.” Hikmah :
Allah Swt berfirman, “Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.”
(QS. Az-Zumar [39]: 10).
📸: KH. Ilyas Ahmad Jaza' (Ayah Angkat Habib M Lutfi bin Yahya).
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
Kerapkali pengurus Pondok Pesantren Lirboyo mengambil foto Mbah KH. Marzuqi Dahlan, beliau marah. Bahkan, klisenya hangus walaupun dipotret secara sembunyi-sembunyi. Ini membuat sedih para pengurus saat itu,
karena sama sekali tidak mempunyai foto sang pengasuh.
Namun, ketika KH. Abd. Aziz Manshur menjabat sekretaris pondok, di mana saat itu diketuai oleh KH. A. Idris Marzuqi, beliau memiliki ide brilian. KH. Bahrul Ulum Marzuqi,
putra mbah Marzuqi yang saat itu berusia sekitar 10 tahun, beliau ajari cara mengoperasikan kamera, dan memintanya untuk memotret sang Bapak dalam beberapa momen.
Alhasil, ketika yang memotret adalah putranya sendiri yang sedang lucu-lucunya, Mbah Marzuqi tidak marah,
[utas]
Suatu hari Rasulullah Saw. duduk sambil berbincang dengan para sahabat.
Ketika ada topik perbincangan yang menyentuh perasaan, para sahabat menangis kecuali
Usamah bin Zaid.
Usamah mengutarakan soalan kepada Rasulullah Saw. tentang kekerasan hatinya.
Kemudian Rasulullah Saw. meletakkan tangannya ke dada Usamah seraya berkata, “Keluarlah wahai musuh Allah!” Seketika itu keluarlah air mata Usamah.
Kemudian Rasulullah Saw berpesan: “Buta mata berpuncak daripada kekerasan hati. Kekerasan hati berpuncak daripada banyak dosa.
Banyak dosa berpuncak daripada melupakan mati. Melupakan mati berpuncak daripada panjang angan-angan. Panjang angan-angan berpuncak daripada cinta dunia. Cinta dunia merupakan sumber segala maksiat.”
Abul Abbas Al Munaji merupakan ulama yang amat zuhud. Sehari-hari, beliau mencari kayu bakar untuk dijual ke pasar. Sementara hasil jualan itu, digunakan makan keluarga dan para santri yang mengaji padanya.
Santri Abul Abbas jumlahnya sangat banyak sekali. Tapi, tak ada satupun dari mereka yang tahu mata pencaharian Abul Abbas, selain hanya mencari kayu bakar. Padahal, tiap hari beliau memberi makan banyak santri.
Syahdan, suatu hari saat Abul Abbas dalam perjalanan memanggul kayu bakar di kepalanya, seorang lelaki mendatanginya. Lelaki itu bermaksud memberi Abul Abbas sekantung uang.
SHOLAWAT PENYEMBUH PENYAKIT DARI HABIB AL FAQIH ALMUQQADAM MUHAMMAD BIN ALI RA
Habib Ahmad bin Abdullah Bilfaqih memiliki seorang pembantu yang anak perempuannya terkena sakit kanker. Habib Ahmad membawa pembantu dan anaknya berziarah ke pemakaman Zanbal.
Setelah berdoa kepada Allah dan bertawassul dengan kedudukan Sayyidina AlFaqih Muqoddam, yang tinggi disisi Allah. Tiba-tiba Allah membuka hijab sehingga Habib Ahmad melihat secara langsung Sayyidina Al Faqih Muqaddam membaca dan memberikan Sholawat ini untuk kesembuhan
segala penyakit baik Dhohir maupun Batin. Hendaknya dibaca rutin 7 kali dipagi dan sore hari. Kemudian anak tersebut membaca Sholawat ini secara terus menerus, hingga beberapa selang waktu, anak itu dibawa ke rumah sakit untuk diperiksa.
Ini teks istighotsah Hadratus Syaikh KH. Hasyim Asy’ari yang saya dapat dari Kiai Fahruddin Pengasuh PP. Thoriqul Huda Ponorogo beberapa bulan sebelum beliau wafat. Beliau menerima dari Gus Kholiq bin Hasyim Asy’ari.
Ada secuil kisah tentang istighotsah tersebut. Konon kiai Hasyim pernah memprediksi akan terjadinya gonjang-ganjing yang akan menimpa Indonesia wa bil khusus Nahdlatul Ulama.
Apakah fenomena sekarang dimana antar umat Islam, antar ormas Islam dengan mudah diadu domba,
saling mencaci-maki orang adalah gonjang-ganjing yang dimaksud Hadratus Syaikh? Wallahu A’lam.
Senyampang kita masih waras menurut ukuran kita sendiri, mari sama2 berdoa agar kita tidak termasuk dalam lingkaran pelaku gonjang-ganjing tersebut.
Saya NU, tapi NU-nya Mbah Hasyim
Bukan NU seperti SEKARANG
KH. Marzuki Mustamar Bungkam Gerombolan Kelompok yang Tuduh Liberal kepada Gus Dur, Kyai Sa'id dan NU.
Saat tabayyun di Lirboyo, Kyai Said menjelaskan semua tuduhan yang dialamatkan kepada Kyai Said di hadapan Mbah Idris, Mbah Anwar Mansur, Gus Imam dan Masyayikh Lirboyo lainya.
Mulai tuduhan Syi’ah, tuduhan makelar Seminari, tuduhan liberal, tuduhan antek Wahabi, semuanya dijelaskan dihadapan para masyayikh Lirboyo saat itu, dan clear bahwa tuduhan itu adalah fitnah yang keji