Nonton ulang Leipzig saat masih dipegang Rangnick waktu lawan Bayern. Ini yg dimaksud ball oriented press. Bertahan secara unit mengikuti bola & mempersempit area bermain lawan guna mempermudah merebut bola sekaligus counterpress/2nd ball.
Gegenpress secara bahasa adalah counterpress itu sendiri. Namun jika dilihat dlm arti luas, situasi counterpress/rebut bola kembali/2nd ball tadi langsung diubah menjadi serangan kilat. Tujuannya menyerang transisi atau saat pertahanan lawan belum terbentuk sempurna/disorganisasi
Jadi, ide ini sebetulnya lebih ke fase bertahan/ketika tidak mendapat bola. Memang prinsip ketika bertahan salah satunya mempersempit area bermain. Lari jadi semakin pendek, 2nd ball bisa dimenangkan, intensitas press bisa simultan. Ada juga di Filanesia kalo ga salah ingat.
Kalo kena switch gimana? Ini juga berkaitan dengan keunggulan numerik. Kalo ada pemain yg minta switch atau di sisi lain, artinya di area bola bakal kekurangan jumlah seperti pic di sini (dikeroyok).
Mengeksekusi switch itu butuh waktu, akurasi, timing dll. Jadi ga semudah pencet tombol di PS. Namun ada beberapa pemain yg memang piawai melakukan ini shg bisa mudah bikin disorganisasi cara bertahan ini. Kuncinya eksekusi switch itu sendiri & preventif-nya.
Intinya lagi, ga ada taktik yg ga ada counter taktiknya. Bertahan kaya gini bisa di switch -> switch bisa dipress switcher-nya -> switchernya turun jauh ke belakang biar ga kena press -> dst.
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
Pressing ala Rangnick dieksekusi dengan formasi 4-2-2-2. Kita bahas mekanisme yg mengharuskan bergeser cepat, kelemahan terhadap switch serta korelasi striker sebagai 2 presser di depan.
Big thanks buat yg sudah retweet & like.
2-2-2 akan start di tengah. Di sini pentingnya membaca trigger utk melakukan press yg harus dilakukan secara kompak. Pemicunya seringnya ketika bola di samping.
Muncul isu sebelumnya bahwa CR7 ga akan masuk skema Rangnick krn intensitas pressing yg tinggi. Di laga ini, CR7 menunjukkan work rate-nya dgn aktif melakukan press.
Nama-nama yg pernah bekerja dengan Rangnick & jabatannya skr via The Athletic. Apakah nama-nama ini yg akan dia bawa untuk jadi manager selanjutnya?
Yup, Rangnick statusnya nanti interim. Wajar, 8 tahun di Red Bull pun hanya 2 tahun dia turun gunung jadi manajer.
Apa gelarnya? Bisa dihitung jari kalo kita bicara gelar. Kenapa banyak yg bilang Rangnick “bapak gegenpress” krn memang dia yg meletakkan pondasi itu. Bertahan scr unit mengikuti bola lalu mengubah form bertahan tadi jadi serangan cepat.
Hoffenheim dia bawa dari divisi 3 ke div teratas. Lalu di eranya, RB Leipzig naik dr tier 4 ke semifinalis UCL.
Waktu di Salszburg dia bikin plan jangka panjang. Bukan cuma gelar melainkan plan utk bisa jual pemainnya. Tentunya dgn plan scouting serta plan development.
Pertandingan pertama tanpa Ole, MU berhasil menang. Kita bedah apa yang jadi kelebihan serta kekurangan yang masih ada di laga ini. Kata Carrick, MU melakukan press secara tim terutama saat goal kick meski kadang ga berhasil. 4-4-2 saat tanpa bola.
“Angled press” digunakan utk “mengontrol” serangan lawan.
CR7 juga kerap melakukan ini. Meski ga banyak terlibat dalam press yg sering dilakukannya menutup opsi umpan dgn bergerak melingkar sebelum datang ke pembawa bola.
High pressing memang lekat dengan Liverpool namun banyak aspek yg terus dikembangkan oleh Klopp. Serangan cepat hingga set piece serta pemilihan game plan dengan “double pivot” jadi kunci Liverpool kalahkan Arsenal.
Laca awalnya digunakan utk press Fabinho, namun dgn Thiago yg kerap turun, dia jadi harus marking 2 pemain. Atau Partey harus keluar yg mana bikin ruang di belakangnya kerap diekspos Jota.
Saka digunakan lebih ke tengah utk tutup jalur umpan lewat tengah. Dengan struktur ini, Tomiyasu harus punya timing tepat dalam melakukan press ke FB/Tsimikas.