Tragedi Trowek / Cirahayu 1995
Salah satu kecelakaan mengerikan perkeretaapian Indonesia yang hampir terlupakan
a thread
Salah satu kecelakaan mengerikan perkeretaapian Indonesia yang hampir terlupakan
a thread
Apa yang terpintas dipikiran mwvers kalo mendengar tragedi kereta api indonesia? Mungkin nama pertama yang muncul di pikiran kalian adalah "Bintaro".
Yap, tragedi adu banteng dua kereta itu memang masih menjadi cerita menyeramkan dan tragis untuk dikenang.
Yap, tragedi adu banteng dua kereta itu memang masih menjadi cerita menyeramkan dan tragis untuk dikenang.
Namun, selain Bintaro, ada kecelakaan kereta api luar biasa lainnya yang pernah terjadi di Indonesia.
Sebuah tragedi yang dikenal dengan nama Tragedi Trowek atau Tragedi Cirahayu.
Sebuah tragedi yang dikenal dengan nama Tragedi Trowek atau Tragedi Cirahayu.
Tragedi Cirahayu ini bermula setelah rangkaian KA Galuh, yaitu kereta api kelas Ekonomi yang dijalankan malam hari, mengalami kerusakan di Stasiun Cibatu, Garut.
KA Galuh sendiri terdiri dari 6 kereta dengan jumlah total 300 penumpang.
KA Galuh sendiri terdiri dari 6 kereta dengan jumlah total 300 penumpang.
Sedangkan di belakangnya, ada KA Kahuripan yang berangkat dari Stasiun Bandung pukul 21.30 WIB atau 30 menit setelah KA Galuh meninggalkan Stasiun Bandung.
KA Kahuripan sendiri terdiri dari 7 kereta dengan total 428 penumpang.
KA Kahuripan sendiri terdiri dari 7 kereta dengan total 428 penumpang.
Mengingat banyaknya kereta yang menunggu antrian masuk ke stasiun Cibatu namun terhambat akibat KA Galuh mengalami gangguan, pihak stasiun akhirnya memutuskan melakukan penggabungan ini untuk memperlancar perjalanan kedua KA tersebut.
Penggabungan dua KA tersebut hanya akan berlangsung hingga Stasiun Banjar. Selanjutnya, KA Kahuripan akan meneruskan perjalanan menuju Kediri, sementara KA Galuh akan dilepas di pemberhentian akhirnya, di Stasiun Banjar.
Jadilah kedua kereta api tersebut digabung dengan rangkaian KA Galuh berada di depan dan KA Kahuripan di belakangnya.
Rangkaian panjang ini berjalan di jalur yang cukup ekstreem. Rangkaian ini menanjaki lereng terjal petak Warung Bandrek - Bumiwaluya, lalu menuju Cipeundeuy.
Ketiga stasiun tersebut memiliki tingkat ketinggian yang berbeda beda. Karena hal itu, kereta diharuskan melalui jalur yang memiliki kontur mendaki dan menurun.
Awalnya kereta berhasil melewati jalur menanjak dan curam itu. Namun saat menuruni lereng terjal di petak menuju Stasiun Cirahayu/Trowek inilah tragedi itu bermula...
Saat posisi KA Kahuripan agak tinggi, sementara KA Galuh sudah berada di turunan, masinis menyadari ada yang tidak beres. Kereta ditarik kebawah oleh gerbong depan tanpa adanya rem!
Rem kereta tidak berfungsi dengan baik yang berakibat rangkaian meluncur turun menuju Stasiun Trowek/Cirahayu.
Perlu diketahui, sebelum memasuki stasiun Cirahayu, kereta harus melewati sebuah jembatan sepanjang 100 meter yang memiliki ujung berbelok, jembatan ini dikenal dengan nama "Jembatan Trowek".
Para penumpang beberapa diantaranya sudah merasakan sesuatu yang tidak beres pada kereta yang mereka tumpangi.
Kereta melaju lebih cepat dari biasanya dan sesekali kereta terasa melayang. Namun mereka masih mengira ini adalah hal wajar karena jalur yang menurun.
Kereta melaju lebih cepat dari biasanya dan sesekali kereta terasa melayang. Namun mereka masih mengira ini adalah hal wajar karena jalur yang menurun.
Tanpa mereka tau, masinis sedang dibuat panik karena rem yang gagal fungsi, kecepatan yang tidak terkontrol dan dihadapkan dengan belokan tajam di ujung jembatan. Sangat mustahil melakukan belokan tanpa mengurangi kecepatan.
Sang masinis masih mencoba mengendalikan kereta yang terus meluncur di jalur menurun hingga detik detik terakhir... namun naas, di jam 00.03 WIB tanggal 25 Oktober 1995, tragedi yang sangat mengerikan itu terjadi..
Saat tiba di KM + 241 tepat di atas Jembatan Trowek sebelum sinyal muka Trowek, rangkaian dengan 13 gerbong itu anjlok akibat tidak dapat berbelok dengan kecepatan terlampau tinggi.
Gerbong gerbongnya keluar ke sisi kanan dan kiri rel, dan jatuh sebagian lagi ke bawah jembatan Trowek yang memiliki ketinggian sekitar 10 meter
Tiga gerbong kereta kelas 3 yaitu K3-66545R, K3-81701, K3-64531 dan satu kereta makan pembangkit yaitu KMP3-80501 terlempar ke bagian kanan rel.
Ada 1 kereta makan pembangkit yaitu KMP3-80501 berada di dasar jurang sedalam 10 meter.
Ada 1 kereta makan pembangkit yaitu KMP3-80501 berada di dasar jurang sedalam 10 meter.
Satu gerbong kereta yaitu K3-93505 terlempar ke arah kiri rel yang jaraknya sekitar 10 meter dan tiga kereta lainnya masing-masing K3-93559, K3-61502, dan K3-67105 masih berada di atas rel walaupun anjlok.
Untuk gerbong kereta yang kondisinya parah dan rusak berat adalah K3-81701. Bagian dinding bagian kiri terkelupas hingga ke belakang, kursi di dalam kereta ini sebagian besar terlepas, darah para korban berceceran dimana mana. Posisi gerbong ini miring ke kanan tertahan tebing.
Nasib serupa menimpa ke 2 lokomotif yang menarik kereta tersebut. Lokomotif CC20105 menabrak tebing sehingga bagian depannya hancur. Untuk lokomotif CC20175 posisinya terbalik (kondisi roda berada di atas) dan dinding mengelupas.
Ada sumber yang menyebutkan bahwa sebelum terjadi kecelakaan, tepatnya ketika melintas Stasiun Cipeudeuy, seluruh lampu dalam kereta mati dan Lokomotif mengeluarkan api secara terus-menerus bahkan dengan batas kecepatan (taspat) diluar kewajaran.
Lampu mati mengindikasikan rangkaian kereta mengalami trouble genset & kecepatan melewati taspat diluar kewajaran bisa jadi merupakan indikasi bahwa rem mulai bermasalah.
Apalagi sebelumnya kereta juga telah melewati jalur naik-turun dari Cicalengka ke Cibatu dan menanjak dari Cibatu ke Cipeundeuy, selepas Cipeundeuy tentu saja menurun lagi sampai di TKP.
Sebagai tambahan, di era Perumka dahulu juga jamak rangkaian KA kelas Ekonomi berjalan dalam kondisi kereta gelap gulita. Apakah benar atau tidak keterangan dari sumber tersebut yang jelas PLH Trowek merupakan satu catatan kelam dalam sejarah operasional perkeretaapian Indonesia.
Akibat tragedi ini juga, diberlakukan sebuah peraturan hingga kini, yaitu seluruh rangkaian KA, baik dari dan menuju Bandung yang melewati jalur KA selatan Jawa Barat ini baik kereta Eksekutif, Bisnis dan Ekonomi ataupun kereta lainnya diwajibkan berhenti di Stasiun Cipeundeuy.
Hal ini sebagai dampak dari PLH Trowek untuk pemeriksaan fungsi rem & pemeriksaan rangkaian. Terlebih rangkaian KA sendiri juga sudah melewati jalur naik-turun sebelum masuk Stasiun Cipeundeuy dan setelah Stasiun Cipeundeuy akan melewati turunan lagi bahkan yang cukup terjal.
Disamping itu, untuk menghapus kenangan atas PLH Trowek yang memilukan itu,nama Stasiun Trowek diganti menjadi Stasiun Cirahayu.
Jumlah korban meninggal dunia dalam tragedi ini sebanyak 14 orang (beberapa sumber lain menyebutkan 20 orang) dan 71 orang luka luka.
Beberapa diantaranya terjun tanpa sadar ke dasar jurang karena tidak tau posisi kereta saat kecelakaan berada diatas jembatan dan keadaan gelap.
Beberapa diantaranya terjun tanpa sadar ke dasar jurang karena tidak tau posisi kereta saat kecelakaan berada diatas jembatan dan keadaan gelap.
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
