Diosetta Profile picture
Jan 8, 2022 134 tweets 18 min read Read on X
TEROR BONEKA PENARI
Legenda Nini Thowok

Ga ada urusanya sama trend spirit doll, jadwal upload cerita ini udah saya share dari bulan lalu.

Kita upload malam ini buat nemenin malam minggu kalian ya.

@IDN_Horor
@bagihorror
@ceritaht
@qwertyping

#ninithowok Image
Oiya , cerita ini juga udah di share di Podcast @bagihorror di spotify dan di @karyakarsa_id
sampe tamat..

yang mau baca duluan atau sekedar support monggo

karyakarsa.com/diosetta69/ter…
Part 1 - Gadis dan Boneka

Di tengah malam seorang anak perempuan yang masih belia berjalan ke tengah lapangan dengan membawa sebuah boneka kayu buatan dengan batok kelapa yang dicat berwarna putih bergambarkan wajah bersama pakaian dan selendang seperti penari.
“Yati, kami minta tolong ya.. sudah setengah tahun desa ini kekeringan, kalau kali ini tidak ada hujan warga akan semakin kesusahan” Ucap seorang kepala desa yang di dampingi dengan kedua orang tua Yati.
“Sebisanya aja ya.. jangan dipaksakan” Ucap seorang pria yang merupakan ayah Yati.
Di tengah lapangan sudah diletakan beberapa keperluan ritual seperti kemenyan, kembang, dupa dan beberapa benda yang sulit dikenali.
Alat musik dan dekorasi pementasan juga sudah disiapkan di sana, hingga saat Yati siap, ia membakar dupa dan membawanya mengelilingi boneka yang ia bawa.
Sebuah mantra pemanggil diucapkan layaknya membentuk alunan nada yang mengajak untuk menari.
Seiring dengan setiap kata-kata berbahasa jawa kuno diucapkan, suara gong gamelan terdengar dipukul perlahan demi perlahan dengan beraturan..
Seperti detak jantung yang mulai bangkit suara gong tersebut seolah mengiringi kebangkitan sebuah sosok yang merasuki boneka yang didandani seperti penari itu.
Yati mulai kesulitan menahan getaran benda itu yang seolah bersiap mengamuk sehingga beberapa warga membantu memegangnya. Dan tepat ketika boneka itu berdiri, Yati melepaskanya.
Ia menorehkan gincu di bibirnya , mengangkat selendang di pinggangnya dan mulai menari mengitari boneka itu. Perlahan getaran itu berhenti dan mulai mengayun sendiri tanpa sentuhan dari siapapun.
Suasana mistis terasa ke seluruh penjuru desa. Sosok yang merasuki desa itu bukanlah roh biasa. Ia adalah roh tua yang dipilih Yati untuk bisa menurunkan hujan di desa itu yang telah setengah tahun ini kekeringan.
Warga merasa merinding, sebagian dari mereka masih tidak yakin dengan ritual ini. Sebagian dari mereka berbisik, bukan hanya manusialah yang menonton pementasan ini melainkan berbagai macam sosok makhluk halus di sekitar desa berkumpul di tempat ini.
Perlahan rasa ragu mereka menghilang ketika tetesan hujan membasahi tanah kering di lapangan itu.
Seketika seluruh warga tersenyum merasa senang dengan hujan yang turun membasahi tanah lapang dan segera ikut menari bersama merayakan turunya hujan pertama yang mebasahi desa itu setelah setengah tahun terakhir.
Anak perempuan itu adalah Yati. Seorang anak perempuan yang cukup aneh dan jarang bergaul dengan warga sekitar. Namun walaupun begitu warga selalu memperlakukanya dengan baik dan Ia juga tidak segan membantu warga dengan kemampuanya bila dibutuhkan.
Hanya saja Yati lebih senang bermain dengan “Warga desa” lainya yang tak kasat mata bersama boneka buatan favoritnya.
Boneka yang terkenal sejak jaman kerajaan mataram sebagai perantara makhluk dari alam lain dengan alam manusia untuk memanggil hujan, pengobatan, pesugihan , hinggal ilmu hitam.

Nini Thowok..
Part 2 - Dendam Sang Penari

Ketamakan dan rasa iri manusia selalu menjadi akar dari sebuah bencana yang mengakibatkan begitu banyak korban.
Saat itu rombongan penduduk kulit putih dan rombongan dari desa lain datang dengan sombongnya ingin menguasai kekayaan alam di desa yang sebenarnya cukup jauh dari pusat kota.

Mereka memaksa kepala desa untuk menyerahkan hasil panen dari warganya dengan berbagai ancaman.
Dan itu menjadi awal dari terjadinya sebuah tragedi yang sangat mengerikan.

Begitu banyak warga desa yang hasil panenya di rampas. Bahkan tak jarang pemilik lahan tidak disisakan sama sekali dari hasil panen yang mereka tanam.
Kepala desa mencoba mencari tahu ke wilayah lain, dan ternyata desa sekitar masih dilanda kekeringan sehingga orang-orang itu terus memaksa warga desa Yati untuk menyerahkan hasil panenya.
Dengan kemampuan Yati seluruh bangsawan pendatang yang berniat jahat pergi dengan sendirinya dari desa itu setelah terkena wabah gatal yang hanya menyerang warga pendatang.
Tak lama mereka tahu, itu adalah ulah Yati dan boneka Nini Thowoknya yang merapalkan kutukan untuk mengusir mereka.
Tak menyerah para penjajah bersama penghkianat-pengkhianat negri ini datang untuk menindas lagi warga desa Yati. Kali ini mereka datang dengan berbagai dukun ilmu hitam untuk membalas dendam.
Dengan sekuat tenaga warga melindungi Yati dan keluarganya hingga mengungsikanya di sebuah bangunan kayu di tengah hutan.
“Pergi! Ambil semua yang kalian inginkan dan tinggalkan desa ini!” Ucapk Pak Kades.
Seorang bangsawan menghampiri pak kades mengangkat bajunya dan memandang wajah kepada desa dengan bengis.
“Kami akan tetap mengambil semuanya tanpa kalian suruh!” Ucapnya dengan tersenyum.
Merasa jijik dengan perlakuan orang sebangsanya itu, pak kadespun melampiaskan emosinya dengan meludahi orang itu.
Sudah jelas itu membuat orang itu sangat kesal dan memutuskan untuk mengangkat kepala pak kades dan memenggalnya di depan warga desa.
Seketika seluruh warga desa melakukan perlawanan yang hampir membuat mereka kewalahan.

Tak terima dengan perlawanan warga desa yang kian memuncak, akhirnya mereka terbakar emosi dan memutuskan untuk membantai semua warga desa hingga mengejar Yati dan keluarganya.
Satu- persatu orang kulit putih berseragam menyisir rumah demi rumah dan menarik mereka keluar untuk dihabisi baik dengan senapan maupun benda tajam.
Mereka sudah tidak peduli lagi dengan sumber daya desa, masih banyak desa yang bisa mereka jajah.
Hingga akhirnya pemandangan mengerikan terlihat di depan mata Yati yang bersembunyi di rumah kayu di tengah hutan itu. Warga yang melindunginya dan orang tuanya mati dibantai di depan matanya.
Dengan penuh dendam Yati memanggil roh – roh di sekitarnya untuk merasuki boneka nini thowok yang menemaninya untuk membalas semua perbuatan orang-orang yang membantai seluruh desa dan keluarganya.
“Aku nyeluk kowe kabeh sing ning alam lain… pateni kabeh wong sing numpahke getih ning lemah iki”
(Aku memanggil kalian semua yang ada di alam lain.. bunuh semua orang yang menumpahkan darah di tanah ini)
Seketika boneka Nini Thowok itu bergerak dan mengamuk, namun tak lama setelahnya boneka itu jatuh tak bergerak.
Samar-samar Yati mendengar suara dari salah seorang roh yang ia kenal. Roh itu memberi tahu bahwa semua roh yang selama ini membantunya telah dibelenggu oleh dukun-dukun bayaran itu. Saat ini tak ada lagi yang bisa menolongnya dari pembantaian itu.
“Boneka ini akan membalaskan dendamku atas kematian bapak,ibu, dan warga desa.. “
Ucap Yati dengan penuh amarah dan air mata yang tidak berhenti menetes dari pipinya.

“bila tidak ada lagi dari kalian yang bisa merasuki boneka ini maka hanya satu yang bisa..”
Yati mengambil sebatang kayu runcing yang terdapat di bangunan tua itu dan sekuat tenaga menusukan ke jantungnya.

Dengan mulut yang berlumuran darah Yati menorehkan tetesan darahnya di pipi boneka nini thowok itu, menyalakan dupa dan membacakan mantra pemanggil.
“Dengan perantaraan boneka kayu penari ini aku memanggil roh penuh dendam untuk membalas perbuatan manusia biadab di luar sana.. Aku memanggil…

Aku…”

Kobaran Api besar membakar desa yang telah melakukan pemberontakan terhadap juragan-juragan , penjajah, dan antek-anteknya.

Mereka mengejar hingga ke rumah kayu di tengah hutan dan menemukan jasad anak perempuan dengan kayu runcing menusuk jantungnya bersama.
Ketika sesrang dukun mencoba mengeluarkan jasad Yati, sesuatu yang mengerikan terlihat di rumah itu.

sesosok boneka nini thowok terlihat melayang di atas langit-langit rumah itu dan jatuh menusuk tubuh dukun itu dengan kayu runcing tepat di punggungnya berkali kali tanpa ampun.
Dukun itu meronta-ronta dan tidak dapat menyelamatkan diri. Ketika ada orang lain yang mencoba masuk untuk menyelamatkan dukun itu, seketika tubuh orang itu menghitam seperti membusuk tak lama setelah ia memasuki bangunan tua itu.
Tepat sebelum boneka terkutuk itu keluar dari bangunan , orang-orang sakti suruhan dari manusia-manusia biadab itu membacakan berbagai mantra untuk melemahkan boneka nini thowok itu dan menyegel rumah kayu itu dengan ilmunya sehingga Boneka itu terkurung tak bisa keluar.
Cerita mengenai pembantaian Yati dan warga desa hilang begitu saja seiiring dengan begitu banyaknya pembantaian yang dilakukan penjajah dan bangsawan tamak di jaman itu.
Mereka melupakan keberadaan sosok roh Yati yang mendiami boneka Nini Thowok dan terkurung di rumah kayu di tengah hutan.
Boneka itu terus menumpuk kebencian dan dendam pada semua orang yang membiarkan warga desa dan orang tuanya mati hingga dan tidak ada yang tahu kengerian apa yang akan terjadi ketika boneka itu terlepas dari kurunganya.

(Bersambung part 3 tamatnya - Malam jumat depan ya )
TEROR BONEKA PENARI
Part 3 - Legenda Kelam Boneka Penari

Kepergian para penjajah dari bumi Nusantara membuat perubahan yang sangat besar di negeri ini dan mengakibitkan pembangunan besar-besaran yang terjadi di berbagai lini.
Beruntung aku hidup di Jaman ini di mana begitu banyaknya kebutuhan untuk sumber daya pembangunan seperti yang diusahakan oleh tempatku bekerja saat ini, Industri Kayu.
Sebuah perusahaan yang cukup besar , menerima ijin untuk mengelola sumber daya hutan dan melakukan penebangan untuk memenuhi kebutuhan pasar lokal tentunya dengan tanggung jawab untuk penanaman kembali seperti yang sudah diamanahkan oleh pimpinan-pimpinan baru negara ini.
Indra, itu namaku..
Ini bulan kelima aku bekerja di perusahaan ini setelah memutuskan merantau dari kampung halamanku di Jawa Timur.

“Yah, Sayur lodeh lagi..” Ucap seseorang yang berdiri di sampingku sambil mengantri makan siang yang disediakan oleh perusahaan kami.
Itu Fahmi, Teman satu bagianku yang sudah lebih lama beberapa bulan lebih dulu di tempat ini. Kami cukup akrab karna kami tinggal di daerah yang berdekatan.

“Lha kenapa? kan enak.. dulu di kampungku gak jauh-jauh dari telo, nasi jagung, ketemu tempe aja udah seneng” Ucapku.
“Ya.. kalo perbandinganya begitu bener juga sih. Tapi namanya bosen kan wajar Dra..”

Kantin karyawan kami hanya bangunan non permanen yang didirikan menggunakan papan-papan triplek. Untungya jumlah meja dan kursi tersedia cukup banyak walau sampai keluar-luar.
“Dra, katanya minggu depan kita mulai ngegarap hutan sebelah barat, bener ga itu?” Tanya Indra sambil mengunyah sayur lodehnya dengan lahap, bertentangan sekali dengan ucapanya tadi.
“Hutan barat yang ada bangunan tuanya itu? kalau beneran sih nekat namanya..” Balasku.
Hutan sisi barat sebenarnya hanya hutan biasa sama seperti hutan lain yang kami garap. Namun saat pekerja sebelumnya mencoba untuk memasuki hutan itu, tiba-tiba segerombolan orang berbaju hitam melarang pekerja untuk masuk.
Anehnya gerombolan orang-orang itu segera menghilang tanpa jejak tepat setelah memperingati pekerja yang hendak masuk ke hutan itu.
Pernah juga tiba-tiba seorang mandor yang tidak mengindahkan peringatan itu masuk ke dalam hutan dan ditemukan tidak sadarkan diri di sekitar sungai.
Saat tersadar ia berteriak-teriak seperti orang gila.
“Ampun nek… ampun… hentikan nek…” Kata-kata itu terus terucap dari mulutnya hingga perusahaan memutuskan untuk memulangkanya.

Mungkin karena sudah cukup banyak pekerja baru yang tidak mengetahui tentang hutan itu , mereka memutuskan untuk mencoba menggarap hutan itu lagi.
“Kabarnya kali ini Bos minta bantuan dukun dari warga sekitar untuk mengusir penunggu hutan itu” Cerita Fahmi.
“Dukun? Beneran udah gila tuh si bos.. kalau kenapa-kenapa yang jadi korban kita yang di lapangan bukan dia” Balasku.
“Ya kita positif thinking dulu aja, siapa tahu beneran berhasil..”
Aku menghela nafas dan melanjutkan makanku.
“Semoga saja bukan kita yang ditugaskan di sana ya .. “
Aku dan Fahmi tinggal di mess yang disediakan perusahaan , sebuah mess yang cukup besar dan diisi hampir lebih dua puluh karyawan.

Seperti biasa , jumlah kamar mandi yang hanya ada tiga bilik membuat kami selalu mengantri setiap akan berangkat kerja ataupun sepulang kerja.
Kami sudah terbiasa dengan ini, malahan di saat-saat beginilah kami lebih sering ngobrol.

“Malam ini jangan ada yang keluar mess ya, dan tutup semua pintu dan jendela. Jangan dibuka apapun yang terjadi” Ucap Tito staff senior yang sekaligus menjadi koordinator di mess ini.
Mendengar ucapan itu suara berbisik muncul di antara semua buruh yang sedang mengantri untuk mandi.
“Jadi bener, malam ini dukun suruhan bos akan masuk ke hutan itu?”
“Haduh.. bener-bener nekad si bos, pokoknya kalau sampai aku yang kebagian di hutan itu, aku milih resign”
“Sama… ternyata sebelum hutan ini di garap sama perusahaan ini, sudah banyak korban jiwa di hutan barat itu, aku masih sayang nyawa”
Entah, semengerikan apa kejadian-kejadian yang ada di sana. Sepertinya yang aku tahu hanya sedikit dari hal besar yang tersembunyi di sana.
...
Terdengar suara musik mengalun dengan lembut bersamaan dengan suara seorang pria yang meneriakan kata-kata penyemangat untuk penari.
Ini tengah malam, tidur nyenyakku terganggu dengan suara-suara musik yang entah tidak dapat dijelaskan dari mana asalnya. Apalagi mess ini cukup jauh dari pemukiman warga.
Aku mencoba menutup mata untuk melanjutkan tidurku.Tetapi suara alunan musik itu mendayu-dayu dengan lembut dan perlahan semakin keras.
Sayu-sayu aku melihat bayangan seseorang yang menari di balik tirai jendela kamarku.
Bukan.. bukan tarian, orang itu hanya bergoyang secara simetris ke kiri dan kanan seperti mengikuti arah angin. Namun entah mengapa gerakanya seperti mengikuti alunan suara musik itu.
Penasaran dengan bayangan itu, aku memutuskan untuk menghampiri ke jendela tepat saat bayangan itu mendekat.
Aku menyibakkan gorden jendela yang hanya terbuat dari kain usang.
Anehnya bayangan yang mendekat itu tidak terlihat di manapun dan suara musik tadipun tidak terdengar sama sekali.
Aneh, sungguh aneh.. saat aku memalingkan tubuhku suara musik itu mulai terdengar lagi dan tak lama setelahnya tiba tiba terdengar suara jendela yang diketuk dengan ketukan yang sangat lambat.
“Si—siapa?”
Tidak ada satupun yang menjawab, namun bayangan seseorang terlihat berdiri terpaku di balik jendela kamarku. Dan ketika aku membuka tirai itu sekali lagi, aku terjatuh tersungkur ke lantai setelah melihat pemandangan yang mengerikan.
Sebuah boneka yang dibuat dari batok kelapa yang dicat berwarna putih dan didandani layaknya penari berdiri di depan jendela kamarku melayang, tanpa pijakan.
Seketika aku teringat ucapan Tito tadi untuk tidak membuka pintu ataupun jendela apapun yang terjadi. Aku telah melakukan sebuah kesalahan.
Sebelum aku sempat berlari mendadak keberadaan makhluk itu menghilang bersamaan dengan kedipan mataku tanpameninggalkanjejak sama sekali.
Tak melewatkan kesempatan, aku menutup kembali tirai jendela kamarku dan berusaha melupakan kejadian mengerikan itu.
“Ini! Nenek inilah dukun brengsek yang menghalangi kita untuk menggarap hutan barat” Ucap Bos dengan seorang pria berbaju hitam dan berjenggot panjang di sisinya.
Di hadapanya terlihat seorang nenek yang tergantung tak berdaya di atas pohon dengan kepala di bawah bersama bermacam macam bekas luka di sekujur tubuhnya.
Bos dengan sengaja menunjukan pemandangan mengerikan itu kepada anak buahnya dengan maksud memberi tahu bahwa kami tidak perlu takut lagi untuk menggarap hutan barat karena penyebab kutukan di hutan itu sudah diatasi.
“Sudah! Kalian sudah tidak perlu khawatir lagi dengan hutan itu! Mulai besok kita mulai kerjakan sektor barat”
Bos dengan tegas memberikan perintah kepada kami dan memerintahkan kami untuk bubar meninggalkan nenek dukun itu terbaring lemah di tanah.
Tepat ketika semua buruh sudah pergi aku masih terpaku dengan tubuh lemah nenek itu dan tidak tega dengan apa yang terjadi denganya.
Setelah keadaan mulai aman aku mengambil perlengkapan P3k , menurunkan nenek itu dan mengobati luka-lukanya.
Dengan perlahan aku menutup semua luka di kulitnya menggunakan perban dan membalurkan minyak gosok ke bagian yang memar.
“Nek.. benar apa yang dikatakan Bos kalau nenek seorang dukun?”
Dengan lemahnya nenek itu mengangguk tanpa menyangkal.
“Mandor sebelumnya ditemukan tak sadarkan itu juga ulah nenek?”
Reaksi yang sama ditunjukan ditunjukan olehnya dengan wajah yang meringis kesakitan. Namun aku merasa penasaran tentang alasanya melakukan itu.
“Kenapa nek?” Tanyaku.
“Bangunan tua itu.. terkutuk” ucapnya dengan lemas. “Pergi dari tempat ini secepatnya sebelum terlambat”
Nenek tua itu berusaha mengeluarkan kata-kata itu sekuat tenaga sebelum akhirnya berusaha berdiri dan berusaha meninggalkanku dengan tertatih tatih dan aku berusaha membantunya untuk mulai berjalan.
“Aku tidak bisa berbuat apa-apa lagi, akan ada banjir getih dan darah akan bertumpahan di mana-mana.”
“Maksud nenek apa?”
“Pergilah bocah, nyawamu tidak sebanding dengan apapun yang kamu dapatkan di tempat ini”
Nenek itu kembali berjalan tertatih dan meninggalkanku.
Entah apa yang kulakukan ini benar atau salah. Tapi kalau sampai nenek itu kembali dan membalas dendam tentu aku akan merasa sangat bersalah.

“Heh Fahmi, gimana? Petugas yang dipekerjakan di sektor barat jadi pada resign?” Tanyaku pada Fahmi yang lebih dulu sampai di kantin.
“Mana? Nggak ada.. mereka jadi percaya diri dengan adanya dukun itu, dan lebih lagi… gaji mereka dinaikin. Mana ada yang mau resign” Jelas Fahmi.
Aku menghela nafas sambil menyeruput teh hangatku.
“Aku ada perasaan gak enak Fahmi..”
Fahmi menoleh ke arahkudan menatapku seolah ingin menyampaikan sesuatu.
“Dra.. kalau ada satu aja kejadian aneh setelah dibukanya sektor hutan barat, mungkin aku bakal resign” Ucapnya tiba-tiba.
Seketika aku merasa heran, tidak mungkin Fahmi mengatakan hal itu dengan tiba-tiba. Pasti sesuatu terjadi padanya baru-baru ini.
“E—emang kenapa mi? kok tiba-tiba?” Tanyaku.
“Halah, aku ceritain juga nggak ada yang bakal percaya” Jawabnya yang segera meletakan piringnya ke tempat piring kotor dan meninggalkanku.
Apa mungkin Fahmi juga melihat hal yang aneh semalam?
Saat sampai di mess terdengar beberapa cerita aneh dari buruh yang ditugaskan untuk mengukur wilayah kerja di sektor barat. Mulai dari buruh yang tiba-tiba pingsan hingga suara pintu yang di gedor dari dalam bangunan tua yang seharusnya tidak dihuni oleh siapapun.
Pasalnya bangunan tua itu disegel dengan kayu yang terpaku dari seluruh pintu dan jendelanya.
Fahmi yang mendengar cerita itu terlihat gelisah dan segera kembali ke kamarnya. Dengan segera aku mengejarnya dan mengikutinya.
“Fahmi, serius kamu mau pergi..” Ucapku saat ia mengambil tas besarnya dan mengemas barang-barangnya.
“Iya..” Balasnya singkat.
“Sebaiknya kamu juga ikut”
Aku menghela nafas panjang dan memperhatikan kecemasanya.
“Oke, aku ikut..” jawabku.
Fahmi kaget dengan jawabanku. Ia tidak menyangka aku akan menuruti kemauanya dengan begitu cepat.
“Tapi setidaknya besok kita pamit baik-baik dulu ke bos dan mandor”
Ia menatapku sejenak.
“Oke.. kalau cuma itu aku setuju” balasnya singkatt
Sulit untuk menyampaikan apa yang ada di benak kami berdua. namun satu yang aku mulai tahu, Fahmi juga sempat melihat hal aneh
seperti yang kulihat saat malam hari sewaktu dukun suruhan bos menangkap nenek itu.

Pagipun datang, aku dan fahmi segaja bersiap berangkat lebih pagi dengan mempersiapkan semua barang – barang kami.
“Apapun yang membuatmu mengambil keputusan ini, kamu harus menceritakanya selama perjalanan pulang nanti” Ucapku pada fahmi dan iapun mengangguk setuju.
Belum ada siapapun yang datang ke tempat briefing.
Peralatan-peralatan berat masih terparkir dengan rapi bersama dengan gudang peralatan yang terkunci. Namun samar-samar aku melihat sesuatu yang aneh di lapangan tempat biasa kami melakukan briefing.
Angin berhembus dengan kencang mengembuskan dedaunan kering di sekitar tempat itu.
Jauh dari tempat kami berdiri terlihat seseorang terbaring tak berdaya dengan darah yang mengalir keluar dari tubuhnya. Terlihat sebuah boneka kayu seukuran manusia menancah di dadanya.
“Dra.. apa itu dra?” Tanya Fahmi.
Aku mendekat dan memperhatikan dengan lebih jelas hingga menyadari seseorang yang terbaring itu adalah dukun suruhan bos. Benda yang menusuk dadanya adalah sebuah boneka yang didandani seperti penari dengan wajah putih terbuat dari batok kelapa.
Boneka itu mirip dengan yang menghampiriku di malam itu.

“Boneka… Boneka itu!” Ucapku yang tak dapat kuteruskan ketika menyadari bahwa boneka itu mirip dengan yang kulihat saat tengah malam di jendela kamarku.
Kami mencoba melihat lebih dekat kejadian yang ada di depan mata kami. Namun samar-samar perlahan wajah boneka itu perlahan menoleh ke arah kami.
Boneka itu melayang perlahan dan menjatuhkan kayu runcingnya sekali lagi ke tubuh dukun itu hingga sekali lagi darah bermuncratan dari jasad tak bernyawa itu.

“Pergi… Pergi dari sini” Terdengar suara renta dari seorang nenek yang muncul di hadapan kami.
Ya, itu adalah nenek dukun yang kemarin dihajar habis-habisan oleh dukun itu.
“I—ini semua perbuatan nenek?” Tanyaku.
“Bodoh! Ikuti aku kalau masih sayang nyawa!” Perintah nenek itu.
Aku tidak yakin dengan apa yang terjadi namun perasaan mengerikan kurasakan dengan jelas dari posisi boneka itu berada.
Kami masuk ke dalah hutan menelusuri jalan-jalan yang jarang kami lewati.
“Dukun sok itu sudah mencoba membuka bangunan terkutuk itu. tidak akan ada yang selamat bila kalian masih berada di sini” Cerita nenek itu sambil berjalan dengan terburu-buru di hadapan kami.
“maksud nenek apa?” Tanya Fahmi.
“Iya nek.. kami juga sudah berniat untuk pergi sesuai perkataan nenek” Jawabku.
“Terlambat, makhluk itu sudah bebas.” Balasnya.
Kami berhenti di salah satu bagian sungai yang tidak jauh dari rute keluar proyek.
Nenek itu mengambil sekumpulan jerami dari kantungnya membaginya menjadi dua dan memaksa kami untuk memberikan sehelai rambut kami.
“Nek.. nenek mau apa?” Tanyaku.
Nenek itu tidak menjawab dan membacakan mantra yang hampir tidak bisa kumengerti apa maksudnya.
“Bawa ini dan pergi sejauh mungkin! Sekarang kita impas” Ucap nenek itu sambil menyerahkan kedua boneka jerami itu pada kami.
“Nggak! Nggak bisa gitu nek! Jelaskan dulu pada kami” Ucap Fahmi.
Bukanya menjawab nenek itu malah menoleh dan melotot sambil mengangkat badanya.
“Bocah- bocah goblok! Di tolong aja masih banyak nanya!” Ucap nenek itu.
Aku segera menengahi fahmi dan meminta maaf kepada nenek itu.
“Maafkan kami nek , tapi seandainya kami tahu apa yang terjadi mungkin kami bisa melakukan sesuatu..” Ucapku sesopan mungkin.
Nenek itu menghela nafas dan dengan terpaksa menceritakan kepada kami.
Selama ini nenek itu berusaha mengusir siapa saja yang mendekat ke hutan itu dengan berbagai cara. Pasalnya terdapat marabahaya yang disembunyikan di hutan itu.
Sampai pada saat dukun itu datang, ia menggunakan sebuah boneka pemanggil arwah untuk mengalahkan nenek itu.
Pertunjukan musik dilakukan oleh dukun itu bersama dengan anak buahnya dan memanggil roh untuk merasuki boneka itu. dan ia berhasil.
Roh itu mengikuti kemauanya hingga bisa mengalahkan nenek itu dengan menyebarkan berbagai kutukan yang membuat nenek itu tidak berdaya.
Setelahnya dukun itu menyiksanya seperti yang kami lihat saat briefing beberapa hari lalu.
Masih ada banyak kejadian aneh di hutan barat setelah kepergian nenek itu hingga dukun itu mencari penyebabnya dan terhenti di bangunan kayu tua terkutuk itu.
Tepat saat kayu-kayu yang menyegel rumah itu dibuka. Sosok boneka yang digunakan dukun itu mengamuk seperti berpindah tuan. Saat itu juga boneka itu mengutuk dukun itu dengan bantuan sesuatu yang ada di dalam bangunan hingga akhirnya seperti yang kalian lihat tadi.
Entah memang sudah ditakdirkan atau tidak. Sesuatu yang mendiami bangunan tua itu adalah boneka sejenis dengan yang dibuat oleh dukun itu namun sudah berumur ratusan tahun.
Roh yang berada di boneka itu sudah menyimpan dendamnya dengan sangat lama dan bersiap untuk melampiaskan kepada siapapun yang ada di dekatnya.
Mendengar cerita yang mengerikan itu kami merasa dilema untuk harus percaya dengan cerita aneh itu atau menganggapnya sebagai cerita biasa. Namun hal aneh yang terjadi di sekitar kami membuat kami untuk memilih menuruti nenek itu.
“Terima kasih nek..” Ucapku yang segera menarik Fahmi untuk pergi secepatnya dari hutan itu.
….
Sudah hampir seharian perjalanan kami untuk kembali ke kampung halaman Fahmi di kota Malang. Kota yang cukup jauh dari tempat kami bekerja.
Baru setelahnya aku akan melanjutkan perjalanan ke kampungku yang cukup terpencil
Di jaman dengan moda transportasi yang belum mumpuni ini kami harus berganti-ganti kendaraan beberapa kali dan menginap di terminal untuk sampai ke kota Malang.
“aku masih harus cerita tentang apa yang membuatku memaksa untuk berhenti?” Tanya Fahmi.
Aku menggeleng.
“Malam saat tito melarang kita untuk membuka pintu, Saat itu kamu melihat boneka itu juga kan?” Tanyaku.
Fahmi mengangguk. Sepertinya kami juga sudah terlalu lelah selama perjalanan dan memutuskan untuk menginap di terminal sebelum kembali ke rumah kami masing-masing.


Berita mengerikan terjadi di sebuah hutan perbatasan daerah jawa tengah.
Ditemukan puluhan pekerja mati mengenaskan dengan tubuh yang menghitam secara misterius. Tidak ditemukan bekas luka sayatan atau pukulan benda tumpul dari tubuh semua korban.
Semua korban adalah buruh dan karyawan dari perusahaan yang memang mendapat ijin untuk mengelola sumberdaya hutan di perbatasan itu.
Hingga kini belum ditemukan apa penyebab kematian semua pekerja. Dugaan sementara para pekerja mati karena racun dari hewan berbisa yang membuat tubuhnya menjadi menghitam.

Perkembangan berita selanjutnya akan kami informasikan siang ini di radio kesayangan anda
Berita dari radio yang berada di warung itu membangunkan kami yang tengah tertidur di pinggir terminal. Perasaan berkecamuk merusak pagi yang harusnya menjadi semangat kami saat itu.
“Dra, boneka jerami!” Ucap Fahmi dengan tubuhnya yang masih terlihat bergetar merinding sama seperti yang kurasakan.
Dengan segera kami mengecek boneka jerami pemberian nenek itu yang kami simpan di tas, dan yang terjadi pada boneka itu membuat kami merasa tercengang.
Kedua boneka jerami itu berubah menjadi hitam legam dengan tiap helainya mulai rapuh dan rusak. Saat menggenggamnya aku merasakan kekuatan mengerikan yang membuat bulu kuduku berdiri.
Kami tidak dapat berkata apa-apa saat itu. mungkin saat ini hanya kami yang tahu penyebab kematian seluruh pekerja di hutan itu yang sama sekali tidak masuk di akal sehat manusia.
Tak hanya itu, mungkin hanya kami yang tahu bahayanya sosok makhluk yang menyebabkan kematian masal di sana , dan masih banyak korban yang akan bergelimpangan dengan keberadaan boneka penari berumur ratusan tahun itu.

-TAMAT-
Catatan penulis :
Kisah mengenai boneka Nini thowok / Nini Thowong / Chowong sudah banyak beredar di berbagai wilayah di Pulau jawa.
Sebagian besar menceritakan bahwa boneka Nini thowok ini adalah jelangkung perempuan yang berfungsi sebagai perantara manusia dengan roh.
Sebagian lagi bahkan menceritakan bahwa boneka Nini thowok ini merupakan kesenian daerah untuk menarik wisatawan dengan menampilkan tarian mistis dari boneka yang diisi dengan roh.
Namun tujuan dari cerita ini adalah mengingatkan kita tentang bahayanya keberadaan sosok “mereka” yang berada di alam lain yang tidak bisa kita kendalikan.
Kisah ini merupakan kisah turun temurun yang terjadi jauh cukup lama sebelum era modernisasi di mana budaya Jawa masih kental dengan klenik dan dunia mistis.
Dan keberadaan boneka yang menghuni bangunan itu masih belum diketemukan hingga sekarang.
Ada yang berpendapat bahwa ada orang sakti berhasil menenangkan rohnya dan menghancurkan boneka itu ,namun ada pula yang berpendapat boneka itu berada di suatu tempat dan masih mencari mangsa untuk melampiaskan dendamya.
Yang pasti mohon singkapi kisah ini dengan bijak. Silahkan diambil positifnya dan dibuang negatifnya.
Mohon maaf apabila ada salah kata atau bagian cerita yang menyinggung.

Terima kasih.
***
O iya, yang mau mendukung penulis dengan membeli E-Booknya bisa juga mampir di @karyakarsa_id ya ^^

Terima kasih
karyakarsa.com/diosetta69/ter…

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with Diosetta

Diosetta Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @diosetta

Jun 20
JAGAD SEGORO DEMIT II
Part 1 - Perempuan dan Dendam

Semua yang terjadi saat ini, adalah buah dari rangkaian kejadian di masa lalu. Bahkan bencana yang mengguncang dua alam..

#bacahorror @bacahorror @IDN_Horor Image
PROLOG

tak jauh dari sebuah kaki gunung, sebuah hutan menyambut kedatangan sekelompok orang yang datang dengan penuh persiapan.

“Mas, benar arahnya ke sini? Jalannya sudah hampir buntu lho?” Asri memastikan ke Suryo temannya yang memimpin perjalanan.

Suryo terlihat ragu, langit sudah gelap, namun mereka belum juga menemukan apa yang mereka cari. Ia pun membuka kembali gulungan tua yang menjadi acuan mereka dan membandingkan dengan kompas dan catatan perjalanan mereka.

“Seharusnya kita di jalur yang benar. Tapi kenapa…”

Srakkkk!!!

“Arrghh! Tolong!!”

“Dwi?!”

Tiba-tiba salah satu teman mereka terperosok ke semak-semak yang menutupi sebuah jurang.

“Dwi? Bertahan! Kami kesana!” Suryo mempersiap kan tali dan mengikatnya pada sebatang pohon yang kuat. Ia dengan berhati-hati menuruni jurang itu untuk menolong temannya.

“Aku ndak papa, Sur! Hati-hati turunnya!” Dwi yang selamat dari kecelakaan itu menahan luka-luka kecil di tubuhnya. Namun saat sampai di bawah jurang, ia tertegun dengan apa yang ia lihat.

“Suryo! Asri! Di sini!” Teriak Dwi.

Mendengar teriakan Dwi mereka pun segera menyusul Dwi di bawah. Tak di sangka, tempat yang mereka cari telah tertutup pepohonan dan tersembunyi di kedalaman jurang.

“Benar ini tempatnya?” Tanya Asri.

“Kita pastikan dulu..”

Suryo pun kembali memimpin perjalanan dan memasuki sebuah desa mati yang ada di hadapan mereka. Rumah-rumah tua yang sudah hancur berada di hadapan mereka. Sisa-sisa arsitektur belanda masih terlihat di dinding-dindingnya yang masih kokoh walau atapnya sudah tak lagi berbentuk.

Asri mencoba membersihkan tanaman merambat di salah satu rumah. Ia pun tersentak saat mendapati tengkorak-tengkorak kepala manusia tergantung di beberapa rumah.

“Benar.. disini tempatnya,” Suryo memastikan saat ia menemukan sisa-sisa tulang-belulang dari jasad manusia yang terbaring di beberapa tempat.

“Apa yang sebenarnya terjadi di desa ini?” Dwi benar-benar tidak bisa membayangkan apa yang terjadi di sana.

“Sesuatu yang kita cari. Puncak dari kesempurnaan lelaku yang kita perajari selama ini…”

Sementara itu Suryo mengeluarkan kerisnya. Ia mulai merasakan sesuatu yang menolak keberadaan mereka di sana.

Asri membongkar barang yang ia bawa. Ada bangkai ayam cemani dan darah yang sudah dipisahkan. Membawa benda itu ke salah satu sudut desa dan melakukan ritual kecil di sana.
Darah itu diteteskan membentuk sebuah simbol dengan mayat ayam cemani berada di tengahnya. Dupa dan kembang pun melengkapi lingkaran ritual itu.

“Sudah. Ayo kita jalan,” ucap Asri kembali ke teman-temannya.

Dari tulang belulang yang tersebar di desa tiba-tiba muncul sosok-sosok berwujud mengerikan. Orang-orang berwajah pucat, makhluk setengah badan yang menyeret tubuhnya sendiri, hingga sosok-sosok yang mengawasi mereka dari atas dinding bangunan.

Suryo memastikan sejenak makhluk-makhluk itu memakan umpan yang diberikan Asri dan tak lagi mengincar mereka.

“Ayo kita jalan..”

Surya menyarungkan kembali kerisnya. Ia kembali menajamkan matanya mencari petunjuk mengenai sesuatu yang tersembunyi di desa itu.

Ia pun melihat sebuah gapura di salah satu sudut desa. Ia memperhatikan tulisan yang hampir tak lagi terlihat itu, namun setidaknya ia masih bisa membacanya.

Makam Desa Giriwening.

“Ini tempat yang kita cari..” ucap Suryo.

Jantung Suryo berdegup kencang saat sampai di pemakaman yang hampir tidak ada celah untuk seseorang melangkah. Tempat itu dipenuhi makam yang bertumpuk. Tapi ada satu hal yang membuat mereka terhenti.

Dari jauh terlihat ada bayangan seseorang di tengah pemakaman tua itu. Ia menggali dan terus menggali tanpa peduli akan keberadaan Suryo dan yang lainnya di sana.

“Mas Suryo. Nggak mungkin kan ada manusia lain selain kita di tempat ini?” Ucap Asri.

Suryo menggelengkan kepalanya dan wajahnya begitu pucat, “Nggak, Sri. Itu bukan manusia..”
Suryo melihatnya. Sosok itu adalah tubuh tanpa kepala yang menggali salah satu kuburan. Namun buat itu yang membuat Suryo gemetar.

Di sebelah sosok itu ada kepala Dwi yang sudah terpisah dari tubuhnya.

Ia pun menoleh ke belakang dan mendapati tubuh Dwi sudah tergeletak di tanah. Tanpa kepala…

***
Read 83 tweets
Jun 13
PENGHUNI MALAM REST AREA
- A Thread -

Setelah cukup lama kami meninggalkan rest area itu, kami baru menyadari yang duduk di belakang bukanlah teman kami…

#bacahorror @bacahorror @bagihorror Image
Gua Indra, dan gua ngalamin kejadian ini waktu acara jalan-jalan ke Malang yang udah gua rencanain berempat bareng Mila, Tio, & Sarah.

Waktu itu Tol trans Jawa baru aja dibuka pasca mudik lebaran, sebuah kabar baik dimana kami bisa sampai lebih cepat menuju tempat tujuan kami.
Kami memulai perjalanan setelah maghrib, dengan maksud kami akan sampai di Malang saat matahari sudah terbit, jadi kami mengirit biaya menginap satu malam. Untuk masalah tidur, kami bisa bergantian menyetir dan istirahat bergantian.
Read 44 tweets
Jun 12
Pernah gak nemu suatu desa atau tempat yang warganya sudah kebablasan sama segala hal berbau Klenik?

Kejadian kayak di kasus ini udah biasa di sana.

- A Thread -

#bacahorror
Kalau kalian masih mendengar suara Adzan di desa atau sekitar tempat kalian, kalian bisa bersyukur. Karena itu artinya tempat kalian tinggal masih percaya Tuhan.

Tapi lain cerita dengan kasus ini.
Suatu ketika saya pernah mampir ke salah satu desa di pesisir Jawa Timur. Desa dengan penduduknya yang ramah dan memiliki segudang potensi wisata yang belum terjamah.
Read 14 tweets
Jun 6
RITUAL TUMBAL KEBUN TEBU

- A Thread -

Beberapa warga di kampung percaya bahwa agar hasil panen tebu terjaga dan rasa tebu manis, maka harus ada ‘sesuatu’ yang mereka lakukan.

Dan akulah yang tidak beruntung melihatnya..

#bacahorror @IDN_Horor @bacahorror Image
Aku Latif, cerita ini terjadi ketika aku masih duduk di kelas tiga sekolah dasar di kampungku yang terletak di pesisir Jawa timur. Aku tinggal di sebuah kampung yang dikelilingi begitu banyak kebun tebu.
Memang rata-rata penghasilan kami di sini adalah petani tebu, mulai dari ada yang memiliki lahan, sampai pekerja lepas untuk membantu pemilik lahan mengelola kebun mereka.
Read 53 tweets
May 30
PAGELARAN SEWU LELEMBUT
Part Akhir - Empat Nyawa [TAMAT]

Pagelaran telah berakhir, namun empat nyawa harus tetap berada di sana menanggung kutukan yang tersimpan di Leuweung Sasar

#bacahorror @bacahorror @IDN_Horor Image
Apa telinga ini masih kurang cukup mendengar keluhmu?

Apa kematian setiap tubuh ini masih belum cukup untuk melindungi dirimu?

Dan apa jiwa ini masih belum pantas menerima ‘rasa’mu?

Lantas mengapa nama itu yang masih ada di dalam hatimu?

- Giri Karang
Read 23 tweets
May 25
RITUAL TABU PENGANTIN IBLIS
Part 2 - Munculnya Makhluk Tak Diundang

Semenjak kesembuhan anak itu, teror dari sosok yang mengerikan mulai menghantui keluarga kami...

#bacahorror #pengantiniblis @bacahorror Image
Link Part 1 bisa dibaca di sini ya..
Nama gue Bayu. Gue adalah jagoan sabung ayam di kampung gue, bayangin aja menang terbanyak gue sekitar 5 juta dalam sekali tanding.

Tapi, gue baru aja dapet masalah gede. Ayam jago kesayangan gue udah ilang 3, si Rocky, Chris Jon, dan Tyson.
Read 25 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Don't want to be a Premium member but still want to support us?

Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal

Or Donate anonymously using crypto!

Ethereum

0xfe58350B80634f60Fa6Dc149a72b4DFbc17D341E copy

Bitcoin

3ATGMxNzCUFzxpMCHL5sWSt4DVtS8UqXpi copy

Thank you for your support!

Follow Us!

:(