Sebuah kisah kelam menyebabkan Damar terpaksa meminta pertolongan dari kegilaan saudaranya yang mulai menghabisi saudara sedarahnya hingga ia terpaksa memutuskan tali darah dari keluarganya.
Keturunan Damar dikenal dengan Trah Darmowiloyo yang ternyata menyebabkan hilangnya banyak nyawa di Desa Tanggul Mayit.
Kini Danan dan Cahyo dihadapkan dengan keputusan yang sulit dimana mereka harus menolong Tika dengan latar belakangnya yang merupakan anak bagian dari Trah Darmowiloyo...
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
JAGAD SEGORO DEMIT II
Part 1 - Perempuan dan Dendam
Semua yang terjadi saat ini, adalah buah dari rangkaian kejadian di masa lalu. Bahkan bencana yang mengguncang dua alam..
#bacahorror @bacahorror @IDN_Horor
PROLOG
tak jauh dari sebuah kaki gunung, sebuah hutan menyambut kedatangan sekelompok orang yang datang dengan penuh persiapan.
“Mas, benar arahnya ke sini? Jalannya sudah hampir buntu lho?” Asri memastikan ke Suryo temannya yang memimpin perjalanan.
Suryo terlihat ragu, langit sudah gelap, namun mereka belum juga menemukan apa yang mereka cari. Ia pun membuka kembali gulungan tua yang menjadi acuan mereka dan membandingkan dengan kompas dan catatan perjalanan mereka.
“Seharusnya kita di jalur yang benar. Tapi kenapa…”
Srakkkk!!!
“Arrghh! Tolong!!”
“Dwi?!”
Tiba-tiba salah satu teman mereka terperosok ke semak-semak yang menutupi sebuah jurang.
“Dwi? Bertahan! Kami kesana!” Suryo mempersiap kan tali dan mengikatnya pada sebatang pohon yang kuat. Ia dengan berhati-hati menuruni jurang itu untuk menolong temannya.
“Aku ndak papa, Sur! Hati-hati turunnya!” Dwi yang selamat dari kecelakaan itu menahan luka-luka kecil di tubuhnya. Namun saat sampai di bawah jurang, ia tertegun dengan apa yang ia lihat.
“Suryo! Asri! Di sini!” Teriak Dwi.
Mendengar teriakan Dwi mereka pun segera menyusul Dwi di bawah. Tak di sangka, tempat yang mereka cari telah tertutup pepohonan dan tersembunyi di kedalaman jurang.
“Benar ini tempatnya?” Tanya Asri.
“Kita pastikan dulu..”
Suryo pun kembali memimpin perjalanan dan memasuki sebuah desa mati yang ada di hadapan mereka. Rumah-rumah tua yang sudah hancur berada di hadapan mereka. Sisa-sisa arsitektur belanda masih terlihat di dinding-dindingnya yang masih kokoh walau atapnya sudah tak lagi berbentuk.
Asri mencoba membersihkan tanaman merambat di salah satu rumah. Ia pun tersentak saat mendapati tengkorak-tengkorak kepala manusia tergantung di beberapa rumah.
“Benar.. disini tempatnya,” Suryo memastikan saat ia menemukan sisa-sisa tulang-belulang dari jasad manusia yang terbaring di beberapa tempat.
“Apa yang sebenarnya terjadi di desa ini?” Dwi benar-benar tidak bisa membayangkan apa yang terjadi di sana.
“Sesuatu yang kita cari. Puncak dari kesempurnaan lelaku yang kita perajari selama ini…”
Sementara itu Suryo mengeluarkan kerisnya. Ia mulai merasakan sesuatu yang menolak keberadaan mereka di sana.
Asri membongkar barang yang ia bawa. Ada bangkai ayam cemani dan darah yang sudah dipisahkan. Membawa benda itu ke salah satu sudut desa dan melakukan ritual kecil di sana.
Darah itu diteteskan membentuk sebuah simbol dengan mayat ayam cemani berada di tengahnya. Dupa dan kembang pun melengkapi lingkaran ritual itu.
“Sudah. Ayo kita jalan,” ucap Asri kembali ke teman-temannya.
Dari tulang belulang yang tersebar di desa tiba-tiba muncul sosok-sosok berwujud mengerikan. Orang-orang berwajah pucat, makhluk setengah badan yang menyeret tubuhnya sendiri, hingga sosok-sosok yang mengawasi mereka dari atas dinding bangunan.
Suryo memastikan sejenak makhluk-makhluk itu memakan umpan yang diberikan Asri dan tak lagi mengincar mereka.
“Ayo kita jalan..”
Surya menyarungkan kembali kerisnya. Ia kembali menajamkan matanya mencari petunjuk mengenai sesuatu yang tersembunyi di desa itu.
Ia pun melihat sebuah gapura di salah satu sudut desa. Ia memperhatikan tulisan yang hampir tak lagi terlihat itu, namun setidaknya ia masih bisa membacanya.
Makam Desa Giriwening.
“Ini tempat yang kita cari..” ucap Suryo.
Jantung Suryo berdegup kencang saat sampai di pemakaman yang hampir tidak ada celah untuk seseorang melangkah. Tempat itu dipenuhi makam yang bertumpuk. Tapi ada satu hal yang membuat mereka terhenti.
Dari jauh terlihat ada bayangan seseorang di tengah pemakaman tua itu. Ia menggali dan terus menggali tanpa peduli akan keberadaan Suryo dan yang lainnya di sana.
“Mas Suryo. Nggak mungkin kan ada manusia lain selain kita di tempat ini?” Ucap Asri.
Suryo menggelengkan kepalanya dan wajahnya begitu pucat, “Nggak, Sri. Itu bukan manusia..”
Suryo melihatnya. Sosok itu adalah tubuh tanpa kepala yang menggali salah satu kuburan. Namun buat itu yang membuat Suryo gemetar.
Di sebelah sosok itu ada kepala Dwi yang sudah terpisah dari tubuhnya.
Ia pun menoleh ke belakang dan mendapati tubuh Dwi sudah tergeletak di tanah. Tanpa kepala…
Setelah cukup lama kami meninggalkan rest area itu, kami baru menyadari yang duduk di belakang bukanlah teman kami…
#bacahorror @bacahorror @bagihorror
Gua Indra, dan gua ngalamin kejadian ini waktu acara jalan-jalan ke Malang yang udah gua rencanain berempat bareng Mila, Tio, & Sarah.
Waktu itu Tol trans Jawa baru aja dibuka pasca mudik lebaran, sebuah kabar baik dimana kami bisa sampai lebih cepat menuju tempat tujuan kami.
Kami memulai perjalanan setelah maghrib, dengan maksud kami akan sampai di Malang saat matahari sudah terbit, jadi kami mengirit biaya menginap satu malam. Untuk masalah tidur, kami bisa bergantian menyetir dan istirahat bergantian.
Kalau kalian masih mendengar suara Adzan di desa atau sekitar tempat kalian, kalian bisa bersyukur. Karena itu artinya tempat kalian tinggal masih percaya Tuhan.
Tapi lain cerita dengan kasus ini.
Suatu ketika saya pernah mampir ke salah satu desa di pesisir Jawa Timur. Desa dengan penduduknya yang ramah dan memiliki segudang potensi wisata yang belum terjamah.
Beberapa warga di kampung percaya bahwa agar hasil panen tebu terjaga dan rasa tebu manis, maka harus ada ‘sesuatu’ yang mereka lakukan.
Dan akulah yang tidak beruntung melihatnya..
#bacahorror @IDN_Horor @bacahorror
Aku Latif, cerita ini terjadi ketika aku masih duduk di kelas tiga sekolah dasar di kampungku yang terletak di pesisir Jawa timur. Aku tinggal di sebuah kampung yang dikelilingi begitu banyak kebun tebu.
Memang rata-rata penghasilan kami di sini adalah petani tebu, mulai dari ada yang memiliki lahan, sampai pekerja lepas untuk membantu pemilik lahan mengelola kebun mereka.
PAGELARAN SEWU LELEMBUT
Part Akhir - Empat Nyawa [TAMAT]
Pagelaran telah berakhir, namun empat nyawa harus tetap berada di sana menanggung kutukan yang tersimpan di Leuweung Sasar
#bacahorror @bacahorror @IDN_Horor
Link Part 1 sampai Part 8 :
Part 1 : Topeng Nyawa
Part 2 : Gending Leuweung Sasar
Part 3 : Panggung Keramat
Part 4 : Pementasan Mayat
Part 5 : Darang
Part 6 : Gong Pemanggil Arwah
Part 7 : Wayang Batara
Part 8 : Pagelaran penghujat Cinta