Sering gak kita berpikir kaya gini "Aku kayaknya gak layak deh untuk di posisi ini" atau "Aku kok kayaknya bodoh banget ya" ??
Pagi ini, gue mau bahas tentang bias yang namanya Dunning Kruger Effect, atau bahasa gaulnya "Impostor Syndrome"
A thread.
Jadi berdasarkan study dari Professor Dunning & Kruger, ternyata kadang kita itu suka 'overestimate' kemampuan kita padahal mungkin pengetahuan kita belum segitu dalamnya.
Dan ketika kita udah tau banyak hal, kita malah cenderung 'underestimate' kemampuan kita.
Makanya, kadang kita suka mikir ya "Ini orang kok PD banget ya padahal skill nya ya B aja"
Tapi, orang yang pinter and capable di bidangnya, justru rendah hati dan tidak sombong, malahan semangat belajarnya lebih tinggi daripada orang yang biasa aja.
Jawabannya mungkin karena orang pintar tau seberapa banyak yang dia gak tahu.
Bahkan cenderung dia masih merasa dirinya bodoh karena dia bisa melihat banyak hal yang mungkin belum dilihat orang lain.
Sedangkan, yang lain mungkin cuma bisa mengkritik atau sok pintar aja.
Jadi wajar gak kalau kadang kita merasa bodoh dan gak layak? Ya wajar banget. Manusiawi malah.
Tapi balik lagi, kalau kita merasa bodoh, apakah kita malah diam dan gak melakukan apa2?
Justru itu yang menurut gue kurang tepat.
Gue juga sering banget kena Impostor Syndrome.
Merasa bodoh? Pernah.
Merasa gak layak? Pernah banget.
Tapi justru itu yang jadi fuel gue untuk tetap belajar dan improve diri gue.
Ini ada 3 prinsip yang menurut gue penting untuk kita bisa survive dari Impostor Syndrome.
#1 Bodoh itu Boleh. Yang penting Jangan Bebal.
Apa bedanya orang Bodoh sama Orang Bebal.
Simpel.
Orang bebal itu menurut gue udah tau bodoh, tapi gak bisa dibilangin. Udah tau salah, tapi ya gak mau belajar. Jadinya stuck disitu2 aja. Duh
Biasanya, kalo dibilangin, kata2 sakti ini yang keluar dari mulutnya..
"Pokoknya"
"Pokoknya gue gak tau"
"Pokoknya ini yang menurut gue benar"
Nah, susah kan ngomong ma orang gitu? Mau sampe berbusa juga pusing. Pernah ada di situasi gitu? Gue sering banget.
Bedanya sama "Bodoh" apa?
Menurut gue, orang Bodoh tau dia gak tau. Jadi, dia mau belajar untuk mengisi gap dalam pengetahuannya.
Juga, bodoh itu gak sepenuhnya negative loh, kalau kita lihat dalam konteks pertumbuhan.
Kayak anak SD disuruh kerjain soal aljabar.
Susah kan?
Gue yakin itu anak SD pasti akan merasa bodoh banget.
Karena ya dia belum tau bahwa aljabar itu ada jawabannya. Dan itu WAJAR.
Makanya, tetap belajar sampe bisa mengerti konsepnya.
Semua masalah pasti ada jawabannya.
Dari SD, nanti naik level ke SMP, terus ke SMA.
Jadi saat kita merasa bodoh, ya kita lagi naik level aja. Jadi ya kita musti belajar hal baru dan tetap berproses.
Makanya grafik Dunning Krugger itu maju ke depan karena ya itu menggambarkan pertumbuhan.
Masalahnya, kita gak buat belajar hal baru, di luar zona nyaman kita?
#2 Mencari apa yang menjadi kekuatan kita.
Kaya yang gue bilang di thread & podcast gue, pertumbuhan itu harus disengaja. Gak bisa dateng sendiri.
Dan kita bisa bertumbuh lebih cepat kalau kita bisa fokus dan mengeliminasi hal hal yang mungkin gak sesuai sama diri kita.
Ketika kita suka sama suatu hal, pasti itu akan jadi kekuatan kita. Karena ya ketika kita ngerjain itu, everything is flowing and we feel happy.
Tapi kan, kita lagi kena impostor syndrome,lagi gak PD banget sama diri kita.
Gimana cara cari tau apa yang jadi kekuatan kita?
Dulu gue pernah diajarin buat cari tau apa yang gue "SUKA" dan "BISA". Ini exercise yang cukup unik, karena ini logical banget.
Ketika kita mau nge "flow", ya kita musti start untuk bergerak aja dari hal2 yang keliatan. Nanti kepercayaan diri akan terbangun sendirinya.
Ini contoh yang gue lakukan untuk diri gue sendiri :
BISA : Public Speaking, Menyelesaikan Masalah.
SUKA : Menulis, Berbicara.
Jadi ya udah, gue start dari situ.
Makanya, gue memberanikan diri buat bikin Podcast, dan mulai share pemikiran gue di twitter.
Kenapa gak bikin di Youtube atau Instagram?
Sekarang gue belum merasa percaya diri, terus kayaknya kalo visual itu preparation nya harus lebih proper.
Dan karena gue lagi mau fokus ke kontennya, gue prefer untuk cari yang mediumnya tulisan dan suara dulu.
Mungkin nanti gue mau coba disana, tapi sekarang gue merasa lebih comfort melalui tulisan dan suara dulu.
Jadi, ya gue gak perlu minder kalau misalnya ada teman gue yang bikin kontennya di youtube and instagram.
Karena gue tau apa yang gue BISA dan gue SUKA.
Kadang, gue juga sadar kalau Impostor Syndrome terjadi karena kita ya membandingkan diri dengan orang lain.
Ya gak sih?
Tapi dengan tau apa yang kita BISA dan SUKA, itu akan membantu kita lebih tau mau bertumbuh kemana, dan gak liat kiri kanan.
#3 Percaya sama prosesnya.
Buat bertumbuh, itu pasti butuh waktu, butuh diproses.
Yang namanya proses itu pasti gak enak dan gak ada yang sebentar. Tapi waktunya pasti PAS.
Kita bikin kue aja, pas dipanggang di oven.
Kalau kelamaan gosong. Kecepetan ya gak mateng.
Jadi, ya sabar aja dalam proses belajarnya.
Kalau lagi proses terus gagal. Ya udah, besok coba lagi.
Kalau terus mentok, ya coba cari jalan baru.
Jangan menyerah di tengah prosesnya, dan musti sabar biar kita bisa keluar dari proses dengan pembelajaran yang oke.
Kalo gue flashback ke beberapa tahun sebelum gue ada di posisi ini, gue butuh waktu buat belajar sekitar 6-7 tahun buat dapet konsep tentang Marketing & Leadership yang bisa gue apply di posisi gue sekarang.
Lama kan? Tapi ya namanya proses, pasti lama dan gak enak.
Di tengah2 generasi yang butuh Instant Gratification, ternyata kesabaran itu kunci utama yang dibutuhkan untuk bertumbuh.
Ini ada 1 quote dari Leo Tolstoy. Yang gue suka banget yang menggambarkan tentang Proses dan Waktu.
Pagi ini, yuk yang mungkin lagi ngerasa kena Impostor Syndrome, tetap belajar dan jangan menyerah di tengah prosesnya.
Ini 3 prinsip yang work buat gue :
#1 Bodoh itu Boleh. Yang penting Jangan Bebal.
#2 Mencari apa yang menjadi kekuatan kita.
#3 Percaya sama prosesnya.
Terima kasih yang udah membaca thread ini!
Kalau mau ngobrol, diskusi atau bertanya, bisa follow @ryandwana atau bisa baca kumpulan tulisan gue dilink dibawah ini.
Dalam hidup, kita pasti akan ada waktu untuk "menunggu".
Baik itu kerjaan, uang, pacar, usaha, partner dan lain sebagainya. Terus, bagaimana kita bisa 'menunggu' dengan benar?
3 prinsip yang perlu diingat ketika kita sedang menunggu.
Tapi sebelum itu, jangan lupa bantu untuk RT atau like thread ini. Karena mungkin teman2 di circle kalian bisa membaca dan terbantu dari threat ini. Because Sharing is Caring!
Gue percaya, yang namanya menunggu itu bukan 'pasif', tapi menunggu itu bisa menjadi sesuatu yang 'aktif'.
Justru kadang, ketika kita aktif melakukan sesuatu, kita jadi lupa kita sedang "menunggu", ya gak sih?
Bahkan, aktifitas yang lagi dilakukan bisa jadi goal baru.
Siang ini, gue ada ngobrol sama temen soal gimana fresh graduate bisa give good impression waktu di interview.. Mungkin ini bisa berguna buat temen2 yang lagi cari kerja..
Disclaimer : Ini pandangan gue personal dari sisi user yang interview ya.
Simak
Tapi sebelum itu, jangan lupa bantu untuk RT atau like thread ini. Karena mungkin teman2 di circle kalian bisa membaca dan terbantu dari threat ini. Because Sharing is Caring.
Udah siap belum buat denger?
(Tegang amat kaya mau lomba lari..😆)
Sebelumnya, wajar banget kalau teman2 ngerasa bingung atau gak tau mau ngapain pas lagi interview.
Tegang. Grogi. Salting. Keringetan. Mules.
Gue pun dulu juga ngerasa gitu pas pertama kali interview. Hahaha. Karena ya interview itu ibarat kaya mau dihukum guru/dosen kan? LOL