KRONOLOGI AKSI MENYUARAKAN WADAS DI SEMARANG: GANJAR TEMUI MASA AKSI TAPI TIDAK MAU KABULKAN TUNTUTAN
Selasa, 22 Maret 2022 Aliansi Solidaritas Untuk Wadas Semarang menggelar aksi menuntut Gubernur Ganjar Pranowo untuk mencabut IPL pertambangan batuan andesit di Wadas dan
menuntut Gubernur Jawa Tengah untuk mengusut tuntas tindakan kekerasan oleh aparat kepolisian kepada warga Wadas serta beberapa tuntutan sektoral masalah di Jawa Tengah.
Pukul 12.00 massa aksi memenuhi halaman depan Kantor Gubernur Jawa Tengah.
Massa aksi yang terdiri dari berbagai elemen masyarakat Jawa Tengah termasuk warga Wadas menyampaikan aspirasi penolakan tambang di Wadas. Massa aksi dan warga wadas meminta Ganjar untuk menemui masa agar dapat menandatangani lima poin tuntutan.
Akan tetapi, sampai pukul 14.00 Ganjar Pranowo tidak menemui masa aksi. Kemudian masa aksi masuk ke dalam halaman Guburnuran untuk menunggu Ganjar bersedia menemui masa aksi.
Pukul 16.30, Ganjar datang menemui masa aksi. Aliansi solidaritas untuk Wadas semarang bersama warga 👇🏻
Wadas menyampaikan surat tuntutan kepada Ganjar. Terjadi perdebatan antara Ganjar dg warga wadas dan masa aksi dan sampai perdebatan selesai Ganjar Pranowo tidak mau menandatangi surat tututan yang di bawa oleh masa aksi dan warga serta tidak mau memenuhi tuntutan dari masa aksi.
Pada hari Kamis, 24 maret 2022 warga wadas mendatangi Dinas Pendidikan Kab Purworejo untuk mengklarifikasi terkait soal TUC SMP yg menyangkut permasalahan yg ada di wadas.
Merespon hal tersebut, Dinas Pendidikan Kab Purworejo mengaku tidak tahu menahu adanya soal tersebut. 👇🏻
Karena soal tersebut bersifat rahasia dan disusun oleh tim MGMP mapel PPKn yg dimusyawarahkan oleh MKKS.
Menurut salah satu anggota tim penyusun soal, alasan dicantumkannya isu Wadas dlm naskah soal adl untuk melatih para murid agar bisa berpikir kritis thd suatu kejadian yg👇🏻
aktual dan mendorong para murid untuk bisa menjadi problem solver. Tentunya alasan tersebut adalah alasan yg mengada-ada, karena pada faktanya berita yg dicantumkan pada uraian soal tersebut adalah berita yg mengabaikan fakta sebenarnya. Uraian tersebut tidak aktual dan faktual.
Dalam naskah soal TUC Ujian Sekolah SMP Kab Purworejo mapel PPKn, ditemukan teks soal ujian yg mengangkat tema Wadas. Akan tetapi, narasi yg ada pada soal itu tidak lain hanyalah kebohongan semata.
Narasi tersebut justru menuduh dan menyudutkan warga kontra tambang, mengandung kebohongan informasi, dan mengaburkan latar belakang sebenarnya kenapa warga Wadas menolak pertambangan di desa Wadas.
Padahal sudah jelas bahwa sedari awal Warga Wadas sudah menolak tambang.
Selain itu, disebutkan juga bahwa warga yang ditangkap adalah warga yg membuat kericuhan, padahal faktanya justru aparat kepolisian yang mengepung dan menangkapi warga Wadas ketika warga sedang melakukan mujahadah.
Rabu, 16 Maret 2022 warga Wadas akan melaksanakan tradisi "Nyadran". Setiap menjelang Ramadan, warga Wadas selalu melakukan tradisi Nyadran ini. Budaya yg telah dijaga selama ratusan tahun ini akan dilakukan dg bersih makam para orang tua atau leluhur
membuat dan membagikan makanan tradisional, serta berdoa bersama di sekitar area makam.
Kegiatan ini akan dimulai pada pukul 11.00 WIB, dimulai dari Makam Dukuh Wetan, Pidikan, lanjut ke Makam Krajan. Kemudian makan siang bersama (kembulan).
Dilanjutkan sholat dzuhur berjamaah di Masjid Nurul Huda, Pengajian, dan Hiburan (Penutup).
Tema kita pada Nyadran tahun ini yaitu "Sadumuk Batuk, Sanyari Bumi, Ditohi Tekan Pati" yang berarti bahwa tanah mempunyai makna yang sangat sakral, seperti nyawa bagi seseorang.
PERINGATI HARI PEREMPUAN SEDUNIA, WADON WADAS GELAR MUJAHADAH DAN KEPUNG TUMPENG
Hari ini, Selasa 08 Maret 2022 Wadon Wadas menggelar acara mujahadah dan kepungan tumpeng untuk memperingati Hari Perempuan Sedunia.
Rangkaian acara ini dimulai dengan mujahadah bersama untuk mendoakan para pejuang lingkungan di Wadas, agar selalu diberi kekuatan dan keselamatan juga keselamatan bagi Bumi Wadas yang selama ini memberikan kehidupan kita semua.
Kegiatan diakhiri dengan kepungan tumpeng yang terdiri tumpeng nasi dan berbagai jenis olahan hasil bumi Wadas. Kepungan tumpeng ini sebagai wujud rasa syukur atas kekayaan bumi Wadas yang melimpah ruah, yang selama ini telah menopang kehidupan masyarakat desa Wadas.
Pd th 2019 lalu, dilakukan pemilihan kepala desa (kades) Wadas. Sbg pemilik hak suara, warga menginginkan kepala desa terpilih agar senantiasa berjuang bersama warga dlm menjaga keutuhan desa Wadas, dan bukan sebaliknya.
Untuk mengawal hal tersebut, ⬇️
semua warga wadas & calon kades membuat surat perjanjian politik. Calon kades pun berjanji akan amanah menjalankan apa yg tertulis dalam surat perjanjian tersebut.
Singkat cerita terpilihlah Fahri Setyanto. Di awal masa jabatan, kades terpilih terlihat masih amanah dg janjinya
Namun selang beberapa waktu kades terpilih tersebut mengingkari janjinya dan berkhianat kpd warga Wadas.
Kades terpilih tdk lagi amanah dg apa yg dijanjikannya dlm kontrak politik dengan semua warga Wadas. Kades terpilih tidak lagi memperjuangkan hak-hak warga Wadas.