Sebenarnya, lentera yang ada di banyak tema ramadan ini memiliki nama sendiri, yaitu 'Al-Faanus'.
Al-Fanus itu aslinya berasal dari bahasa Yunani yang berarti media penerang bagaimanapun bentuknya, entah obor atau lampu.
Al-Fanus mulai muncul pada masa-masa keemasan Islam. Dan tidak diragukan bahwa benda ini merupakan penemuan murni Islam.
Di masa tersebut, karena orang-orang Arab sangat mahir dalam membuat alat penerangan mulailah muncul tempat lilin, lampu gantung, dan lampu sederhana.
Berbagai alat penerangan ini terbuat dari beberapa elemen seperti porselen, kaca, logam, dan tembikar. Kemudian diberikan hiasan dengan lukisan-lukisan hewan ataupun tumbuhan.
Kemudian bagaimana bisa Al-Fanus menjadi salah satu ikon Ramadan?
Ada beberapa catatan sejarah yang terkenal, meskipun ceritanya berbeda satu sama lain, tapi semuanya berasal dari muara negara yang sama, Mesir. Tepatnya pada masa dinasti Fathimiyyah.
Versi 1
Ada yang berkata bahwa awal mula Al-Fanus menjadi ikon Ramadan karena ada salah satu khalifah Fathimiyyahh (kemungkinan Muizz li Dinillah) tiap kali keluar istana di akhir sya'ban untuk melihat bulan Ramadan selalu disertai dengan anak-anak yang membawa Al-Fanus.
Anak-anak yang membawa Al-Fanus itu ikut bersama Kahlifah menuju bukit untuk menerangi jalan beliau sambil bernyanyi lagu-lagu indah sebagai ekspresi kegembiraan mereka menyambut Ramadan.
Kemudian mulai saat itulah Al-fanus menjadi ikon Ramadan dan menjadi mainan anak-anak di Mesir.
Versi 2
Dikisahkan dahulu ada salah satu Khalifah Fathimiyyah yang ingin menerangi jalanan Kairo selama bulan Ramadan, kemudian beliau memerintahkan para syekh yang tinggal di masjid-masjid untuk menggantungkan Al-Fanus yang dinyalakan dengan lilin yang ditempatkan di dalamnya.
Versi 3
Konon, dahulu di masa Fathimiyyah para wanita tidak diizinkan untuk meninggalkan rumahnya kecuali di bulan Ramadan.
Kemudian ketika para wanita ini keluar rumah, mereka akan memberikan Al-Fanus ini kepada anak-anak yang nanti akan berjalan di depan mereka.
Hal ini dilakukan sebagai tanda, dan memperingatkan laki-laki agar menjauh dari jalan karena akan dilalui oleh para wanita.
Meskipun ketiga versi tadi berbeda, tetapi ada poin kesamaan antara ketiganya.
1. Al-Fanus mulai populer di masa Dinasti Fathimiyyah
2. Kisah Al-Fanus selalu berkaitan dengan Ramadan
3. Al-Fanus adalah mainan anak-anak yang mereka gunakan ketika menyambut Ramadan
Kemudian karena Mesir sempat menjadi pusat peradaban dunia, tersebarlah tradisi Fanus Ramadan ini keseluruh dunia hingga akhirnya Al-Fanus selalu muncul di tema-tema Ramadan.
Begitulah sedikit kisah Al-Fanus yang selalu muncul di hal-hal yang berkaitan dengan Ramadan.
Oh iya, nyanyian yang biasa dibawakan oleh anak-anak ketika membawa fanus itu bunyinya seperti ini.
وحوى يا وحوى ..إياحه
وكمان وحوى .. إياحه
رحت يا شعبان.. إياحه
وحوينا الدار جيت يا رمضان .. وحوى يا وحوى
Sebagai bentuk cinta kepada junjungan mulia Rasulullah SAW. Di bulan maulid ini aku ingin mengulas sebuah risalah/kitab kecil karya Sulthanul Ulama Al-Imam 'Izz bin Abdul Salam (660 H) yang membahas 40 alasan mengapa Nabi Muhammad dikatakan sebagai makhluk yang paling mulia.
Kitab ini bernama "Bidayah as-suul fi tafdhiil ar-Rasul" yang kemudian disyarah oleh guru kami Maulana Syekh Hisyam al-Kamil yang diberi judul "An-Nur al-Mausul"
Pict: Sanad bersambung ke Imam Izz bin Abdul Salam yang aku terima setelah mengaji kitab ini.
Pembahasan ini akan aku tulis dalam beberapa hari mengingat banyaknya poin yang disampaikan pengarang kitab. Namun, semoga dengan itu kita akan lebih dapat meresapi tiap alasan yang disampaikan.
Berhubung di Mesir hari ini udah masuk tahun baru Islam, saya mau sedikit membahas sejarah singkat mengapa Islam memakai tahun Hijriah sebagai penanggalan resminya.
Semua informasi yang tertulis di sini bersumber dari sebuah buku kecil karangan Imam As-Suyuthi yang berjudul
"الشماريخ في علم التاريخ"
Oke, sebelum menyinggung awal mula penetapan tahun Hijriah, yang harus kita tahu bahwa orang Arab zaman dahulu belum mempunyai hitungan tahun tersendiri untuk menetapkan tahun seperti yang kita lakukan sekarang ini.