Laut Menghasilkan hingga 80 Persen Oksigen di Dunia
Hutan kerap disebut sebagai paru-paru dunia lantaran jadi penghasil utama oksigen yang dihirup manusia. Nyatanya, laut juga memiliki sumbangsih cukup besar terhadap keberadaan oksigen.
Lautan diestimasikan menghasilkan 50-80 persen oksigen yang ada di bumi. Sebagian besar oksigen dari lautan dihasilkan oleh biota terkecil yakni plankton.
Cara plankton menghasilkan oksigen juga sama seperti pohon, berfotosintesis menggunakan klorofil dan cahaya matahari.
Para peneliti mengungkapkan bahwa kapasitas oksigen yang dihasilkan di tiap wilayah ini berbeda-beda. Tergantung pada berapa besar nutrisi yang terkandung di lautan yang bisa dikonsumsi plankton.
Kendati jumlah oksigen yang dihasilkan laut cukup besar, udara yang dihasilkan ini bukan oksigen yang biasa dihidup manusia. Namun, kontribusi oksigen lautan ini menjadi sama pentingnya karena biota laut yang membutuhkan oksigen tersebut merupakan yang biasa dikonsumsi manusia.
Bersihnya oksigen lautan ini juga punya peran sama pentingnya dalam menjaga ekosistem laut tetap sehat. Pencemaran laut menjadi salah satu masalah yang mengancam kelangsungan ekosistem dan produksi oksigen ini yang juga menjadi salah satu sebab matinya biota laut.
Sumber: Biorock Indonesia
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
Perubahan iklim dan berbagai aktivitas lainnya di lautan mengancam kelangsungan hidup puluhan ribu spesies laut.
Sekelompok peneliti dari Universitas Queensland dan pakar kelautan dunia mengembangkan kerangka kerja dan mengategorikan berbagai ancaman yang dihadapi lebih dari 45.000 spesies laut. Bahaya ini mulai dari perubahan iklim, polusi lautan, hingga aktivitas penangkapan ikan.
Nathalie Butt dari UQ's School of Earth and Environmental Sciences, mengungkapkan sejumlah spesies yang paling rentan akibat perubahan ekosistem laut. Mulai dari jenis moluska, karang hingga spesies echinodermata (hewan laut berkulit keras atau berduri).
Tingginya kandungan protein dan vitamin bikin ikan yang mirip belut ini jadi primadona terutama di Jepang.
Sayangnya, eksploitasi hingga penyelundupan benih sidat (glass eel) bikin ikan yang satu ini semakin langka.
Bahkan beberapa jenisnya yang cuma ada di Indonesia, masuk kategori spesies rentan hingga terancam punah versi Internasional Union for Conservation of Nature (IUCN) pada tahun 2019.
European Eel dan Japanese Eel statusnya endangered dan critically endangered alias sudah terancam punah. Anguilla Borneensis, Indonesian Longfinned Eel dalam kondisi rentan.