Sesuai Janji, Besok malam jumat akan saya upload part akhir
2.910 Mdpl (Maut di Perbatasan Langit)
sambil menunggu besok, sekalian saya rangkum link part 1-4nya dulu ya buat kalian yang mau baca-baca lagi atau baru mulai baca.
Udara pagi yang dingin menemaniku dan Tiwi di jalur pendakian yang aneh ini. Kami masih khawatir dengan keadaan Raka dan Galang yang terpisah dari Tiwi. Semoga saja mereka tidak merasakan kejadian yang sama seperti yang kami alami semalam.
Kita upload pelan2, biar waktu ngabuburit nanti udah bisa dibaca temen-temen semua.
Cerita ini mungkin partnya nggak terlalu panjang, semoga bisa tamat sebelum lebaran nanti..
Minta tolong bantu Retweet dulu ya 🙏
Part 1 - 2.910 MDPL
Merapi, Salah satu gunung yang paling aktif di gugusan cincin api Nusantara. Sebuah kemegahan yang tidak akan pernah bisa dilupakan oleh siapapun yang berhasil menaklukanya.
Sebuah cerita pendek yg banyak ditanyakan oleh pembaca timeline #jagadsegorodemit mengenai perjalanan Bimo Sambara bersama nyai suratmi untuk mencari keberadaan Widarpa.
Sebuah wabah aneh menyerang desa yang mencelakai ayah dari orang yang penting bagi Bimo
Rimbunya dedaunan menutupi jalan setapak menuju ke tengah pedalaman hutan yang diselimuti oleh kegelapan.
“Bimo, sini obornya..” Pinta Mas Bisma yang segera berjalan mendahuluiku masuk ke dalam semak dedaunan itu.
“Hati-hati mas, katanya makhluk itu bersarang di sini…” Aku mencoba memperingatkan Mas Bisma yang hanya dibalas dengan anggukan.
Malam itu hujan deras mengguyur seluruh desa tanpa henti. Kilatan petir menggelegar sesekali memendarkan cahaya ke dalam rumah melalui jendela. Aku terbangun oleh sebuah mimpi aneh yang sulit untuk kujelaskan.
Sebuah mimpi yang menunjukan bahwa bapak, ibu, dan mbakyu datang kepadaku dalam wujud pocong dengan wajah yang sudah membusuk dan penuh dengan belatung.
Aku memutuskan untuk keluar dari kamar dan mengambil segelas air putih dari pawon untuk menenangkan diriku.