Thread by @butoable

Pernah nyasar ke rumah kosong? atau Gudang kosong yang tidak berpenghuni? kok bisa sampai nyasar, gimana ceritanya?

Penasaran kan?

Tanpa basa-basi,
ini lah #Mysthread Episode. Calon Tumbal

Nuwun sewu @bacahorror #bacahorror @IDN_Horor @mwv_mystic

Perkenalkan namaku Harun, kali ini aku akan membagikan pengalaman yang kalau dulu sih aku takut, dan trauma, kalau sekarang udah dewasa gini, aku kadang juga tertawa sendiri, sambil bertanya pada diri sendiri “Kok bisa yaa…”, jadi ceritanya seperti ini:

Tahun 2009 lalu aku pernah mengalami hal yang tidak pernah terbayangkan sedikitpun dan sampai sekarang masih ada rasa trauma atas kejadian pada waktu itu.

Orang tuaku punya usaha PKL di sebelah pasar, namun karena suatu Musibah yang menimpa, usaha keluarga bagkrut dan mempengaruhi ekonomi keluarga, ketika itu aku baru lulus SMA inginan melanjutkan kuliah disalah satu universitas swasta,

namun melihat ekonomi keluarga sedang tidak seimbang sehingga aku berinisatif mencari kerja untuk tambahan biaya kuliah sambil menunggu pendaftaran gelombang trakhir dibuka.

Hari-hari pun terlewati dengan rasa lelah untuk mencari sebuah pekerjaan tak kunjung didapatkan walaupun itu hanya serabutan karena aku juga menyadari remaja baru lulus SMA tanpa pengalaman apapun betapa sulitnya untuk mencari kerja "Oh begini yah susahnya mencari" ungkap batinku

Setiap hari aku selalu berpikir bagai mana caranya agar mendapat pekerjaan sedangkan waktu terus berjalan semakin dekat untuk memulai ajaran baru. Disaat sedang berpikir aku teringat teman SMP yang bernama Sutiyo dia anak seorang pengusaha kayu yang bisa dikatakan kaya raya,

tanpa berpikir panjang aku langsung menuju ke rumah Sutiyo yang gak jauh dari rumahku.

Seingatku waktu itu Hari Jumat Legi, soalnya di daerahku sini, kalau Jumat Legi biasa ada khataman al quran di masjid-masjid, Dengan penuh harap aku terus berjalan menuju rumahnya, sesampai disana aku disambut hangat dan berbincang menceritakan kenangan di masa lalu

tak lupa aku mengutarakan niatku, "Dadi ngene yo, aku saiki butuh penggawean, yoh gawe sak ulan rong ulang, gawe tambahan aku daftar kuliah lo, menowo ae isok mbantu.”

Bahasa Indonesia: “jadi gini yo, aku sekarang sedang butuh pekerjaan, untuk satu atau dua bulan, buat tambahan daftar kuliah, mungkin bisa bantu gitu.” dengan nada agak kaget dan gelak tawa

"Hah, temenan a koen run? Ate nyambut gawe…. Haha, yo lek iku ngomongo ae nang bapak, maringene wonge teko.”
Bahasa Indonesia: “Hah,serius kamu run? mau kerja...hahaha, yaudah nanti kamu ngomong aja ke bapak, bentar lagi dateng" jawab Sutiyo.

Tak berselang lama suara klakson mobil kijang yang khas berbunyi di pintu garasi. "Eh ada tamu" sapa bapak Sutiyo sambil bersalaman. Di situ kami ngobrol asik dan aku memberanikan diri untuk meminta pekerjaan ke Bapak Sutiyo,

"Oh gitu, yaudah kamu bisa gak berangkat besok ke Sukorejo kebetulan karyawan pakde yang jaga disana lagi ambil cuti nikahan lumayan agak lama" kata Bapak Sutiyo. Dengan rasa gembira dan tak usah pikir panjang aku ‘bersedia’.

Kesokan harinya aku pamit dan meminta doa restu dari orang tua. Travel carteran tujuan toko Bapak Sutiyo datang aku langsung berangkat kisaran jam satu siang, se sampai di sana dengan udara yang dingin aku melihat kiri kanan hanya ada satu toko dan jauh dari pemukiman masyarakat,

aku melihat jam tanganku ternyata baru jam 9 malam tapi jalanan udah amat sepi.

Dari toko kayu keluar bapak-bapak dan memanggil "Nak Harun sini masuk" aku pikir karyawan toko ternyata bapak Sutiyo. Aku pun masuk dan langsung diajak berkeliling melihat ruangan-ruangan dan memberikan arahan kerja. bapak Sutiyo menyuruh istirahat yang sudah disediakan olehnya.

Selesai makan Bapak Sutiyo bilang "Nak Harun kamu tidur disini sendirian yah, pakde tinggal nanti karyawan yang masuk 2 orang jam 7 pagi" dalam hati "Sing genah ae, aku ditinggal dewean terus sepie minta ampun tapi ya uwes lah ate yokpo maneh".

Bahasa Indonesia: “yang benar aja nih, aku ditinggal sendirian, mana sepinya minta ampun, tapi yaudah la, mau gimana lagi.” Bapak Sutiyopun menitipkan kunci dan pamit pergi.

Rasa ngantuk memulai memuncak tapi gak enak banget badannya belum mandi kalau langsung tidur belum sholat isya, melihat jam dinding menunjukan pukul 22:17 mager banget mau mandi, aku tiduran sebentar untuk menghilangkan lelah.

Ketika lagi tiduran aku mencium bau-bau kemenyan tapi aku tak hiraukan itu dibawa santai aja takutnya malah makin merinding mana sendirian lagi, aku pun bangun mau mandi biar cepet bisa tidur dengan nyaman.

Pintu kamar mandi yang terbuka bersebrangan dengan pintu kamarku disaat aku membuka pintu kamar terasa hembusan angin dari kamar mandi padahal di dalam ruangan dan tidak ada jendela satupun hanya jendela kaca yang tertutup.

Aku pun masuk dan membuka keran shower sebagai mana mandi pada biasanya, setelah itu aku berniat mengambil wudu tiba-tiba air keran berhenti dan suara gemuruh riuh di atas atap terdengar jelas

beberapa menit kemudian suara itu menghilang air keran kembali mengalir dan akupun melanjutkan wudhu.

Di dalam kamarku tercium bau kemenyan yang semakin menyengat dan suara langkah kaki yang pelan terdengar menuju kamarku membuatku semakin merinding, aku berusaha berpikir positif mungkin itu bapak Sutiyo kesini lagi,

saat itu aku tak memilih langsung membuka pintu tapi mengintip dari sela-sela pintu namun tidak ada orang disana.

Waktu terus berjalan suasana semakin mencekam suara-suara aneh terdengar dari gudang sebelah tak aku hiraukan mungkin suara tikus, aku langsung menggelar sejadah untuk sholat isya takut keburu ketiduran. Setelah selesai sholat ada yang mengetuk pintu dengan keras

sepontan aku bertanya "Siapa itu?" tak ada jawaban dan mengetuk lagi beberapakali dengan lebih keras.

Disitu aku tak bisa berfikir positif lagi dan bertanya-tanya dalam hati "Ada apa ini?" karena nafasku semakin sesak punggungku semakin terasa berat untuk berdiripun sangat sulit aku duduk lemas bersandar didingding kamar.

Suara yang mengetuk pintu itu menghilang terdengar lah suara tawa yang menyeramkan dan hembusaan angin yang entah darimana, nafasku semakin sesak, semakin panik dengan itu badanku lemas, aku berusaha bangun dan lari tapi tidak bisa bahkan berteriak minta tolongpun sulit rasanya.

Tiba-tiba ada sosok anak kecil menghampiriku dan berkata “Mas, wangsulo, ojo nde kene" bahasa Indonesia: “Kamu harus pulang, jangan disini berbahaya" anak kecil itu lari ke arah luar, sepertinya juga hilang kalau aku kejar.

aku baru ingat anak kecil itu ternyata tetangga kampungku yang sudah meninggal terjatuh kedalam sumur 1 tahun lalu.

Aku terus membaca istighfar dan kalimah toyibah lainnya berdoa meminta pertolongan Allah. Aku berusaha duduk kembali dan mengambil Quran di meja lalu membacanya. Suara-suara aneh yang terdengar mulai hening sesak nafas dan berat dipundakku perlahan mulai hilang.

Aku terus membaca Quran tanpa henti sampai tengah malam.

Menjelang subuh tanpa berpikir panjang, aku langsung langsung mengemas barang-barangku dan membersihkan lantai, setelah itu aku keluar kamar pergi ke depan gerbang untuk menunggu karyawan yang datang mau menanyakan bapak Sutiyo, aku bermaksud untuk pamit pulang.

Pagi yang mulai terang Bapak Sutiyo datang, belum sempat aku berkata apapun tiba-tiba dia berkata "Buka gerbangnya, sana kalau kamu mau pulang" dengan wajah kesal.

Aku kaget dengan ucapan Bapak Sutiyo seperti itu yang tadinya ramah dan aku belum sempat berkata apapun dia sudah tahu, udah kayak dukun aja, aku langsung kembali ke kamarku untuk mengambil tas.

Aku pun menemui Bapak Sutiyo lagi ia sedang berada di gudang, aku berniat untuk pamit pulang namun Bapak Sutiyo seolah mengusir ia berkata “minggato, ojo ngisruh.” Bahasa Indonesia: "sana pulang jangan ganggu", di situ aku langsung pergi tanpa bersalaman.

Aku berjalan di sepanjang jalan Sukorejo sambil mencari tukang ojek, untuk mengantar sampai ke terminal.

Lah, Dalam perjalanan aku mengobrol dengan supir ojek yang kuhentikan tadi.
"Ko pucat banget mukanya mas, lagi sakit yah mas".
"Engga mas, lagi lemes aja".
"Kerja disini mas?".
"Iyah mas, di toko kayu yang disana".

"Sejak kapan mas kerja di sana? Setau saya di sana udah ga ada yang kerja".
"Belum sempat kerja sih mas baru malam tadi saya datang, kata yang punyanya ada 2 orang pekerja di sana biasanya masuk normal jam 7 pagi pulang sore". Sahutku.

"waduh, dulu kisaran 2 tahun lalu emang iyah disana banyak yang kerjan tapi semenjak ada 2 karyawan yang meninggal kecelekaan kerja, di sana tempat itu udah ga ada yang kerja lagi mas ".

Seketika itu aku pun terdiam lalu mengingat kejadian semalam dan perubahan perilaku Bapak Sutiyo yang drastis.

Setibanya di terminal aku langsung melanjutkan perjalanan ke rumah menggunakan mobil bus ekonomi, sesampainya di rumah aku menceritakan kejadian itu ke orang tua, karena orang tuaku takut terjadi apa-apa kepadaku, mereka segera memanggil ustad untuk meruqiyah aku.

Keesokan harinya, aku kembali ke rumah sutiyo, aku mau mengklarifikasi atas kejadian yang sudah baru kualami ini kan, anehnya, anehnya bin ajaib, Sutiyo merasa tidak pernah ngobrol denganku, apalagi bicara tentang pekerjaan,

malah sutiyo bilang kalau waktu hari Jumat legi waktu itu, dia dan keluargnya sedang nyekar di kuburan, itu pun tidak pulang ke rumah, mereka langsung pergi ke kota, akhirnya kami berdua kaget, sama-sama merinding bulu kuduk naik, dan sutiyo menyarankanku kembali ruqiyah.

Kejadian ini menjadikan pengalaman yang berharga bagiku walaupun masih ada rasa trauma sampai saat ini. Aku teringat waktu diruqyah ustad waktu itu, beliau berkata kalau ternyata aku mau ditumbalkan untuk pesugihan, lah pertanyaannya adalah siapa yang ingin menumbalkanku?

Cerita selesai.

selamat bertemu lagi di Episode #Mysthread selanjutnya.

untuk kawan-kawan, apabila ingin berbagi cerita, Jangan sungkan, untuk sementara DM terbuka lebar.