butoable Profile picture
May 23 110 tweets 14 min read
Apa jadinya jika iblis kematian mengejarmu? siapa yang akan menolongmu? tidak ada yang bisa menolongmu kecuali keberanianmu sendiri.

dan ini lah #Mysthread Episode. Diteror Dukun
------
Nuwun Sewu:
#bacahorror
@bacahorror
@IDN_Horor
@ceritaht Image
cerita ini bermula di salah satu kota di Jawa Timur yang terkenal dengan patung burungnya, mengenai kevalidan cerita, aku hanya merangkum apa yang sudah aku rekam, tanpa menciderai narasumber yang telah bercerita kepadaku.
Tahun 1991 – "Mas.., mas.. bangun.." gusarku saat melihat suamiku masih tertidur pulas.
Sebut saja Nama suamiku Bagio, ia adalah perantau dari Kota ujung utara Jawa Timur. Aku membangunkannya karena ada berita buruk mengenai Mbakku yang seluruh organ tubuhnya tiba-tiba lumpuh,
"Hmmhh.." Bagio berkedip berkali-kali, kemudian melihat wajahku yang terlihat ketakutan. "Kamu kenapa dek? jangan bilang masalah dukun lagi. Aku tak percaya akan mitos itu.." ujar Bagio ketus.
Aku yang mendengar kata sindirannya hanya menutup mata, "Mbakku.. Mbakku tiba-tiba lumpuh, mas, aku khawatir kalau dia juga tiba-tiba meninggal, Mas. aku takut kalau giliranku tiba. Apa yang tertulis di secarik kertas ini benar," ujarku sejenak memberikan kertas berisi tulisan.
Suamiku yang membacanya terlihat menyelidik setiap bait kata, "Aku masih bingung dengan tulisan ini, aku tahu ini milik kakekmu, tapi aku rasa ada rahasia yang ingin dia ungkapkan.." Bagio masih mencerna tulisan tersebut.
"Aku tak ingin mati.." Aku menahan kesedihan yang selama ini aku tahan, "Aku sudah menerima menjadi yatim-piatu, tapi untuk mati aku belum siap.."
Sejenak Bagio terdiam melihatku "Aku akan memecahkan misteri ini, ini janjiku padamu, Dek. Aku rasa aku mulai mempercayai tulisan Kakekmu, di sini tertulis 3 benda keramat yang tidak boleh di sentuh,-
-jika benda pertama telah di pegang atau di lihat, maka 2 benda lainnya akan segera menyusul." ujarnya kemudian memberikan kertas itu padaku.
"Aku tak tahu kenapa Nenekku tega melakukan pesugihan, tapi derita yang akan di tanggung cucunya, ga pernah ia hiraukan, kenapa ia tega melakukan semua ini?" kemarahan meliputiku bagai kobaran api.
"Sudahlah, yang sudah terjadi biarlah terjadi, setidaknya kakekmu memberitahu kita semua, walaupun melalui secarik kertas, tapi kurasa masih ada tulisan yang tertinggal, kenapa kita tidak ke rumah kakekmu saja?"
"Rumah kakekku terpencil, dulu aku pernah ke sana dan selanjute aku ga pernah lagi datang, hawanya terlalu menyeramkan, aku bahkan tak ingat wajah kakek dan nenekku"
"Baiklah kalau kamu tidak mau. Aku akan melihat jenazah mbakmu besok, kau mau ikut denganku?" kata Bagio berharap
Aku yang mendengar merasa ketakutan, Aku sebenarnya ingin melihat wajah mbakku di rumahnya, tapi setelah melihat jenazah kakak tertuaku 3 tahun lalu,
aku hanya bisa menangis saja, seperti raga sudah kehilangan sukma, membutuhkan waktu lama untukku menghilangkan shock. Teringat akan kematian yang akan kulalui.
"Aku sebenarnya ingin kesana mas, tapi aku masih trauma dengan saudara laki-lakiku dulu, aku.. aku hanya.." lagi-lagi ku tak dapat menahan tangisku, karena wajah masa lalu sulit untuk di lupakan. Kemudian tak terasa tangan yang hangat memegang erat tanganku,
"Ya, kurasa kau tak perlu ke sana, biarlah aku yang mengontrol mbakmu, apabila ia sudah mati, maka aku kan langsung menguburkannya.. kamu tak usah khawatir, sekarang kamu istirahat saja jangan terlalu memikirkan masalah dukun." ujar Bagio tersenyum sendu.
Aku pun menuruti sarannya dan tertidur pulas.
Keesokan harinya suamiku pergi ke rumah mbakkku, sedangkan aku membawa kertas kemudian pergi ke pasar membeli makanan untuk keperluan beberapa hari. Aku pergi dengan membawa sepeda, di sana ku membeli keperluan makan untuk beberapa hari.
Setelah lelah berbelanja aku pun pergi ke toilet wanita, hendak mencuci muka walaupun firasatku agak buruk.
Brrrr..
Air kran membasahi tanganku, lalu kubasuh muka sambil mengeluarkan tisu untuk membersihkan sisa air, entah kenapa bulu kudukku langsung berdiri walaupun tak ada orang sama sekali, aku melihat kaca kemudian ada sekelebat bayang putih yang melintas,
seketika itu juga kulihat ke belakang tapi tak ada apapun, tapi lampu toilet itu berkedip 3 kali, agak lama menurutku. Lalu kubulatkan tekad, yakinlah ini hanya halusinasi.. pikirku mencoba menenangkan.
Aku kembali menghadap kendi air (wastafel) tapi ada sebuah lipstik di samping kran air. Seingatku tak ada benda itu di sini. Lalu kuambil lipstik itu walau benakku menegaskan untuk tidak mengambilnya,
tapi tanganku tetap tidak mau berhenti, seakan akan lipstik itu magnet bagi tanganku, ku pegang pelan tapi bayang putih itu kembali ada, ku tutup mata dan...
kurasa ada tangan yang memegang pundakku, aku tak berani untuk melihat,
"Maaf, mbak kenapa?" tanya seseorang wanita berpakaian putih,
Mataku yang masih terkejut melihat ke arahnya dan perempuan itu tersenyum, mengingatkanku pada seorang yang sangat dekat tapi aku tak tahu siapa.
"Ouwh, gak kenapa napa mbak, hanya saja tadi saya tidak melihat lipstik di sini." kataku mengarahkan jari telunjuk ke arah lipstik. Wanita itu sejenak melihat lipstik itu kemudian tersenyum.
"Lipstik itu bukan milik saya juga mbak, lebih baik mba ambil saja lipstiknya, sayang jika tidak di ambil." ujar wanita berambut panjang itu lagi, ucapannya serasa membuai pikiranku, lalu ku ambil lipstik itu dan juga barang yang kubeli, lalu keluar dari toilet itu,
Sebelum keluar aku sempat tersenyum padanya dan dia ikut tersenyum, tapi saat ku berjalan keluar aku merasa ia menyeringai menatapku, tapi ku tak mempedulikannya lalu langsung balik pulang.
Setiba di rumah ternyata suamiku telah berada di ruang tamu sambil ia berkata,
"Aku tadi sudah melihat mbakmu, aku lihat semuanya. Kurasa sakitnya memang sangat tidak wajar." ujarnya memasang tampang menyelidik juga takut.
Aku menatap suamiku sesaat lamanya,
"Jadi kamu percaya kan?"
"Ya, aku percaya setelah ku lihat dengan mata telanjang, kurasa aku harus membongkar isi kertas itu, mana kertasnya?"
"Ada di tasku, tapi aku mandi dulu ya mas, badanku lengket."
Aku pun berjalan ke lantai atas tempat kamar mandi berada, sekalian mencoba lipstik itu pikirku.
Sementara itu Bagio pergi ke kamar mencari kertas di dalam tas setelah aku masuk ke kamar mandi,
"Aku harus memecahkan teka teki ini, aku yakin ada jalan keluarnya," matanya mencari seisi tas dan menemukan apa yang di cari, lalu memperhatikan isi tulisan sambil bersandar.
"Di sini tertulis bahwa dukun akan mencari tumbalnya setelah 3 benda diketemukan, tapi benda itu tidak disebutkan. Yang jadi persoalan mengapa benda itu tidak disebutkan? ini aneh. Lalu ada baris kosong di akhir tulisan, di sini tertulis:
“3 hari, lalu selebihnya kosong.. eh tunggu dulu." Bagio menyipitkan mata ke arah baris kosong tersebut lalu melotot dan ternganga, "Ternyata baris kosong itu ada tulisannya!! aku harus kasih tau Wiji dulu, pasti ada yang kakek Wiji sembunyikan dari baris kosong ini.."
Setengah jam kemudian Wiji keluar kamar mandi sambil memegang lipstik.
"Aku mau coba lipstiknya, sepertinya bagus.." ujarku sambil memperhatikan lipstik tersebut kemudian pergi ke bufet kaca tepat di sebelah kamar mandi.
Setelah membuka penutup lipstik tiba-tiba hawa dingin singgah di belakang leher, tapi tidak ku pedulikan lalu mengoles lipstik tepat di bibirnya, sebelum menyentuh bibir dari arah kaca terlihat lipstik itu berubah bentuk, karena yang kupegang sekarang adalah...
JARI TANGAN..!!!
"ARRRGHHH" Aku berteriak histeris sambil membuang jari tersebut ke lantai yang sempat menggelitik bibirku lalu terpejam ketakutan meringkuk di bawah.
Bagio yang mendengar jeritan istrinya kemudian berlari keluar kamar dan menemukan istrinya berjongkok sambil menutup mata.
"Kamu kenapa?" panggil Bagio sambil memeluk istrinya, "Aku di sini sayangku, jelaskan ada apa?" ujarnya sambil mengelus pundak istrinya.
"Itu..." bisikku penuh ketakutan.
"Itu apa? sudah jangan takut, cerita saja sebenarnya ada apa?"
"Lipstik.. jari.." gumamku penuh histeris.
Suamiku memicingkan mata mencari lipstik, lalu dari sudut matanya ia melihat lipstik yg teronggok di lantai.
"ini cuma Lipstik, kamu lihat kan?" ujar Bagio meyakinkan.
"Buang.. BUANG LIPSTIKNYA!!!" jeritku sambil menutup muka,
Bagio lalu menuruti perkataan istrinya, ia mengambil Lipstik lalu pergi keluar sambil mencari minyak tanah untuk membakar lipstik itu. Di kejauhan sesosok wanita menyaksikan jari tangan miliknya di bakar.
Keesokan harinya Bagio pergi ke pasar mencari kaca mata rabun, lumayan agak mahal, tapi semua itu terbayar setelah dia pulang.
Sebelum membeli kaca mata rabun, Bagio sempat mengambil pemetik gitar yang ada di jalan entah untuk apa, karena sudah banyak pemetik gitar tapi tangannya bagai tersedot untuk mengambil benda itu.
"Dek, sepertinya kita bakalan tahu teka teki tulisan ini, aku sudah membeli kaca mata ini untuk membaca baris kosong di akhir kalimat 3 hari itu."
Dengan mata menyipit aku mencoba menerka apa yang tertulis di kertas itu, tapi karena tidak tahu lalu berkata, "Apa isinya?"
"Sebentar, aku baca kertas ini dulu" jelasnya sambil menggerakkan ke arah baris kosong, namun kata yang muncul...
PERJANJIAN KEMATIAN!!!
Sudah jelas apa isinya, TIGA HARI PERJANJIAN KEMATIAN..
"Dek, sepertinya kita harus ke rumah kakekmu secepatnya, sebelum semua terlambat.." dengan mimik campuran antara iba dan kepedihan Bagio memberitahu apa yang tertulis di situ,
"Mungkin ini memang takdirku Mas," ujarku berkata pilu, "Aku yakin jika aku mati maka dukun itu akan pergi, biarlah aku yang mati.."
"Kamu jangan berkata begitu!! Kamu tahu kalau aku sayang kamu. Aku berjanji akan menjagamu, kalau kamu hanya pasrah seperti itu, kau bukan istriku..! Pasti ada jalan.." ujar Bagio penuh kemarahan.
Wiji berkaca-kaca mendengar ucapan suaminya, kata-katanya bagai embun di pagi hari, bagai tetes hujan di musim kemarau..
"Aku bangga menjadi istrimu Mas, walaupun aku mati besok, walaupun aku ditakdirkan tidak bersama kamu. Tapi aku akan tetap mencintaimu.." gumamku sambil memeluk Bagio erat seakan akan ini hari terakhir mereka berdua,
"Kamu harus kuat, aku yakin pasti ada cara mencegah dukun itu membunuhmu, pasti nenekmu masih menyimpan diary, aku yakin ini hanya robekan" ujarnya menggenggam kertas tersebut.
"Aku tak tahu soal itu, tapi kita berdua memang seharusnya ke sana. Aku sebenarnya gak mau ketempat angker tersebut, tapi siapa tahu yang kamu bilang benar mas." ujarku tersenyum sendu.
Kami pun sejenak melupakan esok hari, Bagio mengambil gitar sambil memetik senar gitar di tengah malam itu, tapi Wiji tahu apa yang di pegang suaminya, itu bukanlah pemetik senar gitar tetapi KUKU JARI KAKI.!!
Malam itu dilaluiku dengan penuh ketakutan, tapi aku menyembunyikan dari suamiku, lalu kami berdua pun tertidur.
Di mimpiku, aku berada di suatu tempat, hampir mirip perpustakaan. Di kegelapan malam itu aku membawa obor dari bambu lalu menyalakannya, lalu menyusuri lorong, lorong yg panjang dan gelap. Hanya diterangi obor yang kupegang, sambil menyusuri lorong itu,
lalu dikejauhan aku mendengar suara berisik, suara seperti orang sedang memakan sesuatu. Lalu dihampirilah asal suara itu, dengan obor aku memindai kegelapan.. dan tepat didepannya, sesosok wanita yang awur-awuran sedang memakan seseorang, seseorang yang tak lain adalah MBAKKU!!
"ARRRGGGHHH SETANN..." jeritku keras keras berharap seseorang menolongku.
Wanita iblis yang mendengar jeritan itu lalu berhenti memakan organ tubuh tersebut, lalu menengok ke arahku yang masih pucat pasi, di sudut bibirnya penuh dengan darah,
gigi penuh taring dan matanya melotot sehingga terlihat jelas mata kucingnya yang berwarna merah.
Aku yang meneranginya dengan obor sangat jelas melihat mata itu, itu adalah wanita yang kutemui di pasar kemarin.
Tanpa buang waktu, aku pergi ke arah berlawanan terus berlari, tanpa melihat ke belakang.
"Aku harus mencari lemari.." ucapku terengah engah, di jalan lorong ia menemukan tempat yang berisi lemari pakaian dan juga kasur.
Tanpa buang-buang waktu, aku masuk kedalam lemari pakaian sambil mematikan obor, pintu lemari itu ada sedikit lubang..
"Apa iblis itu sudah pergi?" pikirku sambil tetap melihat ke arah lubang dan memegang pintu lemari pakaian. Detak jantungku berhembus cepat, seakan akan memekakkan telingaku.
Lalu dari arah pintu terdengar suara ketukan sambil mendorong, sudah jelas itu suara wanita iblis yang membuka pintu..
Hening sejenak..
Kulihat dari lubang itu wanita iblis itu mengendus kasur, lalu ia berhenti mengendus dan Sekarang ia menatapku. Aku tahu dari sorot matanya kalau dia menatapku, matanya sungguh mengerikan.
Ia terbang ke arah lemari sambil terus menatapku dari lubang itu, aku menjauh dari lubang tanpa memegang handel lemari, terpojok dengan sempitnya lemari, "Jangan bunuh aku." bisikku cemas penuh ketakutan, lalu kudengar suara handle lemari dibuka, pasti giginya yang buka lemari.
Aku memaki dalam hati kenapa nenekku melakukan semua ini? Kenapa hanya demi harta yang kecil nilainya justru sanggup mengorbankan keturunannya? Aku terus memaki walau ku tahu itu semua salah, aku tahu ini akhir hidupku.
Lalu iblis itu sudah ada dihadapanku, lebih tepatnya diatasku karena aku sendiri jongkok penuh ketakutan,
Lalu iblis itu bertambah dekat..
Dekat...
Dekat.. dan...
"ARGGGGHHH"
"Kamu kenapa sayang?" tanya Bagio sambil melirik diriku yang melotot kearahnya dengan wajah penuh ketakutan.
"Aku bertemu wanita iblis dimimpiku, ternyata wanita iblis itu adalah wanita yang kutemui di pasar 2 hari yang lalu, kurasa ini hari terakhir kita mas."
"Hari terakhir? Apa maksudmu?" tanya Bagio sambil memicingkan mata.
"Hufft.. jadi 3 benda itu adalah bagian tubuh wanita iblis itu, aku baru tahu sekarang setelah melihat lipstik yang ternyata jari tangan, dan pemetik gitar (pick) ternyata kuku kaki,"
"Apa?! jadi yang ku bawa kepunyaan wanita iblis itu?" gumam Bagio dengan jijik, setidaknya ia tidak muntah.
"Iya, kamu memang tidak bisa melihat hal itu Mas. Tapi aku yakin dengan semuanya ini, makanya kita harus ke tempat kakek."
"Ya, kamu benar. Tapi sekarang aku sedang berpikir cara menakuti dukun, kamu ada ide?"
"Kurasa dengan obor sayang. kita harus buat obor."
"Oke, aku bakal cari bambu. Kamu siapkan kain dan juga minyak tanah, kira-kira untuk sampai ke rumah nenekmu berapa lama?" tanyanya pnh harap
"Aku tak tahu berapa lama, mungkin 4 jam." ucapku mengira-ngira, karena memang semenjak dewasa tidak pernah ke tempat itu lagi, cukuplah sekali ke tempat itu. Tapi dengan tersenyum getir menambahkan.
"Mungkin dua.."
Akhirnya di hari terakhir itu, jam 4 pagi kami siap pergi ke rumah kakek, berharap ada buku atau diary yang mampu mengungkapkan cara membunuh dukun itu.
3 jam kemudian..
Aku menatap kosong ke arah pedesaan dari balik kaca, tak memikirkan makanan karena tidak berselera makan, juga pastinya isi perutku bakal habis di makan dukun, yah setidaknya ini cara terakhir dan paling pasrah sebelum di santap dukun, biar dukun gak suka isi jeroanku pikirku.
"Kamu kenapa tersenyum sayang?" ujar suamiku dengan tampang sinis, jelas sekali dia tak yakin apa yang kupikirkan.
"Mengingat kondisimu saat ini, aku berani bertaruh isi kantongku sekarang juga." ujarnya sambil tersenyum dan melihat isi kantongnya yang hanya tinggal koinan.
Aku yang mendengarnya tak berkata apa-apa, lagi pula buat apa memberitahu sesuatu yang akhirnya diselingi tawa ngakak? yah setidaknya skenario seperti itu yang ku tahu.
Kami berdua terdiam penuh konsentrasi, suamiku memikirkan jalanan yang penuh batu karena kami sudah memasuki daerah terpencil, sementara aku hanya sibuk memikirkan akhir hidup dan juga..
Sesaat aku terdiam melihat benda aneh di lubang tempat menaruh recehan seperti pada angkot, setidaknya itulah yang ada dipikiranku, lalu kuambil yang ternyata kapur krem dengan bentuk agak aneh, ada lekuk seperti pada jari manis kaki...
"Sial.. ini benda iblis." pikirku sambil turun dari sedan lalu membuang kapur yang sempat berubah menjadi jari tersebut..
Sejenak Bagio melirikku yang bertambah pucat,
"Kamu kenapa?" tanyanya heran.
"Sepertinya, yang kupegang tadi benda terakhir. Sebaiknya kita cepat-cepat ke rumah kakek, kurasa dukun itu sedang mengarah ke sini."
"Hmm, aku sebenarnya ingin berkata sesuatu padamu. Sepertinya aku hanya berputar di rute yang sama." bisiknya pelan
"Kamu becanda kan?" kataku setengah tak percaya karena rutenya sudah kuberitahu.
"Aku gak becanda, sepertinya ada yang aneh. Lebih baik aku tanya ke penduduk sini, tunggu sebentar."
Suamiku mencari warga desa untuk mencari rumah peninggalan kakek, terlihat ia berhasil menemukan tukang kayu panggul dan orang itu menunjuk lurus dan membisikkan sesuatu.
Beberapa menit kemudian ia tiba di sedan dengan tersenyum masam.
"Penduduk sini bilang jika orang asing sering tersasar di daerah ini, kecuali ada seseorang yang pernah atau memiliki ikatan di kampung ini."
"Baiklah, aku yang nyetir kalau begitu, mudah-mudahan aku masih ingat jalannya." jawabku sambil berpindah tempat duduk,

Sedan terus berjalan menyusuri kawasan hutan. Hanya ada jalan berbatu yang cukup untuk satu kendaraan, kami tiba di sebuah rumah yang hancur sebagian.
"Ini dia tempatnya." ucapku lalu menambahkan, "Sekarang jam 6, kita harus cepat menemukan diary itu."

"Sebaiknya aku membawa 2 obor." ucap Bagio sambil berlari ke sedan membawa obor yg telah di beri minyak lalu dinyalakan.
Kami pun menyusuri rumah yang sudah tak berpenghuni, dan entah dari mana datangnya, angin kencang menerpa mukaku dengan sangat ganas, diikuti suara kikikan tawa yang memekakkan telinga. Aku dan suamiku lalu langsung memasuki rumah itu,
"Cepatlah kita tak punya waktu." ujar resah suamiku sambil mengawasi sekeliling tempat, aku yang pergi ke tempat yang penuh buku lalu mengobrak abrik buku tersebut, tak sengaja menjatuhkan buku yang dilapisi cap darah.
"Sepertinya ini bukunya." bisikku senang, lalu mulai membuka satu persatu kertas itu yang berisi perjalanan hidup kakek dan saat-saat ia tahu pesugihan istrinya, semuanya tertulis di buku ini, buku ini lebih dari sekedar diary, ini adalah jiwa kakek.. pikirku,
aku beralih kebagian tengah buku yang ternyata terdapat robekan, ternyata robekan itu sama dengan kertas yang selama ini ku baca, aku dengan tidak sabaran membaca kalimat yang agak acak, entah karena di tulis sambil menggigil atau..
GUSRAKKK..
"Wiji, lari dari sini..." teriak Bagio yang telah di tabrak dukun. Obor yang dipegangnya terpental ke arah tumpukan kertas sehingga membakar seisi rumah.
"TIDAAAKKK.." aku menjerit melihat suamiku yang menatap nanar padaku, seakan akan menyuruhku pergi dan bergumam tanpa kata yang seakan akan hendak mengatakan,

“KESELAMATANMU ADALAH SEGALANYA”, dukun itu sudah menggigit lehernya mungkin setelah itu jantungnya,
“KEJAM.. SEHARUSNYA AKU YANG MATI.. JANGAN SUAMIKU.."

Aku berlari sambil membawa diary itu, ingin rasanya ku mati mengikuti jejak suamiku, tapi dari matanya kutahu ia ingin aku tetap hidup.
“AKU BERJANJI AKAN MENJAGAMU.”

Itulah kata suamiku, dengan berurai air mata aku berlari ke arah sedan, dan kulihat di belakang dukun itu berlari mengejarku, tawanya yang membuat bulu kuduk merinding ditambah desau angin bertambah cepat sedangkan pintu sedan tak bisa terbuka.
"Ayolah buka!!!" aku semakin cemas, dukun itu tinggal beberapa meter lagi kearahku, dengan rambut panjang dan mulut penuh darah ia seperti ingin teriak "AARRRGGGHHH…”
Aku mengeluarkan seluruh tenagaku hingga akhirnya pintu sedan terbuka, lalu aku langsung masuk dan mengunci pintu tepat sebelum dukun itu menabrak kaca pintu sedan,
"Syukurlah untung sudah di tutup kacanya," ujarku tapi kemudian memaki dalam hati, sial pintu kaca samping belum di tutup, aku melotot melihat dukun itu yang sepertinya tahu jalan pikiranku, lalu ia lompat seperti terbang tepat saat kumemutar kaca jendela untuk menutup sedan,
tapi ia sudah seperempat masuk, sial, kepala dukun ini kuat sekali, lalu kunyalakan obor sambil menyodorkan tepat ke wajahnya, lalu dukun itu berlari menjauh, kesempatan itu tak kuabaikan, langsung saja kututup kaca yang telah berlapis darah dan langsung tancap gas.
Di perjalanan menuju pulang aku melihat dukun masih mengejarku di belakang sedan, kesempatan itu kugunakan untuk menarik gigi, aku langsung berhenti dan memundurkan sedan secepat mungkin, lalu dukun itu tertabrak kaca belakang trus bergelinding di atas sedan menuju bawah sedan,
aku memundurkan sedan lagi.

"Matilah kau DUKUN!!!" ucapku dengan penuh kemarahan lalu melindas kepala dukun itu, setidaknya dia sudah mati, pikirku sambil terus memacu sedan.
Di perjalanan pulang aku membaca kembali diary itu, membaca bait terakhir yang tertulis bahwa dukun hanya akan mati dengan pisau, dan pisau ini terletak di rumah anak Kakek, sengaja ia kubur di ruang tamu tepat di bawah lampu.
"Jadi di rumah ibuku ada pisau itu!!," bisa jadi kalau pisau itu dari dulu kutemukan, mungkin 3 nyawa manusia telah tertolong, bisikku penuh air mata,

"Mas.. maafkan aku.."
Akhirnya setengah 12 malam aku tiba di rumah dengan membawa 7 obor, semua pintu dan jendela ku kunci, tepat di ruang tamu aku membuat lubang disekeliling untuk tempat 6 obor, lalu kunyalakan sambil membongkar lantai,"
"Ayolah cepat.." cemasku sambil menggali lebih dalam berharap bertemu pisau itu, lalu tak terasa saat di gali seperti menimpa suatu mirip besi, lalu kukorek yang ternyata berupa pedang bukannya pisau,
Kemudian kubaca sekali lagi diary itu, yang tertulis, "Pisahkan kepala dukun itu agar membebaskan jiwa...."
"Kenapa ada baris kosong di akhir kalimat ini?" lalu ucapan itu tak dicernanya, karena dukun itu kembali lagi ke arah jendela, memecahkan kaca dan terus menuju kearahku,
HAAARRRGGGGHHH!!!
Aku yang melihatnya, tak merasa takut. Inilah saatnya membalas kematian suamiku!!
Saat dukun mengarah kearahku lalu ku tebas kepalanya, kepala itu jatuh sambil menatapku, mata itu terlihat berkaca-kaca dan tersenyum melihatku, seakan-akan apa yang dikatakan diary itu benar,
jiwa dukun ini telah bebas, lalu ku lihat di sudut matanya seperti menatap erat padaku dan sebutir air mata menetes disana, seakan akan mengatakan satu kata yang mustahil di ucapkan, karena di mata itu tersirat kata MAAF...
dan kemudian akhirnya dukun itu seperti cepat lapuk ditiup angin seiring dentang jam menunjuk jam 12.
Tepat setelah itu, aku mengunjungi rumah kakekku kembali, sekaligus membawa jasad suamiku dan mengembalikan diary itu, setiba di sana, jasad suamiku kumakamkan di samping makam kakek di bantu penduduk setempat,
sebelum di makamkan aku sempat mengambil kaca mata rabun di kantong celana almarhum suamiku, lalu sebelum ku kembalikan diary itu, aku membuka bagian terakhir diary itu tapi tiba-tiba foto seorang pria tua terjatuh, tertulis di sana bernama BROJOSENO, itu memang nama kakekku,
tapi setelah melihat wajah itu...
Bukankah ini wajah pria itu..? bagaimana?
Kemudian kuarahkan kaca mata di baris kosong tersebut. Lalu paru paruku seakan tersedot keluar, karena dukun yang ku bunuh adalah..

KAKEKKU!!!
--kematian adalah teka-teki, kita terlahir dengan satu cara, namun kematian menjemput dengan berbagai cara.--

#Mysthread pamit undur diri, sampai ketemu di episode selanjutnya.

Cerita selesai.

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with butoable

butoable Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @butoable

May 28
Cerita kali ini menurutku istimewa, karena ini berdasar dari kisah nyata dan pengalaman pribadi. sebuah cerita pengalaman seseorang ketika menyelami dunia klenik, di desa pesisir pantai selatan.
Ini lah #Mysthread Episode. Mira
___
#bacahorror @bacahorror @IDN_Horor @mwv_mystic
Perkenalkan semuanya, panggil saja aku Mira, di sini aku akan bercerita mengenai kisahku, mungkin sangat "horor" yaa, jadi saya sebelumnya saya minta berdoa dulu sesuai dengan kepercayaan kalian.

selamat berinteraksi dan semoga tidak terjadi apa-apa
"Mira, kamu berbakat jadi dukun hebat," kata kakek suatu sore. Kata bernada pujian itu terlontar dari bibir kakek setelah sekian bulan. la memantau perkembangan murid-muridnya. Murid yang istimewa, karena semuanya memiliki pertalian darah.
Read 112 tweets
May 26
Cerita ini datang dari salah satu temanku yang berkuliah di Malang, cerita ini 'seru', karena ini adalah sebuah kisah yang ia alami bersama keluarganya, ini lah #Mysthread Episode. Jalan Pulang Mojokerto dan selamat membaca
---
#bacahorror @bacahorror @mwv_mystic @IDN_Horor
Sebelumnya aku sampaikan terima kasih kepada warga sekitar yang telah berkenan membaca ceritaku di #Mysthread ini, sebut saja namaku Wildan.

DISCLAIMER: Big Thank's buat yang udah Retweet
Malam menyelimuti puncak Malang. Tapi jalanan puncak Malang tak kunjung sepi. Masih ada saja pedagang yang menjajakan barang dagangannya di pinggir jalan. Beberapa warung makan juga masih terlihat melayani pelanggan.
Read 81 tweets
May 24
Kali ini kita akan mendegarkan cerita dari salah satu narasumber yang telah sukarela bercerita kepadaku, karena menurutku ini adalah aib, maka mengenai nama aku samarkan.

Ini lah #Mysthread Episode. Kesiksan
---
Nuwun Sewu @bacahorror #bacahorror @IDN_Horor @mwv_mystic Image
Sebelumnya aku sampaikan terima kasih kepada warga sekitar yang telah berkenan membaca cerita saya di #Mysthread ini, sebut saja nama saya Fira, terima kasih juga sudah mendukung cerita-cerita #Mysthread

DISCLAIMER: Big Thank's buat yang udah Retweet
Ada suatu Hal yang tentu tidak disukai keluarga bundaku, hingga pernikahan mereka hanya bertahan sampai usiaku 4th. Kakak bundaku ini adalah pakdeku. Ajaibnya pakdeku mempunyai dua istri, dan kedua istrinya inipun tidak masalah akan hal itu.
Read 53 tweets
May 21
Pernah nyasar ke rumah kosong? atau Gudang kosong yang tidak berpenghuni? kok bisa sampai nyasar, gimana ceritanya?

Penasaran kan?

Tanpa basa-basi,
ini lah #Mysthread Episode. Calon Tumbal

Nuwun sewu @bacahorror #bacahorror @IDN_Horor @mwv_mystic
Perkenalkan namaku Harun, kali ini aku akan membagikan pengalaman yang kalau dulu sih aku takut, dan trauma, kalau sekarang udah dewasa gini, aku kadang juga tertawa sendiri, sambil bertanya pada diri sendiri “Kok bisa yaa…”, jadi ceritanya seperti ini:
Tahun 2009 lalu aku pernah mengalami hal yang tidak pernah terbayangkan sedikitpun dan sampai sekarang masih ada rasa trauma atas kejadian pada waktu itu.
Read 48 tweets
May 19
cerita kali ini datang dari narasumber yang tertarik dengan thread aku, beliau ingin membagikan kisahnya denganku, lantas aku meminta izin untuk dishare di Twitter, beliau berkenan, dan seperti ini lah ceritanya.

#Mysthread Episode. Rumah Terlantar
@bacahorror @IDN_Horor Image
sebelumnya saya ucapkan nuwun sewu dan matur nuwun kepada narasumber yang telah membagikan cerita ini, kalau kalian punya cerita yang ingin dishare, kalian bisa DM, biar akrab.
Lebaran 2010, Guntur dan keluarganya pergi liburan ke salah satu daerah di Kota S, Jawa Timur. mereka sekeluarga pergi untuk berlibur dan juga mengunjungi saudaranya. Guntur dan keluarganya pergi dengan banyak membawa barang dan sekaligus oleh-oleh untuk sanak saudara disana.
Read 41 tweets
Apr 29, 2020
KAPAN KAPITALISME RUNTUH?! TIDAK AKAN PERNAH.

KAPITALISME ITU SEPERTI MUSUH YANG SELALU DISERANG UNTUK DIBUNUH TETAPI TIDAK PERNAH TERBUNUH. MENGAPA?! COBA PERHATIKAN GAMBAR INI.
LIHAT IKAN DI GAMBAR ITU?! NAMANYA UROPLATUS PHANTASTICUS, SALAH SATU DARAT PALING MAHIR BERKAMUFLASE. DAN KAPITALISME ITU MACAM TOKEK ITU, DIA SADAR UPAYA YANG ANCAM EKSISTENSINYA, LALU MENYESUAIKAN DIRI, DAN KEMUDIAN MEMANFAATKAN ANCAMAN ITU UNTUK TERUS MEMPERKUAT EKSISTENSINYA
PERNAH DENGAR FESTIVAL MUSIC WOODSTOCK YANG TENAR TAHUN 60-AN SAMPAI 70-AN?!

FESTIVAL ITU AWALNYA DIADAKAN OLEH KAUM HIPPIES YANG TERINSIPRASI DARI AJARAN PARA PEMIKIR NEO-MARXIS MACAM HERBERT MARCUSE, UNTUK MENENTANG KAPITALISME YANG MULAI UBAH POLA BELI MASYARAKAT.
Read 40 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Don't want to be a Premium member but still want to support us?

Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal

Or Donate anonymously using crypto!

Ethereum

0xfe58350B80634f60Fa6Dc149a72b4DFbc17D341E copy

Bitcoin

3ATGMxNzCUFzxpMCHL5sWSt4DVtS8UqXpi copy

Thank you for your support!

Follow Us on Twitter!

:(