Utas yg sangat menarik. Jd ingat 2 tahun terakhir ini tiap Sabtu membahas tema2 #QML dgn putriku, membaca buku2/nonton video2 mekanika, teori medan, informasi, gravitasi & simulasi kuantum. Tp kini putriku sdh di luar kota & sibuk dgn jadwal belajarnya
Pun tema simulasi kuantum ini sangat dibutuhkan krn ia adalah teknologi penghasil obat maupun material2 baru lainnya u/ kesehatan, pertanian & industri.
Kerjaan 10.000 tahun dgn superkomputer klasik bisa dikerjakan dalam 3,5 menit! google.com/amp/s/www.news…
Bukan cuma mensimulasikan unsur2 fisik sub atomik guna menghasilkan material2 baru kebutuhan industri, simulasi kuantum jg bisa mensimulasikan asal-usul, fase awal "penciptaan" & keruntuhan alam raya di masa depan serta sebab2nya sciencedaily.com/releases/2022/…
Indonesia butuh saintis2 & teknolog2 simulastor kuantum ini.
Bagus u/ kemanusiaan & peradaban. Manusia gak butuh 10.000 tahun u/ memproduksi material2 eksotik. Cukup 3,5 menit!
Sambil menghasilkan obat, belajar asal-usul penciptaan alam raya.
Asyik gak sih?
Sains & teknologi kuantum bakal menghijrahkan umat manusia dr status Manusia Bijak (Homo #Sapiens) jadi Manusia Bermain (Homo #Ludens).
Bermain2 dgn imajinasi2 & rasa ingin tahunya...Tahun 2030 akan jadi titik keberangkatanya.
Fasten your seatbelt!
Saat #KecerdasanBuatan@Google sdh bisa berdiskusi mirip manusia, maka di era kuantum ia bisa melahirkan bahasa supermanusia karena dibelitkan/diserentakkan (entangled) o/ algoritma pemrosesan kuantum bahasa alami.
Di mana2 & serentak tekno.kompas.com/read/2022/06/1…
Bangsa Indonesia harus membiarkan eksplorasi sains sampai manapun tapi perlu ada Komite Etika Sains Teknologi di BRIN yg memonitor penerjemahannya jadi teknologi maupun pemanfaatannya.
PR kita ke depan dalam bidang aplikasi teknologi ini sangat banyak
4 bulan lalu saya pernah sampaikan dlm webinar2 akan lahirnya teknologi media sosial #Metasemesta berbasis Waktu yg memungkinkan kita berdialog dgn TOKOH APAPUN (yg sudah lama wafat) ttg isu2 kekinian sejauh data tulisan si tokoh ada cajundiscordian.medium.com/is-lamda-senti…
Contoh: selama tulisan & pidato Bung Karno tersimpan baik, digitalisasinya yg dianalisis o/ Pembelajaran Mesin, Mendalam, Terbimbing maupun Tak Terbimbing (Machine, Deep, Supervised & Unsupervised Learnings) akan "menghidupkan" lagi Bung Karno versi 4.0
Dengannya generasi muda Indonesia bisa berdiskusi. Berlaku untuk tokoh2 dunia lain juga..
Pelajaran & pemahaman sejarah akan berbeda sama sekali...
Pelajaraan sejarah akan makin menyenangkan.
Kegelisahan saya ttg ingatan pendek manusia zaman sekarang akibat banjir informasi (yg melahirkan manusia2 ahistoris) bisa diatasi dgn bermain.
Manusia Bijak jadi Manusia Bermain..bakal seperti apa ya?🤔
Contoh pemanfaatan bahasa supermanusia dgn algoritma pemrosesan kuantum bahasa alami adalah menganalisa notulen sidang2 BPUPKI 1945.
Ide2 peserta sidang dianalisa u/membuktikan secara komputasional bahwa Pancasila adalah dasar yg tepat u/ Indonesia Merdeka!
Bolehlah saya sejak dini mengatakan bahwa segala sesuatu yg etis (menyerap banyak niat baik), logis (dibuktikan dgn algoritma kuantum) & estetis (keindahan dalam bermain2) bakal diterima secara universal.
Kesempatan Indonesia jd role model/tauladan dunia!
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
Beda saat menerima Pres. Prancis di meja panjang dgn kursi berjauhan, saat jumpa dgn pak @jokowi, Vlad Putin menerimanya di kursi berdekatan.
(Running text: PM Inggris, setelah "meninju"@jokowi, bilang agar Barat jgn boikot G-20 meski Putin hadir).
Selain misi perdamaian tampaknya pak @jokowi dititipin pesan negara2 berkembang pd Putin u/ membuka rantai pasok global pangan & pupuk yg tertutup gara2 perang.
Sudah lama presiden RI tak dititipi aspirasi negara2 berkembang u/ disampaikan ke negara kuat
Saya suka kalau pemimpin Indonesia mainnya jauh dgn percaya diri. Ini memamg peran Indonesia sejak 1950-an kok.
Sebuah terobosan dr kebiasaan kita main aman di isu2 panas dunia
(sudah saya prediksi tahun lalu..bahwa presidensi G-20 kita tak kan biasa2 saja)
Ironi adalah saat kamu berniat jd guru yg nyinyir u/ dunia, malah cuma jd anonim di antara milyaran manusia gara2 tubuhmu kaget. Kaget gara2 sorak sorai yg keras dr segelintir orang di sekelingmu & hujatan banyak orang sekitarmu. Kamu desersi dr idemu sendiri
Ini gara2 kamu lebih mencintai tubuhmu ketimbang idemu...
Kamu pakai tubuhmu u/ mengeram ide setengah paham yg kamu comot dr orang2. Tubuhmu menolak, ide itu kamu buang. Comot lagi ide orang lain, buang lagi. Berulang2. Akhirnya tubuhmu yg kamu prioritaskan
Ke mana tukang tempik sorak segelintir yg jd tukang sorot lampu tubuhmu saat dulu kau berniat jd guru yg nyinyir u/ dunia? Mereka tak membantumu menyiapkan tubuhnu u/ ide2 yg kau pahami setengah matang itu.
Kau dibiarkan sendiri menyembuhkan luka2 bakar itu
Dengan istri, Bli Putu & Mr Ben (Prof AI di @MIT & @Tsinghua_Uni) ngobrolin Leibniz, @wolframphysics & Bali sbg komunitas belajar budaya & teknologi masa depan. Prof. Ben juga ikut mengajar di kamp pelatihan penerima beasiswa yg diikuti putriku di Bali
Dengan Prof. Ben rupanya saya punya metode yg sama utk pembelajaran anak.
Kenalkan anak pd hal2 yg paling maju & kompleks dari ilmu pengetahuan sbg awal dia belajar sesuatu dgn cara penyampaian sederhana (jangan kenalkan hal sederhana dgn cara sederhana)
Prof Ben cerita tentang temannya, Gregory Chaitin, ahli Matematika Komputer & Ahli Teorema Ketidaklemgkapan Gödel. Chaitin bilang bahwa apa yg membuat dia bisa kuasai Matematika di usia dini adalah belajar Monad dr Leibniz saat kanak2.
Anak2 muda akan hidup dlm semesta berjejaring berbasis data dgn kecepatan & ketepatan kalkulasi, dgn alat2 hidup & kerja yg bisa saling berbicara 1 sama lain dr jarak jauh dlm ruang 3 dimensi fisik sekaligus digital.
Konsepsi mereka tentang ruang, waktu, materi & kesadaran serta tertib sosial tentu akan mengalami perubahan besar2an...
Bicara masa depan Indonesia dalam cuaca seperti itu gak bisa nunggu entar..entar..gampang..gampang...Bukan juga sekadar menyiapkan payung sebelum hujan...
Bukan juga sekadar membuat rumah teduh.
Saat tadi kuantar putriku utk ikut kamp pelatihan 1,5 tahun di Bali bagi penerima beasiswa u/ berkuliah diluar negeri, saat kulihat putriku yg sdh tumbuh besar, sempat kusenandungkan lagu "Sunrise, Sunset"...
Merenungkan sebuah kebersamaan kami yg indah..
Kulepas putriku u/ sebuah janji yg kami selalu ucapkan bersama tiap minggu utk sebuah pengembaraan panjang mencari ilmu...
Menyiapkan yg terbaik untuknya agar bisa menembus salah 1 dari 110 kampus dunia, menyongsong masa depan yg bergejolak, tak pasti, kompleks & membingungkan dgn salah 1 ilmu ini: Bioteknologi, Nanoteknologi, #KecerdasanBuatan Klasik atau Kuantum & #Neurosains
Pancasila bukan ideologi totaliter. Ia demokratis sesuai dgn nilai2 peradaban manusia yg berkembang maju.
Kenapa tak totaliter?
Ia tak melarangmu menyebut Minggu u/ hari tertentu, tak mengatur2 cara makanmu atau melarangmu bernyanyi & hal2 manusiawi lainnya
Pancasila bukan ideologi totaliter karena ia juga tak bermaksud mengatur2 isi pengajaran sains/ilmu pengetahuan. Tp sebagai ideologi ia cuma menuntun aspek etika pelaksanaan teknologi...