Thread by @asyafrudin

Duolingo memang populer, tapi bukan berarti dia yang terbaik. Di situ kita bisa belajar banyak kata, frase, dan kalimat yang sering digunakan, tapi tetap saja isinya hanya kosakata. Kalaupun kita bisa belajar tata bahasa, kita belajar dari pengulangan saja. Paham? Tidak. 😅

🧵

Itu persepsi saya terhadap Duolingo saat saya belajar Bahasa Inggris dan #BahasaArab di situ. Untuk Bahasa Inggris, tujuannya mengasah. Jadi, mudah memahami tata bahasanya. Untuk #BahasaArab, jauh dari harapan. Saya hanya bisa memperhatikan polanya tanpa benar-benar paham.

Persepsi itu berubah saat saya belajar #BahasaJepang. Duolingo paling tidak menyediakan 3 fitur ekstra dalam kursus #BahasaJepang yang membuatnya lebih gereget:
1. Belajar huruf (Hiragana dan Katakana).
2. Tips tata bahasa.
3. Cerita (dalam bentuk percakapan).

Penasaran?

Fitur belajar huruf di Duolingo pernah saya bahas di utas terpisah. Singkatnya, Duolingo menyediakan tempat untuk berlatih Hiragana dan Katakana. Latihannya bukan hanya membaca dan mengingat, tapi juga menulis. Utasnya ada di sini:

https://twitter.com/asyafrudin/status/1519497829676240897

Fitur tips tata bahasa yang menjadi game changer. Saya belajar banyak dari situ. Hampir (atau semua, ya?) setiap pelajaran dilengkapi tips itu. Saya belajar banyak tentang partikel dan bagian lain dalam #BahasaJepang. Itu saya dapat bukan hanya dari memperhatikan pola. 😁

Fitur cerita juga tidak kalah menarik. Tentu beda nuansanya antara belajar kalimat tertentu dan melihat bagaimana kalimat itu digunakan dalam percakapan. Ekspresi yang tertuang dalam setiap cerita juga terasa lebih hidup.

Dari ketiga fitur itu, belajar huruf juga ada di kursus #BahasaArab. Sepertinya fitur itu juga tersedia untuk bahasa lain yang tidak menggunakan alfabet. Sayangnya fitur Tips dan Cerita itu tidak ada di kursus Bahasa Arab. Akibatnya belajar Bahasa Arab di Duolingo kurang gereget.