Hari ini kita akan melihat polusi PM2.5 di Tangerang Selatan.
Particulate Matter 2.5 (PM2.5) adalah polutan kecil yang oleh @who disorot sebagai sangat berbahaya bagi kesehatan kita.
Ini karena sangat kecil sehingga bisa masuk jauh ke dalam paru-paru kita.
Pada September 2021, WHO merevisi pedoman PM2.5 mereka sebagai berikut:
Pedoman PM2.5 Rata-rata Tahunan - 5 ug/m3
Artinya rata-rata tahunan PM2.5 yang harus kita hirup adalah 5.
Saat kita melihat data hari ini, mari kita ingat angka ajaib ini.
Tangerang Selatan mulai dikembangkan pada tahun 1980-an sebagai alternatif dari Jakarta.
Daerah seperti Serpong, Bintaro, Serpong Utara, Lengkong Wetan dan lain-lain dirancang untuk menjadi kawasan yang ramah perumahan.
Jadi seberapa buruk polusi sekarang?
Kalau polusi di Jakarta tinggi, biasanya dibandingkan dengan tempat lain di dunia.
Jadi kami akan menetapkan konteks TangSel vs DKI Jakarta sebagai perbandingan.
Year To Date 2022
Tangsel 20% lebih berpolusi dari DKI Jakarta
Dan pada Juni 2022, angka itu bahkan lebih buruk.
Tangsel 24% lebih banyak dari DKI Jakarta
Hal menarik yang kami temukan adalah tidak semua TangSel diciptakan sama.
Mari kita lihat angka PM2.5 Juni 2022 untuk masing-masing subregion TangSel
Bisa dilihat bahwa tidak semua daerah lebih buruk dari DKI Jakarta
Sebenarnya, ada tren yang sangat menarik di sini. Lihat lagi datanya.
Berikut peta semua sensor di TangSel.
Sebut saja area atas ini TangSelUt
Sebut saja area bawah ini TangSelSel
Ternyata, TangSelSel memiliki polusi udara 50% lebih buruk daripada TangSelUt.
Dan kalau di bandingkan dengan DKI Jakarta, ini penampakannya
Dan inilah tampilannya selama periode waktu 24 jam.
Pada Juni 2022, Anda dapat melihat bahwa rata-rata polusi udara tertinggi di pagi hari.
Yang menarik adalah hasil survey @klc_id dimana 75% masyarakat memikirkan bahwa udara di pagi hari paling segar
Teman2 di TangSel suka berolahraga kan...
Kebanyakan olahraga dilakukan antara pukul 05.00 dan 09.00, karena saat itulah "kurang mobil" dan "udara lebih segar"
Ternyata, rata-rata polusi udara sangat buruk pada saat-saat itu.
Seberapa buruk?
Ini study dari Seoul National University (Quote RT ini untuk dapat research papernya)
Olahraga di PM2.5 > 26 ug/m3
=
Resiko penyakit jantung 33% lebih tinggi
Di TangSel malah jauh lebih tinggi di atas 26...
Sebelum netizen menjadi marah tentang ini, izinkan saya mengingatkan Anda bahwa ini adalah rata-rata bulanan.
Rata-rata bulanan dihitung dengan menambahkan semua bacaan dan membaginya dengan hari.
Seperti yang Anda lihat di sini, ada hari-hari baik, dan ada hari-hari buruk.
Dan ini beberapa screenshot dari 3 minggu terakhir.
Sometimes OK
Mostly Bad
Poin yang saya buat gampang:
1. Polusi udara adalah masalah di TangSel, sama seperti di Jakarta (bahkan lebih buruk di beberapa tempat).
2. Tidak buruk setiap hari, tetapi rata-rata tidak bagus
👨: "Jadi apa yang bisa saya lakukan, bang"
Pertanyaan bagus - ada jangka pendek dan jangka panjang.
Jangka pendek: 1. ek kualitas udara Anda sebelum ke luar (pakai masker jika perlu) 2. Ajak temanmu untuk mengecek juga 3. Jika polusi konsisten buruk - beli pembersih HEPA
Jangka panjang: 1. Bawa info ini ke RT/RW setempat - mungkin ada pembakaran sampah di area (yang ilegal) 2. Sampaikan hal ini kepada perwakilan Anda di daerah
Intinya - tunjukkan bahwa Anda peduli dengan masalah ini, sehingga orang-orang yang dapat melakukan sesuatu juga peduli
Sayangnya, masalah polusi akan memakan waktu lama untuk diselesaikan (di Inggris, AS, Cina butuh waktu puluhan tahun).
Sementara itu, ingatlah bahwa Anda memiliki kendali atas pilihan Anda untuk:
1. Dilindungi di luar 2. Terlindungi di dalam
Sooo.... Area mana yang harus dibongkar datanya selanjutnya?
Untuk yang mau tetap belajar tentang polusi udara jangan lupa:
Kepada redaksi @tempodotco dan penulis Sukidi - sebagai warganegara Polandia, tidak ada kata yang bisa mengekspresikan tingkat ke-kecewaan saya dengan artikel ini.
Membandingkan siapapun di dunia dengan Hitler itu gak masuk akal.
Kenapa? Baca aja
Saya kecewa setelah ngelihat bandingannya di artikel ini:
The main point of my previous thread was to highlight that we need to consider absolute numbers of vehicles (buses vs cars vs motorcycles) when determining pollution reduction.