Sekali lagi disclaimer dulu, ini berdasarkan pengalaman pribadi gw berkunjung ke kota-kota di Indonesia. Kalo ada persepsi yang berbeda dengan persepsi gw, mohon untuk agree to disagree, karena pengalaman pasti berbeda tiap orang.
(A thread)
Berhubung gw belum ke semua kota, jadi nanti mungkin akan diupdate di sini kalo ada tambahan.
1. Medan
Gw ke Medan tahun 2014, mungkin sekarang udah banyak berubah.
Plus:
+ Banyak makanan enak, mulai dari makan berat sampe snacks. Favorit gw: soto Medan, nasi gurih, mie gomak.
+ Kota pertama di Indonesia yang airportnya terhubung langsung dgn pusat kota pake kereta.
+ Banyak tempat bagus buat dikunjungi: Masjid Raya Al-Mashun, Istana Maimun, Rumah Tjong A Fie, etc.
+ Basically Malaysia versi Indonesia, dgn komposisi etnis: Melayu (+ Jawa & Batak), Hokkien, dan Tamil.
+ Mall-nya lumayan.
+ Durian!!!
Minus:
- Jalanannya banyak yg rusak.
- Pengguna jalan banyak yg ugal-ugalan. Gw sempet hampir ditabrak truk dari arah yg berlawanan, padahal gw bawa motor (org Medan sebutnya “kereta”) di lajur paling kiri.
- Kotor dan berdebu.
2. Pekanbaru
Gw ke Pekanbaru tahun 2013, mungkin sekarang udah banyak berubah.
Plus:
+ Banyak jajanan Malaysia, termasuk Milo Malaysia yang enak.
+ Kotanya rapi dan bersih.
+ Airport oke, ke pusat kota juga ga susah.
Minus:
- I have literally no idea what to do in this city.
- Mall biasa aja. Mungkin sekarang udah ada yg bagus ya.
- Kalo ga beruntung bisa terjebak kabut asap.
3. Bukittinggi
Karena gw cuma 30 menit di Bukittinggi, gw ga bisa kasih review selain satu first impression:
+ Udaranya seger.
4. Pangkalpinang
Gw ke Pangkalpinang tahun 2014, mungkin sekarang udah banyak berubah.
Plus:
+ Makanan enak-enak, gw sangat kangen ikan lempah koneng dan otak-otak Bangka.
+ Ethnically diverse, dan hidup berdampingan dengan adem ayem.
+ Kotanya ga terlalu besar tapi nyaman.
Minus:
- Airportnya super kecil dan chaotic. Lebih chaos dari airport Bandung era sebelum dibangun. Tapi sekarang harusnya udah lebih bagus sih airport Pangkalpinang.
- Transportasi dari airport ke kota kayanya sulit. Gw waktu itu dijemput temen sih.
5. Bandar Lampung
Plus:
+ Keripik pisang Lampung enak banget yang rasa coklat dan mocha.
+ Bagian kota yang menghadap laut itu viewnya bagus.
Minus:
- Kotanya semrawut, kotor juga.
- Airportnya agak jauh dari kota, transportasinya gw cuma tau naik angkot.
- Makanannya gw bingung sih mau makan apa di sana.
6. Cilegon
Gw mesti minta maaf untuk warga Cilegon sebelumnya. Gw ke Cilegon tahun 2014. Udah lama banget. Tapi masih membekas di ingatan kalo kota ini apeu banget.
Plus:
+ Ga ada kayanya
Minus:
- Semrawut. Semacam beneran ugly part of Indonesia kayanya. Mesjid super gede yang di pinggir jalan itu beneran ga estetik banget. Ingin megah tapi maksa.
- Bingung mau makan apa.
- Minim hiburan. Gw bingung warga Cilegon kalo lagi suntuk ke mana ya?
- Ga punya identitas.
7. Serang
Plus:
+ Makanan masih acceptable dibandingin Cilegon. Masih ada satu yg bisa dibanggakan lah.
+ Masih punya peninggalan sejarah yang potensial buat dijadikan atraksi wisata. Mesti dikembangkan lagi.
+ Rumah Ratu Atut bagus.
Minus:
- Sayangnya jalanannya jelek banget.
- Kotanya bisa dibilang semrawut dan kotor.
- Gatau mau ngapain di sini.
8. Tangerang
Plus:
+ Bagian yang masih acceptable dari Provinsi Banten.
+ Deket ke Bandara Soetta.
+ Basically just Banten version of Jakarta.
+ Transportasi umum terkoneksi ke Jakarta.
Minus:
- Traffic super riweuh!
- Berdebu di beberapa part.
- Walaupun transportasi umum terkoneksi ke Jakarta, justru transportasi ke kota lain semacam Tangerang Selatan malah ga ada. Atau mungkin ada tapi gw gatau.
- Gw ga tau mau ngapain di Tangerang kecuali buat naik pesawat.
9. Tangerang Selatan
Plus:
+ Banyak dikembangkan swasta, jadi ya bagus, rapi.
+ Banyak tempat jajan enak.
+ Transportasi umum terkoneksi ke Jakarta.
Minus:
- Ga jauh beda dari Tangerang Kota.
- Beberapa tempat macetnya super ngeselin kaya ke arah Pamulang.
- Transportasi antar kecamatan bisa dibilang inexistent ga sih?
- Ga punya identitas dan ciri khas.
10. DKI Jakarta
Yang ini dianggep jadi satu aja lah ya.
Plus:
+ Pusatnya segala hiburan di Indonesia.
+ Indonesia’s melting pot. Semua etnis bercampur jadi satu di Jakarta bikin makanan jg jadi beragam.
+ Kalo mau cari makanan asing yang enak seharusnya di sini.
+ Sistem transportasi terbaik di Indonesia.
+ Mall bagus-bagus, banyak brand luar juga.
+ Semua bisnis luar yang datang ke Indonesia pasti ke sini dulu. Selalu dapet giliran pertama buat nyobain satu franchise makanan (Taco Bell, Subway, etc.)
+ Banyak atraksi wisata menarik.
+ Kota paling ramah olshop. Banyak toko online di sini, barang bisa langsung dikirim dan diterima di hari yg sama, ongkir pun relatif murah.
+ Bisa randomly tiba-tiba ketemu artis bahkan di Indomaret.
+ Basically kota paling modern di Indonesia.
Minus:
- Macet banget ga ketolong kayanya.
- Udara ga enak, polusi udara parah.
- Hujan adalah wahana paling memicu adrenalin. Siap-siap dag dig dug kalo hujan gede, siapa tau tempat tinggalmu kebagian banjir.
11. Depok
Plus:
+ Tersambung KRL
+ Ada UI
Minus:
- Macet. Semrawut. Bikin sensi
- Terlalu banyak hal-hal sensasional, mulai dari serangan teroris, kasus Covid pertama, babi ngepet, etc.
- Ugly part of Indonesia tapi masih jelekan Cilegon.
- Ga punya identitas kecuali belimbing.
12. Bekasi
Plus:
+ Kota mandiri yang fasilitasnya oke.
+ Kelewatan tol, KRL, LRT.
Minus:
- First impression: “Tempat apa sih ini?!”
- Jalanan chaos.
- Makin ke selatan makin ancur. Berdebu.
- Tidak punya identitas.
- Bekasi bagian selatan minim transportasi umum banget, kaya neglected juga.
13. Bogor
Plus:
+ Ada Kebun Raya Bogor, lumayan bikin adem dikit.
+ Makanan lumayan lah, roti unyil enak.
+ Tersambung ke Jakarta, gampang diakses via KRL.
+ Hiburan okelah
Minus:
- Jalanan chaos dengan angkot. Penyebab utama kekacauan di jalan kayanya.
- Kalo hujan cukup nyebelin.
14. Bandung
Plus:
+ Surga kuliner, banyak makanan enak.
+ Cukup sejuk, walaupun 10 tahun terakhir udah makin hareudang. Pengecualian buat warga Buah Batu, Antapani, Cibiru, dkk.
+ Relatif bersih dan rapi sejak Dada Rosada lengser.
+ Surga buat custom perfashionan.
Minus:
- Macet ga ketulungan.
- Minim moda transportasi dalam kota.
- Gelap pisan di beberapa ruas jalanz
- Tidak ramah ojol, susah dapet ojol.
- Ga nyaman kalo peak season. Hindari!
15. Cimahi
Plus:
+ Dekeut ti Bandung. Motoran juga ga pegel.
+ Kota mandiri walaupun udah merdeka dari Bandung.
+ Masih banyak yang hijau di utara.
Minus:
- “Nanaonan ceuk urg ge.”
- Membosankan.
- Ga punya identitas dan karakter.
- Banyak area yg debuan, terutama Leuwigajah, Baros, etc.
- Transportasi dalam kota sangat minim.
16. Sumedang
(Especially Jatinangor)
Plus:
+ Relatif murah.
+ Tahunya enak banget.
+ Di Jatinangor ada warung es buah favorit gw: Wiscar. Wajib coba
+ Relatif lebih hijau.
Minus:
- Jalanannya agak horor, terutama Cadas Pangeran.
- Jatinangor pembangunannya ga terkendali.
- Generally berdebu.
17. Pangandaran
Gw ke Pangandaran tahun 2014 ya. Mungkin sekarang udah lebih baik.
Plus:
+ Sangat chill dan slow living
+ Tempat di mana orang Indonesia suka diajak ngomong bahasa Inggris sama sesama lokal. Gw dulu dikira foreigner. Yaudah gw pura-pura jd org Filipina aja.
Minus:
- Agak membosankan, kurang hidup.
- Minim tempat makan ga sih?
- Gatau dulu gw yang karena masih mahasiswa duitnya terbatas apa gimana, tapi di sana mahal-mahal.
Minus:
- Kotanya semrawut.
- Udaranya ga enak, agak lengket-lengket gimana gitu.
- Panas.
- Generally berdebu.
19. Purwokerto
Plus:
+ Murah-murah banget ya Allah 😭
+ Makanannya enak-enak, dan murah. Sroto di sini terbaik. Mendoannya best.
+ Mau ke tempat adem tinggal ke Baturraden.
Minus:
- Kasian sebenernya, karena Purwokerto ini kota yang tidak diakui sebagai kota. Kabupaten juga bukan.
- Akses agak susah. Ada stasiun tapi rutenya agak sulit. Ga kelewatan tol. Ga deket bandara.
20. Wonosobo
Ga terlalu lama sih di sini, cuma transit sebelum ke Dieng. Eh tapi ada bagian Dieng yg masuk Wonosobo juga sih ya?
Minus:
- Gw ngerasa aksesnya agak sulit. Tapi ya ga sulit-sulit banget. Kalo naik kereta mau ke Dieng mesti turun di Kutoarjo, lanjut naik elf ke Wonosobo.
21. Semarang
Plus:
+ Baru-baru ini memperhatikan pariwisatanya. Dulu mah boro-boro, cuma jadi kota transit.
+ Makanannya relatif enak-enak.
+ Kotanya relatif rapi dan bersih.
+ Ada area perbukitannya, bagus viewnya.
+ Akses super gampang. Ada tol, kereta, bandara.
+ Peninggalan sejarahnya terawat.
+ Transportasi umum ada Trans Semarang.
+ Hiburan lumayan lah.
Minus:
- Langganan banjir, terutama di daerah pesisir. Terancam tenggelam dalam beberapa dekade ke depan.
- Beberapa spot pertumbuhannya kaya kurang terkendali ga sih?
22. Solo
Plus:
+ Kota yang sangat menyenangkan. Hidup, tapi tetep santai.
+ Generally murah.
+ Makanan cocok di gw, walaupun beberapa kaya pecel sayurnya dan brambang asem gw ga suka. Tapi soto-sotonya enak-enak.
+ Tempat bersejarahnya masih terawat.
+ Udah ada 5G.
+ Lebih tenang dibandingkan dengan Jogja.
+ Akses sangat gampang, kelewatan tol, ada bandara, ada stasiun. Lengkap.
+ Secara umum bersih dan rapi.
Minus:
- Cenderung ga sehidup Jogja.
- Agak tidak ramah pejalan kaki.
- Walaupun enak-enak, makanannya ga sebervariasi Jogja.
23. Sragen
Plus:
+ Slow living. Kehidupan kota kecil.
+ Makanan masih mirip-mirip Solo, masih oke lah. Gw pernah makan gado-gado di sini enak masa.
Minus:
- Gersangnya naudzubillah. Gw sering liat tanah cracking.
- Banyak truk.
- Minim hiburan.
24. Yogyakarta
Ini satu provinsi dijadiin satu aja kali ya?
Plus:
+ Culturally interesting.
+ Secara sejarah juga menarik. Satu-satunya provinsi di Indonesia yang berbentuk monarki.
+ Makanan enak-enak.
+ Banyak tempat menarik buat dikunjungi.
Minus:
- Salah satu daerah yg gw ga suka datengin karena rame banget. Terlalu rame.
- Macet!
- Lampu merahnya lama banget.
- Kriminalitas tinggi.
- Terlalu komersil.
- Ga semurah dulu lagi. Kena gentrifikasi kali ya?
25. Ngawi
Gw di Ngawi paling mentok cuma makan doang. Mungkin rangkuman aja ya:
+ Jalanannya mirip Jawa Tengah.
26. Madiun
Since gw cuma mampir makan pecel di sini. Reviewnya singkat aja.
Plus:
+ Pecelnya enak banget, lauk-lauknya beragam dan enak semua.
Minus:
- Ini kota gonjreng amat?!?!?!
27. Bojonegoro
Rada bingung jujur harus bilang apa. Kotanya kecil banget. Minim hiburan.
28. Tuban
Plus:
+ Salah satu kota pesisir yang gw suka karena langsung depan-depanan sama pantai.
+ Ke sini buat wisata religi, makam Sunan Bonang. Sama ada Goa Akbar.
Minus:
- Panas.
29. Lamongan
Plus:
+ Sotonya enak banget. Nasi gorengnya juga enak. Di sini juga ada kuliner yg jarang gw liat di tempat lain, nasi boranan.
+ Ada stasiun di tengah kota.
+ Ada beberapa tempat wisata juga di bagian pesisirnya.
Minus:
- Banyak truk.
- Lumayan gersang.
- Panas banget.
30. Gresik
Plus:
+ Makanannya enak. Nasi krawu, nasi krengsengan ayam, soto di daerah Bungah, juga ada lontong bumbu kacang yg menurut gw gurih dan ga se-mahteh makanan berbumbu kacang lainnya.
+ Deket dari Surabaya.
+ Ada pulau Bawean yang alamnya masih bagus.
Minus:
- Akses susah, transportasi antar kota bergantung sama Surabaya, kecuali terminal bus.
- Panas banget.
- Terlalu banyak dekorasi ga penting.
- Pembangunan asal-asalan.
31. Surabaya
Plus:
+ Bersih dan rapi sejak belasan tahun terakhir.
+ Mall banyak, gede-gede.
+ Makanan enak-enak.
+ Well preserved colonial buildings.
+ Tempat wisata banyak, bahkan ada yang numpuk jadi satu di satu area: Tunjungan Plaza 1-6
Minus:
- Kota paling minim transportasi umum. Ga ada mobil, idup lo kelar.
- Kebanyakan gimmick.
- Panas banget masya Allah.
- Agak membosankan.
32. Sidoarjo
Plus:
+ Deket dari Surabaya.
+ Bandara Juanda letaknya di sini.
+ Banyak perumahan bagus.
+ Ada wisata mud volcano yang menggemparkan Indonesia.
Minus:
- Ga tau harus ngapain di sini selain buat naik pesawat.
- Macet banget itu Waru.
- Makanannya gw ga terlalu doyan.
33. Mojokerto
Plus:
+ Daerah bekas pusat kerajaan Majapahit.
+ Daerah pegunungannya adem, lumayan buat santai-santai sejenak menyegarkan pikiran.
Minus:
- Entah kenapa tidak terlalu berkesan.
- Kesannya jauh dari Surabaya, padahal ya ga terlalu.
34. Malang
Plus:
+ Banyak makanan enak.
+ Hub ke Batu atau Bromo.
+ Ada stasiun.
+ Relatif lebih sejuk dibandingin Surabaya. Walaupun ya panas juga.
Minus:
- Macet banget masya Allah.
- Udah mulai banyak pembangunan ngawur.
- Gw ga suka banget sama kampung warna warni Jodipan. Do you intend to commercialize poverty or what.
- Karena sama-sama Jatim, makanan di Malang ga terlalu bervariasi buat gw.
35. Batu
Plus:
+ Lebih sejuk dibandingin Malang Kota.
+ Sebenernya di Malang juga banyak sih, tapi ortu suka beli keripik buah-buahan di sini. Keripik nangkanya enak.
+ Banyak “theme park” buat wisata keluarga.
Minus:
- Sejak Batu makin banyak “theme park”, gw jadi ga terlalu suka main ke sini.
- Traffic padat.
- Beberapa kali banjir gede. Mungkin karena pembangunan terlalu berlebihan.
36. Banyuwangi
Plus:
+ Hub buat ke Kawah Ijen, Alas Purwo, atau bahkan ke Bali via darat.
+ Culturally strong.
+ Akses oke, ada stasiun, bandara. Mungkin ke depannya jalan tol akan sampe sini juga.
+ Kotanya generally rapi dan bersih.
Minus:
- Sepi banget, beneran kaya suasana lebaran di Jakarta, tapi di hari biasa.
- Minim hiburan.
- Pengalaman gw ke Banyuwangi agak membosankan. Mungkin gw aja yg ga hoki krn waktu itu Ijen lagi ditutup karena longsor.
- Tempat wisatanya jauh-jauh.
- Transportasi umum minim.
37. Bali
Bukan kota sih, tapi bisa dirangkum aja karena masih mirip-mirip.
Plus:
+ Akses super gampang, via darat bisa naik ferry, atau naik pesawat juga gampang.
+ Makanan lokalnya bervariasi, dan enak-enak.
+ Sangat ramah turis. Mau ngapa-ngapain gampang.
+ Budayanya kuat, dan well-preserved. Bikin identitasnya jadi kuat juga.
+ Slow paced. Santai banget.
+ Sangat hidup.
Minus:
- Minim transportasi umum. Ada sih Trans Sarbagita, tapi ga mencakup keseluruhan Bali.
- Ada satu masa gw ga suka Bali karena terlalu rame. Gw suka Bali pas baru recovery dari pandemi, nyaman, walaupun sedih juga liatnya.
- Pengendara motor ngawur, terutama bule goblog.
38. Pontianak
Plus:
+ Kota favorit gw so far. Banyak makanan enak bertebaran.
+ Ga touristy.
+ Penduduk Pontianak sangat humble dan tulus. Rata-rata pada bangga jadi orang Pontianak. Beneran niat ngasih rekomendasi makanan, even gw nanya random ke sopir taksi bandara.
+ Langit generally cerah, tapi mungkin gw beruntung, soalnya sempet dikasihtau driver Grab kalo beberapa bulan sebelum gw ke sana lagi ada asap karhutla.
+ Murah.
Minus:
- Tidak terlalu tourist-friendly fasilitasnya. Padahal potensial banget kalo dikembangin.
- Transportasi umum minim.
- Beberapa tempat wisata kurang terawat.
- Panas banget.
39. Singkawang
Plus:
+ Chinatown yang penduduknya terbiasa hidup berdampingan. Nyaman banget.
+ Makanannya enak-enak, dan beda sama yg di Pontianak.
+ Dekorasi meriah yg temanya sesuai hari besar kaya Imlek, Idul Fitri, etc.
Minus:
- Hotelnya mahal-mahal.
- Harus naik mobil kalo mau nyaman jalan-jalan di sana. Kurang ramah pejalan kaki.
- Minim hiburan. Tapi lumayan lah ada mall, walaupun layoutnya ga jelas 🥲
- Akses ke sana terbatas, cuma bisa via Pontianak kayanya. Cmiiw.
Buat yang belum baca thread tentang Pontianak - Singkawang, bisa dibaca di sini ya
Plus:
+ Hub termurah untuk ke Timor-Leste.
+ Makanan enak, terutama ikan kuah asam Tenau.
+ Pantai banyak.
+ Hotel relatif murah, bisa dapet view ke pantai juga.
Minus:
- Kotor dan kumuh. Pantainya juga banyak yg ga kerawat, kaya sayang aja. Malah bagusan Dili.
- Angkotnya ngawur-ngawur asli.
- Walaupun makanan enak, tapi pilihan makanan lokalnya dikit.
- Panas banget.
Sementara segini dulu ya. Semoga harga tiket pesawat ke daerah lain jadi murah banget trus bisa menjelajah lagi.
Anyway, ramaikan community ini plis. Mari kita saling share tempat makan enak 🥺🙏 twitter.com/i/communities/…
41. Bangkalan
Kelupaan nulis padahal deket. Tapi dulu sering ke sana gara-gara bebek Sinjay doang. Ga terlalu berkesan sih, tapi pantainya banyak yang sepi. Minusnya ya panas dan gersang.
42. Pamekasan
Beberapa kali ke Pamekasan karena ada sodara di sana. Tapi udah lama nggak ke sana sih, soalnya om tante yg tinggal di sana malah sering main ke rumah.
Plus:
+ Makanannya enak.
+ Ada api abadi.
+ Kayanya kota yg paling gede di Madura, dan peradabannya paling oke.
Minus:
- Panas banget. Pas mampir ke api abadi itu beneran kaya mau dimasak rasanya.
- Akses jauh dari Surabaya. Ada bandara tapi di Sumenep.
- Ga terlalu berkesan sebenernya, kalo nggak ada keluarga di sana mungkin ga pernah mampir ke Pamekasan.
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
Kurang lebih Connaught Place kaya gini. Pedestriannya oke, relatif bersih.
Abis itu gw balik ke hotel, capek + heatstroke. Malemnya, gw iseng ke daerah “Jaksel”-nya Delhi. Namanya Saket. Di sana ada mall, mungkin macem PIM kali ya. Di dalemnya lumayan sih, brand-brand mewah banyak. Di luar mall pun berasa lagi di Pondok Indah 😂
Besoknya, gw pergi ke suatu tempat di selatan Delhi. Bangunan cantik, yang merupakan tempat ibadah umat Baha’i, Lotus Temple.
Negara yang biasanya diledekin karena street foodnya, ternyata masih banyak makanan yang enak dan bersih.
(A thread)
Gw ke India bulan Juli 2019, udah hampir 3 tahun yang lalu. Ga berasa juga udah secepet ini.
Waktu itu gw semacam ambil gap 2 minggu setelah resign dari kantor lama, jadi lumayan puas bisa explore India. Kebetulan gw udah penasaran sama India dari lama, jadi ya kenapa nggak.
Gw merencanakan mau visit 4 kota, Delhi, Agra, Jaipur, dan Udaipur. Letaknya nggak berjauhan, paling Udaipur aja yang rada jauh, sekitar 12 jam naik kereta dari Delhi.
Sebenernya setuju kalo tiket masuk Borobudur dinaikin, cuma apa nggak kemahalan banget ya? Mengingat Taj Mahal untuk wisatawan asing harganya Rp250.000, dan tetep bisa terawat 🤔
Oiya, tiket masuk area Taj Mahal terpisah dengan tiket masuk mausoleumnya.
Bangunan mausoleumnya itu terbuat dari marmer. Sebesar itu semuanya marmer. Area ini dijaga ketat, pengunjung harus lepas alas kaki untuk masuk ke area ini, dan ga boleh foto-foto di dalem mausoleumnya.
Nah kalo ini foto yang diambil di luar area mausoleum yang warna putih itu, harga tiket masuk komplek Taj Mahal nggak semahal untuk masuk mausoleumnya. Konsepnya mirip dengan Borobudur.
Menyeberang perbatasan Indonesia - Timor-Leste via darat. Timor-Leste, negara yang selama ini selalu underrated, padahal punya potensi wisata yang sangat bagus.
(A thread)
Gw memilih via jalur darat simply karena ini adalah cara termurah buat ke Timor-Leste. Selain itu, direct flight ke Dili untuk saat ini masih ditutup karena pandemi. Jadi gw memilih untuk terbang ke Kupang dulu, lalu naik travel ke Dili.
Sebelumnya gw cari info dan booking-booking dulu sebelum keberangkatan. Masuk ke Timor-Leste udah ga perlu PCR dan karantina. Untuk travel ada 2 company: Timor Travel & Paradise. Gw pilih Paradise karena infonya paling jelas. Kupang-Dili Rp230.000, Dili-Kupang $23.