SimpleMan Profile picture
Sep 9, 2022 217 tweets >60 min read Read on X
Tengah malam, di luar hujan trus gak bisa tidur dan kebetulan tinggal di tempat wingit.

nulis aja kali ya. cerita yg gak panjang dan langsung selesai, kali aja habis nulis iseng-iseng mata jadi bisa merem.

oh iya buat yg nunggu kembang laruk, pasti, pasti diselesaiin. hehe
gak ada seminggu yg lalu, saya ketemu sama orang, bapak-bapak tapi punya pengalaman yg agak gimana ya, dibilang serem lumayan, dibilang luar biasa kayanya saya setuju, yg jelas pengalamannya bikin saya geleng-geleng kepala, ternyata perjalanan saya selama ini gak ada apa-apanya.
ketemunya juga gak sengaja, berawal dari ngopi, pindah dari kost ke kost lain kemudian ngobrol ngalur ngidul eh gak taunya beliau ternyata nyeritain masa kecilnya yg cukup naik turun, saya coba merangkum ceritanya sesimple dan sependek mungkin tanpa mengurangi esensi ceritanya.
sebut aja cerita ini dengan judul LELAKU

buat yg gak tau apa itu LELAKU, sebenarnya kalimat ini familiar buat yg sudah mengikuti akun saya dari lama, LELAKU ternyata adalah bahasa yg sebenarnya dari Getih anget, ya, seseorang yg dari kecil udah diberi keistimewaan, semacam itu.. Image
singkatnya saya ceritain dengan gaya tulisan saya ya, storytelling agar kalian bisa merasakan experience menjadi si bapak dari dia kecil sampai di titik saat ini.

jadi mari kita mulai..
waktu itu di dalam mobil, panggil saja beliau atau dia dengan nama Dodit.

sekitar pukul 2 pagi, Dodit dibangunin sama seorang ibu-ibu yg sayangnya dia gak tau siapa namanya. Dodit cuma tahu kalau ibu ini bersama dengan laki-laki kemungkinan suaminya datag ke rumah Dodit,
kedua orang ini memberi sejumlah uang kepada ibu dodit, mereka juga sempat mengobrol lama di ruang tamu. dodit yang saat itu masih sangat kecil sama sekali gak paham apa yg mereka bahas, yg jelas setelah uang itu diberi ke ibu dodit yg seorang janda, Dodit diajak masuk ke mobil.
ibunya dodit cuma bilang agar Dodit nurut sama tante dan om, karena kalau Dodit bersikap baik sama mereka, mereka akan ngasih permen. begitu.

balik ke dodit yg dibangunin sekitar pukul 2 pagi tadi, ternyata di dalam mobil gak cuma ada Dodit, tapi ada anak perempuan lain.
anak perempuan ini juga sama seperti Dodit, diajak oleh pasangan suami isteri ini dan dijanjikan permen kalau mereka mau ikut dan enggak bersikap nakal.

singkat cerita, kedua pasangan suami isteri itu di bawa ke salah satu pantai yg sangat terkenal di jawa timur.
pantai ini menjadi salah satu pantai destinasi wisata yg kalau saya sebut namanya pasti banyak yg tau, tapi saya tidak akan menyebut nama pantai itu.
singkat cerita, Dodit sama Lintang keluar dari dalam mobil, mereka bingung kenapa pukul 2 pagi saat langit masih gelap-gelapnya mereka dibawa ke pantai ini.

anehnya, ternyata mereka tidak sendirian di pantai itu, alias, banyak mobil-mobil lain yg sudah parkir lebih dulu.
ada sekitar sepuluh atau lebih mobil yg terparkir di sana, dan setiap mobil keluar dua anak berikut pendamping mereka yg kemungkinan sama seperti apa yg terjadi dengan Dodit dan Lintang.

karena saat itu mereka masih kecil, mereka berdua menuruti segala perintah pasangan itu.
ibu-ibu itu mengajak Dodit dan Lintang bermain ke tepian pantai, tidak lupa mereka juga memberi permen seperti yg sudah dijanjikan.

sebagai anak kecil tentu saja, bermain di tepian air ombak adalah hal yg menyenangkan. baik Dodit dan Lintang serta puluhan anak lain bersuka ria.
mereka berlarian, saling mengejar satu sama lain, intinya tidak ada beban apa pun bagi anak-anak itu, tapi tidak bagi Dodit kecil, dia memilih untuk menjauh dari tepi air, karena Dodit sendiri punya ketakutan dengan ombak.
disinilah kejanggalan mulai terasa saat orang-orang dewasa memilih menepi dan kembali ke samping mobil mereka masing-masing, Dodit pun saat itu sama sekali tidak tahu menahu tentang apa yg terjadi, tetapi Dodit sadar kalau mendadak firasatnya berubah menjadi tidak enak.
ia berusaha memanggil-manggil Lintang agar menepi bersama dengan dirinya, tapi anak perempuan itu memilih bermain dengan puluhan anak lain dan tidak memperdulikan panggilan Dodit.

sementara dari sisi orang dewasa mereka membuka bagasi mobil mereka masing-masing.
mereka seperti memasukkan sesuatu kedalam bagasi-bagasi mobil tapi tidak ada yg tahu apa itu, sementara Dodit semakin merasakan firasat yg tidak enak, bulukuduknya beberapa kali sempat merinding. seperti akan terjadi sesuatu yg buruk di tempat ini.
di sinilah keanehan lain mulai terjadi, dimulai dengan air ombak yg tiba-tiba semakin lama semakin surut, otomatis puluhan anak-anak mengikuti kemana ombak pergi termasuk Lintang bersama puluhan anak-anak yg lain, Dodit merasa kedua kakinya tiba-tiba serasa lumpuh.
karena percaya atau tidak percaya, dari kejauhan.. dari air laut yg terombang ambing Dodit seperti melihat kepala-kepala manusia yg keluar dari salam laut, menyerupai orang mengintip tapi hanya bagian atasnya saja, sementara puluhan anak-anak itu masih bermain satu sama lain.
badan Dodit gemetar hebat. ia merasa kalau anak-anak itu diincar oleh sesuatu. meski pun dia tidak mengenali puluhan anak-anak itu terkecuali Lintang, Dodit sebenarnya ingin mengingatkan mereka anehnya mulutnya tiba-tiba keluh, berat untuk berteriak kepada mereka.
dan seperti yg bisa di duga, hanya dalam sekali sapuan, puluhan anak-anak yg sebelumnya bersuka ria tiba-tiba saja terseret air ombak, mereka menjerit berteriak seadanya. dodi tentu saja panik tapi sekujur tubuhnya seperti orang lumpuh, dia melihat kearah orang dewasa.
mereka hanya berdiri sembari menonton pemandangan itu bahkan beberapa orang tertawa-tawa bergurau saat puluhan anak-anak lain terseret semakin jauh.

Dodit bisa melihat Lintang naik turun tenggelam kedalam air bersama dengan puluhan anak-anak yg lain.
badan mereka benar-benar seperti ditarik dari dalam laut, beberapa bahkan mencoba untuk berenang tapi semuanya sia-sia belaka, karena satu persatu lenyap begitu saja termasuk Lintang yg kemudian menghilang selepas dia tenggelam dan tidak pernah muncul lagi dipermukaan.
beberapa saat kemudian baru lah orang dewasa mendekat ketepian pantai, saat mereka melihat Dodit yg sedang berdiri melihat ombak, pasangan yg membawanya kemudian berujar.

"lah sek onok siji sing gak kenek, yo opo iki enak e.." (lah masih ada satu yg gak kena, gimana enaknya ini)
si perempuan kemudian mengatakan, "wes babah, jek cilik gurung ngerti opo-opo, mulehno ae gok wong tuo ne, basi rugi sing penting wes tuntas tugas e awak dewe" (sudah biarin aja, masih anak-anak gak ngerti apa-apa, pulangin saja ke orang tuanya walau pun rugi yg penting tugas-
-kita selesai)

begitulah, Dodit digandeng dan diajak kembali ke dalam mobil lagi.

saat itulah Dodit sempat melihat kearah bagasi mobil, disitu dia tidak percaya dengan apa yg dia lihat, bagasi mobil pasangan itu rupanya dipenuhi dengan kertas berwarna merah, alias uang-
yg sangat-sangat berlimpah sampai Dodit tidak tahu berapa total nominal itu, dan sepertinya semua orang dewasa juga punya masing-masing di dalam bagasi mereka sendiri-sendiri.
ketika Dodit nanti dewasa baru lah dia diberitahu bahwasanya apa yg dilakukan oleh pasangan-pasangan itu adalah tukar tumbal, anak-anak itu dibeli dari orang tua mereka untuk dijadikan calon tumbal pengganti, minimal satu pasangan satu anak, tapi lebih banyak anak yg dibawa,
gantinya akan semakin banyak pula.
jujur.. saat saya mendengar cerita ini dari beliau, saya antara bingung harus merespon seperti apa, saya ingat orang itu sempat mbrebes mili, seperti tidak tega kalau ingat kejadian itu lagi, tapi siapa yg menduga kalau dari cerita ini rupanya ada yg jauh lebih gila lagi.
lanjut apa kalian tidur dulu, karena semakin jauh ke cerita beliau akan semakin gelap, dan mungkin untuk kali pertama ini saya gak akan mengurangi atau membesar-besarkan cerita, alias semua langsung keluar dari mulut beliau.
ya wes yuk lanjut tipis-tipis, semoga saya gak ketiduran ya, saya masih manusia soalnya.
singkat cerita, hidup Dodit sejak anak-anak sudah sangat berat, dia lahir dari keluarga miskin dengan orang tua yg suka berkelahi setiap hari, hal ini membawa Dodit hidup di jalanan, berbagai pekerjaan dia lakukan asal besok bisa makan termasuk terlibat dalam jual obat-obatan.
sudah tidak terhitung berapa kali Dodit jadi incaran isilop, bahkan dia sampai harus berpindah-pindah tempat, dari satu teman ke teman lain, menariknya dodit ini adalah anak yg paling mujur dibandingkan teman-temannya yg lain yg semuanya nyaris tertangkap dan dijatuhi hukuman bui
jadi sejak kecil Dodit rupanya punya firasat yg sangat kuat, yg entah kenapa selalu berhasil membantunya lolos saat para isilop sudah berniat menangkapnya.

seperti, setiap kali Dodit mau beroperasi kalau dia merasa tidak nyaman maka dia akan mengurungkan niatnya.
semakin lama semakin peka, bahkan terkadang dalam bentuk bisikan, seolah ada sesuatu yg membisiki Dodit kalau dia mau masuk dalam perangkap.

nyaris berbulan-bulan Dodit bertahan hidup dari satu tempat ke tempat lain, sampai pada suatu ketika, hal itu terjadi.
jadi sudah selama seminggu lebih Dodit itu ditunjukin sebuah mimpi, dia melihat seorang kakek-kakek menggunakan sorban putih, kakek-kakek ini duduk di atas sebuah makam di bawah pohon yg sangat besar, sayangnya setiap Dodit bertanya kepada beliau, Dodit selalu terbangun.
semakin lama semakin jelas, bahkan Dodit mulai tahu dimana keberadaan makam itu padahal dia belum pernah kesana sekali pun.

setelah menjadi buron selama berbulan-bulan, dodit kemudian memberanikan diri untuk pulang, dia kemudian menemui salah satu temannya.
Dodit kemudian menjelaskan semuanya, mulai dari mimpinya, kakek-kakek yg duduk di atas makam sampai jalan menuju kesana, semua itu bisa dodit ceritakan padahal dia belum pernah menginjakkan kaki di tempat itu.

teman Dodit tentu saja terkejut, maka malam itu dodit diantar kesana.
seperti yg dia lihat dalam mimpi, tempat itu nyaris sama persis dengan apa yg dodit lihat tanpa ada satu pun yg berbeda, termasuk saat dia sampai di makam itu, kakek-kakek yg dodit lihat rupanya sedang duduk disamping makam, nampak sedang mengaji tepat di bawah pohon besar itu.
untungnya, kakek-kakek itu rupanya adalah seorang manusia biasa yg kebetulan juga tidak tahu menahu kalau dia akan bertemu dengan dodit karena si kakek itu juga mendapati mimpi yg sama, di mana dia melihat seorang anak muda yg sekujur tubuhnya sangat kotor. pemuda itu Dodit.
singkat cerita, kakek ini rupanya memang bukan orang sembarangan, beliau juga menjelaskan kalau Dodit adalah anak yg istimewa, seseorang yg Lelaku persis seperti dirinya berpuluh-puluh tahun silam, dan mungkin saja memang garis takdir yg membawa mereka bertemu alias berjodoh.
Dodit yg sejak awal kurang percaya dengan hal-hal seperti itu, suatu hari diajak si Kakek pergi ke suatu tempat.

sebuah rumah besar tapi sepi yg mana adalah rumah si kakek itu, di dalam sebuah ruangan, kakek itu menyuruh Dodit untuk tidur di dalam sana untuk satu malam saja.
Dodit yg pada dasarnya berwatak keras pun menyanggupi tantangan si kakek, dia pun menginap semalam di kamar ini yg mana kamar itu memang sejak awal terlihat janggal, seperti ada beberapa sesajen dengan benda-benda ganjil yg saling bertumpuk satu sama lain,
selain itu ada beberapa lukisan salah satunya yg paling terkenal lukisan nyi roro kidul dan seorang pria bersorban.

namun dari semua benda paling aneh, Dodit paling tertarik dengan kursi seperti mimbar dengan tangga ganjil dan sebuah payung keraton yg tertelungkup.
malam semakin larut dan Dodit mulai berbaring di atas karpet berwarna hijau. tapi baru beberapa menit setelah si kakek pergi berpamitan, tiba-tiba bulukuduk Dodit berdiri dengan sendirinya dan dia merasa sedang diawasi oleh sesuatu yg entah darimana datangnya.
Dodit yg pada dasarnya bukan orang yg penakut kemudian duduk dan melihat kesana kemari memastikan bahwa dia seorang diri di dalam kamar ini, saat itu lah ditengah kegelapan remang-remang Dodit menemukan sesuatu yg terasa ganjil, yaitu, lukisan nyai roro kidul yg Dodit lihat-
sedang menyeringai kearahnya.
tidak hanya itu saja, Dodit juga merasa aneh dengan lukisan pria bersorban yg mana, wajah pria itu seperti sedang melotot kearahnya padahal jelas-jelas tadi pria bersorban itu dalam posisi menatang kedepan dengan ekspresi yg datar.

tidak mau dipusingkan dengan hal itu,
Dodit kemudian memilih untuk tidur dan melupakan semua ini. ia kembali berbaring dan mengabaikan perasaan was-was yg saat ini sedang dia rasakan. sekujur tubuhnya sebenarnya masih merinding.
jika orang pikir dengan cara mengabaikan maka gangguan tidak akan datang rasa-rasanya salah besar, karena tak lama kemudian Dodit mencium bau melati yg sangat kuat yg membuat dirinya terbangun seketika karena diikuti suara menangis yg benar-benar lain, suaranya benar-benar aneh
suara menangis tapi tertahan di tenggorokan, menyerupai suara dari perpaduan wanita tua yg meringkih diikuti suara kuda, intinya saat itu pertama kalinya Dodit merasakan jika sekujur tubuhnya terasa sangat berat, seperti tempat ini ramai oleh sesuatu yg tidak bisa dia lihat.
berkali-kali juga Dodit memegang bagian tengkuknya yg luar biasa kencang, sementara aroma melati masih tercium kuat dengan suara- yg masih terdengar jelas di telinganya, saat itu lah baru dari sudut matanya Dodit menemukan objek seorang wanita beramput panjang membelakanginya
Dodit menoleh melihat objek solid yg mana benar-benar seperti seorang wanita, namun baru Dodit lihat objek solid itu tiba-tiba objek itu jatuh dengan kepala menghantam lantai lalu melayang bersembunyi dibelakang mimbar kayu sambil meninggalkan suara cekikikan yg luar biasa keras
itu lah kali pertama Dodit merasakan takut, sekarang dia bingung menjelaskan apa yg baru saja dia lihat. bagaimana tubuh manusia bisa jatuh lalu menjadi seperti kain putih dengan kepala masih utuh dan melayang di atas lantai kemudian bersembunyi dibelakang mimbar kayu,
ditambah suara cekikikan itu yg seperti sedang menertawakannya, membuat badan Dodit benar-benar merinding, ia pun segera berlari menuju ke pintu, niat hatinya pergi dan keluar dari ruangan itu tapi sayang seribu sayang pintu dalam kondisi di kunci dari luar..
Diiringi suara tertawa cekikikan Dodit menggedor-gedor pintu sambil sesekali memanggil kakek yg membawanya ke tempat ini, tapi sial betul tidak ada satu pun orang yg mau membukakannya, dodit terus menerus menggedor sampai terdengar suara berat yg menghentaknya..
suara berat itu benar-benar mengejutkan Dodit dan membuatnya seketika menoleh, saat itu lah, di kursi mimbar kayu disamping payung keraton yg tertelungkup duduk sosok hitam besar dengan bentuk wajah seperti binatang, yg jelas saat melihat wajahnya sekujur tubuhnya lemas dan jatuh
begitulah akhir malam itu, karena pagi harinya dia dibangunkan oleh si kakek yg menepuk pipinya..

Dodit yg membuka mata seketika meracau sambil menunjuk-nunjuk mimbar, "genderuwo-genderuwo!!" katanya tapi si kakek tak menanggapi kata-kata Dodit, si kakek hanya bertanya santai,
"sopo ae sing ngetok?" (siapa saja yg menampakkan wujudnya?)
Dodit tidak bisa menjawab, dia sudah keburu jatuh pingsan saat melihat bentuk binatang hitam yg mengerikan itu.. tak lama si kakek kemudian melihat kearah mimbar, di sana.. payung keraton yg sebelumnya tertelungkup kini mengembang lebar, payung tiga tingkat itu terbuka..
si kakek lalu berujar kepada Dodit kalau ternyata mereka memang berjodoh, Dodit benar-benar mengingatkan dirinya dengan dia saat masih muda, karena payung keraton yg terpasang disamping mimbar terbuka sampai tiga tingkat.. itu artinya Dodit sama istimewanya dengan dia..
untuk sekedar pengetahuan, payung keraton satu tingkat diperuntukkan untuk prajurit, dua tingkat untuk panglima perang, dan tingkat ketiga untuk para Rojo (Raja) dan Dodit ada di tingkat ketiga, jika dia mau dibimbing Dodit bisa menjadi orang yg berguna bagi orang lain..
besok lepas maghrib saya lanjutkan ya, sudah mulai lier-lier ini,..
waktu itu. Dodit sebenarnya masih mengelak, dia kira hal-hal mistis, tidak diperuntukkan bagi dirinya, namun si kakek yg kemudian memperkenalkan dirinya dengan nama mbah Purwo masih berusaha membujuk Dodit, ia bilang, kalau tidak semua orang terlahir seperti mereka..
Dodit pun pada akhirnya menyerah dengan bujukan mbah Purwo, ia pun mau belajar dan menuntut ilmu kepada beliau, hal pertama yg mbah Purwo lakukan adalah mengajak Dodit pergi ke sebuah segara (Laut) , saat itu Dodit tidak tahu alasan kenapa mbah Purwo mengajaknya kesana..
pukul tengah malam, setelah mereka semacam wisngsit atau bersemedi alam, Dodit di ajak masuk ke salah satu gua, di sana lah rupanya Dodit di uji sekali lagi, mbah Purwo bertanya kepada Dodit apa yg dia lihat di dalam air laut yg ada di bawah kaki mereka..
dengan setengah tidak percaya, Dodit mengaku kalau di bawah sana banyak sekali cahaya yg menyala-nyala, di situ mbah Purwo kemudian memberitahu, gak banyak yg bisa pada titik melihat cahaya itu yg rupanya berisikan benda-benda spiritual, di situ mbah Purwo semakin yakin,
ia mau mengangkat Dodit menjadi muridnya.. hal kedua yg dia minta kepada Dodit adalah puasa mutih selama 40 hari, satu hal yg nanti akan sangat merubah kehidupan Dodit kedepannya..
puasa mutih sebenarnya bukan hal baru apalagi bagi orang jawa, cuma bedanya puasa yg di jalani Dodit ini sedikit lain, seperti dia tidak boleh tidur di bawah pukul 12 malam, selain itu ia banyak mengamalkan satu kebaikan ke kebaikan lain, mbah Purwo sendiri mengaku kalau beliau-
mengajarkan ilmu putih, karena dalam ajaran kejawen ilmu putih juga lahir dari ilmu yg hitam, yg berarti asam manis kehidupan sudah pernah beliau lahap.

bedanya Dodit langsung di bawa masuk ke ilmu putih ini, mbah Purwo mengaku takut, karena Dodit sendiri masih belum bijaksana,
singkat cerita, mbah Purwo sudah berpesan kalau mendekati hari-hari terakhir puasa mutihnya, akan semakin sulit dan sukar di jalani, akan banyak yg datang meminta kepada Dodit, cuma Dodit saat itu belum mengerti sepenuhnya maksud kata mbah Purwo..
pada malam kedua puluhan, saat itu Dodit sedang duduk bersila di dalam kamar, beberapa kali ia melirik kearah jam di dinding, ia harus tahan, ia tidak boleh tidur jika waktu belum melewati pukul 12 malam, dan anehnya saat itu tiba-tiba Dodit merasakan tubuhnya tiba-tiba merinding
ia sudah diperingatkan kalau mendekati hari-hari terakhir, para Dayoh akan datang, mereka ini akan menawarkan banyak hal kepada Dodit tapi tentu dengan satu imbalan yg berbeda-beda disitulah letak apakah Dodit akan bisa menuntaskan puasa mutih 40 harinya..
jadi malam itu, Dodit mendengar suara lirih perempuan seperti tertawa mengikik, suaranya lirih dan terasa jauh namun Dodit sebenarnya bisa merasakan kalau dayoh ini sebenarnya berada tidak jauh dari dirinya, masalahnya Dodit tidak bisa melihatnya, ia hanya baru bisa merasakannya.
jarum jam sudah menunjuk angka 11.55, tinggal 5 menit lagi, jadi meski pun badan terasa dingin dan bulukuduk terus berdiri Dodit mencoba untuk tetap kuat, ia terus menghitung jarum jam yg terus bergerak, tinggal sebentar lagi, tinggal sebentar lagi, katanya di dalam hati..
tepat saat jarum jam akhirnya melewati angka 12, Dodit mengamalkan pesan dari mbah Purwo, Dodit membasuh wajahnya dengan tangan kosong, sembari tetap bersila Dodit kemudian menatap cermin yg ada di kamar, sontak dia tersentak saat menyadari kalau sejak tadi,
badan Dodi sedang di peluk oleh sosok wanita yg memiliki lidah yg sangat panjang dengan tangan kurus kering yg melingkar di lehernya. iya. ini adalah kali pertama Dodit melihat Dayoh yg dimaksud oleh mbah Purwo. sosok itu menyeringai sembari masih menjulurkan lidahnya yg panjang.
tapi mbah Purwo sudah memberi wejengan kepada Dodit untuk tidak pernah takut, karena kalau Dodit takut, puasa mutih 40 harinya akan menjadi sia-sia karena Dodit tidak ada bedanya dengan orang-orang lain yg ada disekitarnya. jadi sembari menunjukkan wajah yg pucat, Dodit bertanya.
"jenengan sinten?" (namanya siapa?)

tapi sosok itu tidak menjawab pertanyaan Dodit, dia cuma bilang kepada Dodit dalam bahasa jawa yg halus sekali seperti orang tua kepada anak, "le, barno aku melu kowe, tak bikin kowe dadi cah sing bagus, sing isok marai wong wedok kesengsem-
-derajatmu bakal duwur, gak onok sing ngerendahno kowe" (nak, biarkan aku ikut kamu, ku bikin kamu jadi anak yg tampan, yg bisa membuat semua wanita jatuh hati, derajatmu akan tinggi, tidak ada yg merendahkan lagi)

saat itu Dodit bingung, ia tidak percaya dengan perkataan sosok-
itu.

dengan wajah penasaran Dodit kemudian bertanya, "opo sing kudu tak kek'i kanggo jenengan?" (apa yg harus saya berikan kepada anda?)

sosok itu seperti sadar kalau Dodit rupanya sudah diberikan wejengan oleh orang sehingga makhluk itu menyeringai semakin lebar,
dengan suara yg masih terdengar halus, lembut namun begitu dingin, sosok itu menjawab pertanyaan Dodit.

"kabeh anak-mu sing lahir ganjil, siji, telu, limo, pitu" (semua anak ganjil-mu, satu, tiga, lima dan tujuh) sosok itu kemudian tertawa dengan suara melengking.
sejak saat itu, setiap malam sosok-sosok dayoh yg berbeda-beda selalu datang menemui Dodit, semua dayoh itu memiliki tujuan yg sama yaitu ingin ikut Dodit sampai mati tapi setiap ditanya soal asma (nama) mereka tidak akan mengatakannya, tetapi penawaran mereka juga berbeda-beda.
ada kakek-kakek yg jenggotnya menyentuh tanah, dia meminta anak perempuan yg lahir sebagai anak sulung, ada wanita tua bungkuk yg meminta dimandikan air kembang setiap malam satu suro, ada yg berwujud binatang namun berwajah anak kecil yg meminta setengah usia bakal calon isteri.
namun yg paling tidak bisa dilupakan oleh Dodit adalah wungkul ireng, sosok yg tinggi besar, bermata merah dengan taring di bibirnya yg mencuat keluar, dia meminta nyawa manusia, sepuluh tahun sekali tapi dia berjanji bisa membuat Dodit menjadi petinggi di negara ini.
Dodit sempat nyaris tergiur, namun pada akhirnya dia menolak permintaan sosok itu yg memang tidak pernah datang dua kali.

sayangnya, semakin mendekati hari ke 40, semakin sulit godaan yg datang silih berganti, Dodit semakin takut, karena perkara yg dia jalani terasa sukar.
dan pada malam ke 37, Dodit menemui mbah Purwo menolak untuk melanjutkan puasa yg dia alami, alasannya, saat itu Dodit bertemu dengan tukang becak, si tukang becak menawari Dodit tumpangan setengah memaksa, beliau mungkin mengharap Dodit menjadi pelanggan pertamanya hari itu,
tapi saat itu, Dodit sedang tidak mau karena dia sendiri sedang tidak memiliki uang, namun si tukang becak terus menawari nyaris semakin memaksa, bahkan si tukang becak sempat mengumpat dibelakang Dodit, dengan wajah merah padam, Dodit berkata di depan si tukang becak,
"Mati o kono loh" (mati aja sana kamu)

benar saja, belum lima menit Dodit mengatakan itu, si tukang becak yg berniat menyebrangi satu jalan yg besar tiba-tiba di hantam oleh Truk pasir dimana kepala si tukang becak kemudian digilas sampai menjadi seperti bubur.
sejak saat itu, setiap kali Dodit duduk bersila di kamar menunggu jarum jam melewati pukul 12, dipangkuannya, ia didatangi potongan kepala tukang becak itu yg terus menertawainya, membuat Dodit gemetaran setiap melihat wajahnya. Dodit merasa bersalah, mbah Purwo hanya mengangguk
dan ia mempersilahkan Dodit menggugurkannya. karena memang berharap Dodit mengikuti jejaknya adalah harapan yg sia-sia karena tidak semua orang bisa melakukannya, selain itu Dodit juga ingin menjadi orang biasa dan menjauhi hal-hal seperti itu.
sejak mengikuti mbah Purwo, Dodit mulai menjauh dari dunia hitam yg pernah merenggutnya, ia mulai mencari pekerjaan halal sembari menata hidupnya untuk berkeluarga. ia mungkin tidak perlu mengikuti jejak mbah Purwo untuk menekuni dunia spiritual dan tetap menjadi orang biasa.
suatu hari, dodit dikenalkan dengan seorang wanita dari kota M oleh kawan baiknya, saat akan bertamu ke rumahnya mbah Purwo sempat memberi nasihat, "bertamu gak musti ngombe ambek mangan, ditolak gak popo asal gak ngelarani"
Dodit yg bingung dengan pesan gurunya akhirnya tak menghiraukannya.

ia bertamu, saling bercanda, sampai pada titik orang tua dari wanita kenalan kawan Dodit menyajikan minuman dan makanan ringan, saat itu, Dodit mencium bau tidak enak yg entah darimana datangnya.
semakin lama semakin tidak enak baunya bahkan mulai menjurus ke aroma yg busuk. si wanita menyuruh Dodit meminum minuman yg ada di depannya tapi Dodit selalu menolak dengan halus, bahkan untuk mencicipi jajanan pasar pun Dodit juga enggan. entah kenapa dia merasa aneh saja.
sampai di titik, orang tua dari si wanita rupanya mengawasi mereka, ia kemudian keluar dan meminta dodit meminum minumannya, katanya gak sopan kalau tidak mau mencicipi sajian dari tuan rumah, saat itu Dodit dibuat bimbang dan merasa tidak enak dengan tuan rumah,
hingga pada akhirnya Dodit akhirnya mau dan meneguk minuman yg ada dihadapannya, di sana lah rupanya aroma busuk itu tercium sehingga Dodit hanya mencicipi satu tegukan saja, dan nampaknya baik si wanita dan orang tuanya menerima perlakuan Dodit tanpa protes lagi.
tapi disitulah letak kesalahannya. kesalahan yg membawa Dodit dalam masalah yg semakin rumit.

singkatnya, setelah hari bertamu itu, Dodit dan si wanita kemudian menjalin hubungan, ia begitu disenangi oleh orang tua si wanita, karena suatu alasan yg tidak diketahui.
mungkin karena Dodit tidak pernah perhitungan, berapa pun uang yg diminta oleh orang tua si wanita, Dodit pasti menyanggupi, permintaan apa pun juga pasti Dodit akan lakukan, di sini, Dodit sendiri pun merasa tidak ada masalah dengan hubungannya, namun satu kawannya merasa curiga
dia memberitahu bahwa apa yg Dodit lakukan itu berlebihan apalagi dengan hubungan yg masih berpacaran, namun Dodit selalu sensitif setiap kali membahas hal itu, lambat laun Dodit mulai dijauhi karena banyak orang yg merasa tidak nyaman berada di dekatnya, selain itu-
keuangan, pekerjaan hingga kehidupannya mulai bertambah semakin buruk, entah kenapa seperti semua nya berubah menjadi runyam. tidak ada satu pun urusan yg beres, di sini Dodit juga menyadari hubungan dengan keluarga, teman dan siapa pun juga kian berjarak, ia tahu ada yg aneh.
Dodit kemudian menemui mbah Purwo untuk menceritakan apa yg dia alami, aneh, saat pertama menjejakkan kaki di rumah mbah Purwo, sikap mbah Purwo juga nampak aneh, dia sering melihat belakang punggung Dodit, garis wajahnya seperti orang yg terganggu.
namun mbah Purwo dengan sabar mendengarkan setiap keluh kesah Dodit yg merujuk kalau semuanya bermula saat dia dan wanita yg sekarang menjadi pacarnya memutuskan menjalin hubungan asmara, bahkan mereka sudah mulai membicarakan jenjang pernikahan.
mbah Purwo kemudian bertanya, apakah Dodit pernah diajak bertemu sama wanita tua di suatu tempat di pedalaman. Dodit nampak bingung, ia mencoba berpikir namun tak kunjung menemukan jawaban, di situ mbah Purwo memegang tangan Dodit dan mendadak dia ingat akan sesuatu.
jadi ceritanya pada suatu malam, Dodit pernah diajak oleh rombongan keluarga si wanita, Dodit diajak ke sebuah kaki gunung melewati jalan yg di kiri kanan jalan hanya ditemui pohon di dalam hutan ke sebuah rumah kayu yg anehnya hanya ada satu rumah saja yg ada di tempat itu.
rumah itu terbuat dari bahan kayu dan gedek (anyaman bambu), di dalam rumah itu ada seorang wanita tua yg tinggal sendirian, wanita tua ini nampak ganjil dimana badannya sangat kurus, bahkan Dodit bisa melihat tulangnya yg dibalut kulit tipis, si wanita ini tidak banyak bicara.
ia hanya memberi Dodit kopi dan Dodit harus menghabiskannya, setelah itu tidak ada yg terjadi karena mereka kemudian pulang begitu saja. anehnya Dodit tidak begitu ingat kejadian ini jika mbah Purwo tidak menyentuh tangannya.
mbah Purwo hanya tersenyum saat mendengarnya, beliau kemudian mengambil sebuah air dari dalam gentong lalu meminumkannya di mulut Dodit, sembari tertawa mbah Purwo kemudian berkata, "kowe iki!! gak tau ngerungokno aku" (kamu ini, gak pernah dengerin aku) ucapnya setengah bercanda
mbah Purwo kemudian bergurau, ia bertanya kepada Dodit, "koen kepingin eroh opo sing kedaden karo koen?" (kamu pengan tau apa yg terjadi sama kamu?)

Dodit yg dalam kondisi penasaran tentu saja ingin tau, ia mengangguk lalu mbah Purwo berdiri dan mengajak Dodit keluar dari rumah
saat pintu rumah mbah Purwo di buka, saat itu lah Dodit berjingkat karena terkejut, karena dibalik pintu kayu rumah mbah Purwo tepat dihadapan mereka.. ada seseorang sedang melotot sembari berjongkok di depan Dodit dan mbah Purwo, orang itu tak lain adalah si wanita tua kurus itu
Dodit tentu saja kaget sekaligus merinding, karena si wanita tua itu tak bergerak sedikit pun, dia hanya berjongkok sambil melotot kosong menghadap kearah pintu.
mbah Purwo kemudian berkata, kalau wanita ini lah yg selama ini ngelintrik Dodit menggunakan media kartu dari kopi yg Dodit minum.
mbah Purwo kemudian mengatakan kepada Dodit untuk pulang karena mulai dari sini dia yg akan mengurusnya dan lebih baik mulai sekarang dia berpikir ulang apakah mau melanjutkan hubungannya dengan wanita yg sekarang dia pacari atau tidak, mbah Purwo tidak mau terlalu jauh ikut.
singkat cerita, Dodit mulai jaga jarak dengan si wanita dan orang tuanya, Dodit juga memutuskan untuk tidak lagi bersama dengan si wanita karena alasan lintrik itu, dan disitulah saat malam, ketika Dodit tidur di atas ranjang, tiba-tiba dari bawah ranjangnya Dodit mendengar suara
suara nya terdengar seperti suara tulang yg berkeretek, Dodit yg terbangun lantas menengok ke bawah ranjang, ia takut kalau ada sesuatu seperti binatang atau semacamnya, anehnya tidak ada apa pun di bawah ranjang kecuali benda-benda usang yg lama tidak diurus.
saat Dodit kembali keatas untuk melanjutkan tidurnya, Dodit tercekat karena di atas kasurnya sudah duduk wanita tua yg melotot sambil menyeringai kearahnya. Dodit seketika menjerit sekeras-kerasnya, dan kejadian itu tidak pernah bisa Dodit lupakan bahkan sampai saat ini.
mbah Purwo kemudian berkata kalau beliau akan membereskan wanita tua itu, jadi dia akan datang ke rumah si wanita tua itu bersama Dodit.

saat mengetuk pintunya, mbah Purwo merasakan kalau wanita tua itu ada di dalam sedang melakukan sesuatu, Dodit yg semakin takut akan-
terjadi hal-hal diluar nalar kepadanya memaksa mbah Purwo untuk mendobrak pintu, tapi mbah Purwo berkata sebagai orang bertamu menjunjung adab itu hukumnya wajib, jadi dia memilih untuk menunggu.

tak lama berselang si wanita tua akhirnya keluar dan menemui mereka.
terjadi pembicaraan dimana mbah Purwo meminta dengan sopan untuk tidak melanjutkan kegiatan usilnya yg berhubungan dengan Dodit, anehnya si wanita tua tertawa, dia tidak bisa bicara kecuali tertawa, sementara suara tertawanya terdengar mirip seperti suara tertawanya kuntilanak.
singkat cerita, mbah Purwo yg selalu meminta dengan nada ramah dan sopan terus menerus tak dihiraukan, di situlah pertama kalinya Dodit melihat mbah Purwo marah, dengan wajah yg merah padam, mbah Purwo melayangkan ancaman yg baru ini Dodit dengar keluar dari mulut beliau.
"koen nek sampe jek wani demok muridku, tak jamin ndasmu muter, balongmu tak obong, getihmu tak susup, koen bakal nemoni dunyo mu sing gak sepiro iki nang nduwur tanganku!!! rungokno wong edan!!" (anda kalau sampai masih berani menganggu muridku, ku jamin kepalamu berputar,
tulangmu ku bakar, darahmu akan ku sesap, kamu akan melihat dunia mu yg tidak seberapa itu selesai di atas tanganku!! dengarkan orang sinting!!)

wanita tua itu juga untuk pertama kalinya akhirnya tidak lagi tertawa, ia kemudian pergi ke dalam rumah dan kembali sembari menawarkan
air putih. dengan ramah mbah Purwo kemudian berkata kepada Dodit, mulai hari ini, wanita tua ini tidak akan lagi berani menyentuh Dodit, dan semenjak itu urusan dengan wanita yg Dodit pacari berakhir semuanya.
untuk waktu yg lama, Dodit akhirnya sudah menikah, ia juga semakin jauh dengan kehidupan mistis bahkan ia juga sudah jarang berkunjung ke rumah mbah Purwo. namun suatu ketika, dodit harus kembali menemui beliau karena suatu urusan yg mana belum pernah Dodit alami sebelumnya.
ibu kawan dodit yg sudah dia anggap ibunya sendiri mendadak meninggal dengan cara paling ganjil, yaitu beliau mati dengan badan terpisah-pisah setelah di hantam sebuah kereta yg melintas, seluruh anggota tubuhnya yg tercerai berai berwarna hitam seperti daging yg di bakar.
masalahnya, sebelum beliau meninggal kawan Dodit sempat menyinggung soal santet.
jadi ceritanya begini, Dodit ini punya kawan baik, sebut saja namanya Rafli.

Rafli ini punya kakak perempuan, Indah namanya. Dodit sudah menganggap indah ini seperti kakaknya sendiri, jadi sebegitu sayangnya Dodit sama Rafli dan semua keluarganya. singkat cerita ada gesekan.
yg mana konon keluarganya mendapat semacam santet yg di mulai dari bapaknya Rafli, setiap hari dari dalam mulutnya beliau memuntahkan darah dan binatang yg biasa ada di tanah, cacing, kelabang sampai kalajengking pernah keluar dari tenggorokannya.
karena masalah itu, keluarga Rafli meminta bantuan seorang pemuka agama yg kemudian datang untuk memeriksa, setelah pemuka agama itu melihat-lihat sekeliling rumah Rafli wajah pemuka agama itu terlihat sangat pucat, beliau kemudian mengajak bapak Rafli untuk berbicara empat mata.
Rafli yg penasaran kemudian ikut menguping, di sana si pemuka agama mengatakannya.

"sing ngirim iki wong idek, kowe nek kepingin eroh aku isok duduhno wong e, tapi koen isok sakit ati nek kerungu sopo iki sing ngirim" (yg mengirim ini orang dekat, kamu kalau ingin tau saya bisa-
-ngasih tau siapa orangnya, tapi kamu pasti sakit hati kalau mendengar siapa yg mengirim)

Rafli menahan nafas, dia sangat terkejut dengan kata-kata si pemuka agama itu. siapa orang dekat yg tega melakukan ini kepada keluarganya.
bapak Rafli saat itu terlihat bingung, sebelum dia mau mendengar nama dari pengirim itu, beliau bertanya terlebih dahulu alasan kenapa mereka mengirimi keluarganya hal-hal seperti ini, dengan muka lesu si pemuka agama langsung menjawab.

"daganganmu gok pasar laris too, -
mergo laris iku singg nggarai wong iri iku moto ne ketutup setan!!" (daganganmu di pasar laris kan? karena laris itu yg membuat orang jadi iri dan ditutupi oleh nafsu setan)

Rafli masih menguping, dia penasaran sama siapa pelaku dari santet ke keluarganya ini.
"sing ngirim iku.." kata pemuka agama itu sembari menahan nafas, "adik e bojomu dewe" (yg mengirim itu.. adik nya isterimu)

Rafli tentu saja kaget setengah mati, tante nya yg selalu menyapa dia saat pergi bekerja adalah pelaku dari santet yg menyerang keluarganya.
singkat cerita bapak Rafli tidak memilih untuk membalas perlakuan adik isterinya, ia juga memilih menyembunyikan siapa pelaku dari santet yg dikirim itu.

maka dengan mengikuti nasihat dari pemuka agama itu mungkin keluarga Rafli bisa menghindari konflik yg lebih pedih.
hanya saja, semakin lama semakin parah, bahkan ibu Rafli sampai tidak bisa bangkit dari ranjangnya, kaki nya dibuat lumpuh, Rafli masih bimbang bagaimana adiknya ibuk bisa setega ini menyerang ibuk, yg adalah kakak kandungnya sendiri.
bahkan pernah di suatu malam, pemuka agama itu datang di tengah badai, sambil menutupi kepalanya dengan kain sorban, dia datang untuk memberitahu bapaknya Rafli, "mene anakmu sing wedok nek metu omah kudu gawe sikil tengen sek yo, trus ojok mlaku ngalor, ngidul sek yo"
(besok anakmu yg perempuan kalau keluar dari rumah ingat harus menggunakan kaki kanan dulu ya, lalu jangan jalan kearah utara dulu, selatan dulu ya)

Rafli yg mendengar itu dari ruang tamu nampak bingung, kenapa pemuka agama itu mengatakan hal yg janggal seperti itu.
bapak Rafli kemudian melarang Indah kakak Rafli untuk keluar dari rumah dulu pun kalau seandainya dia harus keluar, baik bapak Rafli sampai ibunya tidak berhenti mengingatkan soal pantangan itu. Rafli sendiri sebenarnya sudah kesal, kalau dia bisa membalas pasti akan dia balas.
singkat cerita, suatu hari saat masa masih genting itu, Indah keluar karena harus membeli salah satu bumbu, Rafli sendiri waktu itu sedang tidak ada di rumah, sementara bapak juga sedang bekerja, hanya ibuk yg berkali-kali teriak mengingatkan dari dalam kamar karena wanita itu-
masih belum bisa berdiri apalagi berjalan.

Indah sendiri hanya menjawab iya dengan setengah malas karena capek dengan nasihat itu, untungnya Indah keluar dari rumah dengan kaki kanan terlebih dahulu hanya saja dia langsung berjalan menuju ke utara tempat pedagang sayur berada.
naas, entah bagaimana itu bisa terjadi karena kejadiannya sendiri berjalan dengan sangat cepat, di tengah jalan raya Indah tiba-tiba merasakan kedua kakinya mendadak mati rasa sebelum dia jatuh tersungkur dengan kepala menghantam aspal, masalahnya bukan di aspal itu,
tapi dari arah utara melaju Truk yg sedang melaju kencang, posisinya jeda waktu saat Indah jatuh tersungkur dengan Truk yg sedang melaju itu hanya sepersekian menit, kepala Indah seketika digilas hingga tidak berbentuk lagi.
Rafli hanya bisa diam melihat jasad kakaknya terbaring dengan kepala disumpal kain berwarna putih yg berlumurkan darah. berengseknya, tante Rafli, orang yg konon dituding sebagai pelaku dari santet kiriman itu datang ke rumahnya untuk melayat, wajah wanita itu nampak berduka.
di dalam rumah, bapak Rafli sebenarnya nyaris mengambil golok yg biasa dia simpan di dalam dapur, namun anggota keluarga yg lain segera menghentikannya, ajaib saat pemakaman itu sedang berlangsung ibuk nya Rafli tiba-tiba bisa sembuh dengan sendirinya,
beliau bisa berdiri untuk mengantarkan jenazah puterinya ke liang lahat.

meski begitu, ibu Rafli selalu menasihati semuanya untuk sabar dan tidak gelap mata, musibah yg menimpa keluarganya ini mungkin sudah menjadi suratan takdir mereka.
setelah 5 bulan kejadian naas itu, lagi-lagi pantangan itu terdengar lagi, hanya saja kali ini harus ditanggung oleh ibu Rafli.

di suatu siang yg terik, Rafli mendapati kabar kalau ibu nya meninggal karena di hantam kereta dengan tubuh tercerai berai.
hanya saja ada kejanggalan, yg mana daging-dari wanita itu berwarna kehitaman seperti dibakar oleh api.

Rafli merasa sangat kehilangan, bapak juga sama, lantas keributan antara bapak dan adik dari ibunya tidak pernah bisa dibuktikan, karena bagaimana pun santet itu ghaib.
Dodit yg mendengar kabar itu dari mulut kawan baiknya Rafli sontak merah padam, dia pun pergi ke rumah mbah Purwo untuk pertama kalinya setelah berbulan-bulan tidak pernah kesana.

ia menceritakan semua tragedi itu, dan betapa dia dendam kesumat dengan apa yg terjadi.
selain itu dodit meminta mbah Purwo untuk melihat apakah benar yg mengirim itu adik dari ibunya Rafli, sayang seribu sayang, mbah Purwo membenarkan kalau pelaku itu memang adik dari almarhumah ibunya Rafli.
dia mengirim semacam sosok hitam besar yg selama ini berjaga di jalan sebelah utara rumah Rafli, jebakan itu memang sejak awal dipasang di sana, karena bagaimana pun, kebencian, iri dengki yg di miliki wanita itu sangatlah besar sehingga nyawa menjadi pertaruhannya.
Dodit kemudian bersumpah, dia ingin membalas orang yg sudah biadab membuat keluarga Rafli menjadi korban, bahkan ia rela jika harus melakukan aksi nyawa di balas nyawa, karena Dodit tidak pernah ikhlas orang yg sudah dianggap keluarganya diperlakukan seperti itu.
sayangnya mbah Purwo menolak permintaan Dodit, bagaimana pun santet bukan perkara yg sepele, apalagi jika menyangkut nyawa manusia, untuk seorang Dodit sendiri dianggap tidak setara untuk nyawanya yg minta di tukar dengan orang yg sama sekali tidak ada hubungannya dengan dirinya.
sejauh apa pun Dodit mencoba membujuk mbah Purwo agar membalas perlakukan santet itu, mbah Purwo tetap menolak, hatinya tidak akan bergeming sekali pun Dodit bersimpuh dihadapannya karena sekali lagi, santet dibalas dengan santet tidak akan pernah ada habisnya.
pada titik putus asa, ketika akan pulang, Dodit kemudian bertemu dengan putera semata wayang mbah Purwo yg baru saja pulang dari tempat yg jauh, Dodit sebenarnya sudah mengenal putera mbah Purwo jauh-jauh hari namun karena jarang bertemu, jadi Dodit agak terkejut bisa melihatnya-
lagi.

mas Nanang begitu orang biasa memanggilnya, usianya masih muda, mungkin lebih tua beberapa tahun dari Dodit, saat itu Nanang berniat istirahat di rumah setelah perjalanan jauh namun melihat Dodit yg nampak lesu dia pun bertanya ada berita buruk apa yg membuat Dodit sedih.
Dodit kemudian menceritakan semuanya. satu persatu, mulai dari Indah kakak Rafli sampai nasib ibunya, Nanang yg pada dasarnya nyaris seperti pinang dibelah dua sama mbah Purwo sontak langsung berdiri, dia mengajak Dodit masuk ke gubuknya. Dodit di minta menulis nama orang itu.
Dodit tidak tahu kenapa Nanang meminta hal itu tapi Dodit kemudian melakukan seperti apa yg dia perintahkan, setelah dia menulis nama dari wanita yg dituding sebagai pengirim santet itu, Nanang kemudian membakarnya dari api di atas batok kelapa yg sudah menghitam.
Nanang kemudian memberi serabut kelapa yg diguyur menggunakan minyak wangi dan memberikannya kepada Dodit, "gowoen, kek no kancamu nek ancen dekne kepingin nuntut bales, aku sing jamin duso ne" (bawa, berikan ke temanmu kalau memang dia ingin menuntut balas, aku yg menjamin dosa)
Dodit melakukannya, dia membawa serabut kelapa yg ditekuk kecil dan memberikannya kepada Rafli, Rafli awalnya bingung benda apa yg ada di tangan Dodit, Dodit kemudian menyuruh Rafli menelannya kalau memang ingin memberi pelajaran sama adik dari ibunya.
Rafli yg masih menaruh dendam dalam hatinya, sontak melakukan apa yg Dodit perintahkan setelah itu Dodit menemui Nanang untuk menyampaikan kabar itu.

Nanang kemudian mengatakan kepada Dodit untuk pulang saja, biarkan waktu yg bekerja. dia hanya perlu melihat apa yg akan terjadi,
tiga hari setelah kejadian itu, Dodit di panggil oleh Rafli, dia memberi kabar kalau anak sulung tantenya tiba-tiba mati tanpa sebab yg jelas, konon dia muntah darah terus menerus , sudah di bawa ke dokter tidak mempan, sampai akhirnya gadis itu meninggal dengan kulit kemerahan.
tapi itu masih awal, berikutnya setiap satu minggu sekali akan ada keluarga dari tentenya Rafli yg mati dengan cara yg berbeda-beda, dimulai dari anak keduanya, kemudian ketiga, sampai suaminya.
bahkan tante Rafli dibuat menjadi hancur sehancur-hancurnya, saat semua penghuni di rumahnya ke liang kubur satu persatu, hanya dia seorang diri yg lumpuh dan mendapati badannya terasa panas, seperti di bakar oleh api yg tidak terlihat.
ujung kukunya penuh dengan darah, darah dari bekas menggaruk kulit badannya, rambutnya jg rontok terus menerus dan dia tidak pernah meninggalkan rumah karena konon setiap dia mau keluar, di depan rumahnya sudah berdiri banyak sekali sosok kiriman yg mengerikan yg menjaga rumahnya
baik Rafli dan Dodit tidak menduga sebelumnya kalau apa yg dilakukan oleh Nanang rupanya bisa sampai seperti ini.

pada akhirnya tente Rafli akhirnya tidak pernah lagi bisa sembuh, dan Rafli sendiri setelah melihat apa yg terjadi tidak menemukan kepuasan yg dia cari.
rupanya ini maksud dari perkataan mbah Purwo, saling kirim santet memang bukan jawaban apalagi jika di dasari dengan dendam, di tahap itu Dodit menyadari jika pengalamannya melihat dunia jauh berbeda dengan bagaimana mbah Purwo melihat dunia ini.
yg menang jadi arang sementara yg kalah menjadi abu. begitu lah kalau melihat kondisi keluarga Rafli sekarang.

sejak saat itu Dodit tidak pernah mau mendengar apa pun yg berhubungan dengan santet.
tapi rupanya dunia memang dipenuhi dengan misteri, suatu hari saat Dodit datang berkunjung ke rumah mbah Purwo, dia bertemu dengan Nanang yg mengatakan kalau lebih baik Dodit pulang karena untuk waktu yg lama, mungkin Dodit tidak akan melihat mbah Purwo dulu, alasannya..
Nanang enggan mengatakannya.

tapi pada dasarnya Dodit memang keras kepala, besok dan besoknya lagi dia datang, sampai Nanang akhirnya lelah dan mau mengalah, dia akan menunjukkan Riski di mana mbah Purwo bapaknya itu sekarang berada, tapi Nanang meminta Dodit berjanji.
apa pun yg dia lihat, Dodit hanya perlu diam saja dan tidak usah bicara.

Dodit mengangguk dan mau menyetujui persyaratan itu, maka Nanang mengajak Dodit ke gubuk yg jauh di belakang di dekat kebon kelapa. di sana ada kandang kambing dan sapi milik mbah Purwo.
sejak menginjak tempat itu, Dodit tiba-tiba menutup hidung, dia mencium bau yg sangat busuk, lebih busuk dari bangkai tikus atau taik sapi, sangking busuknya bau itu Dodit harus bernafas menggunakan mulut, sampai-sampai beberapa kali Dodit rasanya ingin muntah.
anehnya Nanang sama sekali tidak melakukan seperti apa yg dilakukan oleh dodit, mungkin sudah terbiasa, singkat cerita mereka berhenti di depan sebuah pintu gubuk dan dari dalam sana lah bau yg jauh lebih busuk itu berasal. Dodit bingung apa yg sebenarnya ada di dalam sana.
saat pintu di buka, Nanang menyuruh Dodit masuk lebih dulu tentu dengan bau yg semakin membuat mual-mual tapi Dodit sudah kadung penasaran untuk melihat hubungan tempat ini dengan mbah Purwo, dan di sana lah Dodit kemudian melihat beliau.. hanya saja, beliau, Dodit terdiam lama,
mbah Purwo nampak begitu ganjil, di mana sekujur tubuhnya dibalut kain kafan menyerupai pocong namun dalam kondisi digantung tak menyentuh tanah.

masalahnya, di bawah tubuh mbah Purwo yg tergantung itu, ada kotoran dan air kencing mbah Purwo yg sudah menumpuk.
tapi dari semua pemandangan paling aneh sekali pun, Dodit tercekat melihat kain kafan putih itu rupanya terus menerus mengeluarkan darah, Nanang kemudian berkata, dari 7 lubang di tubuhnya, semuanya mengeluarkan darah, kotoran dan nanah.
alias, mbah Purwo sedang dalam kondisi di santet oleh bukan sembarang orang, karena siapa pun yg melakukan ini sudah mengambil resiko yg paling gila, mengingat mbah Purwo selalu menolak untuk membalas santet tapi sebelum Nanang membantunya, bapaknya sempat bersumpah akan menyiksa
membuat orang yg sudah melakukan ini kepadanya minta dan memohon mati daripada hidup dalam keputusasaan.

masalahnya Dodit masih tidak tahu apa yg di lakukan mbah Purwo dengan membalut badannya seperti pocong ini.
Dodit kemudian mendekat, dia berniat bertanya siapa yg sudah melakukan ini kepada mbah Purwo, namun Nanang menghentikannya dia bilang, bapak sedang puasa ngomong, dan dia sudah bersumpah dengan nyawanya menjadi jaminannya. jadi selama 40 hari, mulutnya tidak akan pernah bicara.
40 hari?

Dodit tidak menduga ada puasa yg seperti itu. sebenarnya Dodit sudah mendengar tentang puasa ngomong 40 hari ini yg konon digunakan untuk wirit terus menerus di dalam hati, tapi Dodit tak mau tahu lebih detail bagaimana cara melakukan itu maka dia menunggu.
40 hari, setelah puasa ngomong itu selesai, mbah Purwo akhirnya keluar dari dalam gubuk busuk itu, anehnya, saat mbah Purwo berjalan di depan Dodit, tak ada lagi bau busuk justru dodit mencium wangi kasturi, mbah Purwo kemudian mandi dan duduk di ruang tamu sendirian.
Dodit tidak tahu apa yg dilakukan oleh mbah Purwo duduk di ruang tamu, apa dia masih puasa ngomong seperti sebelumnya, namun Nanang mengatakan puasanya sudah selesai subuh tadi, sekarang yg dilakukan bapaknya adalah menunggu, menunggu siapa, nanti Dodit akan tahu.
benar saja. tak berselang lama, pintu rumah diketuk oleh orang asing yg menutupi tubuhnya dengan kain hitam, Nanang lantas mendekat dan menyuruhnya masuk, dia tahu kalau orang itu datang untuk menemui bapaknya, mbah Purwo,
setelah orang itu dipersilahkan masuk, dia langsung bersujud di depan mbah Purwo, Dodit yg melihatnya tentu saja terkejut, siapa orang ini dan kenapa tiba-tiba dia bersujud begitu saja, tak lama orang asing itu membuka kain yg menutupi badannya, dengan wajah pucat Dodit tak-
-bisa berkomentar, sekujur badannya penuh dengan luka sayatan pisau atau keris, semuanya membentuk luka yg terbuka hingga terlihat bagian dalam daging yg berwarna putih dan terus mengeluarkan darah, lidahnya sudah dia gigit bahkan sampai dipotong tapi orang itu tak kunjung mati,
dia memohon tapi tak bisa berbicara, gigi-nya sudah rontok, dan lehernya nyaris teriris setengahnya, dia tahu mbah Purwo sudah melakukan sesuatu kepadanya, dia hanya bersujud lalu menciumi kaki mbah Purwo tapi mbah Purwo hanya diam saja.. lama sekali orang asing itu di diamkan..
sampai karena mungkin tidak tega melihat kondisi orang yg putus asa, mbah Purwo membisik di telinga Nanang, kemudian anak mbah Purwo itu membawa orang asing itu sambil memberinya catatan, dan sejak hari itu Dodit tidak pernah melihat orang asing itu datang lagi..
ini menjadi kali pertama Dodit melihat mbah Purwo sampai seperti itu, hal ini menegaskan kalau sebagaimana pun orang tua itu berbuat dia tetap lah seorang manusia biasa, suatu hari, mbah Purwo mengunjungi rumah Dodit, hal yg jarang beliau lakukan selama hidupnya,
Dodit sendiri awalnya tidak tahu apa tujuannya ke rumahnya, sampai pada akhirnya mbah Purwo mengatakan kalau dia mencari orang yg mau mengambil barang-barang yg ada di gudang salah satunya payung Rojo yg memiliki tiga tingkatan itu, Dodit tidak mengerti maksud kata-kata si mbah,
dengan wajah yg tenang, mbah Purwo kemudian mengatakan kalau sebentar lagi, tidak lama dari malam ini dia mungkin akan mati, dan kalau dia mati dia mau payung itu di bawa oleh Dodit karena gak banyak orang bisa atau kuat menanggungnya, singkat cerita mbah Purwo menceritakan,
bagaimana dia dulu bisa dapat payung itu..
jadi saat mbah Purwo muda dulu, dia dan ketiga temannya sampai di tahapan untuk mewujud sifat Lelaku yg konon ada di dalam diri mereka berempat, singkat cerita mereka pergi ke satu gunung yg biasa dipakai orang untuk meminta pesugihan, mereka kesana dengan niat bertapa..
keempatnya sama-sama kuat sampai hari ketujuh, sudah banyak sekali ajakan atau permintaan dari berbagai jenis makhluk, mulai yg menawarkan harta, wanita sampai penawaran yg bahkan sulit untuk di tolak jika seseorang masih memiliki nafsu, untungnya, keempat-empatnya lolos,
tapi tidak seperti sebelum-sebelumnya, mereka berempat tak mendapatkan benda keramat seperti saat semedi di tempat-tempat lelaku, dari keempat orang yg duduk bersila ini, mereka hanya melihat satu benda yg tertancap di depan mereka semua yaitu payung tiga tingkat,
sejak awal mereka tahu kalau payung tiga tingkat itu diperuntukkan untuk para ROJO (RAJA) , dan dari mereka berempat tidak ada yg menyandang gelar bangsawan jadi bagaimana mungkin mereka mendapat benda ini,
singkat cerita akhirnya mereka berembung siapa yg akan membawa payung ini pulang, mbah Purwo waktu itu sejak awal memang tidak tertarik dengan benda keramat semacam itu, jadi dia memberikan suaranya untuk siapa pun yg menginginkannya..
si wanita yg menjadi satu-satunya dalam kelompok itu juga enggan menyimpan payung itu, alasannya tidak diketahui, tapi dari dua orang laki-laki yg tersisa, mereka berebut, saling menginginkan payung itu apa pun yg terjadi, melihat tingkah laku yg mulai menjurus kearah kekerasan,
mbah Purwo menyarankan agar payung itu disimpan oleh pihak wanita saja, hal ini dilakukan untuk menghormati sebagai seorang kesatria, akhirnya semua orang sepakat, sebenarnya si wanita masih menolak tapi untuk menghindari kekerasan itu pada akhirnya si wanita mau dan menerima..
selama payung itu disimpan di rumah si wanita, berbagai keinginan dan tujuan keluarga si wanita tercapai bahkan dia bisa duduk menjadi seorang walikota di tempat dia tinggal sayangnya, semakin cepat dia mendapat kejayaan, semakin cepat pula maut datang mendekat..
pada akhirnya si wanita meninggal dunia dan payung itu di tolak oleh suami si wanita itu, dia ketakutan konon setiap malam di dalam kamar tempat payung itu di simpan, berbagai suara dan keanehan seringkali muncul, pernah ada suara kereta kuda juga dengan suara cambuk,
tak hanya si suami, tapi semua keluarga juga tidak sanggup dengan keberadaan payung itu, maka mbah Purwo dan kedua teman lamanya datang untuk berembung apakah perlu payung itu di bawa oleh salah satu dari mereka,
waktu itu mbah Purwo juga masih tidak tertarik untuk menyimpan payung itu, maka kedua temannya ini lalu saling berebut tapi tak meenmukan ujung, tidak ada yg saling sepakat dan tidak ada jalan keluar sampai keduanya bahkan akhirnya berakhir meregang nyawa yg konon katanya, saling
kirim mengirim santet satu sama lain, mungkin hal itu juga yg membuat mbah Purwo enggan mengirim santet kepada siapa pun kecuali karena sesuatu yg tidak bisa dia terima, maka setelah meninggalnya kedua teman mbah Purwo, terpaksa dia mau menyimpan payung itu ke rumahnya,
dan sejak payung itu di simpan di rumahnya, setiap hari dia di datangi oleh sosok yg cantik, kadang menjadi orang yg tampan, dia menawari banyak hal kepada mbah Purwo asal mau memberi payung itu semacam sesaji atau korban yg berasal dari tangannya,
untungnya mbah Purwo sama sekali tidak memperdulikan hal itu, mungkin ini juga yg di hadapi oleh teman mbah Purwo, si wanita yg malang yg berhasil mendapat segalanya tapi di lain hal dia juga langsung kehilangan semuanya..
payung itu disimpan di ruangan yg di gembok dengan rapat, dibiarkan begitu saja, yg terpenting mbah Purwo menjamin payung itu sebagai benda yg menjadi hak milik sehingga tidak semena-mena membujuk dan meminta pada sembarang orang,
tapi mbah Purwo sudah merasa dia di ujung tanduk, maka dia meminta pada Dodit sebagai orang yg bisa dan pantas menerima payung tiga tingkat itu, sayangnya Dodit masih menolak, ia enggan berhubungan dengan dunia yg seperti itu dan lagi dia takut tidak sanggup menghadapi godaan itu
mbah Purwo kemudian mengajukan jalan keluar, payung itu menjadi hak milik Dodit tapi tidak perlu dikeluarkan dari dalam gudang, awalnya Dodit masih akan menolak tapi mbah Purwo menyebut nama Nanang, dia tahu puteranya tidak akan sanggup menghadapi godaan,
pada akhirnya Dodit terpaksa setuju dengan syarat payung itu tetap ada di sana, mbah Purwo tersenyum kemudian beliau ijin meminjam kamar mandi, sejak tadi dia sudah menahan kencing, Dodit pun mengiyakan permintaan itu, ia antar ke kamar mandi belakang,
saat sedang menunggu mbah Purwo di dalam yg mana suara air terdengar mengguyur lantai, tiba-tiba isteri Dodit datang dan memberitahu kalau ada tamu, Dodit pun berteriak pada mbah Purwo kalau dia akan keluar sebentar menemui tamu yg datang,
rupanya tamu itu adalah Nanang, putera dari mbah Purwo, Nanang menatap dodit lalu menyampaikan berita kalau mbah Purwo baru saja meninggal sore tadi sebelum maghrib, mendengar itu Dodit hanya bisa menelan ludah, sambil berujar, "lah bapakmu baru aja kesini, itu dia dibelakang"
Nanang tentu saja kaget, maka mereka berdua pergi ke kamar mandi, dengan wajah penasaran Dodit mendorong pintu kamar mandi, saat mereka berdua melihat apa yg ada di dalamnya, Dodit terdiam karena kamar mandi dalam kondisi kosong.
maka detik itu Dodit tahu kalau mulai detik ini, dia adalah pemilik payung itu, ia juga sudah mengatakan hal itu kepada Nanang, untungnya anak mbah Purwo itu legowo kalau memang payung itu sudah diwariskan kepada Dodit, hanya saja sejak saat itu, Dodit sering di datangi tamu-
-tak dikenal, ia menawari banyak hal, banyak yg bahkan tidak bisa ditolak oleh sembarangan orang, tapi Dodit tidak pernah mau dan tidak akan lagi bersinggungan dengan apa pun yg masuk dalam bentuk LELAKU, dia adalah orang biasa, dan akan tetap menjadi biasa.
sejak saat itu, Dodit menyimpan semua lika liku hidupnya, menceritakannya kepada saya, dan saya menuliskannya di media ini.

maaf kalau butuh waktu untuk menyelesaikan tulisan ini, untuk yg sudah dengan sabar membaca utas ini, maturnuwun, kita bertemu di thread lain yg-
belum saya selesaikan.

🙏 terima kasih.

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with SimpleMan

SimpleMan Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @SimpleM81378523

Jan 19
BUHUL UTH-

sebuah pengiring dari serangkaian ketidaktahuan.

a thread Image
lama sekali saya gk menulis utas di sini, jadi maaf kalau tangan saya agak kaku, so langsung aja, dari serangkaian cerita yg saat ini tersimpan dalam memorry laptop saya, cerita ini memiliki bagian paling menarik, jadi nikmati saja ini sebagai bentuk rehat dari riuhnya tahun ini.
Juli, tahun 1998

Rumah itu masih terlihat bagus, meski pun desainnya terlihat seperti rumah tahun 60’an tapi temboknya terlihat masih kokoh, halamannya juga luas dengan banyak pohon besar tumbuh disekelilingnya termasuk satu pohon yg paling mencolok saat melihat rumah itu.
Read 140 tweets
Feb 1, 2023
-Panggon-

Horror Story

@bacahorror_id #bacahorror Image
Sebelum memulai ceritanya, rasanya kangen saya sedikit terobati terutama saat memulai sebuah tread dengan tulisan judul dan fotonya, dan tentu saja mention @bacahorror_id dan hastag bacahorror yg sudah saya pakai sejak akun ini pertama berdiri.

semoga cerita pembuka ini cukup,
cukup untuk membuka rentetan cerita yg sudah saya siapkan selama saya mengistirahatkan diri ya. baiklah, malam ini, mari kita mulai ceritanya.
Read 61 tweets
Feb 1, 2023
Halo???
Lama sekali gak mampir ke burung biru, saat rehat dan beristirahat menjadi fokus paling utama.

tapi malam ini, setelah duduk merenung sebentar sambil melihat layar hp, ada kerinduan yg datang lagi.. gak tau kenapa rasanya kangen..

kangen buat punya tenaga nulis seperti dulu.
butuh waktu buat ngumpulin tenaga dan fokus bahkan untuk sekedar menulis pesan ini dilaman twitter saya, tapi rasanya kangen yg sekarang sudah tidak terbendung lagi,

jadi kalau ada yg masih terjaga sembari menatap layar handphone, pemanasan yuk,

pemanasan untuk satu cerita saya
Read 4 tweets
Oct 29, 2022
Kalau dalam Kejawen, ini disebut Renggati atau Renggat nang jero ati, yaitu saat kita melihat sesuatu terutama yg tidak pernah kita lihat visualnya sedang mencoba berinteraksi dengan kita, apa pun itu selalu ada maksud tersembunyi dan memang gak ada salahnya untuk berjaga-jaga.
seperti yg terjadi pada beliau ini, mungkin secara gak langsung si wanita berpakaian hijau ini sedang mencoba berinteraksi dan tentu saja ada sesuatu yg sedang dia inginkan.

dulu, si mbah melakukan Wijih, yaitu membaca petunjuk dengan meletakkan telur ayam kampung di dalam besek
kali aja mas @FazaMeonk mau melakukannya. hahahaha. tapi ya sekali lagi, yg di lakukan si mbah saya dulu itu untuk sekedar berjaga-jaga, karena kaum dari bangsa Jin memang sukar dipercaya, karena memang begitulah tugas mereka bahkan sampai di akhir zaman.
Read 5 tweets
Oct 9, 2022
Udah pernah nonton video yg dimaksud sama thread ini 2 tahun yg lalu, tapi sempet lupa sama cerita sampe akhirnya kemarin baca ulang lewat trit ini, trus kepikiran lagi.. hahaha, karena lagi nunggu kereta, coba saya tulis teori liar menurut pandangan saya..
di dalam cerita ini ada 8 karakter nama yg disebut dalam rentetan cerita ini, coba saya jabarin namanya satu-satu, Puteri, Bi Ida, bu Rana, Donny, Pak Budi, Munchkin ( seekor kucing), Dina (temen Puteri yg cuma disebut namanya?) dan terakhir tentu saja Mama.
dari awal, kita dikenalin sama karakter Puteri yg anaknya kaya tertutup tapi suka sekali cerita tentang hidupnya sama orang yg belum jelas statusnya lewat pesan hp, Doni.

Doni ini statusnya gak jelas, dibilang temen tapi dia gak tau rumahnya Puteri, tapi kok cukup akrab.
Read 10 tweets
Sep 30, 2022
Halo, di sela waktu malam ini, bolehkah saya meminta bantuan untuk memilih cover yg akan menjadi buku kolaborasi pertama saya bersama dengan para penulis-penulis hebat yg ada di twitter ini.

diantaranya, @diosetta @qwertyping @cerita_setann @nuugroagung Image
buku ini digagas oleh penerbit @Bukune , untuk memberi lingkup bahwa cerita horror memiliki rasa dan tema yg berbeda-beda, semua ketakutan akan dituangkan dengan narasi dengan gaya kami masing-masing. dengan adanya buku ini saya juga berharap menambah banyak referensi baru- ImageImage
tentang kekayaan budaya, mitos dan sebagainya yg hidup dalam masyarakat. semoga buku ini juga bisa sedikit mengobati rasa rindu setelah lama saya tidak menerbitkan buku lagi, sekaligus sebagai lembaran baru untuk kembali aktif dan lebih sering muncul di aplikasi burung biru ini.
Read 4 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Don't want to be a Premium member but still want to support us?

Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal

Or Donate anonymously using crypto!

Ethereum

0xfe58350B80634f60Fa6Dc149a72b4DFbc17D341E copy

Bitcoin

3ATGMxNzCUFzxpMCHL5sWSt4DVtS8UqXpi copy

Thank you for your support!

Follow Us!

:(