Kamu tau #Amazon? Bukan marketplace online kayak toko oren atau toko ijo, Amazon yang ini tuh hutan hujan seluas 670 juta ha yang ada di Brazil, Amerika Selatan sana.
Trus kenapa?
[A Thread]
Hutan Amazon dikenal sebagai paru-paru dunia karena merupakan hutan hujan tropis paling luas di dunia, yang punya simpanan 86 miliar ton karbon. Ternyata kalo ngomongin simpanan karbon, lahan #gambut di Indonesia juga gak kalah loh!
Lahan gambut di Indonesia yang luasnya 13,43 juta ha (data BBSLDP 2019), ini tuh ga sampe 5% luas hutan Amazon, tapi simpanan karbon di hutan gambut Indonesia tuh lebih dari separohnya hutan Amazon, yaitu hingga 57.4 miliar ton karbon!
Nah, hutan gambut yang punya kemampuan sebagai penyimpanan karbon terbaik dibanding jenis lahan lain ini tentunya harus dijaga baik-baik. Coba aja, kalau seluruh hutan gambut di Indonesia dialihfungsikan trus jadi rusak kondisi dan fungsi alaminya...
...diperkirakan sepertiga cadangan karbon dunia bakal lepas ke atmosfer. Lalu apa yang terjadi? Awut-awutan lah, pemanasan iklim global ga bisa terbendung lagi, krisis iklim pun bakalan semakin besar dampaknya bagi semua makhluk hidup di bumi.
Skuylah kita dorong pemerintah untuk melakukan perubahan besar dan langkah nyata, seperti misalnya sanksi yang tegas dan gak pandang bulu dalam penegakan hukum perlindungan lahan gambut, tidak lagi bagi-bagi izin ke korporasi untuk beroperasi di lahan gambut lindung dan dalam...
...menjalankan komitmen restorasi lahan gambut secara serius, dan banyak lagi yang bisa kita dorong. Upaya-upaya ini tentunya untuk menjaga dan memulihkan hutan gambut di Indonesia.
Selamat Hari Pahlawan! Hari ini kami ingin mengajak kita semua untuk merayakan sang pahlawan iklim yang underrated, Peat si Gambut!
Indonesia punya lahan gambut tropis terluas di dunia. Di dalamnya tersimpan sepertiga atau sekitar 57 miliar ton karbon dunia. Lahan gambut dalam kondisi ideal juga mampu menyerap air hingga 850% dari bobot keringnya.
Tapiii, kalau lahan gambut dialihfungsikan dengan cara dikeringkan, dia akan rusak dan rentan terbakar. Bila terbakar, maka karbon yang tersimpan di dalamnya akan terlepas ke udara dan turut memperparah laju pemanasan global.
Kami sempat bertemu dengan Iwanto, mantan pembalak liar di Jambi yang sekarang sukses meraup cuan dari peternak lebah.
“Kl dulu kerjo kayu gawenyo (sering) lari-lari diburu petugas, kalau lepas kayunyo (kayunya) yang diambek (diambil), dicincang, dak dapat apo-apo kito (tdk dpt apa2 kita),” kata Iwan mengenang.
Iwan bersama 39 warga yang tergabung dalam Kelompok Masyarakat (Pokmas) Talago Jaya dapat sokongan modal dari Badan Restorasi Gambut (BRG) pada tahun 2019, perjanjian Kerja Sama Swakelola, salah satu program revitalisasi di wilayah gambut.
Tidak transparannya proyek #FoodEstate di lahan bekas Proyek Lahan Gambut (PLG) Kalimantan Tengah tahun 1995 menimbulkan banyak pertanyaan. Di mana lokasi tepatnya? Bagaimana proyek ini akan berjalan? Siapa saja yang terlibat? Dan bagaimana aturan mainnya?
Masyarakat harus dilibatkan, karena merekalah yang sampai sekarang masih merasakan dampak kegagalan PLG sejuta hektare silam.
Dengan adanya #FoodEstate, akankah masyarakat merasakan dampak yang sama?
Bagaimana peran dan keterlibatan masyarakat lokal di dalam proyek ini, mulai dari perencanaan, pengerjaan, pengelolaan sampai ke pemanfaatan hasil produksi? Untuk siapa sebenarnya #FoodEstate ditujukan?