Beberapa tahun lalu, sebutlah mbak Mawar, #TemanPengajian istri. Mbak Mawar melahirkan anaknya yang ketiga.
Saat itu kondisi keuangannya kurang baik2 saja. Anak pertama & kedua juga tak jauh jarak usianya dengan bayi yang baru dilahirkan.
Saya bayangkan pasti repot sekali.
#TemanPengajian mbak Mawar suatu hari berkunjung secara tiba2 ke rumah. Sekedar merayakan kelahiran dedek bayi yg sehat itu.
Karena dadakan, dan suami mbak Mawar tentu sedang bekerja, mbak Mawar jadi kurang persiapan.
Rumahnya berantakan.
Mbak Mawar minta maaf ke #TemanPengajian yang datang waktu itu, karena rumahnya yg berantakan tadi.
Tak dinyana ..
Para akhwat shalihah itu tak tinggal diam. Mereka bersama merapikan rumah mbak Mawar.
Yang satu menyapu & mengepel.
Yang satu mencuci piring-piring yang berserakan di wastafel.
Yang satu bahkan mencuci pakaian & popok bayi. Toh ada mesin cucinya.
Yang satu masak untuk makan siang bersama.
Satu lagi izin menceboki anak keduanya yang buang air di diapers-nya.
Mbak Mawar ngapain?
Ya mereka minta istirahat. Sambil menyusui bayi yg baru lahir. Sesekali menjadi mandor, memberi tahu dimana sabun cucinya, dimana piring harus diletakkan dsb.
Selesai mengerjakan semua pekerjaan rumah; mereka makan bersama sambil tertawa bercanda.
Mbak Mawar terlihat ceria sekali. Bertemu sahabat2 raudhah min riyadhil jannah-nya; alias #TemanPengajian yang rela membereskan rumah mungilnya.
Singkat cerita
Waktu berlalu, tahun berganti.
#TemanPengajian itu bertemu lagi. Anak2 mbak Mawar sudah cukup besar.
Dalam reunian itu, mbak Mawar bercerita. Sungguh kejadian siang itu, menyembuhkannya dari baby blues-nya. Atau mungkin depresi post partum yg dialaminya.
Dia yang ruwet karena ditinggal sendirian dengan 2 anak balita yg aktif + bayi yang baru lahir. Suaminya harus bekerja.
Mau hire asisten rumah tangga, mereka gak mampu. Untuk beli susu saja susah. Dalam suntuk, rumah berantakan, anak2 tak terurus, uang gak punya. Pusing.
Tapi hadirlah #TemanPengajian yang begitu pengertian. Selain membereskan rumah, ternyata mereka juga membawakan banyak buah, susu dan bahan-bahan makanan. Gak seberapa harganya, tapi sungguh membantu mbak Mawar kala itu.
Alhamdulillah, sembuh baby blues-nya.
Ya gitulah pentingnya punya circle yang shalih & sehat.
Nilai-nilai Islam itu ya begitu. Bukan sok suci lalu seenaknya tuding sana sini.
Mbak Mawar pasca melahirkan harus off sementara dari pengajian. Bukan karena malas, tapi kondisinya memang sulit.
Nah si #temanPengajian ini memang pengertian. Bukannya menuding mbak Mawar nggak mau ngaji lagi; tapi mereka hadir memberi solusi.
Yang mereka lakukan mungkin dirasa ringan. Toh beberes rumah juga sudah keahlian sehari2. Tapi efeknya dahsyat bagi keluarga mbak Mawar.
Inilah diantara nilai Islam yang harus muncul dalam komunitas pengajian.
Teman-teman Pengajian yg benar-benar menerapkan ukhuwwah Islamiyyah. Jadi indah bukan?
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
Tertulis jelas di Tempo - itu kalau kita mau baca dgn jernih - ACT sekarang yg dipimpin Ibnu Khajar sdg mencoba memperbaiki diri. Mereka menghapus semua fasilitas2 mewah. Atas desakan netizen? Tidak, mereka lakukan duluan.
UTAS
Puncaknya jelas tertulis juga, mereka lakukan perubahan kepemimpinan tertinggi di awal tahun 2022 ini.
"Lha tapi selama ini mereka2 juga terima gaji besar kan?". Iya & mereka gak nyaman. Makanya hal ini mereka rubah. System yg selama ini lebih one man show juga mereka perbaiki.
Bayangkan anda selama ini digaji besar & difasilitasi mewah, yang tanpa orang2 tahu, lalu menghapusnya atas kemauan sendiri. Tentu ini perlu diapresiasi.
Dan sebenarnya mereka lakukan ini dalam diam. Isyu ini cuma selentingan dengar2 dari teman2 karyawan ACT; bukan relawan
Mengapa kalau pembicara dari Indonesia, that's so called "Akademisi", dalam seminar Internasional yg diikuti banyak peserta asing, saat diminta bicara ttg Indonesia;
Idul Adha tahun 2022 ini kembali terjadi perbedaan hari. Pemerintah Arab Saudi sudah mengumumkan jatuhnya pada tanggal 9 Juli. Dan tanggal 8 Julinya adalah wukuf di Arafah.
Sedangkan Pemerintah Indonesia menyatakan tgl 10 Juli setelah tidak ada rukyah hilal pada 29 Juni kemarin
Muhammadiyah, dengan metode hisab sudah jauh hari menetapkan Idul Adha pada tanggal 9 Juli.
Lalu, kita mau ikut yang mana? Ikut hasil rukyah Indonesia atau hasil rukyah Saudi? Atau ikut hasil hisab saja? Kalau ikut hasil rukyah Indonesia, puasa Arafahnya bagaimana?