OM RASTH Profile picture
Oct 9, 2022 226 tweets >60 min read Read on X
Ibu-ibu yang bergerombol di dekat gerobak sayur bu Salmah itu tampak berbisik-bisik ketika Najwa lewat di depan mereka.

Entah apa yang sedang mereka gosipkan.
Najwa segera mempercepat langkahnya, ia sudah tak enak hati sedari tadi.
Tiitt tiitt.. Suara klakson motor dari arah belakang mengejutkan Najwa.

"Mau berangkat kerja kan wa? Bareng yuk." ajak Saiful dengan bibir tersenyum
Ia menghentikan motor supra kesayangannya itu tepat di depan Najwa atau yang biasa dipanggil orang2 dengan sebutan Wawa.

"Gak ah, aku naik angkutan umum saja." tolak Najwa
"Ayolah wa, sekalian ada yang mau aku ceritakan sama kamu."

Najwa menghela nafas panjang, ia menoleh ke arah ibu-ibu yang masih menatapnya tajam sambil mencibir.
Akhirnya, Najwa pun naik ke atas motor Saiful. Lalu dalam beberapa saat saja mereka sudah melesat meninggalkan ibu-ibu yang masih bergosip ria di dekat gerobak sayur bu Salmah.
"Apa yang ingin kau ceritakan ful?" tanya Najwa ketika mereka sudah berada di jalan besar

"Mm, kau tau Sanah?" tanya Saiful

"Sanah anaknya mang Kasi?"

Saiful mengangguk.
"Tau lah, dia kan tetanggaku. Kenapa memangnya?"

"Aku kasihan sama dia wa."

Najwa mengerutkan alisnya,
"Kasihan kenapa? Dia baik-baik saja ku rasa. Yang tak baik sekarang ini aku, sudah 3 kali aku gagal nikah. Yang pertama meninggal. Terus yang kedua selingkuh sama sepupu ku. Yang ketiga ini malah hilang gak ada kabar."
Najwa menghela nafas, memang sial sekali nasib percintaannya.

"Sabar wa, Tuhan sedang mempersiapkan yang terbaik untukmu. Kalau sudah tiba masanya, kau pasti akan bahagia dengan jodoh yang dikirimkan oleh Tuhan."
"Mmm.. Sekarang aku sudah tak ingin lah membicarakan lelaki, biarlah semuanya berjalan sebagaimana mestinya. Yang aku pikirkan sekarang adalah masa depanku. Aku ingin fokus untuk membahagiakan diriku sendiri ful."
Tiba2 motor Saiful mati mendadak di tengah jalan.

"Kenapa motormu ful? Habis minyak?" tanya Najwa sembari membantu Saiful mendorong motornya ke pinggir
"Gak lah, biar pun butut-butut begini, tangkinya selalu ku isi full. Tiap bulan juga rutin ganti oli." bantah Saiful tak terima motornya di sebut kehabisan minyak oleh Najwa
"Iya iya. Jawabnya slow aja bisa gak sih, gak usah ngegas, orang aku cuma nanya." sungut Najwa

"Kau duluan saja gih, biar aku yang bawa Richard ke bengkel." suruh Saiful
Mendengar Saiful menyebutkan nama motor kesayangannya itu, membuat perut Najwa seketika kram. Ia tergelak, tertawa terbahak-bahak di pinggir jalan sambil memegangi perutnya.
"Kesurupan kau?!"

"Ri ri richard.. Hahaha.."

"Kenapa??!" tanya Saiful dengan mata melotot

"Maaf, maaf.. Aku kelepasan. Hahaha.."
"Sinting!" umpat Saiful lalu mendorong motornya untuk mencari bengkel, di belakangnya Najwa masih sesekali tertawa.
Sekitar 20 menit berjalan, barulah mereka menemukan bengkel yang buka.
Bergegas Saiful dan Najwa mendorong motor itu ke arah bengkel pinggir jalan tersebut.
Setelah ditanya keluhan motornya apa, Orang bengkel itu pun mulai mengeceknya.

"Busi nya mati."

"Nah tuh kan, apa ku bilang." ujar Saiful menatap Najwa
"Apa?" tanya Najwa

Belum sempat Saiful menjawab pertanyaan Najwa, tiba2 ponsel milik Najwa berdering.

"Halo."
Entah apa yang disampaikan orang di dalam panggilan itu, yang pasti Saiful melihat raut wajah Najwa berubah menegang.

"Baik, wawa akan kesana sekarang juga ma."
"Aku harus pergi ful." ujar Najwa seraya memasukkan ponselnya ke dalam tas

"Kemana wa?" tanya Saiful

"Nini ku sakit keras ful."

"Nini mu yang di KH itu?"

"Iya."
"Ya Allah, jauhnya, kau mau kesana sendirian?"

"Iya."

"Gak, gak. Biar aku antar. Gak percaya aku membiarkanmu pergi sendirian kesana. Kalau ada apa2 di jalan bagaimana?"
"Tapi kamu kan harus kerja ful. Lagipula aku gak tau seberapa lama aku disana."

"Aku akan mengantarmu, masalah kerja jangan khawatir. Nanti setelah memastikan kamu selamat sampai tujuan, aku akan langsung pulang kesini."
"Itu malah akan sangat merepotkanmu."

"Gak, jangan pikirkan itu."

Setelah motornya hidup, Saiful langsung membawa Najwa kembali ke rumahnya untuk berkemas pakaian.
"Kita naik bus?"

"Iya. Memang nya kenapa,? Kamu mau membawaku naik motor kesana. Memangnya kau tau jalan?"

Saiful cengengesan menanggapi perkataan Najwa. Ia sendiri tak yakin akan sampai tujuan tepat waktu bila kesana naik motor.
(Permisi sebentar ponakan2, om mau menawarkan Siapa tau ada yang berminat, om ada jual bajakah dan akar untuk mengobati sakit pinggang. Kalau berminat bisa langsung DM atau WA di - 0856 5403 7262 ImageImageImageImage
Atau mungkin ponakan2 ada yang sedang putus cinta, atau bermasalah dengan mertua, bos, dan pasangan. Om punya solusinya.
Dan om juga ada berbagai macam minyak kalimantan dengan berbagai macam ragam khasiat. Mulai dari penglaris, pagar diri/usaha/rumah. Pemikat lawan jenis Image
Penunduk lawan bicara, pembuka aura biar di senangi orang2 di sekitar. Untuk kewibawaan(bagus buat ponakan yang selalu di remehkan oleh bos ataupun bawahan) dan minyak Arjuna yang membuat kita akan mudah bergaul/mudah diterima oleh orang2 yang kalian inginkan.
Om juga melayani pemikat jarak jauh(khusus buat yang benar2 serius/siap nikah) kalau berminat dan Tanya2 silahkan hubungi om Rasth melalui DM atau WA di - 0856 5403 7262

Terima Kasih🙏🙏)
Setelah mengantar motornya ke rumah, serta mendapat izin dari orang tuanya,Saiful dan Najwa lalu naik angkutan umum menuju terminal bus.

"Kau sudah makan?" tanya Saiful

"Sudah, tadi sarapan indomie sama nasi."
"Sama, aku juga makan mie pakai nasi, tapi lebih istimewa dari punyamu, karena sarapanku pagi tadi ada ikan asinnya."
Cukup lama mereka menunggu keberangkatan bus yang akan membawa mereka ke KH itu. Dan ketika tiba waktunya berangkat Saiful dan Najwa duduk bersebelahan.
"Kalau kau ingin tidur, tidurlah wa. Ini nyender disini." ujar Saiful menepuk pundaknya sendiri

Perjalanan panjang pun dimulai…
"Kau tau, usia nini ku itu sudah 99 tahun. Dan dia sudah sakit selama bertahun2. Tapi tak ada tanda2 akan pergi ataupun sembuh. Setiap hari selama bertahun2 beliau hanya terbaring di tempat tidur. Tak bisa bangun."
Buat ponakan2 yang mau baca lebih dulu, bisa langsung ke karyakarsanya om rasth ya, cerita ini sudah tamat disana.
Ini link karyakarsa nya om rasth - karyakarsa.com/rasth140217/su…
"Apa benar nini mu yang akan kita datangi ini sudah sering menikah?"

"Ya, sudah 21 laki2 yang dia nikahi. Terakhir pada usianya 67 tahun, dia menikah dengan laki2 usia 30an."
"Hobi kawin nini mu ya wa. Jangan2 nanti kau juga begitu."

Plaaakk… sebuah tamparan melayang di mulut Saiful.

"Maaf wa, aku hanya bergurau."
"Itu ejekan tolol! Bukan gurauan. Kau pikir aku tak punya otak sampai2 tak bisa membedakan mana yang candaan dan ejekan."

"Gak wa sumpah."
"Jangan bersumpah untuk hal2 yang tidak penting! Nanti orang2 tak akan percaya dengan sumpahmu lagi."

Saiful terdiam, ia mengusap2 mulutnya yang terasa sakit.
Ketika bus berhenti di depan warung makan, Saiful dan Najwa pun ikut turun bersama dengan para penumpang lainnya.

"Kau duluan saja masuk kedalam ful, aku ingin ke toilet dulu." kata Najwa
"Kau mau ku pesankan langsung makanan nya gak?"

"Iya boleh." jawab Najwa singkat

Toilet itu berada di samping warung makan, di sana gelap dan basah.
Najwa bersama beberapa orang2 penumpang lainnya memasuki toilet yang rupanya disana ada sekitar 4 buah.
Namun entah kenapa tiba2 Najwa merasa pusing, ia terduduk di atas kloset, pandangannya berkunang2. Lalu suara2 aneh mulai bermunculan di telinganya.

Tok tok..
"Kau sudah selesai?" ujar ibu2 di luar pintu toilet yang dimasuki oleh Najwa

Namun tak ada jawaban, hingga mereka akhirnya memanggil seorang laki2 yang bekerja di warung tersebut.
Ketika pintu dibuka, rupanya Najwa sudah dalam kondisi tak sadarkan diri.
Mereka membawanya ke depan dan berusaha untuk menyadarkan Najwa.

Melihat orang2 yang ramai di luar, Saiful bergegas menghampiri mereka dan ia begitu amat sangat terkejut kala melihat Najwa yang sudah
pingsan.

"Kawan ulun kanapa?" tanya Saiful langsung menerobos orang2 dan mendorong lelaki yang membantu Najwa tadi
(Teman saya kenapa?)
Saiful mengambil alih tempat lelaki itu, lalu meletakkan kepala Najwa di pangkuannya.

Beberapa saat kemudian, Najwa tersadar dari pingsannya. Membuat orang2 bisa menarik nafas lega.
Seorang ibu2 memberikan air putih pada Najwa, Dan Saiful membantu gadis itu untuk minum.

"Kamu kenapa wa?" tanya Saiful ketika keadaan Najwa sudah lebih baik
"Entahlah ful, tadi tiba2 saja kepalaku pusing. Mungkin aku mabuk perjalanan." jawab Najwa

________

Selesai makan, para penumpang pun kembali masuk ke dalam bus.
"Yakin kamu baik2 saja? Gak sakit kan?" tanya Saiful

Najwa mengangguk.

Singkat cerita, akhirnya mereka berdua sampai di terminal tempat tujuan.
"Habis ini kita naik apa lagi?" tanya Saiful

"Nanti keluargaku yang akan menjemput kita. Desa nini ku itu terpelosok, mobil tak bisa masuk kesana saat musim penghujan begini."
Saiful mengangguk, perutnya yang sudah lapar membuatnya malas untuk mengobrol panjang lebar.

2 buah kendaraan berplat KH menghampiri mereka. Kedua orang itu berbadan besar dan kekar, wajah keduanya pun tampak sangar.
"Amang, kenalkan ini teman wawa. Namanya Saiful." kata Najwa memperkenalkan

"Aku icon, pamannya Najwa. Dan ini Said temanku." ujar lelaki itu memperkenalkan diri pada Saiful yang hanya bisa mengangguk dan memasang wajah semanis mungkin
Baru beberapa km mereka melewati jalan beraspal, kini kendaraan bermotor itu pun berbelok dan memasuki jalanan tanah kuning yang sangat licin.

"Hati2 mang." ucap Saiful
Tapi rupanya kedua pengemudi kendaraan roda dua tersebut sangat handal dalam melewati medan jalan yang begitu mengerikan itu.
Ban terasa car cir car cir melindas gundukan tanah kuning yang basah.
Saiful hanya bisa berpegangan kuat2 pada behel motor tersebut.

Setelah hampir setengah jam melewati jalanan itu, mereka pun sampai di sebuah papan tanda masuk desa nini nya Najwa.
Sebuah rumah besar dengan halaman yang cukup luas terlihat mencolok dibandingkan rumah2 lainnya yang jauh lebih kecil di desa itu.
Saat turun dari motor, Saiful memperlihatkan kakinya yang gemetaran pada Najwa.

Di depan pintu, sudah berdiri orang tua Najwa yang menyambut kedatangan mereka.

"Ah, Saiful pun ikut?"
"Iya cil. Saya gak tega liat wawa sendirian kesini. Takut apa2 terjadi sama dia." jawab Saiful sembari menyalami ibunya Najwa
"Terima kasih banyak ya ful, sudah mau menemani Najwa. Acil pun sebenarnya khawatir kalau dia sendirian kemari. Untungnya ada kamu yang ikut menemani."
Saiful mengangguk sambil tersenyum, mereka disuruh masuk kedalam rumah dan langsung disuruh makan oleh ibunya Najwa.
Ikan lais goreng dengan sayur pucuk singkong rebus dan sambal mentah membuat Saiful langsung menelan ludah. Akhirnya, perutnya yang sudah sedari tadi keroncongan bisa segera terisi dengan makanan sederhana yang sangat nikmat tersebut.
Najwa pun sampai geleng2 kepala melihat Saiful yang sudah berkali2 tambah nasi.

"Rakusnya kamu ful." Ejek Najwa

"Masakan ibumu terlalu enak wa. Ayo kau juga tambah nasinya, jangan malu2 wa." Ujar Saiful
"Ini rumah niniku mana mungkin aku malu2." jawab Najwa

Selesai makan, Saiful langsung disuruh beristirahat di sebuah kamar oleh ibunya Najwa. Sementara Najwa sendiri, ia masuk ke kamar sang nenek.
Wanita tua renta dengan tubuh kurus kering seperti hanya tinggal kulit yang membalut tulang2nya itu berbaring di atas kasur. Wewangian pengar seperti balsem, minyak angin dan bau aneh lainnya jadi satu di dalam kamar itu.
"Nini, ini wawa datang ni." ucap Najwa pelan seraya memegang tangan neneknya

Wanita tua itu merespon dengan suara mirip geraman, matanya terbuka.

"Beliau sudah tidak bisa berbicara lagi wa." Kata ibunya yang baru saja masuk kedalam kamar
Najwa sangat kasihan dengan neneknya itu, ia seketika kembali teringat masa2 kecilnya dahulu.
"Istirahatlah wa, nanti ada yang ingin kubicarakan padamu." lanjut ibunya sembari menyentuh pundak Najwa yang saat itu tampak sedang melamun
Najwa menurut, dan langsung beranjak dari duduknya. Ketika ia melewati kamar yang ditempati Saiful, ia mendengar suara Saiful yang sudah mendengkur.

Buat ponakan2 yang mau baca duluan, bisa langsung ke karyakarsanya om rasth ya ponakan2. Sebelumnya om ucapkan terima kasih
Untuk setiap dukungan yang kalian berikan, semoga kalian sekeluarga sehat selalu dan dilancarkan rejekinya.. Aamiin🤲🤲

Link karyakarsa - karyakarsa.com/rasth140217/su…
Di dalam kamarnya, Najwa memandangi langit2 kamar, matanya seakan enggan terpejam.

Ia kembali mengingat kejadian dahulu, ketika kekasihnya berselingkuh dengan sepupunya(keponakan kandung ayah Najwa).
Najwa menghela nafas, lalu mengambil buku novel yang belum selesai ia baca dari dalam tasnya.

Novel cinta yang begitu romantis, tapi sayang lelaki seperti itu hanya ada di dalam novel. Kalau di dunia nyata, entahlah. Ia belum pernah bertemu.
________

"Dulu, nini wawa itu sangat banyak penggemarnya. Rata2 penggemarnya itu laki2, bahkan ada yang sampai tidur di depan rumah hanya untuk menunggu dia keluar. Menjaga dia sewaktu gadis tak ada beda seperti menjaga bunga mawar di dalam gelas kaca." cerita ni imah,
Keluarga jauhnya Najwa

Saiful yang mendengarkan cerita ni imah hanya mengangguk sambil sesekali menyeruput kopinya.

"Berarti nini wawa pada masa mudanya cantik sekali ya ni?"

"Cantik sekali. Wajahnya mirip artis, artis siapa itu namanya, duh nini lupa, ah, iya Chitra dewi."
Saiful mengerjab2kan matanya, ia bahkan tak tahu siapa itu artis Chitra dewi, mendengar namanya saja baru kali ini.
Karena Saiful tak terlalu suka menonton film2 lawas, makanya dia tidak tahu banyak nama2 artisnya. Pengetahuan nya tentang artis2 jadul sangat terbatas, yang ia
tahu hanya Suzanna dan Rhoma irama itu saja.

"Hmmm.. Angguk2 aja dari tadi, memangnya kau tau siapa artis yang dimaksud nini?" ujar Najwa mencibir pada Saiful

"Tau kok, yang main film sama Haji Rhoma Irama kan?"
"Yang jadi apa coba?"

"Jadi kekasihnya lah, kau kira aku tidak tau."

Sontak saja jawaban Saiful mengundang gelak tawa dari Najwa, tak henti2nya Najwa tertawa terbahak2.
"Dalam film berkelana, Chitra dewi berperan sebagai ibunya Rhoma tau. Dasar, ckckck."

Wajah Saiful memerah karena malu,

"Iya deh, iya. Aku gak tau artis yang nini mu sebut. Maklum aku kurang suka nonton film2 lawas."
"Coba sekali2 kamu nonton film2 lawas, gak kalah bagusnya kok sama film2 sekarang. Mana artis2 jaman dulu itu cantiknya natural. Aktingnya juga bagus2. Kau tau, apa yang kurasa saat aku menonton film2 dengan gambar hitam putih, seakan2 aku berada disana pada jaman itu.
Pokoknya baguslah. Susah aku jelaskan. Kau pun tak akan paham."

"Wah seleramu wa, luar biasa." puji Saiful

"Iya dong." sahut Najwa bangga

"Sayangnya mataku sakit bila melihat gambar hitam putih wa."
Sedang asik2nya mengobrol, Najwa dipanggil oleh ibunya.

Entah apa yang akan mereka bicarakan. Saiful hanya sepintas melihat raut wajah ibunya Najwa yang nampak beda.

"Ni, sebentar ya, ada yang mau saya ambil di dapur." ucap Saiful seraya beranjak dari duduknya
Perlahan2 ia berjalan ke arah dimana Najwa dan ibunya berada.

Sayup2 dari dalam kamar yang tidak tertutup rapat itu, Saiful mendengar obrolan kedua anak beranak tersebut.
Obrolan itu terdengar sangat serius.
"Hanya kau satu2nya yang bisa membantu ninimu wa. Karena kau cucu pertama, tertua dan perempuan satu2nya." ucap ibunya setengah memohon
"Tapi bukan begini caranya ma. Aku tidak mau. Kan kita bisa coba berikhtiar dengan cara lain selain menurunkan susuk itu padaku." jawab Najwa dengan nada kesal

Ibunya terdiam, hening..

Plak!... Bahu Saiful ditepuk oleh ni imah.
"Kenapa diam disitu? Ayo kita lanjutkan obrolan kita tadi. Nini rasa senang mengobrol denganmu. Kau jadi pendengar yang baik untuk nini. Kalau cucu2 nini yang lain, baru saja nini mau buka mulut, mereka sudah pada kabur entah kemana."
Saiful tersenyum,

"Saya memang suka mendengarkan cerita orang2 tua ni, seru."

"Ayo, kita keluar. Nini akan ceritakan banyak kisah untukmu." ujar ni imah tanpa ragu menarik tangan Saiful
Tak terasa, 2 jam sudah berlalu, Najwa belum juga keluar. Sedangkan punggung Saiful sudah sakit karena terlalu lama duduk.

Cerita ni imah memang seru2, tapi hampir separuh cerita tak terdengar oleh Saiful. Karena ia terus saja memikirkan Najwa.
______

"Wa.." panggil Saiful ketika Najwa hendak masuk ke dalam kamarnya

"Kenapa?"

"Maaf, tadi aku dengar obrolan kamu dan acil. Kamu bilang susuk, susuk apa itu wa?"
Najwa terdiam, helaan nafasnya yang berat terdengar.

"Kau percaya aku kan wa? Kau bisa ceritakan semuanya padaku. Biar aku bisa bantu kamu mencari jalan penyelesaian nya wa."
"Kalian belum tidur?" tanya ibunya Najwa yang tiba2 muncul, membuat Saiful menjadi sedikit kikuk.

Tanpa berkata apa2 Najwa langsung masuk ke dalam kamarnya, sementara Saiful sengaja berbasa basi terlebih dulu pada ibunya Najwa.
Malam itu, Saiful kesulitan memejamkan matanya. Tak seperti biasa, bahkan di bus yang melewati jalanan berlobang pun Saiful bisa tertidur dengan nyenyak. Sangat berbeda dengan malam ini, ia merasa matanya begitu segar dan tak akan tidur dalam beberapa jam kedepan.
Ia bingung apa yang harus dilakukan pada saat seperti itu.

Masa iya dirinya harus menghitung domba sampai seratus dulu baru bisa tidur. Ah, seperti anak2 TK saja.

Sayup2 di luar, Saiful mendengar suara nyanyian yang merdu sekali.
Lagu yang entahlah Saiful tak tau judulnya
apa bahkan mendengarnya saja baru pertama kali.

~Rindu lukisan mata suratan
Hatimu nan merindu
Rindu bayangan nan meliputi
Paras seri wajahmu~

Langkah kaki Saiful membawanya ke depan kamar nini Najwa. Suara nyanyian itu terhenti ketika dirinya sudah berada tepat di depan
pintu.

Perlahan2 ia membuka pintu tersebut, dan Saiful sangat terkejut melihat seorang wanita muda yang sangat cantik duduk menghadap ke arah pintu dengan wajah tersenyum.
"Maaf, maaf, saya tidak bermaksud apa2. Tadi saya dengar ada suara orang menyanyi. Saya penasaran makanya saya cek. Sekali lagi maaf." ucap Saiful dengan suara bergetar, cepat2 ia kembali menutup pintu kamar tersebut lalu kemudian pergi menjauh.
Wajahnya berkeringat dingin. Malam itu Saiful tak bisa memejamkan mata hingga sampai fajar menyingsing, Saiful masih teringat akan paras wanita cantik itu yang entah siapa, ia sendiri pun tak tau.

Ketika sedang duduk2 di teras, Saiful melihat Najwa yang sedang berjalan seorang
diri dari samping rumah.

Tanpa ragu Saiful mengejarnya, sekedar untuk mencari tahu siapa wanita yang ia lihat malam tadi.

"Wa.."

"Kenapa?"

"Kau punya sepupu cantik kenapa tak dikenalkan padaku?" serang Saiful dengan pertanyaan yang langsung membuat alis mata Najwa
mengkerut.

Maksudmu?"

"Tadi malam ada suara wanita menyanyi, suaranya bagus, tapi aku tidak pernah mendengar lagu itu sebelumnya. Dan saat aku mengikuti asal suara itu aku melihat seorang wanita yang sangat amat cantik duduk menghadap pintu, tentu saja ketika pintu terbuka,
mataku dan matanya langsung bertemu.
Setelah itu aku langsung panas dingin, salah tingkah. Kurasa aku sudah jatuh cinta pada pandangan pertama." cerita Saiful

Najwa menggelengkan kepalanya, ia juga meletakkan punggung tangannya di dahi Saiful, memastikan kalau sahabatnya itu
tidak sedang sakit.

"Memangnya kamar yang mana yang kamu masuki?" tanya Najwa kemudian

Tak perlu ditanya 2 kali lagi, Saiful menarik tangan Najwa dan membawanya ke sebuah kamar yang tak lain merupakan kamar sang nenek.

Tapi keadaan ruangan itu sangat jauh berbeda dengan
yang tadi malam dilihat oleh Saiful.

Najwa menatap Saiful yang tampak melongo bingung.

"Ini kamar perempuan yang kamu lihat itu?? Dasar gila."

"Gak wa. Iya, maksudku. Memang ini letak kamarnya. Tapi tadi malam itu kamarnya gak begini."
Najwa langsung menarik tangan Saiful untuk mengajaknya berkenalan dengan sang nenek yang terbaring lemah di atas tempat tidur.

"Ini Saiful ni, temannya wawa. Maaf mengganggu ya ni." ucap Najwa di dekat telinga nininya
Nenek tua itu menggeram pelan sebagai tanda ia merespon ucapan Najwa.

Setelah itu mereka keluar dari kamar tersebut, dan berpapasan dengan ibunya Najwa yang membawa nampan besar berisi nasi sepanci beserta lauk pauk yang sangat banyak.
"Itu untuk nini mu?" tanya Saiful

"Iya."

"Gak salah tuh, banyak sekali."

Najwa tak menjawab.

________
Siang itu, Saiful tertidur dengan sangat nyenyak di kamarnya.

Sementara Najwa diajak untuk berbincang serius oleh ibu dan saudara2 ibunya.
"Kasian nini mu wa. Kalau bukan kamu siapa lagi yang akan menggantikan beliau." ucap adik sang ibu

"Iya wa. Nini mu itu pasti sudah tidak kuat menahan rasa sakitnya. Karena seharusnya ninimu itu sudah meninggal.
Tapi karena susuk yang masih melekat di tubuhnya itulah yang membuatnya sulit untuk pulang. Bahkan seluruh tubuhnya sudah mati wa."
"Kalian sudah gila hah??!! Aku tidak setuju kalau Najwa yang harus menggantikan ibu! Itu salahnya, kalau sejak awal sudah tahu efek susuk itu bagaimana, kenapa tidak dipertimbangkan dari sebelum memasang susuk!! Kenapa harus menyiksa anak cucu!" ujar Amang Icon gusar dengan
suara menggelegar

Suara Amang Icon tersebut membuat Saiful terkejut dan langsung bangun dari tidurnya.
Lalu ia berjalan pelan keluar kamar untuk mendengarkan lebih jelasnya tentang apa yang tengah keluarga Najwa bicarakan.
"Dia itu orang tuamu Icon!!"

"Aku tau, dan aku tidak pernah sekalipun menganggapnya orang lain. Hanya saja sikap dan caranya itu yang tidak aku suka! Kau sendiri apa tidak pernah memikirkan nasib anakmu?!!" bentak Amang Icon pada ibunya Najwa

Hening..
"Pokoknya Najwa, jangan pernah mau menyalin susuk itu, kau sudah lihat bukan bagaimana susahnya ninimu itu sekarang? Bahkan malaikat maut pun tak sudi untuk menjemputnya."

Najwa terdiam, kepalanya menunduk. Ia pun tak pernah terpikir ingin memakai susuk. Meskipun sudah
beberapa kali ia gagal menikah hingga menjadi bahan gibahan orang2.
Saiful yang mendengarkan obrolan mereka tampak menghela nafas lega.

Lelaki berwajah dan berperawakan bak seorang preman itu ternyata sangat perhatian dan menyayangi Najwa, ia sangat menjaga Najwa sebagai
keponakannya. Saiful salut terhadap sosok Amang Icon.

______

Malam itu, Sengaja Saiful menunggu Najwa yang sedari sore tadi pergi.

Ketika dari kejauhan ia melihat kedatangan Najwa, Saiful lantas berlari mendekatinya.
Najwa tampak kaget begitu tangannya ditarik Saiful. Namun meski begitu, ia tak menolak saat Saiful membawanya pergi.
"Wa, kau tidak berpikiran untuk menyalin susuk itukan??"

"Kau menguping lagi??" ujar Najwa balik bertanya, wajahnya menunjukkan rasa ketidaksukaan akan sikap Saiful yang selalu menguping perbincangan keluarganya itu.
"Aku tidak menguping, aku hanya terdengar obrolan kalian. Dan aku sangat setuju dengan apa yang amang Icon katakan."

Najwa menepis tangan Saiful, ia lalu berjalan pulang tanpa menjawab perkataan Saiful lagi.
Saiful hanya bisa mengekor di belakang Najwa, ia tahu Najwa pasti marah padanya.

Sepanjang malam, Saiful hampir tak dapat tidur memikirkan Najwa. Memikirkan persahabatan yang sudah cukup lama terjalin antara mereka berdua. Tentu Saiful tidak ingin Najwa tersalah jalan dengan
Menerima susuk neneknya itu.

Keesokan paginya, Saiful tampak kaget dengan banyaknya menu sarapan di dapur, ditambah lagi sikap keluarga Najwa padanya.

"Kau mau pulang hari ini kan Ful?? Makan dulu ya. Nanti amangku yang akan mengantarmu." ujar Najwa yang membuat Saiful
Seketika terhenyak.

"Tapi.. Tapi wa.."

"Nanti kalau sudah sampai di sana. Tolong serahkan surat izin ku ya ful." ujar Najwa tanpa sedikitpun memberi kesempatan pada Saiful untuk berbicara.
Akhirnya, mau tak mau Saiful pun terpaksa untuk pulang. Meskipun hatinya masih sangat ingin menemani Najwa.

"Tolong jaga Najwa ya mang." ucap Saiful pada Amang Icon sebelum lelaki itu pergi

________
Singkat cerita..

2 bulan telah berlalu. Najwa belum juga kembali. Posisinya di tempat kerja pun kini sudah digantikan oleh orang lain..

Hari itu, Saiful yang tengah berkumpul dengan teman2nya di ujung jalan, melihat sebuah mobil avanza hitam memasuki jalanan tersebut.
Dan ketika melewati tongkrongan Saiful dkk. Kaca mobil itu dibuka, terlihat seorang perempuan yang sangat cantik melambai ke arah mereka.

Teman2 Saiful yang duduk, langsung berdiri menyapa perempuan cantik itu. Tatapan mata mereka mengikuti mobil tersebut, seolah sudah
Terhipnotis dengan kecantikan si perempuan.

"Itu tadi Najwa??" tanya Akbar

"Akay rung.. Bungasnya Najwa. (Astaga, cantik sekali Najwa.)" gumam Burhan

Expresi mereka sangat berbeda dengan Saiful.
Lelaki itu malah tampak bingung pada perubahan Najwa.
Tanpa basa basi, ia menghidupkan Richard si motor tuanya, mengikuti mobil yang berjalan pelan.

Setibanya di depan rumah Najwa, perempuan itu pun turun dari mobil.
Dari cara berpakaiannya tidak jauh berbeda dari sebelumnya. Hanya saja aura kecantikan nya sangat terlihat.
Bahkan mampu menghipnotis setiap mata yang memandangnya.

Tanpa basa basi, ia menghidupkan Richard si motor tuanya, mengikuti mobil yang berjalan pelan.

Setibanya di depan rumah Najwa, perempuan itu pun turun dari mobil.
Dari cara berpakaiannya tidak jauh berbeda dari sebelumnya. Hanya saja aura kecantikan nya sangat terlihat. Bahkan mampu menghipnotis setiap mata yang memandangnya.
Saiful memarkirkan motornya di pinggir, lalu ia berjalan menghampiri Najwa.

"Hai.." sapa Najwa dengan senyuman yang sangat mempesona

"Kamu menyalin susuk itu?" tanya Saiful tanpa basa basi

"Kamu bicara apa sih??!!" bentak Najwa
"Kalau iya jawab iya, kalau tidak jawab tidak. Jangan ngegas begitu dong." balas Saiful

"Lagipula kamu bertanya seperti itu untuk apa?? Aku pakai susuk atau tidak, itu sama sekali tidak ada kaitannya sama kamu."
Percekcokan antara keduanya terhenti ketika Ayah Najwa keluar dari rumah.
Rupanya sang Ayah sudah kembali dari pekerjaannya di KT.
Memang hampir 3 tahun ini hubungan antara ayah dan ibu Najwa tidak lagi Harmonis.
Bila mereka bersama, pasti selalu ada celah untuk bertengkar.
Dan akhirnya ayah Najwa memutuskan untuk bekerja di KT, sementara ibunya pulang ke KH, tapi diantara mereka belum terucap kata cerai sekalipun. Bahkan ayahnya masih rutin memberikan uang pada ibunya.
Ayah Najwa menatap putrinya lekat, pandangan matanya sangat tajam.
Tak ada senyum sedikitpun di bibirnya kala menatap Najwa.

"Masuk ful." ajak lelaki itu pada Saiful

Saiful dan ayahnya Najwa mengobrol panjang lebar, tampak sekali keduanya sudah sangat akrab.
______

Semenjak kembalinya Najwa kerumahnya, Saiful sudah beberapa kali melihat ia pulang dan pergi diantar oleh laki2 yang berbeda2. Bagi Saiful Najwa sangat berbeda sekarang.
Seperti hari itu, Najwa di antar oleh seorang laki2 berpakaian rapi dan menaiki mobil bagus. Beberapa ibu2 menatapnya tanpa berkedip, lalu setelah mobil yang membawa Najwa itu pergi, mereka pun mulai bergosip.

"Sudah jadi p3l4cur rupanya.." ujar salah satu ibu2 itu
"Jangan suka bergosip yang tidak2 bu. Ingat, kalian juga perempuan dan punya anak perempuan, jangan sampai apa yang ibu2 katakan itu malah berbalik ke anak cucu ibu." ujar Saiful gusar
Meski kecewa pada sikap Najwa, itu tidak membuat Saiful membiarkan saja orang2 mengkata2i sahabatnya sedemikian rupa.

Ibu2 itu terdiam dan menatap Saiful dengan wajah tak senang.
Meski kini Saiful tak lagi dianggap teman oleh Najwa tapi ia masih sangat peduli terhadap perempuan itu. Ia bahkan berencana untuk membuat Najwa kembali menjadi seperti yang dulu lagi.

________
4 bulan sudah, Kini Najwa katanya sudah menikah siri dengan seorang laki2 berusia 40 tahunan yang merupakan seorang pengusaha kaya.
Kehidupannya yang dulu sederhana pun kini sudah jauh berubah. Bahkan kini Najwa sudah mempunyai mobil dan sopir sendiri. Di Rumahnya pun kini
Menggunakan jasa seorang ART.

Namun dihari itu, ketika menjelang maghrib. Ada sebuah mobil lain yang singgah di depan rumah Najwa. Beberapa orang turun dari dalam mobil.
Sama sekali tak ada senyum di wajah mereka.
Beberapa ibu2 yang masih mengobrol di sebuah teras, nampak memperhatikan orang2 itu dengan rasa penasaran, siapa kira2 orang2 itu??
Teman2 Saiful yang berada di sekitar situ lantas langsung memanggil Saiful agar melihat apa yang terjadi pada Najwa, karena setibanya di depan pintu rumah Najwa orang2 tersebut langsung menggedor2 pintu dan meneriaki Najwa.
"Dasar perempuan gatal!! Perusak rumah tangga orang!! buka pintunya P3l4cur!!" teriak salah satu ibu2 yang tampaknya sangat bernafsu ingin sekali masuk kedalam rumah tersebut.
Sontak saja, dengan perkataan yang sangat kasar dan diucapkan dengan lantang tersebut, membuat ibu2 yang tadi mengobrol di teras rumah langsung mendekat untuk sekedar memuaskan rasa penasaran mereka yang di kemudian hari akan menjadi bahan ghibah yang panas.
Saiful dan salah satu temannya yang baru tiba di sana langsung berusaha membubarkan orang2 itu.

Ibu2 yang menonton kejadian itu mulai berbisik2 ketika Saiful datang.

"Ada apa ini???" tanya Saiful
"Perempuan yang berada di dalam rumah ini sudah merusak rumah tanggaku!! Dia mengambil suamiku!!"

"Perempuan yang mana bu?? Ini rumah teman saya. Mungkin ibu salah rumah!."
"Tidak mungkin saya salah rumah. Orang suruhan saya sudah memata2i suami saya!! Dan baru sekarang ketahuan dimana suami saya menyembunyikan p3l4cur itu!"

Salah seorang laki2 yang datang bersama ibu2 tersebut, memecahkan kaca rumah sehingga ia bisa masuk dan membuka pintu.
Rumah itu tampak sepi, namun Saiful tau, pasti Najwa bersembunyi di dalam kamarnya. Ia yang berusaha menghalangi mereka, langsung di dorong hingga jatuh dan menimpa pecahan kaca yang membuatnya terluka.
Mereka mencari2 keberadaan Najwa di setiap sudut rumah, hingga akhirnya mereka menemukan kamar ART Najwa yang terkunci dari dalam. Sosok lelaki tadi langsung mendobrak pintu dan kemudian pintu berhasil terbuka, mereka mendapati Najwa menangis di sudut kamar dengan raut wajah
Yang sangat ketakutan.

Saiful yang terluka, berusaha untuk bangkit, ia menerobos kerumunan orang2 itu hingga akhirnya ia berhasil masuk kedalam kamar. Ia melindungi Najwa dari amukan si ibu yang memukulnya dengan barang apapun yang berhasil ia raih dari meja milik ART.
Hingga tidak lama kemudian, suara pak RT dan kades yang datang bersamaan menghentikan mereka semua. Saiful masih memeluk Najwa yang terisak.

Rambut di atas kepala Najwa hilang tercabut saat ibu2 tadi menariknya dengan sangat kuat.
Sementara Saiful sudah berdarah2, kepalanya juga berdarah setelah dipukul dengan benda yang entah Saiful pun tak tau.

Saat pak RT dan Pak Kades berbicara pada orang2 itu, teman2 Saiful langsung membantu mereka berdua keluar dari rumah melalui pintu belakang untuk menghindari
Orang2 tadi.

Mereka membawa Najwa ke rumah Saiful.
Orang tua lelaki itu tampak kaget melihat keadaan Najwa dan anaknya.

Tak mau orang tuanya salah paham, Saiful langsung menjelaskan apa yang terjadi tadi.
Untungnya orang tua Saiful sangat baik, sehingga membiarkan Najwa tinggal disana sampai keadaan aman. Mereka juga mengobati Najwa yang terluka.

Sementara Saiful dipanggil oleh pak RT ke rumahnya.
Pukul 11 malam, Saiful pulang ke rumah.

"Bagaimana nak?" tanya ayahnya Saiful

"Mereka meminta wawa untuk mengembalikan semua barang yang pernah diberikan oleh suami ibu itu, dan juga meminta wawa untuk meninggalkan suaminya. Kalau tidak, mereka…" cerita Saiful terhenti
Ketika ia melihat Najwa keluar dari dalam kamar

"Aku akan mengembalikan semuanya." ucap Najwa dengan suara bergetar

"Jadi benar kau sudah menikah siri dengan lelaki itu?" tanya Saiful pelan

Najwa mengangguk.

Ayah Saiful meninggalkan mereka berdua, agar keduanya lebih
Leluasa untuk mengobrol.

"Dan apa benar dugaanku kalau kau juga sudah menyalin susuk itu?"

Lagi2 Najwa mengangguk, ia sudah tak ingin berbohong lagi pada Saiful. Lelaki yang merupakan sahabat baiknya itu.
"Wa, kau sudah sangat berubah sekarang. Kemana wawa ku yang dulu??"

Najwa menunduk. Ia mulai terisak.

"Aku menyesal ful." isaknya

Saiful terdiam, hanya helaan nafasnya yang terdengar.
"Tidurlah, untuk beberapa hari kedepan, kau jangan pulang ke rumah dulu. Tinggal saja untuk sementara disini demi keamananmu." ujar Saiful akhirnya

Lalu lelaki itu merebahkan tubuhnya, ia meletakkan lengan ke atas dahinya.
"Ayahmu sangat menyayangimu wa. Itulah sebabnya dia sangat marah ketika tau kau sudah menyalin susuk itu." ucap Saiful ketika Najwa akan beranjak dari duduknya

Saiful membalikkan tubuhnya membelakangi Najwa.
Najwa tau, Saiful pasti sangat kecewa padanya.

_________

Keesokan paginya, Najwa di ajak sarapan bersama orang tua Saiful. Tapi disana hanya ada mereka bertiga saja. Saiful pagi2 sekali entah pergi kemana.
Selesai sarapan, ayah Saiful pergi ke sawah. Sementara itu ibunya Saiful mulai beberes rumah dan memberi makan ayam2 peliharaan mereka.

Najwa membantu ibunya Saiful mencuci piring kotor dan menyapu.
Sekitar pukul 9an. Saiful datang bersama lelaki yang semalam datang kerumah Najwa.

Lelaki itu meminta surat2 mobil, dan barang2 yang pernah diberikan suami siri Najwa padanya.
Dengan ditemani Saiful, Najwa kembali ke rumahnya. Mengambil semua barang2 itu lalu menyerahkannya pada si lelaki.

Setelah mengambil semua barang2 itu, ia juga memperingatkan Najwa untuk tidak lagi mendekati suami si ibu, yang merupakan kakaknya tersebut.
Najwa terduduk lemas, kakinya serasa tak mampu lagi untuk menopang beban tubuhnya.

"Hidupku sudah hancur ful." ucapnya terisak

"Kau bisa memulai semuanya dari awal lagi wa, aku yakin kau cukup kuat untuk menghadapi ini semua."
-----------

Semenjak kejadian itu, Najwa menjadi lebih sering mengurung diri di dalam rumah. Ia tak tahan dengan omongan ibu2 di sekitarnya yang terus saja menyebutnya p3l4cur.
Ia juga mulai merasa tak nyaman dengan sapaan2 genit bapak2 komplek yang sebelumnya ia tak terlalu menanggapi itu semua.

Hari itu, ketika Saiful datang ke rumahnya, Najwa sedang duduk sambil menangis di dekat jendela.
Wajah wanita itu kini terlihat pucat,

Saiful meletakkan rantang bawaannya dan menyuruh Najwa untuk makan, karena ia tahu, Najwa pasti belum makan.

"Makan dulu wa, ini tadi ibuku menyuruhku mengantar makanan untukmu."
"Aku rasanya ingin mati saja ful."

"Huss.. Gak boleh ngomong begitu." tegur Saiful

"Aku takut aku gak cukup kuat untuk menghidupi anak ini ful." isak tangis Najwa pecah

Sementara Saiful langsung melotot, alisnya pun ikut berkerut.
"Maksudmu?"

"Aku hamil."

Saiful terhenyak, ia kaget dan tak menyangka.
Tapi untuk beberapa saat kemudian, Ia langsung menenangkan Najwa.
"Kalau kau bersedia, aku akan menikahimu wa."

"Tidak semudah itu ful. Apalagi aku belum di talak. Lelaki itu menghilang tanpa kabar."

"Kau tau alamatnya? Biar aku cari dia wa."
"Yang aku tau cuma alamat kantornya ful."

"Kalau begitu berikan alamatnya biar aku kesana. Anak yang kau kandung itu tak bersalah wa, ayahnya harus tau dan bertanggung jawab. Kalaupun memang dia tak mau lagi denganmu, aku siap menggantikannya." ucap Saiful mantap
"Tapi aku tidak mau menyusahkan kamu ful, terlebih lagi, karena kamu menikahiku karena rasa kasihan. Aku takut kau tak bahagia. Dan itu pasti, kau tak akan bahagia. Jalan hidupmu masih panjang ful, aku tak mau kau terperangkap hidup bersamaku, menafkahi anak yang jelas2 bukan
Anakmu."

"Tapi aku tulus menyayangimu wa. Kau saja yang tak menyadari itu. Dan sekarang bila aku sudah mendapatkan kesempatan itu, aku tak ingin menyia2kan nya. Aku berjanji akan menjaga dan menyayangi kalian."
Najwa tak menyangka, Saiful begitu baik dan tulus padanya. Kemana ia selama ini sehingga tak bisa menyadari bahwa lelaki yang ia cari2 selama ini ternyata berada sangat dekat dengannya.

_______
Semuanya tak semudah yang dibayangkan oleh Saiful. Meski sudah bertemu dengan suami siri Najwa, tapi lelaki itu sama sekali tak mau menceraikan istri sirinya.

Dia tetap bersikeras mempertahankan Najwa meskipun ia tahu kalau mereka tetap bersama maka sama artinya dengan
Menempatkan Najwa dalam bahaya.

Keputusannya itu hampir memancing amarah Saiful. Andai Udin tak segera mengajaknya pergi, mungkin sekarang Saiful sudah ditahan oleh polisi karena melakukan penyerangan terhadap si pengusaha.

_______
Sementara di rumah, Najwa mulai mengalami berbagai macam teror yang berasal dari susuknya.

Mulai dari mimpi2 aneh, suara2 bisikan yang selalu terdengar ketika ia memejamkan mata dan masih banyak lagi.
"Rasanya aku sudah tak tahan ful. Aku ingin melepaskan susuk ini. Tapi aku tak tau bagaimana caranya."

"Kau serius?"

Najwa tak menjawab, tapi kepalanya langsung mengangguk menandakan bahwa ia bersungguh2 dengan kata2nya.
"Aku bisa bantu. Dulu Udin pernah cerita kalau kakeknya di kampung, merupakan orang yang paham dengan hal2 mistis seperti itu. Dan tidak sedikit orang2 yang berobat pada beliau. Mungkin kalau kita menemui beliau, beliau bisa membantu masalahmu."
"Aku mau. Kapan kita kesana?"

Saiful terdiam,

"Aku tanyakan Udin dulu, karena aku juga tak tau dimana kampung kakeknya itu."

Setelah berpamitan pada Najwa, Saiful pun pergi.
Sekitar pukul 9 malam, ia datang lagi dengan wajah cerah.
Saiful mengetuk pintu rumah Najwa tanpa menyadari saat itu waktunya sudah larut untuk bertamu.
Setelah pintu rumah terbuka, ia langsung mengabari bahwa Udin bersedia mengantar mereka esok hari untuk bertemu kakeknya. Karena kebetulan sekali, Udin yang merupakan pekerja di salah satu rumah makan itu mendapat hari libur beberapa hari dikarenakan orang tua bosnya meninggal
dunia.

Namun baru saja mereka duduk, beberapa orang bapak2 datang beramai2 ke rumah Najwa. Rupa2nya mereka menggerebek Najwa dan Saiful yang dianggap telah melakukan hal tidak senonoh di dalam rumah tersebut, padahal pintu rumah saat itu sama sekali tidak tertutup.
Alhasil, keduanya dibawa ke rumah ketua RT. Bahkan kedua orang tua Saiful pun dipanggil kesana.

"Saya tidak masalah kalau disuruh menikahi Najwa pak, Malam ini pun saya sanggup, cuma masalahnya, suami siri dari Najwa ini tidak mau menceraikan dia." Ujar Saiful yang membuat
Orang2 itu terdiam.

Akhirnya pak RT membuat keputusan, beliau bersedia membantu mengurus masalah Najwa dengan suami siri nya.

"Tentu semua ini butuh waktu dan proses yang tidak mudah." Ujar pak RT mengakhiri pertemuan malam itu

__________
Pagi2 sekali, pak RT dan Saiful pergi menemui istri sah dari suami sirinya Najwa. Mereka meminta bantuan pada wanita itu agar membujuk suaminya untuk menceraikan Najwa.

"Kalian tenang saja. Aku akan urus semuanya. Akan aku pastikan dia menceraikan wanita itu." Ujarnya dengan
suara tegas

Terima kasih bu." Ucap Saiful

______

Hari2 berlalu begitu cepat, Najwa lelah menunggu proses perceraian yang tak semudah dibayangkan. Apalagi suami sirinya itu benar2 tak mau menjatuhkan talak pada Najwa.
Tapi untungnya semua itu dibawah pantauan istri sah suami siri Najwa, jadi prosesnya tidak terlalu berbelit2.

Di samping itu, Saiful tetap membantu Najwa untuk melepaskan susuk yang telah tertanam di dalam tubuhnya.
"Susuk yang ada padamu ini, hampir sama dengan kutukan. Selama susuk itu ada di dalam tubuhmu, maka kau akan terus dan terus gonta ganti lelaki. Tak peduli nyawamu sudah di ambang batas, kau tetap akan merasakan hasrat untuk menikah lagi." Ujar kakeknya Udin menatap Najwa
Saiful bergidik mendengar ucapan lelaki tua tersebut.

"Lalu bagaimana, apakah susuk itu bisa dilepaskan/dibuang saja tanpa harus diturunkan?" Tanya Saiful

Kai Ramsah menghela nafas panjang, matanya teralih menatap asbak rokok yang sudah dipenuhi dengan abu rokok tersebut.
Sebelum menjawab pertanyaan Saiful, beliau lebih dulu menghisap rokok yang terselip antara jari telunjuk dan tengahnya itu.

"Kalau susuk itu bisa dipasang, berarti susuk itu juga bisa dilepaskan."
"Tapi kata keluarga saya, susuk itu tidak bisa dilepaskan selain dengan cara diturunkan ke anak cucu."

"Itu tidak benar, syarat seperti itu hanya jebakan." Ujar Kai Ramsah sambil mematikan rokoknya yang masih tersisa setengah
"Syukurlah, berarti kau bisa terlepas dari susuk itu wa."

Najwa tersenyum penuh harap.

Akhirnya malam itu juga, Kai Ramsah melepaskan susuk yang ada di tubuh Najwa.
Najwa disuruh berbaring di atas kain hitam, dan hanya mengenakan tapih(kain panjang) yang melilit tubuhnya sebatas dada.

Susuk itu ada di beberapa bagian tubuh, 3 di bagian wajah seperti matahagi(jarak antara dua alis), mulut/bibir, dan dagu.
Sementara itu di bagian bahu serta dada juga ada. Dan yang paling berat ada di bagian yang sulit dijelaskan.

Saat baru mulai prosesnya saja, Najwa sudah mulai merasakan sakit yang teramat sangat di bagian wajahnya. Rasanya sama persis seperti daging yang dikoyak/di congkel
Dengan pisau.

Saiful sesekali menutup matanya, ia benar2 tak tega melihat proses tersebut. Apalagi ketika ia melihat benda merah bercampur daging yang keluar dari dagu Najwa.
Setelah selesai mengeluarkan 3 benda kecil bercampur daging itu, Kai Ramsah berhenti sejenak, untuk mengumpulkan tenaga dan memberikan waktu untuk Najwa beristirahat.
Saiful melihat dari sudut mata Najwa mengalir air matanya, ia tahu proses pelepasan susuk itu tadi pasti sangat menyakitkan.
Proses pelepasan kembali dilanjutkan, ketika dibagian dada, Najwa meringis dan memohon untuk dihentikan, karena ia sudah tidak kuat menahan rasa sakit itu.
Kai Ramsah menatap Saiful, seperti tengah mengatakan sesuatu dari gerakan matanya. Tapi Saiful yang tak memahami jenis2 perkodean itu, tentu tak tau apa maksud gerakan mata si kakek.
"Kenapa kai?"

Setelah Saiful bertanya seperti itu, akhirnya Kai Ramsah berhenti.
Ia menarik nafas berat. Sepertinya ada sesuatu yang tengah terjadi.

"Ambilkan air putih itu." Ujarnya menunjuk pada gelas air putih yang sudah terbuka sejak tadi.
Setelah menerima gelas berisi air tersebut, Kai Ramsah langsung memberikannya pada Najwa, dan beberapa kali beliau mengusapkan air tersebut pada wajah Najwa, hingga akhirnya, Najwa kembali tenang.
Lalu proses pelepasan susuk itu pun kembali dilanjutkan.

Singkat cerita, beberapa saat kemudian semua susuk yang terpasang di tubuh Najwa berhasil dilepaskan.

Tapi setelahnya Najwa, merasa sangat kelelahan. Sakit disekujur tubuhnya sangat terasa, sehingga malam itu mereka
Terpaksa menginap di rumah kai Ramsah.

oleh Kai Ramsah, Najwa dan Saiful di nasehati tentang banyak hal baik.

Dan keesokan harinya ketika akan pulang, Najwa diberikan air putih di dalam sebuah botol yang diharuskan meminumnya sampai habis.
Keadaan mulai membaik, namun sekitar seminggu setelah pelepasan susuk tersebut. Wajah Najwa mulai ditumbuhi jerawat, awalnya hanya 1 atau 2 jerawat yang muncul, namun lama kelamaan jerawatnya mulai semakin bertambah banyak. Ketika di periksa ke dokter, kata dokter itu hal wajar,
Karena saat itu Najwa tengah hamil.

________

Singkat cerita kehamilan Najwa kini sudah memasuki usia 9 bulan, setiap hari2nya selalu ada Saiful yang menemani. Bahkan Najwa sendiri kini sudah tinggal di rumah Saiful. Karena seperti kata ibunya Saiful,
Beliau bisa mengawasi Najwa yang tengah hamil besar itu kapanpun, jadi Najwa akan aman selama tinggal disana.
Saat tiba waktunya melahirkan pun, Saiful selalu berada di dekat Najwa, untuk menemaninya, memegang erat tangannya.

Meski bukan anak dari Saiful, tapi orang tuanya sangat menyayangi anak Najwa, sama seperti menyayangi cucu kandung mereka.
Najwa pun dijaga seperti anak sendiri, pantangan2 ibu setelah melahirkan pun Najwa jalani dengan hati bahagia. Meski ia dilarang makan ini dan itu oleh ibunya Saiful dengan alasan kesehatan, karena memang ibu yang baru melahirkan tak boleh makan makanan berminyak, dan berbagai
Macam makanan lainnya yang termasuk dalam makanan pantang.

Tapi tak jarang Saiful membelikan makanan2 yang ingin Najwa makan secara diam2. Seperti malam itu, ia membawakan bakso, martabak, terang bulan untuk Najwa. Ia mengantarnya pun melalui jendela kamar.
Tanpa ia ketahui bahwa ibunya malam itu ada di kamar Najwa tengah membantu Najwa untuk menidurkan bayinya.

Mendengar Saiful yang meminta dibukakan jendela, ibunya langsung memberi kode pada Najwa untuk segera membukakan jendela, sementara ibunya Saiful mendengarkan apa yang
Dikatakan oleh Saiful dengan alis berkerut.

"Ini wa, makan ya, aku belikan untukmu bakso, martabak dan terang bulan. Kasian kamu, setiap hari dikasih makan rebus2an dan bakar2an saja." Ujar Saiful berbicara dengan lancarnya, padahal Najwa sudah
memberikan kode gerakan mata padanya, untuk memberitahukan keberadaan sang ibu yang berada di dalam kamar tersebut, tapi yang namanya Saiful, ia tak mengerti tentang kode2an seperti itu.
"Ohh.. Jadi ini yang kamu lakukan ful?!" Tegur ibunya yang langsung beranjak dari kasur

"Astaga naga.. Mati aku!" Ujar Saiful langsung kabur, tak ingin kena semprot dari ibunya sendiri
"Dasar.. Apa dia tak tau, makanan2 seperti ini pantang untuk ibu yang baru melahirkan. Ini makanan berlemak, berminyak, pedas. Kamu kan menyusui, kalau makanan mu tidak sehat, maka bayimu yang akan sakit."
Akhirnya gara2 perbuatan Saiful malam itu, Najwa lah yang terkena nasihat panjang lebar dari ibunya Saiful.

"Nanti setelah pantang, jangankan bakso seperti ini. Kamu mau makan naga pun bisa."

"Tapi saya tidak meminta dibelikan ini semua pada Saiful bu." ucap Najwa membela
Diri

"Iya betul, dia itu memang kurang ajar. Dan kalau dia ada lagi memberikan makanan2 seperti ini, jangan kamu makan. Kalau sudah lewat masa pantang, ibu akan memasakkan makanan yang enak2 untukmu."

Setelah puas menasehati Najwa, ibunya Saiful pun keluar.
Najwa menghela nafas lega.

Tok tok.. Suara ketukan di jendela.

"Maaf ya wa. Gara2 aku, kamu jadi di marahi."

"Itu bukan marah namanya, ibu menasehatiku. Besok kau jaga2, karena aku yakin kau yang akan dimarahi."
Mendengar itu, Saiful ketar ketir. Kemarahan ibunya adalah yang sangat ia hindari. Kalau ayahnya yang marah Saiful masih bisa menerima, karena mereka hanya akan saling diam2an, itupun kalau Saiful yang meminta maaf lebih dulu, maka marah ayahnya akan langsung hilang.
Berbeda dengan ibunya yang akan memukul dengan benda apapun yang ada disekitarnya, dan tentu satu kesalahan Saiful itu akan diungkit ribuan kali oleh sang ibu.

___
Benar saja, keesokan paginya, Saiful dimarahi habis2an oleh ibunya. Bahkan wanita itu sesekali memukulkan sendok kayunya pada Saiful.

Najwa yang melihat itu tampak tersenyum.

"Hangatnya keluarga ini." batin Najwa
________

Ketika usia anaknya sudah genap 6 bulan, Saiful melamar Najwa. Mereka menikah dengan sederhana. Ayah Najwa pun datang, tapi tidak dengan ibunya. Bahkan dari pihak keluarga ibu Najwa, hanya amang Icon yang datang.
Meski begitu, hal tersebut tidak mengurangi kebahagiaan yang Najwa rasakan.

"Aku berikan dan serahkan tanggung jawab atas diri Najwa padamu, dan tolong jaga serta sayangi dia sebagaimana aku menyayanginya." ucap Ayah Najwa pada Saiful
"Aku yakin kau akan mampu membahagiakan keponakanku ini." ujar amang Icon

_________

Setahun berlalu, Najwa kini melahirkan anak hasil buah cintanya dengan Saiful. Tapi kehadiran anak kedua Najwa itu, sama sekali tak mengurangi kasih sayang keluarga Saiful terhadap anak pertama
Najwa.

Meskipun hidup dengan sederhana, tapi mereka menjalani hidup dengan sangat bahagia.

___SELESAI___

(Barangkali ponakan2 ada yang berminat akar untuk kejantanan(khusus pria) tidak ada efek samping, malah khasiatnya selain untuk kejantanan, juga bisa
Menyembuhkan sakit pinggang akibat bekerja berat, dan juga bisa mengobati prostat.
Om juga ada jual bajakah untuk mengobati kanker, tumor, kista dll. Juga akar kuning untuk mengobati penyakit liver.
Atau mungkin ada ponakan2 yang berminat dengan minyak2 kalimantan,
Mulai dari pemikat, pengasih, penglaris, penunduk lawan bicara dll. Kalau berminat ponakan2 bisa langsung hubungi om Rasth melalui DM atau WA - 0856 5403 7262)
Terima kasih🙏

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with OM RASTH

OM RASTH Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @rasth140217

Apr 20
PENGANTIN

Nama orang dan tempat sudah diubah, untuk menjaga privasi dari narsum.

@IDN_Horor
@ceritaht
@bacahorror
#ceritaseram
#basedontruestory
#threadhorror
#bacahorror
#omrasth

(Gambar Hanya Ilustrasi) Image
"Cepat bah kamu ini lama sekali !!" teriak seorang ibu2 pada seorang pemuda berusia 16 tahunan

"Sebentar.. Ini baru selesai..." Jawab pemuda itu sambil berlari keluar kamar membawa tas yang tampak sangat penuh
"Kau bawa apa sebanyak ini ndi?" Tanya ibunya dengan alis mata mengerut menatap tas yang dibawa anaknya tersebut

"Kita kesana 1 minggu kan?? Aku bawa baju, celana, sabun, handuk topi, kacamata...."

"Ya sudah, cepat angkat, bawa keluar. Sebentar lagi travelnya datang.." Potong
Read 75 tweets
Mar 24
SANTET SIND'AH
(Santet Kiriman Kakak Ipar Perempuan)

@IDN_Horor
@ceritaht
@bacahorror
#ceritaseram
#basedontruestory
#threadhorror
#bacahorror
#omrasth

(Gambar hanya ilustrasi) Image
"Kepalaku benar2 sakit. Di bawa duduk saja rasanya seperti berputar2." Ucap Vivi pada suaminya, Rigen.

"Kalau begitu kamu istirahat saja. Jangan mengerjakan pekerjaan rumah dulu.
Nanti aku saja yang bereskan setelah pulang kerja."ujar rigen seraya mengelus kepala istrinya itu

"Terima kasih ya..."

"Sama2 sayangku.." Balas rigen seraya mencium kening istrinya lalu berpamitan untuk berangkat kerja
Read 190 tweets
Mar 16
HANTU SANDAH
Berasal Dari Perempuan Yang Memakai Ilmu Pirunduk

Sandah ini pernah menggemparkan kalsel tepatnya disalah satu/beberapa desa, pada tahun 2007an.

@IDN_Horor
@bacahorror
@ceritaht
#ceritahoror
#bacahorror
#threadhorror
#omrasth

(Gambar hanya ilustrasi) Image
Nama desa maupun orang dalam cerita akan sebisa mungkin om ubah, agar tidak menyinggung beberapa pihak yang mungkin masih terkait dalam cerita.
_____

Beberapa orang lelaki berusia awal 30an, terlihat sedang mencari2 sesuatu di area pahumaan/sawah.

Mereka memakai senter dikepala dan membawa peralatan seperti wadah berukuran sedang yang memiliki tutup diatasnya. Wadah itu diikatkan pada pinggang mereka.
Read 97 tweets
Mar 8
PANGULUH SANG PEMANGSA DARI PEDALAMAN KALIMANTAN TENGAH

"Mereka memburu apapun yang bisa dimangsa. Bahkan mayat yang sudah dikubur pun tidak lepas dari ancamannya"

@IDN_Horor
@bacahorror
@ceritaht
#ceritahorror
#bacahorror
#threadhoror
#omrasth

(Gambar hanya pemanis) Image
Panguluh, adalah manusia jadi2an yang bisa merubah dirinya menjadi binatang.
Mereka dikenal sangat brutal ketika memangsa mayat maupun saat mengganggu wanita2 hamil dan melahirkan.
Mereka ada di desa2 pedalaman, kehulu dari muara teweh hingga atas purukcahu/murungraya.
Di desa om rasth sendiri (dihilir purukcahu, tapi masih masuk wilayah kabupaten murung raya) masih terdapat sangat banyak mahluk ini.
Di beberapa thread, om rasth sudah pernah menceritakan berbagai pengalaman tentang panguluh.
Read 181 tweets
Feb 24
BULIK

(Nama tempat dan tokoh sudah disamarkan.)

@IDN_Horor
@bacahorror
@ceritaht
#ceritahoror
#bacahorror
#threadhorror
#omrasth

(Gambar hanya ilustrasi) Image
2008.

Raut wajah pak budi terlihat murung, helaan nafasnya terdengar berat.

"Kita tidak ada pilihan selain pulang kekampung. Disini, dikota besar ini kita tidak akan bisa bertahan. Dan lagi uang tabungan kita sudah mulai menipis karena memaksa bertahan disini." Ujar pak budi
Ia menatap istrinya yang duduk disampingnya.

"Ya, aku setuju kalau kita pulang ke kampung saja. Mungkin dikampung kita bisa memulai usaha baru lagi."
Read 237 tweets
Jan 22
PELET CELANA DALAM

@IDN_Horor
@bacahorror
@ceritaht
#ceritahorror
#bacahorror
#threadhorror
#kisahnyata

(Gambar hanya ilustrasi) Image
"Eh sum, bujurankah rumah kosong dihiga wadah ikam tu ada yang mandiami sudah?
(Eh sum, betulkah rumah kosong didekat rumahmu itu sudah ada yang menempati?)" tanya yayah pada isum yang pada saat itu mereka sedang berada
Disebuah rumah yang akan mengadakan acara pernikahan

"Iih pinanya, pang rami kamarian urang bahangkut parabut kasitu. (Sepertinya iya, karena kemarin ramai orang mengangkut barang kerumah itu." jawab isum
Read 149 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Don't want to be a Premium member but still want to support us?

Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal

Or Donate anonymously using crypto!

Ethereum

0xfe58350B80634f60Fa6Dc149a72b4DFbc17D341E copy

Bitcoin

3ATGMxNzCUFzxpMCHL5sWSt4DVtS8UqXpi copy

Thank you for your support!

Follow Us!

:(