Beberapa kisah di cerita ini mungkin cukup sensitif sehingga narasumber enggan untuk menceritakan ini sebelumnya.
Namun setelah berlalu hampir sepuluh tahun setelah kejadian, beliau merasa ada baiknya cerita ini diceritakan.
Mungkin ada hikmah dan pelajaran dari cerita yang ia alami bersama teman sekelompoknya dulu.
Seluruh nama , detail lokasi, dan hal yang berpotensi sensitif akan disamarkan.
PROLOG
Evan :
" Gua bakal lupa, waktu itu habis istirahat gua ke kamar mandi di deket gudang belakang. Waktu mau masuk, gua kira itu cuma bau bangkai binatang.
pas masuk ke dalem, disana ada mayat manusia yang badanya gosong nyangkut di sekat pemisah kamar mandi.
Sialnya, habis itu kepalanya putus jatuh ke lantai dan liatin gua.."
Ari :
"Sempet ketiduran, dan gak sengaja di lantai dua sampai jam tujuh malem. Pas kebangun dikira masih sore dan masih pada kerja.
Gak taunya pas ngecek ke ruang admin, itu yang di ruangan bentuknya pada berantakan.
Ada yang di meja, merayap di langit-langit, ada yang jilatin sepatu Mbak Rina juga..."
Surya :
"Gua nggak sengaja nendang sesajen di bawah tangga.
Pulangnya pas sampe rumah kamar gua bener-bener bau gak enak.
Pas tengah malem nggak sengaja kebangun, tiba-tiba ada perempuan berdiri di depan kasur gua. Dia ketawa tapi ga ada suaranya, pas tau dia nggak punya muka gua langsung cabut dari kamar..."
Itu adalah kalimat pertama yang mereka ucapkan saat saya bertanya, "Seserem apa kejadianya?"
Tapi itu hanya sekilas, masih ada hal yang bikin saya nggak habis pikir saat mendengar cerita dari mereka.
Siapin kopinya, kita simak cerita ini pelan-pelan.
Jakarta 2012,
Praktek kerja lapangan, itu adalah salah satu syarat penting yang harus diselesaikan Ari, Surya, dan Evan sebagai syarat untuk memulai skripsinya.
“Ini distributor kantor kakak gua, minggu depan kita udah bisa PKL di sana,” Surya menunjukkan sebuah kartu nama dan surat yang sudah persetujuan yang sudah ditandatangani.
Evan dan Ari yang mendengar kabar itu seketika tersenyum
“Serius? daerah mana Sur?” tanya Evan.
“Jakarta Pusat, agak jauh sih. Tapi masuknya jam sembilan, jadi harusnya aman.” Jelas Surya.
Ari mengambil kartu nama yang ditunjukkan oleh Surya. Ada sebuah alamat yang menunjukkan lokasi kantor di Jakarta pusat, distributor salah satu merk sparepart komputer.
“Kalau perusahaan IT juga, pasti requirement projectnya ribet ya?” Tanya Ari sembari meletakkan kembali kartu nama itu.
“Udah tenang, aja.. selama di lingkup database masih aman lah,” balas Surya.
Keraguan Ari bukan tanpa alasan, pasalnya hingga saat ini mereka masih mahasiswa dengan IP pas-pasan. Untuk menghadapi kebutuhan perusahaan secara langsung, mereka jelas perlu berusaha keras.
Persyaratan akademis dan keperluan mereka dapat dibereskan dengan mudah.
Hingga akhirnya merekapun memasuki hari pertama PKL mereka.
Pagi itu mereka tiba di sebuah ruko yang cukup besar, sepertinya ada lebih dari dua ruko yang dijadikan satu sebagai kantor ini. Lokasinya ada di hook atau di bagian sudut.
“Keren juga kantornya,” Evan kagum dengan bangunan kantor yang terlihat baru dibanding kantor di sekitarnya.
“Iya sih, tapi liat deh ruko-ruko yang lain,” kata Ari sembari menengok ke Ruko di sekitarnya.
Walau kantor itu bangunan baru dan terawat, ruko-ruko di sekitarnya masih berupa bangunan lama.
Bahkan ada ruko yang terbengkalai dengan kondisi mengenaskan. Jendelanya sudah pecah, dan bangunanya tidak tertutup apapun.
Pagi itu kedatangan mereka sudah ditunggu oleh Pak Fitri, supervisor IT yang merupakan kenalan dari Kakak Surya.
Iapun memperkenalkan mereka bertiga dengan karyawan kantor yang jumlahnya sekitar dua puluh orang.
Untuk divisi IT sendiri terdapat tiga karyawan. Pak Fitri sebagai supervisor, Mbak Rina sebagai database specialist, dan Mas Gilang IT Support.
Walau mereka punya jobdesc masing-masing mereka mengaku sering melakukan pekerjaan diluar ranahnya.
“Jangankan diluar jobdes, kadang-kadang mesin fotokopi rusak saja yang dicari kita,” canda Pak Fitri.
Mereka memulai dengan berkenalan dan mencAri tahu tentang sistem yang digunakan oleh perusahaan.
Ada kebutuhan sistem database yang mungkin bisa disempurnakan oleh mereka.
Saat sedang memperhatikan alur konsumen di ruang tunggu, tiba-tiba mereka melihat seseorang berlAri dengan terburu-buru keluar dAri kantor.
Aripun penasaran, ia mengintip orang itu melalui pintu kaca dan mendapati orang itu muntah-muntah di luar kantor.
Ia menoleh ke arah kantor dengan wajah pucat seolah takut akan sesuatu.
“nggak, gua nggak mau ke dalem lagi,” kata perempuan itu.
“Kenapa sih? Elu sakit?” tegur temanya.
Perempuan itu tidak menjawab dan hanya kembali menatap kantor dengan ngeri.
“Ayo, masuk jangan nunggu diluar. disini daerah rawan,”
“nggak, gua nggak bisa..”
“Emang kenapa? Di dalem kenapa,”
“Bau.. bangkai”
Teman perempuan itu mengernyitkan dahinya. Aripun mencoba mencium udara di sekitarnya dan tidak merasakan bau apapun. Tapi tidak dengan teman dari wanita itu, ia seolah mengerti maksudnya.
“Ya udah, gua bayar dulu..” ucapnya sambil kembali ke dalam.
Ari masih penasaran dengan perempuan itu. Namun pekerjaanya membuatnya harus kembali fokus.
Tapi.. saat akan kembali naik ke atas, tiba-tiba Ari mencium sesuatu.
Aroma dupa..
Ada sepiring sesaji dengan dupa yang dibakar di bawah tangga.
“Nggak usah heran, itu maunya si bos. Tar ada orang yang ganti tiap hAri kok,”
Tiba-tiba Mbak Rina menyusul Ari dari belakang dan melewatinya.
Hari pertama PKL mereka tidak ditemukan banyak halangan,
tepat saat jam lima pun mereka bersiap-siap untuk pulang bersama dengan karyawan lainya. Hebatnya kantor ini, setelah jam lima mereka segera bersiap dan tak ada yang lembur di kantor.
“Nggak ada yang lembur ya mas Gilang?” tanya Evan.
“Jangan, ayo pulang. jangan sampe lembur. Pokoknya sebelum maghrib kantor harus udah kosong,” jawab Mas Gilang sembari mengangkat tasnya dari meja.
Mereka bertigapun senang, namun sebagai anak magang mereka merasa harus tahu diri.
mereka menunggu Pak Fitri pulang baru berani keluar dari kantor.
“Boleh, biar malem nggak usah keluar kos lagi,” balas Ari.
Merekapun menyempatkan untuk makan dulu sebelum pulang. Motor mereka dibiarkan terparkir di kantor dan diambil kembali setelah selesai makan.
Disinilah mereka bertiga mulai merasa ada yang janggal.
Saat hendak mengambil motor mereka di depan kantor. Mereka mendapati seluruh lampu di dalam kantor sudah mati.
disitulah mereka sadar, bahwa tidak ada security yang menjaga kantor saat malam. Satu-satunya security adalah security ruko yang berjaga di pos depan.
Ari bersiap memundurkan motornya, tapi tiba-tiba ada setetes cairan yang membasahi pipinya dari atas.
Awalnya ia tidak curiga dengan apapun, sampai saat ia melihat ke arah balkon lantai dua kantor.
Ada seorang yang berkulit hitam legam dengan rambut jarang. Ia duduk di balkon ruko sembAri memainkan kakinya.
Terlihat mukanya dipenuhi borok yang menjijikkan. Ia terus tertawa ke arah Ari dan bersiap meludah ke arah Ari.
“I—itu! Itu apa?”
Ari gemetar melihat sosok itu. Iapun berniat untuk memanggil temanya namun entah mengapa ia sulit menggerakkan tubuhnya.
“Kenapa Ri?”
Tiba-tiba Surya mengagetkan Ari dengan menepuk bahunya. Sontak Ari menarik nafas dan tersadar dAri kondisinya.
“I—itu Sur!” Ari segera menunjuk ke arah makhluk itu berada, namun tak ada apapun di sana.
“Apaan?”
Aripun bingung, ia tidak tahu bagaimana harus bercerita ke Surya.
“Eh, enggak..”
Aripun kembali memundurkan motor astrea tahun 95 miliknya dan menaikinya.
Mulainya ia berpikir bahwa itu adalah halusinasi. Namun saat menyadAri pipinya masih basah, ia mulai segera mengegas motornya dan menjauh dari bangunan kantor itu.
***
KAMAR MANDI BELAKANG
Kejadian hari pertama itu membuat Ari sedikit cemas ketika sendirian di ruangan kantor.
Tapi beberapa hari awal mereka disibukan dengan pekerjaan mereka dan tak sempat memikirkan hal yang aneh-aneh.
Ada sebuah kamar mandi di ruangan belakang. Tempat itu dipisahkan dengan gudang peralatan event.
Surya menyadari ada bau rokok di kamar mandi itu yang artinya hanya di kamar mandi itulah yang diperbolehkan untuk merokok.
Tempat itu sangat dihindari oleh karyawan lainya. Selain karena lokasinya yang jauh dari ruang kantor, kamar mandi di sana memang kurang terawat dan jarang dibersihkan oleh office boy.
Namun bagi segelintir karyawan yang merokok, tempat itu menjadi favorit mereka.
Sekali waktu Surya menggunakan kamar mandi itu untuk merokok. Saat itu masih ada orang di gudang yang mempersiapkan peralatan untuk event. Iapun menghabiskan waktu cukup lama di sana hingga sebatang rokoknya terbakar habis.
Ada sedikit hal yang mengganggu Surya saat itu. samar-samar ia mendengar suara percikan-percikan api bersama bau asap yang pekat.
Ia dapat memastikan itu bukan bau dari asap rokoknya. Iapun mematikan puntung rokoknya dan keluar dari bilik.
Sebelum keluar, ia mencuci tanganya di washtafel. Ada sebuah cermin di hadapanya. Awalnya Surya pikir ia sendiran di kamar mandi itu, namun saat melihat dari cermin.
Salah satu pintu di bilik kamar mandi terbuka dan tertutup seperti tengah dimainkan seseorang dari dalam.
“Ada-ada saja keisengan orang kalau lagi ngerokok,” pikir Surya.
Iapun segera keluar mengecek asal bau asap itu, tapi anehnya di gudang sudah sepi. Tidak ada satupun karyawan di sana. Suara api dan asap tidak ia temui lagi saat di gudang.
Di tengah kebingunganya terdengar suara bilik pintu kamar mandi dibanting dengan keras.
Brakkk!!!
Saat itu perasaan takut Surya mulai muncul. Ia ingat tidak ada satupun suara langkah kaki yang masuk ke kamar mandi saat ia di dalam. Dengan cepat iapun pergi menjauh dari tempat itu.
***
ATURAN JAM PULANG KERJA
Rata-rata perusahaan biasanya senang saat mengetahui karyawanya rajin dan mau overtime untuk menyelesaikan perkerjaanya, apalagi tanpa dibayar.
Tapi tidak dengan perusahaan ini.
Seolah ada peraturan tidak tertulis bahwa karyawan harus meninggalkan kantor sebelum maghrib.
“Pokoknya pulang, mending kerjaanya dikerjain di rumah daripada lembur di kantor,” kata Mas Gilang ketika ditanyai soal lemburan oleh Evan.
Awalnya ia kira perusahaan hanya tidak mau membayar lembur saja, sampai ada satu kejadian yang membuat Evan kapok.
Saat itu Ari dan Surya sedang mendapat tugas survey pelanggan di luar. Evan sudah menyelesaikan tugasnya sejak siang tadi.
Tanpa sadar iapun ketiduran di ruang server. Security kantor melihat kartu absen Evan belum pindah, jadi dia belum mematikan lampu dan belum mengunci kantor.
Evan terbangun saat ada misscal dari Ari, ia tidak mengecek jam dan mengira hari masih sore.
Hal itu diperkuat dengan masih ada suara ramai dari ruang admin.
Evanpun meninggalkan ruang server, saat hendak mengambil minum di dispenser ruang admin ia baru sadar kalau langit sudah gelap.
Di situ ia mulai merasa aneh dengan keramaian di ruangan admin yang biasanya sudah kosong.
Ia mengintip dari celah kaca pintu admin. Disitulah seketika wajah Evan pucat.
Ruangan admin dipenuhi sosok-sosok yang tidak pernah ia sangka akan ia lihat. Ruangan yang siang dipenuhi karyawan itu kini diisi oleh makhluk yang tidak jelas bentuknya.
Ada yang merayap di langit-langit ruangan dengan rambut panjang yang menjuntai.
Ada pria dengan yang setengah wajahnya terlihat tulang-tulangnya berdiri di atas meja sembAri menatap ke arah pintu.
Ada makhluk kerdil bertangan panjang yang menjilati high heels Mbak Rani.
Hingga setengah tubuh pria dari pinggang kebawah yang mondar mandir di ruangan itu.
Jelas Evan tidak berani membuka pintu itu. iapun segera berlAri ke bawah, tapi ia terhenti saat mengingat tas dan kunci motornya ada di ruangan itu.
Ia berpikir bagaimana cara mengambilnya, namun tak lama tercium bau bangkai dari belakang Evan.
Ia merasa ada sesuatu di belakangnya tapi perasaan takut yang ia rasa membuatnya tidak berani untuk menengok.
Evanpun kembali berlAri turun ke bawah dan menemui sekuriti yang tengah bersiap untuk pulang.
“Pak Dimas… diatas pak,”
Evan bersiap menceritakan apa yang ia lihat pada Pak Dimas security yang menjaga kantor.
“Sudah-sudah, jangan cerita di sini. Ke pos ruko aja” balas Pak Dimas itu seolah tidak heran dengan ekspresi Evan.
Pak Dimas mematikan lampu lantai dua dengan sebuah saklar yang sepertinya dengan sengaja dibuat di lantai satu juga . Iapun mengajak Evan keluar dan mengunci kantor.
Evan keluar dari kantor hanya dengan membawa telepon genggamnya saja.
Bahkan Pak Dimaspun enggan dimintai tolong untuk mengambilkan tasnya.
“Mending saya anterin mas Evan pulang daripada ngambilin tas mas Evan di atas,” kata Pak Dimas.
Di pos satpam Ruko, Evan diwawancarai oleh pak dimas dan satpam yang berada di sana.
“Nah, sekarang yang keliatan apa nih?” kata salah satu satpam yang membawakan segelas kopi untuk Evan.
“Pak, kok kayak udah tau?” tanya Evan bingung.
“Udah biasa Mas, yang pulang abis maghrib pasti bawa oleh-oleh cerita ke kita,” ucap mereka.
Evanpun menceritakan tentang apa yang ia lihat dari celah pintu kaca. Terjadi obrolan dugaan-dugaan dari satpam yang mendengar cerita Evan.
“Mas Evan pasti tahu kerusuhan 98 kan?” ucap salah seorang satpam.
“Iya Pak, ada hubunganya dengan itu kah?” balasnya.
“Ruko-ruko di sini salah satu lokasi korban pembakaran. Katanya ada banyak korban saat itu.
kemungkinan sosok yang menghantui di kantor masnya adalah korban-korban itu,” cerita salah satu satpam.
“Tapi itu kan cuma gosip, jangan digede-gedein,” sanggah pak Dimas.
“Iya sih, malah katanya ada cerita lebih serem lagi tentang kantor masnya,” balas satpam itu lagi.
“Sudah-sudah, jangan diterusin. Kalau pada ketakutan saya yang repot. Mana sekarang security tinggal saya doank,” potong Pak Dimas.
“Haha.. tenang Mas, kalau ada apa-apa pasti kita bantuin,” kata satpam yang lainya.
Malam itu Evan Pulang dengan diantar oleh Pak Dimas.
Ia menceritakan tentang kisah itu pada Ari dan Surya melalui pesan singkat.
Ternyata tidak hanya Evan. Surya dan Ari mengalami kejadian aneh juga.
Salah satunya setelah Ari tidak sengaja menendang sesajen yang diletakkan di bawah tangga...
Segini dulu ya ceritanya… nanti pas agak santai diupdate lagi.
Tolong bantu share likenya ya biar agak rame gitu.
terima kasih 🙏
Update :
SESAJEN DI BAWAH TANGGA
Pak Fitri bukanlah orang yang percaya dengan hal ghaib atau mistis. Tapi bekerja di kantor ini membuka matanya tentang banyak hal seperti itu.
“Dulu ada office boy yang baru kerja di kantor ini selama tiga bulan. Gara-gara dia tuh Pak Fitri mulai hati-hati sama hal gituan” Cerita Mas Gilang.
“Memang OB itu ngapain mas?” Tanya Surya.
Menurut cerita Mas Gilang, pernah suatu saat OB itu nggak masuk tanpa kabar.
Waktu hari pertama dikira si OB sakit tapi ditelpon dan di sms ga ada kabar. Hari keduapun nggak ada kabar, malah orang rumahnya telpon ke kantor menanyakan keberadaan OB itu. Orang kantor jadi ikut bingung.
Sampai waktu hari ketiga, Pak Dimas yang nggantiin itu OB bersih-bersih sementara malah nemuin OB itu ngumpet di rak lemari di bawah tangga.
Mukanya pucat, badanya kurus, kondisinya udah mengenaskan kayak nggak makan dan minum hampir tiga hari itu.
Pas udah dirawat dan bisa ngomong. Katanya ia ditahan sosok setan hitam di dekat tangga. Dia nggak boleh keluar dari sana, ditungguin terus seolah diancam. OB itu sampai nggak berani ngeluarin suara sama sekali.
“Emang nggak kedengeran suara lemari itu kesenggol atau gimana?” Tanya Surya.
“Nggak, segala bunyi dari tempat itu nggak kedengeran. Malah rasa pengen noleh ke situ aja nggak ada.. semua karyawan ngerasa begitu,” Jelas Mas Gilang.
Dari situ tiba-tiba ada orang pintar kenalan bos dateng. Dia lah yang “bernegosiasi” dengan sosok-sosok di sana.
Alhasil setelah itu di bawah tangga pasti dikasi sesajen di hari-hari tertentu.
Orang pintar itu juga yang bertugas mengganti sesajen itu.
Setelah Ari, Surya, dan Evan menceritakan pengalaman horror mereka, Akhirnya satu persatu karyawan kantor itupun menceritakan mengenai hal ghaib di kantor tersebut.
Sial, suatu ketika Surya saat itu sedang membantu untuk membawakan barang dari lantai dua untuk dimasukkan dalam mobil box.
Ia beberapa kali bolak balik, naik turun tangga hingga tidak sadar menginjak sesajen itu.
Surya tidak sadar, ia terus melanjutkan pekerjaanya tanpa menghiraukan sesajen itu.
Awalnya memang tidak terjadi masalah. Pekerjaan di hari itupun ia selesaikan dengan cepat. Belajar dari pengalaman sebelumnya mereka bertigapun pulang tepat setelah jam lima sore.
“Habis dari mana Sur?” tanya ibu Surya yang tumben sekali bertanya saat ia pulang kantor.
“Ya udah mandi sana, jarang-jarang kamu pulang bau begitu,” balas ibunya lagi.
Surya mencium aroma tubuhnya, namun ia tidak merasa ada yang aneh. ia menganggap mungkin ibunya mengeluhkan tentang bau keringatnya selama perjalanan.
Tak banyak aktivitas yang Surya lakukan setelah pulang ke rumah.
Tepat jam sembilan malampun ia sudah tertidur agar besok pagi bisa bangung tepat waktu.
Tapi, tepat saat lewat tengah malam tiba-tiba Surya terbangun dengan bau yang sangat menyengat. Ia menatap jam di dindingnya yang menunjukan pukul dua dini hari.
Ia berusaha mencari asal dari bau itu, dan pencarianya berhenti di salah satu sudut ruangan kamarnya.
Ada sesosok perempuan berdiri di sana…
Bajunya seperti bekas terbakar, tanganya menggantung sebelah dengan daging yang terkoyak.
Rambutnya menjuntai hingga ke pinggang dan tersenyum dengan mulutnya yang penuh luka.
Surya tak mampu berkata-kata melihat sosok itu. tubuhnya panas dingin dan pucat seketika.
Apagi saat ia melihat wajahnya dimana mata dan makhluk itu tidak ada.
Bukan rata , melainkan sudah rusak tak berbentuk hingga tidak terlihat wujudnya.
Sontak Suryapun lari dari kamar dan menghampiri orang tuanya. Saat orang tuanya mengecek mereka tidak melihat apapun, tapi setiap Surya menoleh ke sudut itu sendiran ia selalu ada.
Besoknya suryapun demam..
Beruntung orang tua surya tidak kolot dengan hal seperti ini. ada teman ayahnya yang mengerti dan diajak ke rumah untuk melihat kondisi surya. Dan benar saja, ia menceritakan keberadaan sosok seperti yang diceritakan surya.
“Kamu sudah ngerusak ubo rampe buat dia sur..” kata Pak Kusni, orang pintar kenalan bapak Surya.
“Saya nggak sadar Pak , terus gimana?” tanya surya.
“Beruntung yang ikut mbaknya, kalau yang ikut jagoanya, saya juga bingung nolonginya,” Jelas pak kusni.
Ucapan Pak Kusni mengingatkan Surya akan cerita OB yang ditahan makhluk setan hitam di dekat tangga. Ia menangkap jangan-jangan itulah sosok jagoan yang dimaksud oleh Pak Kusni.
“Sudah, ini ada air.. diminum dulu,” ucap Pak Kusni.
Surya meminum air itu dan seketika demam Surya perlahan pulih. Perasaan akan sosok di sudut kamarnyapun menghilang.
***
CERITA PENGHUNI LAMA
“Kalau Mbak Rani ada cerita beda lagi,” Mas Gilang tidak bosanya menceritakan kisah tentang kantor ini yang tidak ada habisnya.
“Nggak, malah ini gara-gara kepagian,” jelas Mas Gilang.
Kejadianya sudah lebih dari satu tahun sebelumnya. saat itu Mbak Rani datang kepagian karena nebeng dengan kakaknya yang berangkat ke bandara.
Pak Dimas juga baru datang saat itu, ia segera menyalakan lampu sementara Mbak Rani langsung naik ke lantai atas.
Baru duduk tidak sampai sepuluh menit, tiba-tiba Mbak Rina mendengar suara langkah kecil sedang berlari.
Awalnya dia ngira kalau salah dengar. Sampai akhirnya dia mendengar suara anak kecil lagi ketawa di sekitar dia.
Mbak Rina bukan orang yang penakut.
Sampai dia ngerasa ada yang ngeliatin dia persis di depanya. Padahal tidak ada siapapun di depanya. Mbak Rina benar-benar merinding sampai akhirnya dia denger..
“Kak kita main yuk…”
Suara anak kecil itu benar-benar terdengar tepat dihadapan wajahnya.
Sontak iapun turun dan menghampiri Pak Dimas. Ia tidak berani naik ke atas sebelum karyawan lain datang.
Cerita Mas Gilang itu menemani Ari dan teman-temanya menghabiskan mie ayam yang menjadi menu makan siangnya saat itu. Merekapun segera kembali dan melanjutkan pekerjaanya.
Kali ini surya tidak pulang dengan motor astrea kebanggaanya. Ia dijemput oleh sepupunya untuk menghadiri acara keluarga di salah satu restoran di daerah jakarta barat.
“Kamu serius ngantor di sini?” tanya sepupu Ari.
“Kenapa mas? Angker ya?” Ari sudah menebak apa yang akan diucapkan sepupunya saat itu.
“Bukan angker lagi, ini mah sarangnya,” balas sepupu Ari.
Di keluarga Ari, sepupunya itu memang dianggap yang paling sensitif dengan hal ghaib. Ketika ia berbicara begitu, Aripun tidak heran.
Setelah bekerja hampir dua bulan, mereka bertiga tidak sengaja bertemu dengan seseorang di sebuah warung makan tak jauh dari kantor.
“Tuh, Bapaknya itu sempet kerja di ruko kantor kita sebelum dibeli buat kantor kita,” ucap Pak Dimas.
“Yang bener pak?” tanya Evan.
“Iya, kalau mau tanya-tanya aja ke dia,” kata Pak Dimas.
Benar saja, rasa penasaran mereka membawa mereka untuk bertanya tentang kantor tempatnya bekerja. Pak Rohmadi namanya..
“Maaf pak, memangnya benar bapak pernah kerja di ruko yang dijadiin kantor kami?” tanya Evan membuka pembicaraan.
“Iya pak, bener… memangnya bangunan itu kenapa sih pak?” tanya Ari penasaran.
Pak Rohmadipun bercerita cukup panjang..
Saat itu ia bekerja menjadi kepala gudang di ruko itu. pemilik kantor ia bekerja adalah pengusaha yang punya cukup banyak cabang.
Ruko itu sudah berdiri dari tahun 90an awal. Sampai ada satu kejadian yang merubah semuanya..
“Saat kerusuhan dulu, daerah ini termasuk yang paling parah. Ruko-ruko daerah sini juga menjadi sasaran. Banyak yang terbakar sebagian dan bahkan sampai habis.” Jelas pak Rohmadi.
“Berarti itu yang bikin angker?” tanya Surya.
Pak Rohmadi menggeleng.
“Ruko yang dipakai kantor kamu paling parah. Saya ingat sekali waktu disuruh mengecek keadaan ruko setelah kerusuhan,” jelasnya.
“Pas saya lihat, saya langsung merinding.. Ruko itu digunakan untuk menumpuk mayat-mayat korban kebakaran selama berhari-hari.”
Mereka bertigapun menahan nafasnya mendengar cerita dari Pak Rohmadi.
Pak Rohmadi tidak menceritakan lebih detail.
Ia hanya menceritakan saat ia memeriksa keadaan ruko sudah banyak jasad yang terbaring di sana.
Kemungkinan jasad itu di evakuasi dari jalan,ruko, atau bangunan di sekitar agar mudah saat akan dibawa.
Pak Rohmadilah yang menelpon kepolisian dan menunggu sampai malam ketika mobil jenazah, hingga mobil bak datang membawa jasad-jasad itu untuk dimakamkan.
Saat itu ia sudah merasa bahwa ruko itu sudah tidak pantas untuk ditempati.
Ia merasa ruko itu sudah menjadi tempat yang angker setelah kejadian pembakaran itu dan berdiamnya mayat di sana selama beberapa hari.
“Pantes sosok yang keliatan hampir semua wujudnya manusia gosong,” ucap Evan.
“emang lu pernah liat lagi Van?” tanya Surya.
“Elu masih sering ngerokok di kamar mandi belakang?” Tanya Evan.
Surya menggeleng, apa yang terjadi padanya di toilet itu membuatnya kapok.
“Emang ada apaan?” Tanya Ari penasaran.
Evan menjelaskan, ia pernah sempat menggunakan kamar mandi di dekat gudang belakang.
Dia sudah curiga dengan bau yang menyengat saat mau masuk. Kejadian sebelumnya membuat ia merasa akan ada hal mengerikan bila mencium bau bangkai.
Dan benar saja, saat Evan hendak menggunakan kamar mandi itu. ia melihat tubuh manusia ‘nyangkut’ di sekat pemisah bilik kamar mandi.
Sialnya lagi, saat evan menoleh dia melihat leher makhluk itu seolah meleleh dan membuat kepalanya terputus dan jatuh.
“Matanya ngeliat ke gua Sur… langsung aja gua banting tu pintu dan kabur,” ucapnya.
Semua kejadian itu mereka alami selama tiga bulan bekerja di perusahaan itu.
sesekali mereka melihat karyawan lain yang memiliki benda-benda seperti ‘pegangan’ untuk menjauhkan mereka dari makhluk-makhluk itu.
Ada pemberian Mbahnya, dibawakan oleh ulamanya, ada juga jimat yang selalu diletakkan dimeja.
Tapi ternyata itu tidak menjamin mereka semua aman dari gangguan makhluk-makhluk itu.
Berbeda dengan mereka bertiga yang hanya magang selama tiga bulan. Karyawan kantor itu masih harus tetap berada di sana demi nafkah untuk keluarga mereka masing-masing.
Bos pemilik perusahaan bukanya tutup mata. Suatu saat mereka akan pindah, namun tidak dalam waktu yang cepat.
Saat ini yang bisa karyawan lain lakukan adalah beradaptasi, dan bekerja sembari berdampingan dengan sosok-sosok mengerikan tersebut.
Setidaknya menurut orang pintar teman si bos, makhluk itu mungkin mengganggu tapi tidak mencelakai.
Lain dengan kasus OB yang di’kerjai’ penunggu di bawah tangga. Ternyata sebelumnya, OB itu pernah membawa pacarnya masuk ke kantor dan melakukan tindakan tidak senonoh di sana.
Selesai!
-----------------
Mohon maaf kalau Threadnya berantakan ya, mudah-mudahan thread berikutnya bisa lebih rapi.
Mungkin cerita ini sudah selesai, tapi kalau nanti ada cerita baru mengenai kantor itu nggak menutup kemungkinan cerita ini akan berlanjut lagi.
Terima kasi buat temen-temen yang udah bantu share , like, dan komen ya!
semoga bisa menghibur teman-teman semua.
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
Hujan deras di malam hari dengan diiringi suara gamelan. Saat itulah penderitaan mereka dimulai. Santet pemisah rumah tangga yang dikirim oleh sang penari yang telah mengorbankan segalanya dan dikhianati..
#bacahorror
Malam itu suara gending gamelan menggema ke seluruh menjuru desa.
Warga yang jarang sekali menonton hiburan begitu semangat mendatangi pendopo desa dimana sebuah pementasan sedang diadakan.
Di sana, warga berbondong-bondong menyaksikan sebuah pementasan yang jarang sekali diadakan.
Denting gamelan berpadu dengan gerakan gemulai para penari, menciptakan suasana yang membius.
Namanya Puri, dia seorang siswi yang berhasil membuatku tersenyum dan jantungku berdebar. Sayangnya, ia bukan manusia…
- A Thread –
#bacahorror
Namaku Reza..
Mungkin jika saat itu kalian bertemu denganku, kalian akan melewatiku begitu saja. Aku bukan orang yang menarik melainkan hanya seorang siswa SMA yg dikenal pemalu & kutu buku.
Walau begitu, setidaknya ada satu cerita menarik yang bisa aku ceritakan untuk kalian.
Kejadian ini dimulai saat aku tengah mencari buku sejarah di sudut terpencil perpustakaan. Setengah yakin, aku melihat sosok perempuan dengan rambut panjang dan seragam putih yang usang berdiri di dekat rak buku tua.
- a thread -
Mitos sosok hantu yang mengincar gadis dan janda untuk disetubuhi
@IDN_Horor @ceritaht
#bacahorror
Legenda Orang Minyak adalah cerita mistis yang berasal dari Malaysia dan telah menjadi bagian penting dari warisan budaya setempat.
Cerita ini sering diwariskan secara turun temurun, membuatnya menjadi salah satu urban legend yang paling terkenal di Malaysia.
Diceritakan, Orang Minyak dulunya adalah seorang lelaki bernama Awang. Awang hidup di sebuah kampung kecil dan memiliki kepandaian dalam bidang ilmu hitam. Kekuatan ini memberinya kemampuan untuk menjadi tak terlihat, kecuali oleh mereka yang memiliki ilmu tertentu.
PANTI
Teror Makhluk Peninggalan Bangsal Rumah Sakit Jiwa Belanda
- A Thread -
Lewat tengah malam, suara lonceng terdengar bergantian dengan suara redup paduan suara dari bangunan gereja.
Itu adalah pertanda akan kemunculan makhluk mengerikan itu
@mwv_mystic @SimpleM81378523
"Tempat ini dibangun untuk merawat mereka, tentara-tentara Belanda korban perang dunia kedua yang mengalami gangguan jiwa.
Dan mereka semua tidak pernah kembali ke negaranya dengan selamat..."
- Panti
Kisah ini adalah tentang sebuah panti asuhan yang beroperasi pasca kemerdekaan Republik Indonesia. Pada masa itu kondisi negara masih penuh pergolakan, begitu banyak anak-anak yang terlantar yang membutuhkan tempat tinggal, makanan, dan orang untuk merawatnya.
Selamat malam, ijin share sebuah cerita yang baru aja diceritain sama teman saya yang baru aja liburan dari Yogyakarta. Jujur, pas denger cerita ini saya langsung merinding.
Sebelumnya saya infokan cerita ini tidak bertujuan untuk menjatuhkan pihak manapun dan murni pengalaman dari teman saya sendiri.
“Ada misteri mengerikan yang tersembunyi dibalik tanah yang terkutuk ini. Sebuah misteri yang membuat mereka yang tak kasat mata menetap dan tinggal di tanah yang sama dengan kami.”
- Tanah Wingit 1994
“Gooll!! Melalui adu pinalti Brazil berhasil memboyong gelar juara dalam turnamen paling bergengsi , Piala Dunia Amerika Serikat 1994! Sebuah pertandingan sengit menghadapi Italia yang juga memiliki sejarah juara..”