PEMBANTAIAN DUKUN SANTET DI BIOSKOP! Profile picture
Dec 11, 2022 88 tweets 11 min read Read on X
Pasien itu duduk di atas ranjang, matanya melotot, tapi senyum, dia mengelus-ngelus perutnya yang besar lalu bilang,

“Ayo, keluarkan makananku.”

SUDUT KELAM POLI KANDUNGAN
-A THREAD-
#ceritaserem #bacahorror
Thread ini merupakan pengalaman seorang bidan yang bekerja di salah satu rumah sakit tua di pinggiran Bogor.

Kita mulai bentar lagi ya, masih di jalan nih.
Sila tandai, Bookmark, atau RT dulu biar judul thread di atas agar tidak hilang atau kelewat updatenya.

Yuk kumpul!
Desclaimer,

Cerita ini menggunakan sudut pandang orang pertama (narsum) dan ditulis langsung narasumber, saya hanya merapihkan sedikit agar lebih nyaman dibaca.--
Segala bentuk nama dan tempat dalam cerita ini telah disamarkan untuk melindungi privasi narsum dan pihak-pihak terkait dalam cerita.

Mari kita mulai,
Panggil aja aku intan, aku kerja sebagai bidan di salah satu poli kandungan rumah sakit besar dan tua yang ada di pinggiran Bogor.

Bagi semua yang kerja di rumah sakit ini, meski sudah biasa, tapi setiap kebagian shift malam itu selalu jadi tantangan tersendiri.
Sudah jadi rahasia umum kalau rumah sakit ini terkenal angker dan banyak cerita-cerita aneh seliweran, salah satunya tentang sosok perempuan berlendir penghuni poli kandungan yang suka bersenandung seperti menidurkan bayi.
Menurut cerita yang beredar, ada yang bilang dia dulunya ialah pasien melahirkan yang meninggal bersama bayinya ketika menjalani operasi,
tapi ada juga yang bilang kalau perempuan itu dulunya bidan yang bunuh diri di rumah sakit ini karena hamil diluar nikah lalu ditinggal suaminya.
Hampir semua bidan di sini rasanya sudah gak asing dengan sosok tersebut, karena banyak dari kami kerap diganggu kala tugas, bahkan beberapa bidan sampai ada yang resign karena nggak kuat.
Makhluk perempuan berwujud bidan mengerikan itu sering mengganggu setiap ada pasien melahirkan pada waktu malam hari.
“Teh, Ibu Ani udah masuk pembukaan 7, kata dokter dilahirkan saja bayinya.” Ucap Sisi, salah satu rekan bidanku pada teh Leila, Bidan senior, PIC shift kami.

“Mati, udah tengah malam gini lagi.” Ujarnya spontan.

“Yaudah, bismillah aja lah ya teh, gimana lagi.”
Kami selalu ketar-ketir tiap kali melangsungkan proses melahirkan kala malan hari, biasanya sebisa mungkin kami tahan proses sampai menjelang pagi.

Namun kondisional pasien memang tak menentu, kami sering kali tak punya pilihan, namun selepas itu, selalu ada aja kendalanya.
Malam itu, Pasien masuk ruang tindakan sekitar pukul 00.30 dini hari, kami menunggu pembukaannya lengkap.
Di ruang tindakan hanya ada satu pasien itu saja dan malam itu sang pasien tidak ditemani suaminya, karena ketika dihubungi, suaminya juga sedang kerja shift malam yang tidak bisa ditinggal.
“ibu jangan ngeden dulu ya bu, belum boleh, sementara kita tunggu pembukaannya lengkap dulu. Kalau ada apa-apa tekan tombol ini ya.” Jelasku pada pasien.
Kami berkumpul siaga di meja rawat poli kandungan. Malam itu rumah sakit sudah sepi, aku keluar lorong untuk ambil kasa pun rasanya kayak ada yang merhatiin dari berbagai arah.

Mana lampu penerangan RS kalau malam itu remang-remang lagi, beberapa spot lampu sengaja dimatikan
Overthinking banget malam itu tuh. Di tengah perasaan was-was tiba-tiba Ibu Ani (pasien) berteriak keras,

AAAAAA!!!

Panik, kami buru-buru menghampirinya.
“Ibu kenapa? Kan saya bilang tekan tombol bel aja kalau ada apa-apa , jangan teriak, nanti energi ibu habis.” Ujarku.

“Sus tadi saya ngeliat perempuan serem banget di tempat tidur sebelah.” Ucap Ibu Ani
Sebelum lanjut, biar aku ceritakan dulu apa yang di alami Ibu Ani (pasien), begini katanya,

Di ruang tindakan itu ada 6 ranjang bunker yang berjejer berbatasan dengan sekat tirai saja. Saja bisa dibayangkan seberapa luasnya ruangan itu.
dan saat itu diruangan tersebut cuma ada 1 pasien, yaitu Ibu Ani, karena memang setiap pasien yang habis melahirkan pasti langsung ditransfer ke kamar rawat.

Ibu Ani sedang tidur miring ke kiri sesuai instruksi kami, dia merasakan kontraksi yang luar biasa sakit dari perutnya
Namun tiba-tiba terdengar suara perempuan bergumam bersenandung seperti sedang menyanyikan lagu anak.

Mulanya Ibu Ani bepikir ada perawat di dalam ruangan itu, tapi karena fokus pada rasa sakit, dia tidak begitu memperdulikan
Suara itu terus bersenandung, lembut namun lama-lama berubah menjadi tawa yang memekik,

"Sus?" Panggil Bu Ani, dia mulai merasa merinding.

"Sus?"

Suara itu berhenti. Namun Bu Ani merasakan ada sosok yang berdiri tegap tepat di belakangnya--
Hawa terasa panas, Ibu Ani bercucuran keringat, dia menengok ke arah belakang, namun tak ada siapapun.

Mulai merasa tak nyaman, Ibu ani memutar tubuhnya terlentang, dan ketika itu, terdengar lagi suara perempuan bersenandung tepat di sebelahnya--
kali ini, ada siluat perempuan duduk diatas ranjang yang tercetak jelas dari tirai tipis yang menyekat antar ranjang.

Bu Ani, mulai merasa tak beres. pasalnya, suara senandung itu amat tak biasa, lagu anak dibawa seperti gumaman lagu tembang jawa.

bisa kamu bayangkan?
"Sus... Sus" Gemetar Bu ani,

Dia mulai ketakutan karena sedaritadi tak ada pasien lain diruangan ini selain dirinya.
Penasara, Bu Ani menggeser tubuhnya sedikit untuk bisa menyingkap tirai, dan--
Betapa terkejutnya dia saat melihat perempuan berambut panjang basah, berkulit pucat biru dengan urat-urat menonjol keluar, dan matanya putih semua seperti berbalik!
Makhluk perempuan itu seketika tersenyum lebar, menampilkan gigi-gigi dan mulut yang penuh lendir menetes. Dia memiringkan kepalanya pelan--ke kiri dan ke kanan sembari bersenandung mengayun.
Spontan Bu Ani memutar badan cepat ke arah kiri seolah lupa dengan perutnya yang sedang kontraksi,

"AAAAAAAA!!!!"
Beruntung kami datang cepat, namun mendengar cerita Bu Ani membuat kami hanya saling menatap, lalu kemudian mencoba menenangkan pasien.

“Gak ada apa-apa bu, ada kita kok di depan. Tenang aja, ibu fokus simpan energi ya buat nanti melahirkan. Kita periksa lagi ya bu.”
Pembukaan pasien setelah diperiksa sudah hampir lengkap, bersama itu sejujurnya kami juga deg-deg an, apa yang dialami Ibu tadi bisa jadi merupakan satu tanda.
Apa pun itu, firasat kami mulai nggak enak, kami resah, namun mencoba untuk tetap tenang demi menjaga situasi tetap kondusif.
Kami memperisapkan alat-alat medis untuk melahirkan, aku dan teh Leila hendak memeriksa ketuban Ibu Ani, karena terakhir masih belum pecah.

Namun betapa terkejutnya kita kala melihat Pasien (Ibu Ani) sedang duduk tegap diatas bunker dengan kaki mengayun-ayun.
Seketika langkahku terhenti, aku melihat Ibu Ani dengan seksama, dia tampak sangat berbeda, seolah tak lagi merasakan sakit.

Ibu ani duduk santai menatap lurus sambil bersenandung pelan, kemudian dia tersenyum lirih ke arah kami.
"Bu?" panggil teh Leila, namun dia tetap tak bergeming,

ketika ditatap Bu Ani entah mengapa aku merasa takut, lalu seketika dia mengucap lirih,

“Ayo, keluarkan makananku.” sambil mengelus-ngelus perutnya sendiri!

Sumpah, Aku merinding banget pas ngetik ini.
“Ntan buruan panggil satpam!” pinta teh Leila.

“Panggil satpam-panggil satpam” ucap pasien itu mengulang kalimat teh Leila sambil memiring-miringkan kepalanya seperti mengejek kami--
Kami yang satu poli semuanya perempuan panik bukan main, namun teh Leila berpesan untuk kontrol diri, jangan sampai pasien rawat inap yang baru habis melahirkan tahu dan ikut panik.
Kami tak ada yang berani mendekat sampai satpam datang dan pasien itu terus bersenandung sambil mengelus-ngelus perutnya.
Malam itu sangat chaos, pasien sempat mengamuk meronta-ronta, kami semua berusaha sekuat tenaga menahannya meski sambil histeris ketakutan,
karena membahayakan keselamatan bayinya, atas persetujuan dokter, maka kami memutuskan untuk membiusnya.
Situasi kandungan dalam status janin sudah harus dilahirkan, maka dokter memutuskan untuk melakukan tindakan melahirkan secara SC (cesar)
Puji syukur, operasi berjalan lancar, ibu dan bayinya selamat, meski bayinya diindikasi kekurangan oksigen dan harus lebih dulu dilakukan perawatan intensif di ruang NICU.
Itu pengalaman kali pertama aku menangani pasien melahirkan dalam kondisi kesurupan, bisa kalian bayangkan?

Tapi keanehan gak sampai disitu, setelah kejadian Ibu Ani, kami satu poli sering mendapat teror yang bahkan lebih parah dan terang-terangan.
--------------
Guys gw ada tamu, bentar ya, nanti dilanjut lagi, makin kacau ini ceritanya :( .

Sambil nunggu, buat kalian yang punya pengalaman horror di rumah sakit boleh cerita di reply yaa. Wait guys! I'll be back soon.
---LANJUT---

Ohiya, Bayi yang baru lahir itu langsung kami bersihkan, Bayi Ibu Ani dari pas keluar itu nggak nangis, kami coba tepuk-tepuk sampai mengoyak-oyak untuk mamatik responnya tapi dia tetap gak nangis, namun detak jantungnya masih ada--
Akhirnya sigap, aku yang diminta untuk membersihkan bayi agar cepat masuk ke ruang NICU, ketika di ruang nifas, itu sepi banget. Aku masih terbawa dengan situasi kejadian tadi.

Di tambah wangi melati semerbak banget, menyengat ke hidung. Ini gak biasa, aku pun merinding--
Tapi aku gak punya pilihan, aku sedang menjalani tugasku sebagai bidan, nyawa bayi digenggamanku sedang dipertaruhkan.

Kaki aku tuh udah gemeter banget, karena wanginya benar gak hilang-hilang.
samar-samar ditelingaku terdengar suara perempuan bersenandung lirih, pelan banget, tapi cukup jelas ditelinga. aku makin ketakutan bukan main, ditambah aku merasa ada yang berdiri di ambang pintu belakangku yang sengaja kubuka--
walau gak nengok tapi kerasa banget ada orang di belakang, gimana ya, kalian pasti pernah ngerasain gitu kan?

sebisa mungkin aku coba bodoamat, aku baca-baca doa, sambil percepat gerak tangan membersihkan bayi.
tapi lama-lama tu suaranya semakin jelas,

"mmmmmmm" mengayun mendayu, kayak nada lagu anak tapi ditembangin. merinding sumpah.
Sosoknya dibelakang terasa semakin jelas, tapi aku gak berani nengok sama sekali,
baca-bacaan doa aku suarakan kencang, tapi sakin paniknya, aku malah baca ayat yang sama terus berulang-ulang. parah gemeter banget waktu itu.

Suara itu semakin jelas,
"mmmmmmm"

dan kalian tau? ---
Aku merasa ada siluet hitam tepat di atas kepalaku, tapi aku gak berani nengok. suara senandung itu makin jelas, terasa dekat banget sama telinga.

"Teh leila, nuri, teh..."

aku sembarang memanggil nama, berharap ada yang mendengar terus datang nyamperin.
Bayi yang tadinya gak nangis, itu langsung nangis dong. aku antara seneng, tapi juga merinding.
Tangan aku gemetar, kaku banget, tapi sebisa mungkin aku lawan sambil terus baca-bacaan doa.

cuma tiba-tiba ada cairan kental menetes di atas kepalaku--
aku gak berani nengok, takut banget, tapi yang pasti cairan itu bau amis dan bau busuk jadi satu. kayak bau semerbak melati tadi tuh langsung kalah keganti sama bau gak enak.

Astagfirullah, iya yang bikin aku takut iyalah, aku gaktau ini aku dengar dia berbisik apa gimana--
tapi seketika dibatin aku mengucap kuat,

"Bayi lahir, bayi mati"
"Bayi lahir, bayi mati"
"Bayi lahir, bayi mati"

Begitu terus mengulang, sampai aku istigfar sendiri mencoba melawan, aku takut kerasukan terus hilang kendali diri, ditambah ada bayi yang lagi aku ditanganku.
"Intan!"
Tepukan dari Nuri menyadarkanku.
"astagfirullah"
dari tadi aku aku cuma buka keran menyala aja tapi belum mandiin bayinya, cuma bayinya emang sudah menangis.

Buru-buru aku bereskan tugasku dan menyerahkan bayi ke ruang bayi.
Malam itu terasa amat panjang, masing-masing dari kami merasakan kejanggalan yang berbeda-beda, mulai dari nyium aroma busuk, ada yang dengar suara senandung juga, sampai ada yang bilang katanya melihat aku jalan nemuin si Ibu Ani, padahal aku masih mandiin bayi.
Besok harinya dari dokter anak kami mendapat kabar kalau bayi Ibu Ani menjadi biru karena saturasi oksigennya menurun, sudah dibantu alat tapi masih belum cukup.
beruntung pagi itu, pihak keluarga Bu Ani langsung ada yang datang dan ketika kami beritahu kondisi terkini dari bayi ibu ani, tiba-tiba si ibu Ani kayak ketakutan bilang,

“Saya mau pulang aja, saya mau pulang! Bawa anak saya pulang!”
Kami sekuat tenaga menjelaskan kalau kondisi ibu masih harus diperiksa oleh dokter paska operasi, sedangkan bayinya juga belum bisa dipulangkan karena kesehatannya menurun dan masuk kategori bayi sakit.
Ibu Ani menangis histeris, dia bilang,

“KALIAN GAKTAU! SAYA GAKMAU ANAK SAYA DIBAWA SETAN!”
Ucapan Bu Ani membuat kita semua kaget, lalu kita akhirnya bicara ke pihak keluarga sekaligus menceritakan apa yang terjadi tadi malam.
Namun yang mengejutkan ialah pihak keluarga juga menceritakan apa yang diungkapkan Bu Ani, kalau dia, pada saat tidak sadar (waktu operasi) entah mimpi atau tidak, dia berada di rumah sakit ini dalam keadaan seluruh lorong gelap, rumah sakit ini seperti tanpa penerangan apa pun.
Banyak ari-ari dan mayit janin bergelimpangan, lalu dia melihat ada satu perempuan berambut panjang yang sama sedang jongkok di ujung lorong

“sus, sus?”

Mulanya Bu ani mengira itu suster karena penglihatan dari jauh tampak samar,
Namun ketika didekati ternyata itu adalah makhluk perempuan berlendir berambut panjang yang sama!

Dia sedang jongkok sambil makan ari-ari dan janin seperti binatang, dimulutnya penuh darah, terus perempuan itu berteriak ke Bu Ani.

“MANA MAKANANKU!”
Kemudian pas sadar, badan belakang Bu Ani saat digantikan pakaian itu berbau amis dan ada sisa-sisa lendir .
Aku diajak melihat untuk membuktikan, kami diberikan satu tisu yang tadi digunakan untuk mengusap lendir, itu benar-benar bau banget, lebih-lebih dari bau telor busuk serupa dari bau yang tadi malam kucium ketika memandikan, bedanya ini lebih pekat.
Aku tak bisa berkata apa-apa, kami menjalani prosedur rumah sakit. Kami tetap tidak memperbolehkan Bu Ani dan Bayinya untuk pulang karena kondisinya belum stabil--
--namun dirinya dan pihak keluarga tetap memaksa pulang, maka kami pulangkan atas dasar kemauan pasien sendiri dalam hal ini, rumah sakit tidak bertanggung jawab atas segala resikonya.
Ohiya selaras dengan itu, ada pengakuan dari Pak Nanto, staff cleaning rumah sakit yang ikut bercerita kejadian mengerikan yang dialaminya,

bahwa pas malam saat operasi, diluar hujan besar, setelah reda, mau gak mau para cleaning pel lantai rumah sakit karena becek dan licin.
Pak Nanto kebagian pel lorong depan poli sampai ruang perina, saat itu dia belum tau kalau habis ada kejadian Bu Ani.

Tapi pada waktu dia pel, lantai di sepanjang lorong itu penuh lendir kental yang bau amis pekat. Pak nanto sampai pake banyak karbol tapi baunya masih pekat.
Gak kuat, dia muntah di selokan kecil tepi lorong, lalu dia dengar suara perempuan ketawa, tapi ketika di cari-cari sekitaran lorong tak ada orang satu pun.
Pak Nanto lanjut buru-buru pel, dia udah merasa merinding, dari kejauhan di ujung lorong itu samar-samar ada sosok berdiri.

Pelan-pelan sosok itu maju mendekati Pak Nanto, semakin dia maju badannya semakin besar dan tinggi.
Lambat laut kian jelas kalau itu adalah pocong yang berjalan terus badannya meninggi sampai mentok ke atap-atap lorong. Pocong itu jalan, bukan lompat!

Kebayang gak?
Pak Nanto lari, dia tinggal pel lantai, ember dan lainnya. Dia gak berani cerita, sampai besoknya baru ramai kejadian bu ani dan pak nanto ikut cerita.
Entah bagaimana bisa, berita tentang poli kandungan menangani pasien yang kesurupan beredar cepat ke seantero Rumah Sakit. Hal itu membuat cerita-cerita horror tentang poli ini menguap lagi ke permukaan—
--itu benar-benar bikin kita yang kerja merasa tidak nyaman, jadi makin was-was. Shift malam sekarang menjadi momok menakutkan untuk kami yang bekerja khususnya di poli kandungan.
Beberapa hari berselang, aku masuk lagi dinas malam. Masih trauma dengan kejadian kemarin, pada saat bergantian shift, kami satu tim berdoa semoga malam ini tidak ada pasien melahirkan yang datang--
--kalau pun pasien datang, semoga melahirkannya pagi atau siang aja . Benar-benar setrauma itu kami tuh, maklum ya, satu poli perempuan semua.
Dari cerita teman-teman yang sebelumnya shift malam katanya mereka mengaku mencium aroma semerbak melati, wangi banget. Itu hal gak lazim yang sebelumnya jarang terjadi. Shift malam itu Sekarang rasanya kayak uji nyali.
Setelah kejadian itu, kami sering diganggu oleh makhluk perempuan bersenandung, terakhir, lagi-lagi pas Shift malam,
Teh Leila juga melihat sosok perempuan yang merangkak yang dari mulutnya keluar lendir, makhluk itu tengah menjilat-jilati lantai sampai teh Leila yang melihatnya pingsan.
Aku sudah menyampaikan itikad bang jero untuk mewawancari teh Leila dan teman-teman sejawat lain yang memiliki pengalaman lebih parah saat bekerja dinas malam.
Semoga mereka berkenan bercerita jadi bisa dilanjutin threadnya, dari aku segitu dulu, belum berani lagi ceritain yang lain-lainnya soalnya masih kerja di situ euyy, ngeri.

Terima kasih udah mau baca ceritaku.
---THREAD END---

Kejadian aneh bukan hanya dialami oleh Intan (narasumber) tapi juga rekan-rekan bidan lainnya, bahkan dari cerita yg saya dengar itu lebih parah.
Saya sedang proses riset dan wawancara, bila sudah selesai ceritanya akan sy bagikan lagi ke teman-teman.

Namun--
ternyata di rumah sakit yang terkenal angker itu memiliki banyak cerita di setiap sudutnya, seperti kisah intan, namun saya sudah susun beberapa cerita ke dalam E-book (mini novel) berilustrasi berdasarkan kejadian terekam.
Tidak hanya di poli kandungan, Sudut Kelam Rumah Sakit menceritakan beberapa kisah yang terjadi di satu rumah sakit yang sama,

Berikut spoilernya :
Rumah Sakit tak ubahnya ibarat gerbang pembatas antara ‘kembali dan pergi’ , juga ‘hidup dan mati’--
Pria paruh baya yg mencari potongan tubuhnya, anak kecil yg mengantar jenazahnya sendiri, hingga makhluk mengerikan penghuni poli yang kerap menganggu mengisi Sudut Kelam Rumah Sakit edisi salah satu rumah sakit di bogor.

Download E-book di link berikut:
karyakarsa.com/jeropoint/sudu…
Terima kasih atas apresiasinya, sampai bertemu di thread selanjutnya!

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with PEMBANTAIAN DUKUN SANTET DI BIOSKOP!

PEMBANTAIAN DUKUN SANTET DI BIOSKOP! Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @JeroPoint

Apr 4, 2024
Di rawa besar yang menjadi hilir dari tempat ditemukannya mayat-mayat hanyut yg hilang.
Seorang pengemudi perahu (nelayan) mengatakan bahwa ia ketemu seorang bapak yg mau pesugihan menumbalkan anaknya sendiri.
"Bapak itu minta di antar ketemu kuncen desa."

A Thread.
#CeritaSerem
Waktu itu gak sengaja singgah ke sebuah rawa besar yang tersohor di Jawa Tengah. Sejatinya tempat itu sangat indah, saya memutuskan naik perahu mengelilingi rawa yang lebih pantas disebut danau.
Saya gak sebut nama rawanya yah, karena kalian orang sekitar pasti tau betul sama rawa ini.  

Sudah bisa tebak dimana? ..

Pas di dermaga sebelum naik perahu, ngobrol sama pemancing, dia bilang--
Read 29 tweets
Feb 12, 2024
“Mereka me-ruqyahku, tapi aku tidak melihat mereka mengeluarkan sesuatu dari dalam diriku, tapi justru malah memasukan ‘jin’ lain ke dalam tubuhku.”

Utas singkat dari balik ‘Pondok’
- A Thread-
#CeritaSerem Image
Mungkin judul utas di atas menyisakan pertanyaan “Loh, kok bisa? Bukannya ruqyah membersihkan diri? kenapa jadi sebaliknya?” ...

Betul, sejatinya Ruqyah ialah salah satu bentuk ruwatan diri yang memiliki segudang manfaat--
Namun sayangnya, banyak ‘oknum’ yang memanfaatkan label ruqyah tersebut untuk kepentingan pribadi. Kisah singkat ini menjadi satu dari sekian banyak contoh kasusnya.

Silahkan tandai, RT, tinggalkan jejak atau markah judul thread teratas agar tidak terlewat update-nya.
Read 44 tweets
Jan 25, 2024
“Aku yakin betul naik kereta malam itu, tapi orang-orang melihat aku jalan kaki di atas rel.”

KERETA MALAM
-PEMBERANGKATAN TERAKHIR-
A THREAD

#CeritaSerem Image
Kisah ini terjadi pada 2006 silam, kala itu santer rumor beredar mengenai 'pemberangkatan terakhir ialah kereta gaib'.

Sila tinggalkan jejak, RT, like atau tandai dulu judul utas di atas agar thread tidak hilang atau ketinggalan update.
Maleman kita mulai.
Ini sepenggal kisah yang sampai sekarang membuatku parno naik kereta di jam malam. Peristiwa itu amat melekat diingatan bagaimana aku menempuh perjalanan tanpa sadar JKT-YK dalam waktu hampir 5 hari tapi rasanya waktu berhenti di satu malam pertama--
Read 45 tweets
Jan 18, 2024
Tau info mengenai Pasar Setan di gunung salak? …

Satu dari ke-lima pendaki ini seketika kejang-kejang. Saat mereka berupaya turun, mereka malah terjebak masuk ke pasar yg sebelumnya tak pernah mereka lihat.

"KAMI DITERIAKI SURUH PULANG.”

A Thread
#ceritaserem Image
Tinggalkan jejak atau tandai judul utas di atas agar tidak hilang.
Kalian yang suka mendaki ada pengalaman ganjil selama nanjak?
Sambil nunggu cerita ini up, boleh cerita di reply ya.

Maleman kita mulai …
-- Mari Kita Mulai--

2012,
Waktu itu, aku baru lulus SMA. Lagi masa tenang setelah UN. Salah satu juniorku minta diantar untuk 'nanjak' ke gunung salak.

Rombongan mereka tak banyak, hanya 4 orang : 2 perempuan, 2 laki-laki.
Read 38 tweets
Jan 16, 2024
Dalang ditemukan tewas saat mencoba memp*rkosa sindennya.

“SINDEN BUKANLAH PELACUR YANG BISA KALIAN ‘PAKAI’ SEENAKNYA!”, ucap Rinjani sebelum pingsan di samping jasad si dalang yang kepalanya sudah melintir dengan tusuk konde yang menancap di telinga.

#SindenGaib #KisahNyata Image
Di pedalaman Trenggalek, ada sebuah urban legend tentang sosok arwah sinden yg gemar mendatangi dan merasuki sinden-sinden cantik dgn suara yg indah.

Namun, dalam satu pagelaran, akan ada korban yg hilang.

Mengapa?
Sila tandai, Like atau tinggalkan jejak, nnti malam kita mulai
Cerita tentang sinden ini bukanlah rahasia umum lagi, terutama di dunia kesenian tradisional
tanah Jawa, yaitu pewayangan. Sinden merupakan kunci utama untuk menampilkan eloknya
iringan lagu dengan nyanyian yang terdengar menyayat meski merdu.
Read 80 tweets
Jan 10, 2024
Hati-hati buat kalian yang rambutnya suka rontok.

“Keluargaku meninggal satu orang, setiap tahun”

-A THREAD-
#CeritaSerem Image
Foto di atas dikirim oleh narasumber yg menemukan gumpalan rambut tertamam di halaman rumahnya.

Silahkan tandai, RT atau like judul utas di atas agar tidak hilang. Nanti malam kita lanjut.
--Mari kita mulai--

Panggil saja aku Yuli, Sudah tiga tahun ini, keluargaku satu per satu meninggal secara tidak wajar. Anggota keluarga kami terdiri dari 5 orang, dan sekarang hanya tersisa 2 (Aku dan Ibu).
Read 31 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Don't want to be a Premium member but still want to support us?

Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal

Or Donate anonymously using crypto!

Ethereum

0xfe58350B80634f60Fa6Dc149a72b4DFbc17D341E copy

Bitcoin

3ATGMxNzCUFzxpMCHL5sWSt4DVtS8UqXpi copy

Thank you for your support!

Follow Us!

:(