See what I mean?
Baru nge-tweet. Tadi One Satrio tadi juga ada. Gapapa sih kalau di luar (karena emang ga terlalu kedengeran dan ada spot main anak-anaknya sendiri). Kalau di dalem kafe/resto, pasti bikin naik darah 🙂
Polusi suara tuh beneran sesuatu yang harus diajari dengan serius ke orang Indonesia. Terutama ortu yang punya anak ke anak.
Pertama-tama ya ortunya harus punya sense dulu, kapan suara/kelakuan anak tuh ganggu. Bayangin di kafe yg orang pada kerja anaknya lari-lari/gedebukan.
Ini adalah berita yang harus dibaca oleh setiap orang. Terutama mereka yang usianya 30++.
Pelaku menyasar korban berusia lebih tua karena korban usia segitu dianggap sudah mapan & berpenghasilan.
Rencananya rapih banget sampai dia bikin list nama, umur.
Beneran kudhu musti buanget peka sama kebohongan orang. Sekecil apa pun. Soalnya, bisa jadi kebohongan itu cuma layer yang digunakan untuk menutup kebohongan-kebohongan lainnya yang lebih besar lagi.
Kalau ngupas bawang yg berlayer, maka kita akan nemu...
Setiap pesan yang masuk ke ngl.link/askdika aku jawab di sini aja lah biar rapi/tertib.
Weheyy~ Thank you for spending your time to read such a turned-out-to-be-a-long-ass thread. Just glad it helps so many people & let many shared their experience & useful information.
We all gained a lot from it to protect ourselves & beloved ones. Also, thank you for following!
Mau jawab "I'm taken. Takenal maka tak sayang! Ayu kenalan!"
Tapi kamu telat dikiiiitt~~👌🏽
I'm taken! Tp kl mau kenalan gapapa loh!
Anyway, kl liat aku beramah-tamah/centil di socmed, that's just me being friendly. She follows all my social media. So, she sees/knows everything.
Gambar ini aku ambil dari sebuah thread. Contoh bagus buat mengingatkan kita untuk MENGENALI CIRI & MODUS biar ga jadi korban kejahatan (penipuan jangka panjang/pendek, kejahatan seksual, dll.)
I. PENIPUAN (Jangka Pendek)
Ciri-ciri modus kejahatan di gambar tadi keliatan banget: cepat & (mem)buru-buru. Korban "dibimbing" untuk ngikut. Dari situ kemudian berakting manja minta duit.
Di dating apps, yang kaya gini biasanya dah keliatan dr sejak profil.
Kalau dari profile gambarnya cewek cakep atau keliatan fancy, tapi: 1. Gambar pecah; 2. Typing jelek/alay/bahasa inggris berantakan.
Kemungkinan besar fake account dan bermaksud nipu.
Semua akun yang buru-buru kasih HP duluan sebelum ngobrol panjang & ada kecocokan, maka...
Kalau jadi lawyer, please ga usah koar-koar soal case yang lagi ditangani di media sosial. Semua tuh dibuktiin di muka sidang aja. Keperluan pers di media massa ya secukupnya aja. Kalau gini malah ngerugiin kepentingan klien.
Yang kaya lawyer artis yang jadiin konsultasi gratis jadi konten media sosial juga sebenernya ga bener. Muka kliennya diumbar, detail case-nya disebar. Harusnya tiap orang yang datang konsul udah otomatis jadi klien dan rahasianya dijaga baik-baik sama klien sesuai kode etik.
Kalau ada yang bilang gapapa, ya ganti aja profesi lawyer sama profesi dokter atau psikolog. Elok ga ada muka, identitas dan permasalahan yang harusnya rahasia, diumbar ke publik? Dokter ngerekam pasien konsultasi terus di-upload, misalnya.
Ketika lawan King's Club, Tatta ga bisa disalahin. Namanya juga kalah strategi. Tapi dia justru ga harus kehilangan tangan & mati kalau bukan karena Arisu.
Tim Arisu bisa menghindari kalah tipis dari King's Club seandainya Arisu ga panik pas...
... Uta (and King) muncul ketika Arisu mau ambil item. Uta waktu itu kalah point dari Arisu (2.000 vs (kalau ga salah) 5.350) karena Uta ga ikut ambil point di Base Arisu. (CMIIW: point yg didapet di base ga dibagi di antara tim, beda sama team battle). Seandainya Arisu...
langsung lompat sentuh Uta (battle), Tim Arisu bakal dapat 500 point dan Uta ilang 500 & jadi inactive player (ga bisa ambil item). Arisu masih bisa dapet item (+3.000) sebelum kalah battle dari King. Atau, meski Uta berhasil ambil item pun, total point Uta cuma 5000.
Tadi liat tweet ttg pegawai alfamart yg klarifikasi krn nyebarin video ibu orkay nyolong cokelat. Aku hentiin aktivitas cuma buat dengerin klarifikasinya & ikutan jengkel. Sampai akhirnya aku liat rekaman si pegawai.
Sebuah perspektif:
DISCLAIMER:
Bukan merupakan opini sebagai profesional. Pendapat bisa berubah/berbeda apabila ada informasi, data, fakta baru yang aku terima.
Thread ini murni untuk bertukar opini/perspektif (dan semoga edukatif/membuka mata atau perspektif). Jadi boleh bgt tanya/diskusi.
Thread ini juga mungkin tidak bisa mencakup semua hal yg terkait atau keseluruhan perspektif karena keterbatasan waktu dan karakter pada tweet.
Nah, yuk kita bahas kejadian menarik ini. Benarkah si ibu jahat dan pegawai tidak bersalah?