SimpleMan Profile picture
Feb 1, 2023 61 tweets 10 min read Read on X
-Panggon-

Horror Story

@bacahorror_id #bacahorror Image
Sebelum memulai ceritanya, rasanya kangen saya sedikit terobati terutama saat memulai sebuah tread dengan tulisan judul dan fotonya, dan tentu saja mention @bacahorror_id dan hastag bacahorror yg sudah saya pakai sejak akun ini pertama berdiri.

semoga cerita pembuka ini cukup,
cukup untuk membuka rentetan cerita yg sudah saya siapkan selama saya mengistirahatkan diri ya. baiklah, malam ini, mari kita mulai ceritanya.
Saya ingat saat itu saya duduk dibangku SMP saat pertama kali saya mendengar cerita ini dari teman dekat saya, yg mana kejadiannya terjadi pada saat saya menginjak bangku SD alias pengalaman teman saya ini sudah dia pendam selama kurang lebih 3 sampai 4 tahun yg lalu.
Teman saya ini, panggil saja dia Agung, dulu.. saat SD, bersekolah di sekolah islam yg mana dia punya sahabat, seorang anak dari keluarga kaya raya, juragan dari penjual bahan-bahan bangunan, yg cukup punya nama di kota tempat saya tinggal dulu.
cerita dimulai saat suatu hari, Agung harus menjadi murid yg pulang paling terakhir dikarenakan Agung yg saat itu belum bisa menghapal salah satu surat pendek yg menjadi kewajiban bagi setiap murid yg bersekolah di SD islam ini.
saat Agung sedang berjalan pulang melewati gerbang sekolah, langkah Agung terhenti saat mendengar namanya dipanggil oleh seseorang yg ternyata sejak tadi berdiri sendirian menunggu jemputan.

namanya Arif, salah satu murid yg paling mampu di sekolah ini.
Agung pun mendekati Arif lalu bertanya, kenapa dia belum juga pulang padahal hari sudah sangat siang.

Arif hanya menggelengkan kepala, ia berujar mungkin ART yg seharusnya menjemput dirinya ketiduran atau belum sempat datang karena pekerjaan lain.
Arif pun lalu meminta Agung untuk menemaninya ke salah satu wartel yg paling dekat dengan sekolah karena pada tahun itu hp masih menjadi salah satu barang yg hanya dimiliki oleh segelintir orang. Agung pun akhirnya menemani Arif, kesebuah wartel tempat orang biasa menggunakannya
singkat cerita, semenjak kejadian itu, Arif menjadi semakin dekat dengan Agung, banyak hal yg tidak biasanya Arif bagi dengan orang lain, tapi Agung mendapatkannya, dan hal ini cukup membuat Agung merasa senang bergaul dengan orang yg memiliki strata ekonomi yg berbeda dengannya.
singkatnya, suatu ketika Arif mengundang Agung untuk datang ke rumahnya, sebuah rumah dikawasan orang-orang berada, dimana Arif mau menunjukkan PS 1 yg pada saat itu menjadi barang yg paling diinginkan dikalangan anak-anak, dan tentu saja Agung langsung menyetujui tawaran itu.
sepulang sekolah, berangkatlah Agung ke rumah Arif menggunakan sepeda buntut pemberian ibunya, yg mana ini menjadi kali pertama bagi Agung sendiri untuk mengunjungi rumah Arif yg sudah dikenal luas sebagai pemilik salah satu rumah mewah di sekolahnya itu.
dan benar saja, rumah Arif memang besar dan luas, persis seperti apa yg dikatakan oleh teman-teman sekelasnya.

untuk ukuran tahun itu, memiliki rumah 2 tingkat saja sudah dianggap mewah apalagi jika rumah itu memiliki 3 tingkat, sungguh Agung hanya bisa terkagum-kagum.
tapi, meski pun rumah itu besar dan luas, seperti juragan bahan bangunan pada umumnya, dibagian depan rumah ada semacam Toko besar yg langsung terhubung dengan rumah utama tempat transaksi jual beli bahan bangunan, tidak ada yg istimewa dengan hal ini, dan kebanyakan diisi oleh-
-orang-orang yg bekerja di toko bangunan milik Arif ini.

Arif pun mengajak Agung masuk, setelah bocah itu memarkirkan sepedanya di garasi tempat mobil dan motor Arif berjejer di sana.
di dalam rumah yg besar dan megah itu, Agung melihat banyak sekali pintu, dari garasi ke ruang utama saja, jika tidak salah hitung, Agung sudah melihat 6 hingga 7 pintu yg tidak diketahui isi dari ruangan-ruangan itu. Agung sendiri juga tidak ingin bertanya perihal itu,
-karena ia datang ke rumah ini hanya untuk sekedar bermain PS 1.

singkat cerita, siang itu menjadi hari yg menyenangkan bagi Agung, bisa merasakan PS 1 yg saat itu masih menjadi barang yg mewah.
namun ada sedikit kejadian yg aneh, dimana sewaktu Agung dan Arif sedang bermain PS, tiba-tiba dari arah belakang muncul seorang wanita bertubuh gemuk dengan wajah pucat dan rambut berantakan memanggil nama Arif dengan kosakata yg malas atau lemas, saat melihatnya Agung cukup-
-terkejut karena sosok itu tampak cukup mengerikan dengan bentuk tubuhnya.

Arif pun lalu berdiri dan berjalan menuju ke sosok wanita itu sembari bersikap layaknya seorang anak kepada ibunya. "nggih bu" kata Arif saat sudah berdiri di depan wanita itu.
sosok wanita itu beberapa kali melihat Agung dengan tatapan tidak bersahabat, ia juga tampak tidak suka dengan kehadiran Agung di dalam rumah itu dan yg paling menjengkelkan, sosok Wanita itu membisik ditelinga Arif yg mana Agung masih bisa mendengarnya.
kurang lebih bisikannya terdengar seperti ini.

"iku sopo?" (itu siapa?)
"kok muk jak mrene?" (kok kamu ajak kesini?)
"kongkonen muleh?" (suruh dia pulang?)
"koen gak butuh konco" (kamu gak butuh teman)

semua ucapan wanita asing itu semuanya membuat Agung merasa tidak nyaman.
tapi dari semua kata-kata yg menyakitkan itu, ada satu kata dimana Arif bersikeras bahwa dia hanya ingin bermain dengan teman sekelasnya yg dijawab dengan sebuah peringatan.

"yowes, jam 3 kongkon muleh, trus nek nang omah iki, jok olehi cah iku munggah nang lantai dukur yo"
(ya sudah, jam 3 suruh dia pulang, trus kalau di rumah ini, jangan perbolehkan anak itu naik ke lantai atas ya)

Arif mengangguk. ia berjanji tidak akan pernah membawa temannya ini naik ke lantai atas di rumah ini.
kurang lebih sudah 2 bulan-an, Agung selalu datang dan bermain PS 1 di rumah Arif ini, tapi pada suatu ketika, entah karena lupa atau apa, Arif mengajak Agung naik ke lantai 2 yg saat itu membuat Agung sedikit tertegun dan ingat, kalau ibunya Arif bukankah melarang dirinya kesana
tapi Arif membantah, iya memang ibunya saat itu melarang Arif membawa Agung ke lantai atas tapi itu rupanya terkhusus untuk lantai 3 saja bukannya lantai 2, lagipula selama ini kamar Arif rupanya ada di lantai 2 jadi semua ini masih tergolong aman.
tapi entah kenapa Agung merasa tidak nyaman.
tapi memang sifat dasarnya Arif yg suka memaksa akhirnya membuat Agung tidak punya pilihan lagi, maka dia pun terpaksa ikut dan menapaki anak tangga.

saat kakinya menjelajah anak tangga, Agung sempat melihat ke ruangan atas, dan entah kenapa suasananya benar-benar berbeda.
seperti jauh lebih dingin dan lembab, selain itu seluruh tempat tampak sunyi dan senyap seperti hanya ditinggali oleh beberapa orang saja.

disepanjang jalan, Arif mengajak Agung bicara, tapi bocah itu lebih memilih merasakan jika bulukuduknya berdiri.
di lantai 2, tepatnya di depan kamar Arif, ada sebuah sofa mewah yg sepertinya memang sengaja dibuat untuk bersantai, di sana Arif memamerkan mainan-mainan miliknya yg dia ambil dari dalam kamarnya, tapi Agung masih saja merasa tidak nyaman berada di tempat ini.
tapi Agung berusaha menyembunyikan ketidaknyamanannya ini dan tetap ikut bermain bersama Arif, hingga dititik, Arif dan Agung mendengar suara panggilan ibunya dari lantai bawah.

Arif pun berdiri dan bersiap untuk turun, namun sebelum bocah itu menapaki anak tangga,
-Arif lalu berbalik dan menatap Agung sembari berkata kepadanya.

"gung, tetep nang kene ya, ojok gok ndi-ndi.." (gung, tetap di sini ya, jangan kemana-mana..)

Arif pun pergi,

kini tinggal Agung sendiri yg berada di tempat ini, beberapa kali entah kenapa dia merasa kalau-
di lantai 2 ini, dia tidak sedang sendirian masalahnya, hawa keberadaan itu tidak bisa dilihat oleh matanya sendiri, bahkan di sudut-sudut kamar, Agung seperti melihat bayangan atau sekedar kepala manusia sedang mengintip dan menatapnya.
sebenarnya Agung sudah berniat untuk turun dan menyusul Arif tapi entah kenapa kakinya terasa berat untuk meninggalkan tempat ini, hingga pada akhirnya di saat Agung sudah mulai tidak sanggup berada di lantai 2 itu, ia mendengar suara hentakan kaki dari anak tangga. Arif pun tiba
Arif kemudian meminta maaf kepada Agung karena sudah meninggalkan dirinya sendiri di tempat ini, sembari ikut bermain bersama Agung.

ditengah-tengah permainan itu, tiba-tiba Arif bersikap aneh dengan menatap lantai 3 yg otomatis membuat Agung ikut menatap kesana.
memang dari tempat itu, Agung bisa melihat sudut lantai 3 termasuk pembatas lantai yg terbuat dari kayu jati itu.

agung sempat merasa heran dengan sikap Arif yg kemudian dia melihat bocah itu berdiri lalu mengatakan pada Agung untuk membawanya ke lantai 3.
"nang nduwur yuk, gok kunu onok kandang manuk e bapak ku, manuk e apik-apik" (keatas yuk, di sana ada kandang buruk peliharaan ayahku, burungnya bagus-bagus)

Agung sempat terdiam saat mendengarnya, tapi Arif yg saat itu berdiri dihadapannya mengulurkan tangan kepadanya.
Agung sebenarnya sempat menolak dan mengingatkan Arif dengan pesan ibunya dulu, tapi Arif berkata kalau tidak ada apa-apa di rumah ini dan apa yg dikatakan oleh ibunya dulu cuma sekedar peringatan yg biasa.

setelah berbagai alasan, Agung tidak bisa menolak lagi, ia pun setuju.
maka naiklah Agung dan Airf, mereka berdua menapaki anak tangga menuju ke lantai 3, di sana, suasana yg sebelumnya dingin dan lembab semakin kentara dan membuat Agung begidik merinding.

"gak popo, nang nduwur onok kamar e mas ku" (gak papa, di atas ada kamarnya kakakku)
saat mereka menginjak anak tangga terakhir, apa yg dikatakan Arif rupanya benar, ada sangkar burung yg sangat besar berisikan burung perkutut yg dilepas disebuah kurungan dari pagar kawat tempat burung-burung itu bisa beterbangan kesana kemari.
selain itu tempat ini juga memiliki banyak kamar yg keseluruhan pintunya tertutup dengan sofa-sofa yg tak kalah lembut dengan sofa di depan kamar Arif tadi.

rupanya rumah ini memang besar dan luas dan memiliki banyak sekali kamar-kamar yg mungkin tidak terhitung jumlahnya.
Agung tak henti-hentinya melihat burung-burung perkutut itu, ia suka melihat bagaimana burung itu bersembunyi di rumah-rumah kayu kecilnya, ada yg sedang mematuk jagung, ada yg sedang berdiri di dahan ranting buatan.

saat Agung sedang menikmati momen itu, Agung sempat melihat-
ada satu kamar dengan kaca hitam besar di jendelanya, dari dalam terpantul cahaya tv yg berarti ada orang di dalamya.

tahu kalau Agung sedang mengamati tempat itu, Arif pun berkata kalau itu kamar kakaknya. dia sedang di dalam dan menonton tv.
tak lama berselang, Arif kemudian pamit, dia mau menggunakan kamar mandi yg ada di sudut disamping kamar kakaknya, dia bilang kalau perutnya sedang mulas, Agung pun mengangguk dan membiarkan bocah itu ke kamar mandi yg ada disamping kamar kakaknya.

saat Arif sudah meninggalkan-
-tempat Agung, agung tersadar akan sesuatu, di mana dia melihat rupanya, jauh di dalam lorong di lantai 3 ini, ada satu kamar yg tampak gelap dengan lampu hidup mati hidup mati yg membuat Agung menjadi penasaran, ia pun mendekat menuju ke lorong itu.
sekali lagi, saat Agung sedang berjalan ia melihat kaca hitam tempat kakak Arif sedang menonton tv, memang Agung tidak bisa melihat dengan jelas kakak Arif karena kaca itu berwarna terlalu gelap, hanya pantulan cahaya tv yg terlihat dari luar. Agung pun melewatinya.
sementara di lorong tempat Agung menuju, lampu pijar itu masih hidup mati hidup mati seperti terjadi konslet,
hanya tinggal beberapa langkah saja untuk Agung bisa melihat ruangan disudut itu yg rupanya tampak berbeda dengan ruangan-ruangan yg lain, terutama dibagian pintunya.
entah kenapa, Agung melihat kalau pintu ruangan itu tampak seperti pintu yg baru saja terbakar yg mana dipinggir-pinggir bagian terlihat kayu jati yg dipakai sudah menjadi arang, selain itu tembok-tembok ber-cat putih itu dipenuhi jelaga hitam yg menunjukkan kalau ruangan itu-
-memang seperti baru saja terbakar. namun Agung yg sudah kadung penasaran terus melihat tempat itu, sampai dia menyadari kalau pintu itu sempat bergerak meski pun hanya sedikit saja.

iya, pintu itu seperti baru saja di buka pelan dari dalam yg membuat Agung cukup terkejut.
merasa kalau ada yg salah dengan tempat ini, Agung berniat untuk kembali, bulukuduknya berdiri dan bocah itu berjalan sangat cepat untuk meninggalkan lorong itu, untungnya cahaya tv dan suara samar-samar tv dari dalam ruangan kakak Arif bisa membuat Agung sedikit tenang, sebelum.
sebelum, selintas saat melewati sofa-sofa yg ada disekat seberang ruangan, Agung melihat seseorang, seperti seorang wanita berambut panjang berwarna hitam dan mengenakan gaun putih sedang duduk di sana dan membelakanginya. Agung terdiam sejenak, ia tidak mengenal siapa wanita ini
tapi Agung tidak berani bertanya, selain itu ada kejadian aneh lain yg mana Agung merasa burung-burung perkutut yg ada di sana tampak bersikap aneh, burung-burung itu berterbangan dan berkali-kali menghantamkan tubuhnya ke pagar kawat itu, seolah burung-burung itu ketakutan.
tak berselang lama, mata Agung kembali pada sosok yg ada di sofa itu tapi anehnya, sosok itu lenyap, menghilang begitu saja, membuat Agung tentu saja hanya bisa terdiam sembari berpikir apakah yg baru saja dia lihat itu nyata, namun semua tidak berhenti sampai di sini.
Agung yg sudah mulai merasa tidak nyaman dengan lantai 3 ini, lalu berjalan mendekati pintu tempat Arif tadi masuk, ia mengetuk pintu itu sembari memanggil-manggil nama temannya namun anak itu tak kunjung keluar dari dalam sana, karena kesal, Agung membuka handle pintu,
-dan menemukan kalau ruangan itu ternyata kosong, hal ini tentu saja membuat Agung tampak shck, ia pun mulai melangkah pergi, berniat turun sendirian ke lantai bawah, tapi baru juga berjalan tiba-tiba pintu kamar kakak Arif terbuka dengan sendirinnya, di sana.. suara tv terdengar
-semakin keras, merasa ada yg aneh dengan situasi ini, Agung mengurungkan niat untuk turun lalu berjalan pelan menuju ke ruangan kakak Arif yg baru saja terbuka dengan sendirinya.

dan itu akan menjadi penyesalan terakhirnya sudah mengambil keputusan itu.
di dalam ruangan yg cukup luas itu, ruangan yg menjadi kamar kakak Arif itu, Agung menemukan sebuah tv yg masih menyala dengan remot di atas meja lengkap dengan sepasang kaki yg masih mengenakan jeans bergelantungan di atas langit-langit lampu, dan setelah itu, Agung berteriak.
Arif berkali-kali mengatakan kepada Agung, kalau dia tidak pernah mengajak Agung naik ke lantai 3, bahkan ke lantai 2 pun tidak, sejak tadi pagi, Arif pergi bersama bapaknya.

lalu soal kejadian di atas, Arif tidak mau membahasnya karena kedua orang tuanya yg meminta.
Agung tidak tahu mana yg benar dan mana yg salah, dia yakin melihat orang bergelantungan tapi kata kedua orang tua Arif, Agung salah lihat dan tidak ada apa-apa di lantai 3, namun sebelum Agung meninggalkan tempat itu, agung menceritakan hal terakhir ini kepada Arif,
dan bocah itu seperti menyadari sesuatu, karena tak berselang lama, Arif mengatakannya.

"koen yo ndelok cah wedok iku, gulu ne puklek kan?" (kamu juga melihat anak perempuan itu, apa lehernya juga patah?)

saat itu lah Agung kemudian ingat, sesaat ketika dia melihat sepasang-
-kaki bergelantungan, di depan pintu kamar ada sosok wanita bergaun putih itu sedang berdiri, iya, kepala sosok wanita itu seperti menggedek ke kiri dan ke kanan beberapa kali, seperti batang lehernya patah dan tidak mampu menyangga kepalanya.
semenjak kejadian itu, Agung tidak pernah lagi berani datang atau sekedar bermain di rumah Arif lagi.

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with SimpleMan

SimpleMan Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @SimpleM81378523

Jan 19
BUHUL UTH-

sebuah pengiring dari serangkaian ketidaktahuan.

a thread Image
lama sekali saya gk menulis utas di sini, jadi maaf kalau tangan saya agak kaku, so langsung aja, dari serangkaian cerita yg saat ini tersimpan dalam memorry laptop saya, cerita ini memiliki bagian paling menarik, jadi nikmati saja ini sebagai bentuk rehat dari riuhnya tahun ini.
Juli, tahun 1998

Rumah itu masih terlihat bagus, meski pun desainnya terlihat seperti rumah tahun 60’an tapi temboknya terlihat masih kokoh, halamannya juga luas dengan banyak pohon besar tumbuh disekelilingnya termasuk satu pohon yg paling mencolok saat melihat rumah itu.
Read 140 tweets
Feb 1, 2023
Halo???
Lama sekali gak mampir ke burung biru, saat rehat dan beristirahat menjadi fokus paling utama.

tapi malam ini, setelah duduk merenung sebentar sambil melihat layar hp, ada kerinduan yg datang lagi.. gak tau kenapa rasanya kangen..

kangen buat punya tenaga nulis seperti dulu.
butuh waktu buat ngumpulin tenaga dan fokus bahkan untuk sekedar menulis pesan ini dilaman twitter saya, tapi rasanya kangen yg sekarang sudah tidak terbendung lagi,

jadi kalau ada yg masih terjaga sembari menatap layar handphone, pemanasan yuk,

pemanasan untuk satu cerita saya
Read 4 tweets
Oct 29, 2022
Kalau dalam Kejawen, ini disebut Renggati atau Renggat nang jero ati, yaitu saat kita melihat sesuatu terutama yg tidak pernah kita lihat visualnya sedang mencoba berinteraksi dengan kita, apa pun itu selalu ada maksud tersembunyi dan memang gak ada salahnya untuk berjaga-jaga.
seperti yg terjadi pada beliau ini, mungkin secara gak langsung si wanita berpakaian hijau ini sedang mencoba berinteraksi dan tentu saja ada sesuatu yg sedang dia inginkan.

dulu, si mbah melakukan Wijih, yaitu membaca petunjuk dengan meletakkan telur ayam kampung di dalam besek
kali aja mas @FazaMeonk mau melakukannya. hahahaha. tapi ya sekali lagi, yg di lakukan si mbah saya dulu itu untuk sekedar berjaga-jaga, karena kaum dari bangsa Jin memang sukar dipercaya, karena memang begitulah tugas mereka bahkan sampai di akhir zaman.
Read 5 tweets
Oct 9, 2022
Udah pernah nonton video yg dimaksud sama thread ini 2 tahun yg lalu, tapi sempet lupa sama cerita sampe akhirnya kemarin baca ulang lewat trit ini, trus kepikiran lagi.. hahaha, karena lagi nunggu kereta, coba saya tulis teori liar menurut pandangan saya..
di dalam cerita ini ada 8 karakter nama yg disebut dalam rentetan cerita ini, coba saya jabarin namanya satu-satu, Puteri, Bi Ida, bu Rana, Donny, Pak Budi, Munchkin ( seekor kucing), Dina (temen Puteri yg cuma disebut namanya?) dan terakhir tentu saja Mama.
dari awal, kita dikenalin sama karakter Puteri yg anaknya kaya tertutup tapi suka sekali cerita tentang hidupnya sama orang yg belum jelas statusnya lewat pesan hp, Doni.

Doni ini statusnya gak jelas, dibilang temen tapi dia gak tau rumahnya Puteri, tapi kok cukup akrab.
Read 10 tweets
Sep 30, 2022
Halo, di sela waktu malam ini, bolehkah saya meminta bantuan untuk memilih cover yg akan menjadi buku kolaborasi pertama saya bersama dengan para penulis-penulis hebat yg ada di twitter ini.

diantaranya, @diosetta @qwertyping @cerita_setann @nuugroagung Image
buku ini digagas oleh penerbit @Bukune , untuk memberi lingkup bahwa cerita horror memiliki rasa dan tema yg berbeda-beda, semua ketakutan akan dituangkan dengan narasi dengan gaya kami masing-masing. dengan adanya buku ini saya juga berharap menambah banyak referensi baru- ImageImage
tentang kekayaan budaya, mitos dan sebagainya yg hidup dalam masyarakat. semoga buku ini juga bisa sedikit mengobati rasa rindu setelah lama saya tidak menerbitkan buku lagi, sekaligus sebagai lembaran baru untuk kembali aktif dan lebih sering muncul di aplikasi burung biru ini.
Read 4 tweets
Sep 29, 2022
berikutnya Kembang Laruk ya, semoga ada waktu buat saya nulis di waktu maghrib lagi, karena ceritanya lebih rumit dari yg saya duga sebelumnya, oh iya, buat kalian kalau misal ada waktu bisa baca cerita ini, buka linknya kemudian download pdf nya (GRATIS)

karyakarsa.com/SimpleM8137852…
Image
buat yg lupa siapa Gayatri.

Gayatri adalah nama keluarga dari trah pengiwa saudara kembar dari dia yg bergelar Rinjani, yg lupa siapa Rinjani bisa obok-obok like, keluarga Gayatri ini adalah keluarga yg menjadi favorit saya karena dia satu-satunya yg bukan berdarah kejawen-
tapi jauh lebih kejawen dan satu dari tiga keluarga tertua, Gayatri, SOBO dan Kuncoro.

saat ini semua cerita trah pituh sedang bersiap menuju ke puncak, dan mulai menemukan akhir klimaks dari serentetan orang yg terlibat, sekali lagi, terimakasih ya, semoga setitik tulisan saya-
Read 4 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Don't want to be a Premium member but still want to support us?

Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal

Or Donate anonymously using crypto!

Ethereum

0xfe58350B80634f60Fa6Dc149a72b4DFbc17D341E copy

Bitcoin

3ATGMxNzCUFzxpMCHL5sWSt4DVtS8UqXpi copy

Thank you for your support!

Follow Us!

:(