Restu Wiraatmadja Profile picture
Feb 10, 2023 159 tweets 18 min read Read on X
Ngunduh Jiwo (2)

"Isteriku jadi korban pesugihan perias pengantin."

@bacahorror_id #pesugihan #ceritaserem #ngunduhjiwo Image
Part-2
7 hari sebelum pesta

Wanita itu menangis sembari kedua tangannya menggaruk-garuk bagian bawah kemaluannya. Lalu, bersamaan dengan itu, muncul cairan yang menetes secara perlahan. Semerbak bau busuk mulai tercium.
Pak Sumardi segera menarik tangan isterinya. Akan tetapi, ibu sumi hanya terdiam sembari menatap sosok wanita pengantin yang baru saja ia mandikan tadi pagi,
‘’Nduk, ayo mulih nang alammu.’’
(Nak, ayo pulang ke alammu)
Akan tetapi, sosok pengantin tersebut justru marah. Ia kemudian mengangkat kedua tangannya dan menekuknya hingga terbalik. Suara hentakkan tulang terdengar jelas. Pak Sumardi sudah tidak tahan. Ia kemudian menggapai gagang pintu dan menutup ruangan tersebut rapat-rapat.
Ibu Sumi menangis tersedu-sedu saat dirinya mengetahui ada sesuatu yang memang sudah terjadi kepada arwah pengantin tersebut.
Bagi orang-orang yang memang dikhususkan untuk bisa merasakan luapan emosi arawah, ibu sumi dan pak sumardi kerap kali mendapatkan hal-hal istimewa dari jenazah-jenazah yang sering ia mandikan.
Salah satunya adalah jika ada jenazah yang meninggal dengan keadaan yang tidak wajar, arwah dari jenazah tersebut akan hadir di malam hari saat dimana dirinya dimakamkan.
Lalu biasanya, arwah dari jenazah tersebut akan meluapkan emosinya di hadapan Ibu Sumi dan juga Pak Sumardi dengan bentuk yang berbeda-beda.
Ada yang berbentuk dengan raut wajah yang seram, marah, penuh dengan kekesalan, tangisan atau bentukan lainnya seperti sesuatu yang tidak biasa.
Sesuatu yang tidak biasa inilah yang terkadang mengganggu Ibu Sumi dan Pak Sumardi. Ia bahkan harus rela menahan rasa sakit yang dirasakan oleh arwah tersebut untuk nantinya akan mereka berdua sampaikan terkait penyebab kematian dari jenazah tersebut.
Dan sesuatu yang tidak biasa ini disebut dengan TEROR SEPANJANG HARI!
Jawa Tengah,
(1 Tahun setelah kejadian tersebut.)
7 hari sebelum Pesta Pernikahan

‘’Duh, ayu tenan kowe, din!’’
(Duh, cantik sekali kamu, din!)
Ucap Bi Imah, selaku orang yang biasa merias pengantin.
Dini Puspitasari namanya. Dia adalah seorang wanita yang sudah menginjak usia matang untuk melanjutkan kehidupannya ke jenjang selanjutnya.
Dipersunting oleh Pria kaya asal desa sebelah, dini sangat bangga. Ia bahkan terus menerus mendatangi Bi Imah (Perias pengantin milik pribadi keluarga suaminya).
Dini semakin yakin jika di hari pernikahannya, dia akan mendapatkan kecantikan yang membuat orang-orang terpesona terkhusus dari keluarga suaminya.
Setelah Dini berkunjung ke rumah Bi Imah, sang calon suami yang bernama Bagus Pramulyo Hantoro, biasanya sudah menunggu di depan rumah Bi Imah dengan mobil berjenis Toyota Corolla Cross berwarna putih.
Sembari mengepus rokok kreteknya, bagus sedang menikmati hari-hari menuju pernikahan antara dirinya dengan wanita yang dicintainya yaitu Dini Puspitasari.
Tidak berselang lama, wanita yang ditungguinya keluar dari rumah. Seperti biasa, dini menyalami tangan Bi Imah dan mencium kedua pipinya dengan pipi.
‘’Nduk, jangan lupa. Ini sisirnya sama bunga melatinya. Kalo bisa, kamu makan melati ini di 7 hari sebelum pesta pernikahan kamu. Oh ya satu lagi. Sisir ini hanya boleh kamu sisir di pagi, siang dan malam, ya. Jangan sesekali menyisir rambutnya di malam hari.’’ Jelas Bi Imah
‘’Loh, bi? Emangnya kenapa?’’ Tanya Dini

Ketika mereka berdua sedang asyik-asyiknya berbincang terkait hal-hal yang aneh yang tidak boleh dilakukan di malam hari, tiba-tiba, seorang wanita muda dengan umur sudah memasuki kepala dua langsung mengangetkan Bi Imah dan juga Dini.
‘’Nanti Demit Manten datang!” Ucap Cici, anak tunggal dari Bi Imah yang kadang sering membantu Bi Imah untuk merias pengantin.
Dini dan Bi Imah langsung terkejut saat dikagetkan oleh Cici. Namun tidak berselang lama, mereka berdua tertawa kembali. Mereka semua seperti layaknya saudara dan memiliki ikatan keluarga yang kuat. Maklum, dini terlahir bukan dari orang yang mampu.
Ayah dan Ibunya hanya seorang petani yang ada di desanya. Dan saat pernikahan akan dimulai, ayah dan ibunya terpaksa harus melakukan apapun karena yang nantinya menjadi calon mertua dari Dini adalah seorang bos besar di desa sebelah.
Setelah mereka bertiga berbincang-bincang, dini pun ijin pamit karena Mas Bagus sudah menunggunya di hadapan rumah Bi Imah.
‘’Bi, cici, dini pulang dulu, ya?’’ Ucap Dini dengan menundukkan kepalanya.
Bi Imah dan Cici pun mengijinkan Dini untuk pulang. Keduanya tampak tidak sreg dengan sikap Mas Bagus yang tidak mau masuk setiap Dini berada di rumah Bi Imah.
Setelah berpamitan pulang, cici segera menghampiri Bagus. Mereka berdua pun saling peluk dan meluapkan rasa rindu dan kangennya.
‘’Sudah, sayang?” Tanya Mas Bagus
‘’Sudah, mas. Hmm … Aku boleh ngomong sesuatu gak, mas?’’ Tanya Mas Bagus
‘’Boleh dong, sayang.’’
‘’Tapi di dalam mobil aja deh. Nanti ketahuan Bi Imah sama Cici kalo ngomongnya di sini.’’ Senyum Dini sembari mengarahkan pandangannya ke arah Bi Imah dan Cici
Bi Imah dan Cici yang tahu saat keduanya sedang menajdi topik pembahasan hanya bisa tersenyum sambil tertawa ringan.
Dini pun melambaikan kedua tangannya sebelum dirinya memasuki mobil toyotta corolla gros milik suaminya.
Mesin mobil pun dinyalakan. Bunyi suaranya yang menggelegar ditambah dengan elegannya mobil tersebut membuat Bi Imah dan juga Cici sangat terpesona dengan anak tunggal dari Bosnya tersebut.
Bi Imah yang memang sudah bekerja bersama dengan kedua orang tua Bagus sangat menyadari jika Bagus adalah salah satu anak yang paling beruntung di dunia.
Sejak kecil, keinginan Bagus selalu dituruti oleh kedua orang tuanya. Bahkan, untuk hal-hal yang tidak mampu dibelinya untuk anak semata wayangnya yaitu Cici, kedua orang tua Bagus mampu menyulapnya bagaikan debu yang bertebaran di udara.
‘’Den Bagus itu anak yang sangat beruntung ya, nduk.’’ Ucap Bi Imah kepada anaknya, cici.
‘’Iya, bu. Aku jadi sangat iri dengan Dini. Dia kok bisa ya dapetin Mas Bagus. Sudah ganteng, tajir, wangi, kaya raya dan jadi anak tunggal dari bos besar di desanya. Apalagi yang kurang, ya?” Senyum Cici
Mobil pun kemudian berjalan pelan meninggalkan rumah Bi Imah. Mereka berdua melanjutkan perjalanannya untuk mengisi hari-hari sebelum pesta pernikahan dimulai.
Di dalam mobil, dini masih terdiam. Tampaknya, moodnya langsung berubah seketika tatkala dirinya meninggalkan rumah Bi Imah. Seperti ada sesuatu yang mengganjal di hatinya, dini hanya terdiam sembari menatap ke arah jendela mobilnya.
‘’Sayang? Kok diem aja? Katanya mau ngobrol?” Tanya Bagus sembari menyetir mobil kesayangannya dengan tenang
‘’Aku mau tanya sesuatu, mas. Ini tentang Bi Imah dan Cici.’’ Ucap Dini
‘’Boleh, sayang. Silahkan tanya. Kamu mau nanya apa sama mereka? Kan mereka juga udah berada di bagian keluargaku juga. Sok, bilang. Kamu mau nanya apa?”
Tidak seperti biasanya, bagus sangat cerewet. Hal ini ia lakukan agar tidak membuat calon isterinya bersedih dan stress terkait hal-hal kecil yang mengganjalnya di dalam hati.
Bagus tidak mau jika nantinya saat keduanya sudah berumah tangga, hal-hal seperti ini tidak bisa diselesaikan dan malah membuat bukit-bukit masalah yang sangat besar.
Karena itulah, dengan kerendahan hatinya, bagus pun berusaha untuk menyenangkan calon isterinya dengan apapun caranya.
‘’Aku mau tanya sesuatu, mas. Kenapa, setiap kali aku berada di rumah Bi Imah, kamu gak pernah masuk ke dalam rumah? Kenapa kamu cuman ada di depan rumah dan berdiri di dekat mobil. Kenapa gak lihat aku yang lagi dirias oleh Bi Imah?’’
Bagus hanya terdiam. Dia tidak langsung menjawab pertanyaan yang baru saja dilontarkan oleh Dini saat itu juga. Kini, ia hanya fokus ke depan untuk melihat jalanan yang semakin ramai saat memasuki jalan raya.
‘’Mas? Kok diem?’’
‘’Gak ada apa-apa sayang. Aku cuman gak enak aja kalo ngerokok di dalam rumah Bi Imah?’’ Jelas Bagus
‘’Tapi kan Bi Imah juga ngerokok?’’
Selalu saja wanita memiliki alasan untuk bisa menerima jawaban yang sesuai dengan hati dan diterima dengan baik oleh pikirannya.
Selama hal tersebut tidak terjadi, makhluk berjenis kelamin wanita ini akan terus menerus mencecar pasangannya dengan berbagai macam pertanyaan konyol yang seharusnya tidak ditanyakan. Itulah wanita.
‘’Hmm .. Oke aku jawab.’’
Bagus menghela nafas sejenak. Sebenarnya, dia tidak mau membahas hal ini. Yang ia inginkan adalah ketentraman hatinya dan juga calon isterinya. Namun, karena pertanyaan tersebut selalu ditekan, maka, mau gak mau Bagus harus menjawabnya dengan sedetail mungkin kepada Dini.
‘’Jadi gini, sayang.’’ Ucap Bagus dengan panggilan cintanya kepada Dini
‘’Aku dari kecil sudah diasuh oleh Bi Imah. Keluargaku sudah menjadikan Bi Imah sebagai perias pengantin pribadi dari salah satu usaha yang Bapakku miliki.
. Namun di sisi lain, aku merasa rishi dengan anak tunggalnya yang bernama Cici. Dia kadang memberikan kepadaku perhatian yang lebih. Wajar saja memang. Aku adalah tuannya. Namun, aku tetap tidak suka jika hal itu melebihi dari garis perhatian wanita pada umumnya.’’
Setelah mendapatkan penjelasan detail dari Bagus, dini baru memahami akan alasan calon suaminya ini tidak masuk ke dalam rumah Bi Imah. Salah satu alasannya adalah karena anak dari Bi Imah sendiri yaitu Cici.
Memang benar. Ketika Mas Bagus datang. Orang yang pertama kali menyambutnya dengan senang hati adalah Cici. Sambutannya bahkan melebihi dari apa yang Dini kira.
Baru suara mobilnya saja berdenging di telinga, cici sudah menyiapkan wedang teh manis kesukaan Mas Bagus. Lalu, dia juga kerap memberikan makanan-makanan pasar dan yang lainnya agar Mas Bagus lebih lama berada di rumah Bi Imah.
Lagi-lagi, dini kembali terdiam. Entah hati seorang wanita terbuat dari apa. Jika bisa diibaratkan, hati wanita layaknya kain sutera yang memiliki tekstur yang halus, lembut namun tidak licin. Sama seperti hati wanita,
hatinya sangat sensitif dan sulit menerima banyak alasan yang tidak sesuai dengan kata hatinya. Walau bibir mengucapakan kata tidak, hati wanita tidak seperti itu. Justru hati wanita adalah salah satu perasaan yang sulit untuk ditebak dan disangka-sangka.
‘’Kamu marah lagi ya sayang?’’ Tanya Bagus
‘’Ng—ngga! Aku gak marah!’’
‘’Halah, bohong. Buktinya pipinya langsung merah.’’ Goda Bagus
Bagus pun mencoba untuk membuat guyonan yang menjadikan mood Dini menjadi lebih baik. Dan benar saja. Atas godaan dan guyonannya tersebut, dini kembali tersenyum. Bagus benar-benar sudah berhasil meluluhkan hati Dini yang terkadang mudah dipengaruhi oleh orang lain.
Selain itu juga, bagus sudah berhasil membuat Dini menjadi wanita yang sempurna. Dia benar-benar tidak memandang siapa keluarga Dini.
Entah itu petani, orang kaya, pengusaha, pejabat atau yang lainnya. Bagus tetap mengedepankan cinta dan kasih sayang di banding ribuan derajat yang mampu membutakan mata cintanya.
‘’Sayang … Kalo ada apa-apa … Bilang, ya? Biar aku tahu. 1 minggu lagi kita mau menikah. Masa kamu kalo ada masalah masih diem-diem aja. Kan biar aku juga tahu.’’
‘’Iya sayang. Maafin aku, ya.’’
Bagus mengelus rambut Dini. Dini menyandarkan kepalanya di pundak Bagus. Sungguh indah kisah percintaan mereka berdua. Di saat bunga sedang bermekaran, lebah yang menghinggap dengan senang hati memberikan madu.
Di saat dua pasangan sedang bermesraan, kisah cinta akan menjadi sebuah catatan baru dalam kehidupan yang semu.
Perjalanan kembali dilanjutkan. Waktu sudah menunjukkan pukul 17.25 WIB. Bagus mempercepat laju mobilnya. Setelah membawa Dini memutari tempat-tempat yang ia sukai, kini saatnya Bagus mengantarkan calon isterinya pulang ke rumah.
Walau bagaimana pun juga, bagus tetap mengedepankan kehormatan kedua orang tuanya. Ia di didik menjadi pria sejati yang taat akan aturan yang telah dijalankannya. Hatinya sudah terbentuk menjadi seorang satria sejak dini.
Hal ini dikarenakan, didikan dari kedua orang tuanya yang begitu menjunjung tinggi kehormatan serta sifat lemah lembut yang dimiliki oleh oleh Bi Imah sewaktu mengasuhnya di waktu kecil.
Sesampainya di rumah Dini, bagus mematikan mesin mobilnya. Suara derungan dari mobil tersebut membuat kedua orang tua Dini segera keluar dari rumahnya untuk menyambut calon mantu tercintanya.
Bagus dan Dini pun keluar dari mobil. Mereka berdua menerima sambutan hangat dari kedua orang tua Dini yaitu Pak Terjo dan Ibu Sri.
‘’Assalamualaikum … ‘’ Ucap Dini
‘’Wa’alaikum salam. Kalian sudah pulang toh. Bapak dan Ibu kira, kalian akan lama jalan-jalannya.’’ Ucap Pak Terjo
’Nggalah, pak. Kan kami berdua sebentar lagi akan menikah. Jadi, kami lebih memilih untuk jalan-jalan di sekitaran desa aja sekaligus mengantarkan Dini ke Bi Imah.’’ Jelas Bagus
‘’Oh begitu. Bi Imah sehat?” Tanya Pak Terjo
‘’Alhamdulillah beliau sehat, pak. Oh, ya. Karena sudah sore, bagus mau langsung pulang ya, pak, bu.’’ Ucap Bagus
‘’Loh, den bagus. Gak mau mampir dan makan kolak singkong buatan Ibu mertuamu dulu?’’ Ucap Pak Terjo dengan candaan khasnya
‘’Haduh, bapak. Bisa aja. Kebetulan, ibu sama Bapak di rumah udah nunggu. Malam ini, kami mau membahas terkait dengan pernikahan. Jadi, aku mau cepet-cepet semuanya dibereskan.’’ Jelas Bagus
Mendengar kalimat tersebut, hati Pak Terjo dan Ibu Sri menjadi terenyuh. Keduanya benar-benar tidak menyangka jika calon mantunya benar-benar mempersiapkan semuanya seorang diri.
Sedangkan Pak Tejo dan Ibu Sri, mereka berdua hanya bisa memberikan do’a dan bantuan lainnya yang mungkin tidak seperti layaknya keluarga Bagus yang memiliki segalanya untuk dipersiapkan.
‘’Nak, sebelumnya, kami sekeluarga mengucapkan rasa syukur dan terima kasih yang banyak ya, nak. Kami tidak menyangka, sebentar lagi, derajat kami akan di angkat oleh Tuhan melalui pernikahan kalian berdua.
Semoga, selama pernikahan berlangsung, tidak ada kendala dan gangguan aneh-aneh.’’Semoga, selama pernikahan berlangsung, tidak ada kendala dan gangguan aneh-aneh.
’’Semoga, selama pernikahan berlangsung, tidak ada kendala dan gangguan aneh-aneh.’’
‘’Aamiin, pak, bu. Bagus minta do’anya. Semoga, putri Bapak dan Ibu gak ngambekan terus, ya.’’ Canda Bagus
Dini pun langsung mencubit perut Bagus dan sontak saja Bagus langsung berteriak sembari tertawa kegirangan.
Mereka semua pun tertawa dengan hal kecil seperti ini. Benar-benar kebahagiaan yang diciptakan oleh diri sendiri. Mereka semua berhasil memberikan kebahagiaan yang layak untuk bisa melanjutkan kehidupan selanjutnya.
Selesai berpamitan dengan Pak Terjo dan Ibu Sri, bagus pun segera memasuki mobil antiknya.
‘’Aku pulang dulu, ya. Assalamu’alaikum.’’
‘’Wa’alaikum salam.’’
Mobil pun melaju meninggalkan halaman rumah Dini dan menuju ke sebuah desa yang bernama Tejo Kromo.
Ia kemudian sejenak membuka jendela hanya untuk melihat wajah cantik calon isterinya, dini. Seketika, dini memperlihatkan senyuman indahnya seperti layaknya bulan purnama yang memiliki keindahan sinarnya.
Desa Tejo Kromo adalah desa yang sejahtera. Dilihat dari tempatnya yang berada di bagian atas, desa tejo kromo diberkati dengan tanah yang subur dan warganya memiliki profesi yang berbeda-beda.
Ada yang berprofesi sebagai peternak, tukang kayu, petani bahkan banyak dari mereka memiliki dan memilih untuk menjadi pengusaha kain.
Namun, di desa tejo kromo, hampir semua orang mengenal Bagus. Orang-orang mengenalnya karena termasuk anak semata wayang dari bos kayu terbesar di desa tersebut.
Kedua orang tua Bagus juga memiliki banyak pekerjaan yang salah satunya adalah sebagai pengatur pernikahan di sebuah tempat. Tidak heran, jika saat musim nikah tiba, keluarga Bagus akan sangat sibuk untuk mengatur seluruh kegiatan yang berkaitan pernikahan.
Sesuai dengan apa yang sudah diceritakan oleH Bagus, bi imah adalah orang yang sangat penting di keluarganya. Berkat Bi Imah, kedua orang tua Bagus memiliki usaha tambahan dan menjadikannya sebagai orang tersukses di desa Tejo Kromo.
Namun berbeda dengan apa yang sudah terjadi dan selalu terdengar di masyarakat, keluarga dari Bagus tidak hanya dikenal dengan hal-hal baik saja. Ada satu aib yang sangat populer di desa Tejo Kromo terkait dengan keluarga Bagus.
Warga desa telah mengetahui kegagalan Bagus dalam membangun keluarga. Bagus sudah 2 kali gagal membangun keluarga karena setiap kali dirinya menikah, isteri yang dinikahinya langsung meninggal dunia.
Dan itu biasanya terjadi setelah beberapa hari pernikahannya berlangsung. Tidak heran, jika orang-orang menyebut Bagus sebagai duda muda di desanya.
Oleh sebab itulah, kedewasaan dari Bagus tidak diragukan lagi. Dia mampu membuat para wanita yang dicintainya luluh dengan apa yang dia lakukan.
Rumor yang buruk di keluarga Bagus ternyata hanya diketahui oleh sebagian orang. Mereka yang mengetahui hal tersebut biasanya orang-orang yang berasal dari keluarga korban atau mantan isteri Bagus.
Lalu, tersebar ke beberapa penjuru warga hanya untuk memberikan kepercayaan terkait dengan hal aneh yang dianut oleh keluarga Bagus sendiri.
Namun, rumor yang dibagikan oleh para warga tidak diindahkan oleh orang-orang yang tetap memuja dan memuji keluarga Bagus.
Mereka juga yang sudah berkecimpung dalam pekerjaan yang dimiliki oleh orang tua Bagus tidak akan mempercayai rumor kotor yang disebarkan oleh orang-orang yang memang tidak menyukai keluarga Bagus.
Mobil terhenti di sebuah rumah mewah yang berada di tengah-tengah desa. Rumah yang dibangun di atas tanah yang sangat subur itu memiliki banyak sekali tanaman di depannya.
Gerbang rumah yang menjulang tinggi hingga terdapat beberapa orang yang sering berlalu lalang karena memiliki urusan dengan kedua orang tuanya tampak menundukkan kepalanya ketika Bagus mendatangi rumah.
‘’Den Bagus datang!’’ Ucap salah seorang menundukkan kepalanya di saat mobil Bagus mulai memasuki gerbang rumah.
Dari dalam rumah, keluar seorang wanita dengan rambut yang disanggul dan berjalan layaknya seorang putri. Dia adalah Ibu dari Bagus yang bernama Ning Putri Melati. Orang-orang memanggilnya sebagai Bunda Melati.
Hal ini dikarenakan, bunda melati layaknya seorang ibu dari orang-orang warga Desa Tejo Kromo. Dia sangat peduli dengan keluhan yang disampaikan oleh banyak warga.
Dia juga tidak segan untuk membantu para warga untuk segera menikah dengan pembiayaan merias pengantin yang sangat murah meriah.
Akan tetapi, kejadian-kejadian aneh biasanya terjadi saat para warga yang menikah dengan tawaran yang sangat menarik dari Bunda Melati. Biasanya, para pengantin yang mendapatkan tawaran tersebut, beberapa hari setelahnya akan jatuh sakit.
Bunda Melati berjalan menuju Bagus yang baru saja turun dari mobilnya. Bagus yang mengetahui kedatangan Bundanya, ia pun menundukkan pandangannya sebagai tanda hormat kepada orang tuanya.
‘’Bunda … ‘’
‘’Kamu yakin akan menikah dengan putri petani itu?” Tanya Bunda Melati
Bagus hanya terdiam. Di hadapan Ibunya, nyalinya menjadi ciut. Ia seakan tidak berani mengatakan apapun tatkala sudah berhadapan dengan Ibunya sendiri. Yang Bagus rasakan, ibunya seperti memiliki aura khusus yang membuat orang-orang menunduk tanpa diminta.
Karena itulah, pantas para warga yang ada di desa Tejo Kromo sangat menghormati Bunda Melati. Wibawa yang dimiliknya membuat para warga sangat ketakutan saat dirinya sudah berada dekat dengan Bunda Melati.
‘’Sebentar lagi, bunga melati bermekaran. Musim nikah akan tiba. Dan kamu berada di musim nikah. Semoga, sisir yang nantinya diberikan ole Bi Imah kepada calon isterimu bukanlah sisir yang nantinya menjadi perhitungan selanjutnya.’’ Jelas Bunda Melati
Bagus pun langsung merendahkan tubuhnya hingga tubuhnya hampir bersujud dan mencium kedua kaki Ibunya tersebut. Bagus seperti menolak dengan apa yang menjadi tawaran ibunya terhadap calon isterinya.
‘’Bagus mohon, bunda. Tolong jangan berikan sisir yang bercampur serbuk bunga melati. Sudah dua kali aku gagal membangun keluarga. Apakah Bunda tega dengan Bagus?’’
Bagus memohon-mohon kepada Ibunya untuk tidak memberikan sisir bercampur serbuk melati kepada calon isterinya. Dia tahu, sisir yang dimaksud bukanlah sisir biasa. Dan bunga melati yang diberikan oleh Bi Imah juga bukanlah sembarang bunga melati pada umumnya.
Bunda Melati pun merendahkan tubuhnya sembari mengelus rambut anak tunggalnya itu.
‘’Aku tidak yakin kamu akan membangun keluarga, anakku. Jangan lupakan janji yang sudah dibuat oleh keluarga kita.’’
Bunda Melati pergi meninggalkan Bagus yang masih menundukkan kepalanya hingga menyentuh tanah itu. Tidak berselang lama, kedua mata Bagus meneteskan air mata. Ia begitu merasakan kesedihan yang tiada tara tatkala Ibunya mengatakan hal tersebut kepadanya.
Seperti ada luka lama yang dirasakan oleh Bagus, sisir dan melati adalah sebuah musuh utama dan yang tidak ingin ia temui lagi dalam hidup. Karena keduanya, kedua isterinya juga meninggal karena hal tersebut.
Oleh sebab itu, bagus tidak ingin semuanya terjadi. Ia ingin melepaskan semuanya dan tidak lagi terikat dengan ajaran sesat yang diajarkan pendahulunya yang kini menjatuhkan ketakutan dan kutukan itu kepada dirinya.
6 hari sebelum Pesta Pernikahan

Pagi hari yang indah, dini sudah membantu kedua orang tuanya untuk pergi ke sawah. Seperti biasa, sebelum dirinya pergi ke sawah,
dini selalu melakukan apa yang diperintahkan oleh Bi Imah yaitu memakan satu buah bunga melati dan menyisiri rambutnya di kala pagi, siang dan sore.
Bi Imah melarang kepada Dini untuk memakan bunga dan menyisiri rambutnya di malam hari. Entah karena ada pantangan khusus atau yang lainnya, menurut Bi Imah, hal yang nantinya akan terjadi adalah sebuah kekacauan dalam hidupnya.
Namun, kalimat yang masing membuat Dini terngiang-ngiang hingga saat itu adalah perkataan dari Cici yang memberikan alasan tidak masuk akal terkait dengan larangan tersebut.
Cici mengatakan, jika nantinya Dini melanggar pantangan tersebut, dini akan dihadiri oleh demit pengantin yang akan menerornya setiap hari.
Sembari bercermin, dini kemudian memakan satu buah kembang melati sembari menyisiri rambutnya dengan halus. Perpaduan rasa sepat dan sedikit manis dengan aroma harum dan khusus dari Bunga melati tersebut membuat Dini merasa melayang olehnya.
Setelah memakan kembang melati dan menyisiri rambutnya, dini kemudian keluar dari kamarnya dan membantu kedua orang tuanya yang sudah berada di sawah.
Kehidupannya yang sederhana membuat Dini tidak melupakan dasar-dasar yang telah ditetapkan oleh keluarganya. Teruntuk dimana dirinya akan menikah nanti, dini diharapkan dapat memegang semua amanah yang telah diberikan oleh keluarganya.
Sementara itu …
Pak Sumardi dan Ibu Sumi menyadari bahwa bulan pernikahan akan jatuh sebentar lagi.
Mereka berdua seperti sudah siap untuk menghadapi hal-hal yang sudah biasa hadapi seperti melakukan pemandian terhadap para mayit yang nantinya berguguran tepat di bulan pernikahan.
‘’Bu, sebentar lagi akan memasuki Bulan Pernikahan. Bulan yang penuh dengan kematian.’’ Jelas Pak Sumardi
‘’Ibu tahu, pak. Apakah ini ada kaitannya dengan rumor-rumor yang telah beredar?’’
Pertanyaan dari Ibu Sumi cukup membuat Pak Sumardi terdiam.
Mereka berdua bahkan tidak ingin turut campur terhadap rumor-rumor yang beredar di sekitaran warga terkait penyebab kematian para pengantin yang disebabkan oleh satu hal yaitu tawaran yang biasa diberikan oleh Bunda Melati kepada para warganya agar cepat menikah.
‘’Desa ini benar-benar di kelilingi oleh orang-orang yang notabene memiliki kekuatan tertentu. Jika memang rumor yang beredar itu terjadi, kemungkinan besar, kita harus mencari inti dari permasalahannya.’’
Ibu Sumi masih belum melupakan jenazah yang meninggalkan saat dirinya masih dalam keadaan pengantin. Setelah dirinya dan Pak Sumardi telusuri, ternyata, jenazah wanita tersebut adalah isteri dari seorang anak terkenal di desa Terjo Kromo yang bernama Bagus.
Dan keluarga dari wanita tersebut terus menuntut keadilan kepada keluarga Bagus namun semuanya tampak sia-sia. Karena itulah, mereka menyebarkan rumor kepada warga lainnya untuk memberikan penjelasan terkait kematian aneh yang di alami anaknya sendiri.
‘’Namanya Kusumawati. Dia adalah korban ke-8 terhitung semenjak kita memandikan jenazah yang hampir semuanya pengantin.
Ke-8 jenazah tersebut benar-benar dirias oleh satu orang yang sama yaitu perias pengantin pribadi dari keluarga orang terkenal di desa ini karena kekayaannya.’’ Jelas Ibu Sumi
Ketika Ibu Sumi menyebutkan nama Bi Imah, dadanya begitu sesak dan jantungnya berdegup kencang. Ibu Sumi seperti menaruh kecurigaan yang sangat besar kepada salah seorang warga desa yang sejak dulu bekerja di keluarga Bagus ini.
Seakan menjadi gambaran terbaru dari Ibu Sumi dan Pak Sumardi, mereka berdua pun mengunjungi rumah korban ke-8 yang bernama ‘’Kusumawati’’
Tujuan mereka tidak lain dan tidak bukan adalah ingin mencari tahu terkait kematian aneh yang terjadi kepada korban ke-8 ini.
Keinginan mereka hanyalah satu. Sebelum musim pernikahan tiba, mereka berdua bisa menghentikan ini semua dengan mengaitkan beberapa pihak. Jika tidak, maka, korban-korban selanjutnya akan berguguran.
Keberadaan rumah Kusumawati
(Korban ke-8 dari pengantin)
Pak Sumardi dan Ibu Sumi mengunjungi rumah keluarga Kusumawati. Seperti biasa, kedatangan mereka berdua benar-benar sangat ditakuti oleh para warga.
Setiap kali Pak Sumardi dan Ibu Sumi mendatangi rumah warga, itu menandakan telah terjadinya kematian dari salah satu anggota keluarga.
Namun berbeda untuk kali ini. Kedatangan dari Pak Sumardi dan Ibu Sumi benar-benar menginginkan titik terang terkait dengan satu tahun setelah kematian dari Kusumawati.
Saat mereka tiba di rumah keluarga Kusumawati, seorang pria muda yang diyakini sebagai adik dari Almarhumah Kusumawati menyambut kedatangan keduanya.
‘’Pak Sumardi? Ibu Sumi? A—ada apa, ya? Apakah ada kabar dari desa jika salah satu keluarga kami ada yang meninggal dunia?’’ Tanya Pria tersebut
Pak Sumardi dan Ibu Sumi hanya tersenyum. Tidak berselang lama, anggota keluarga lainnya juga mulai keluar secara bersamaan.
Mereka semua menyambut kedatangan Pak Sumardi dan Ibu Sumi yang tidak seperti biasanya mengunjungi rumah warga kecuali jika memang ada tugas dari desa untuk memandikan jenazah.
‘’Pak Sumardi? Ibu Sumi? Tumben kalian berdua mengunjungi rumah kami? Apa ada sesuatu hal yang memang terjadi kepada keluarga kami?’’ Tanya orang tua Kusumawati
‘’Tidak, pak, bu. Kami berdua ingin bersilaturahmi saja. Semestinya, setelah satu tahun kita mendapatkan sebuah kasus yang aneh dalam sejarah pemandian jenazah di hidup kami, kami ingin menanyakan banyak hal. Sebelumnya, pria muda ini bernama siapa?’’ Tanya Ibu Sumi
Pria muda yang diyakini sebagai adik dari Almarhumah Kusumawati pun terkejut saat dirinya menjadi pembahasan pertama dalam obrolan yang disajikan oleh Pak Sumardi dan keluarganya.
‘’A—nu. Nama saya Jeka Kusuma, bu.’’
Ibu Sumi hanya tersenyum. Ia kemudian kembali menatap ke arah orang tua Almarhumah Kusumawati dengan tatapan yang serius tapi sedikit santai.
‘’Dia bernama Jeka, bu. Dia anak yang paling bungsu dari keluarga kami. Semenjak kematian Kusumawati, kami berdua benar-benar dalam keadaan yang menderita.’’ Jelas orang tua Kusumawati
‘’Kalo boleh tahu, apakah benar? Kusumawati dulunya dipersunting oleh anak dari bos kayu di desa ini? Namanya kalau tidak salah … ‘’
‘’Benar! Dia adalah anak iblis! Dia keparat dan bajingan di desa ini! Bagus Pramulyo Hantoro. Dia sengaja menyunting putri kami hanya untuk ambisi orang tuanya!”
Pak Sumardi dan Ibu Sumi yang mendengar hal tersebut langsung terkejut dengan sumpah serapah yang keluar dari mulut Bapak dari Kusumawati.
Bahkan, dia juga telah menyimpulkan bahwa kematian anaknya hanya dipergunakan untuk keperluan pribadi keluarga Bagus.
‘’Ambisi orang tuanya?’’
‘’Pak Sumardi dan Ibu Sumi belum tahu tentang rumor dari para korban pengantin di desa Tejo Kromo ini? Perias dari keluarganya memiliki ingon-ingon (peliharaan)!’’
Sebenarnya, yang dimaksud oleh Bapaknya Kusumawati adalah peliharaan yang tidak tampak (ghaib).
Biasanya, orang yang memiliki peliharaan harus siap juga untuk pemberian makan yang bertujuan sebagai salah satu syarat agar peliharaan tersebut tetap terikat dan terkekang dengan kehendak yang diinginkan tuannya.
‘’Sebelum Kusumawati dipersunting, 7 hari sebelumnya, dia selalu disuruh oleh orang tua Bagus ini untuk mengunjungi ke rumah salah satu perias pengantin pribadinya .
Lalu, wati (Sebutan untuk Kusumawati) diberi satu kresek hitam berisi kembang melati dan sisir khusus yang hanya boleh digunakan olehnya.’’
‘’Kembang melati dan sisir?”
‘’Benar. Ada yang aneh saat itu. Wati hanya boleh memakannya di kala waktu pagi, siang dan sore. Dia tidak boleh memakan atau menyisiri rambut di malam hari.
Katanya, jika nanti melanggar pantangan tersebut, maka, demit manten (Demit Pengantin) akan mendatanginya!’’
Deg! Ibu Sumi mengingat sesuatu. Dirinya dan Pak Sumardi saling menatap satu sama lain. Sepertinya, keduanya mengetahui bentukan dari Demit pengantin yang dimaksud oleh Bapaknya Wati ini.
‘’Di hari ke-6, saat dimana Wati ingin sholat, dirinya mengaku melihat kejadian aneh di kamar mandi tatkala ingin mengambil air wudhu. Wati mendapati banyak kembang melati yang berjatuhan di lantai. Lalu, dia juga menemukan sisir yang sama di kamar mandi.
Akan tetapi, tiba saat dimana dirinya mengambil satu persatu kembang melati yang berada di lantai. Tiba-tiba … ‘’
Pak Sumardi dan Ibu Sumi sangat serius mendengarkan cerita sebelum kematian Kusumawati dan penyebab tubuhnya menjadi menekuk seperti orang yang sedang kedinginan.
‘’Demit manten itu menghampiri Wati hingga merasuki dan bersemayam di tubuhnya selama pernikahan tiba.’’
‘’Jadi? Saat pernikahan tiba, yang dinikahinya bukanlah Si Wati? Melainkan …?’’
Tanya Ibu Sumi dengan penuh penasaran

‘’Ingon-ingon yang dimiliki perias pengantin tersebut. Dan ternyata, semuanya atas suruhan dari keluarga Bagus!’’
Part-3 Akan update pada tanggal 17 Februari 2023. Bagi yang mau baca duluan, bisa klik link karyakarsa di bawah ini

karyakarsa.com/Restuwiraatmad…

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with Restu Wiraatmadja

Restu Wiraatmadja Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @RestuPa71830152

Feb 24
Ganendra Ratri Part 2

“Kutukan 12 Ningrat”

@bacahorror #bacahorror Image
Read 151 tweets
Feb 16
MAQBAROH

“Tiap kali tangan menengadah ke atas, tetesan darah segar atau bahkan kepala pocong sudah berada di atas sela-sela jari.”

@bacahorror #ceritaserem #kuburan Image
“Wan! Jangan cepet-cepet jalannya!” Ujar Afif saat meminta kepada Ridwan, temannya, untuk tidak buru-buru dalam menjejaki tiap petak tanah kuburan yang di lewatinya
Malam itu, mereka berdua menyelinap ke sebuah pemakaman yang disebut-sebut sebagai makam terangker. Kabarnya, makam itu dijaga belasan pocong dan sosok-sosok lainnya.
Read 86 tweets
Dec 19, 2023
“Seorang wanita dengan rambut kusut dan kering ditemukan hampir
menggantung diri setelah
kedua orang tuanya menganggapnya gila. Padahal, wanita itu terkena… BUHUL RIKMO!”

Apa itu Buhul Rikmo?

@bacahorror #rambutpembawamaut Image
Kasusnya sama seperti yang ini, ya. Mari kita bahas… Image
Upload jam sabaraha nih gaes?
Read 76 tweets
Nov 29, 2023
GANENDRA RATRI (1)
(Babad Keluarga Ningrat)

''Perjalanan baru dimulai''
@bacahorror #bacahorror Image
Rules: PULAU INI MEMILIKI CIRI SIGNIFIKAN SEBAGAI PULAU TERPENCIL YANG DIHUNI BANYAK TAWANAN YANG BERHARGA.
Read 190 tweets
Nov 9, 2023
TUMBAL PERSEMBAHAN

Sebuah kisah tentang seorang anak yang menjadi tumbal persembahan
@bacahorror #bacahorror #malamjum’at
#sengkolo #malamsatusuro #satusuro #pemandimayat Image
Sengkolo diyakini merupakan sebuah energi negatif yang menyelimuti manusia, dan membuat manusia berada dalam kesialan. Orang-orang yang terlahir di weton Sengkolo sering terlibat dengan hal-hal yang tak masuk akal.
Kisah ini merupakan sebuah pengadaptasian sosial terkait dengan salah satu keluarga yang terkena tulah (musibah) akibat melanggar sebuah ketetapan yang sudah turun temurun dilakukan oleh leluhurnya.
Read 96 tweets
Nov 1, 2023
KARANG MAYANG

“Perjanjian yang terikat di saat jabang bayi masih di dalam kandungan.”

@bacahorror #bacahorror #malamjumat #ceritaserem #pesugihan Image
Jam brp nih?
Sebelum masuk ke dalam sebuah cerita, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada narasumber yang mau membagikan cerita ini.
Read 159 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Don't want to be a Premium member but still want to support us?

Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal

Or Donate anonymously using crypto!

Ethereum

0xfe58350B80634f60Fa6Dc149a72b4DFbc17D341E copy

Bitcoin

3ATGMxNzCUFzxpMCHL5sWSt4DVtS8UqXpi copy

Thank you for your support!

Follow Us!

:(