Restu Wiraatmadja Profile picture
Untuk pembelian buku ngunduh jiwo ada di link ya! Kerja sama/Bussiness: restuwiraatmadja@gmail.com
Shodiq Firmansyah Ardi Laksono Profile picture Prof. Teh Obeng Profile picture selingkuhanmu Profile picture IDRUS Profile picture temannya Lalisa 🆔️ Profile picture 96 subscribed
Feb 24 151 tweets 16 min read
Ganendra Ratri Part 2

“Kutukan 12 Ningrat”

@bacahorror #bacahorror Image Baca dari awal di sini ya
Feb 16 86 tweets 9 min read
MAQBAROH

“Tiap kali tangan menengadah ke atas, tetesan darah segar atau bahkan kepala pocong sudah berada di atas sela-sela jari.”

@bacahorror #ceritaserem #kuburan Image “Wan! Jangan cepet-cepet jalannya!” Ujar Afif saat meminta kepada Ridwan, temannya, untuk tidak buru-buru dalam menjejaki tiap petak tanah kuburan yang di lewatinya
Dec 19, 2023 76 tweets 8 min read
“Seorang wanita dengan rambut kusut dan kering ditemukan hampir
menggantung diri setelah
kedua orang tuanya menganggapnya gila. Padahal, wanita itu terkena… BUHUL RIKMO!”

Apa itu Buhul Rikmo?

@bacahorror #rambutpembawamaut Image Kasusnya sama seperti yang ini, ya. Mari kita bahas… Image
Nov 29, 2023 190 tweets 19 min read
GANENDRA RATRI (1)
(Babad Keluarga Ningrat)

''Perjalanan baru dimulai''
@bacahorror #bacahorror Image Urutan baca ada di sini ya

Nov 9, 2023 96 tweets 11 min read
TUMBAL PERSEMBAHAN

Sebuah kisah tentang seorang anak yang menjadi tumbal persembahan
@bacahorror #bacahorror #malamjum’at
#sengkolo #malamsatusuro #satusuro #pemandimayat Image Sengkolo diyakini merupakan sebuah energi negatif yang menyelimuti manusia, dan membuat manusia berada dalam kesialan. Orang-orang yang terlahir di weton Sengkolo sering terlibat dengan hal-hal yang tak masuk akal.
Nov 1, 2023 159 tweets 17 min read
KARANG MAYANG

“Perjanjian yang terikat di saat jabang bayi masih di dalam kandungan.”

@bacahorror #bacahorror #malamjumat #ceritaserem #pesugihan Image Jam brp nih?
Oct 22, 2023 14 tweets 2 min read
WARISAN Part-1

(M4yat Busuk)

‘’Wes waktune aku bakal mulih, man. Tulung jogo, rawat lan pendem rikmoku ing omah iki.’’

Kisah memilukan atas tiga orang anak yang dituntut untuk menebus dosa-dosanya dengan warisan penderitaan yang dialami oleh ayahnya. Image Sejak saat dimana anak-anaknya datang lalu menuntut sesuatu kepada Pak Klari, kondisi Kesehatan Pak Klari semakin memburuk. Dia bahkan sering kali mengigau tidak jelas di tiap pagi dan sore hari.
Oct 12, 2023 176 tweets 19 min read
Sengkolo - Perkampungan Siluman
(Babad Keluarga Ningrat Universe)

Part-2
Siti Kawaruhan - Mayat-mayat hidup

“Manusia-manusia yang ingin ditumbalkan, mereka dipaksa bekerja di sebuah perkampungan yang dipimpin oleh Sengkolo.”

#bacahorror @bacahorror
#malamjumat #ceritaserem Image Part-1
Oct 10, 2023 13 tweets 3 min read
Oct 5, 2023 31 tweets 4 min read
Sengkolo - Perkampungan Siluman
(Babad Keluarga Ningrat Universe)

Part-1
Manusia-manusia yang ditumbalkan

“Manusia-manusia yang ingin ditumbalkan, mereka dipaksa bekerja di sebuah perkampungan yang dipimpin oleh Sengkolo.”

#bacahorror @bacahorror
#malamjumat #ceritaserem Image Cerita ini merupakan lanjutan dari perjalanan Kimpul bersama dengan Paman Wedha setelah mengalahkan Raden Sengkuni.

Yang belum baca dari awal, urutannya ada di sini ya
Sep 20, 2023 27 tweets 7 min read
BABAD KELUARGA NINGRAT UNIVERSE( BKN)

-Thread- Image Ngipri Kethek (Kutukan darah ningrat)

Berkisah tentang pesugihan rojo ketek ireng yang mencari ratu ketek untuk menumbalkan salah satu anak ningrat

Part 1-35

Sep 15, 2023 8 tweets 29 min read
KUTUKAN SERIBU LELEMBUT
Part 8 - Bangkitnya Generasi Terbaru
@bacahorror
#ceritaserem Image Raden Muda terdiam sejenak saat menyaksikan penampakan Raden Sengkuni yang sudah tertusuk dengan ketiga pusaka keramat milik masing-masing pendekar dan juga dirinya.

‘’Apakah dia sudah mati?”

Mungkin, itu adalah kalimat yang ingin diucapkan oleh Kimpul sewaktu dirinya telah menyelesaikan pertarungan besar.

Tatapan Kimpul seolah kosong. Entah apa yang dirasakannya saat ini. Apakah dirinya akan melampiaskan rasa bahagia yang selama ini diinginkan oleh banyak orang? Atau justru, Kimpul akan melumat semua kebahagiaannya dengan kondisi yang tidak baik hingga menjadikan rasa sedih sebagai ujung dari semuanya? Atau keduanya bercampur menjadi satu dalam satu waktu yang bersamaan?

Wirangon mendekati Raden Muda. Ia kemudian meletakkan kepalanya di atas kepala Raden Muda. Wirangon seakan mengerti apa yang dirasakan oleh Raden Muda sewaktu peperangan telah usai.

‘’Raden Muda…’’ Ucap Wirangon

Kimpul tiba-tiba tersentak dengan suara Wirangon yang menyadarkannya dari lamunan sesaat itu. Ia baru menyadari saat kepala Wirangon sudah berada di atas kepalanya.

‘’Wirangon…’’ Ucap Kimpul

‘’Selamat… Kamu berhasil…’’

Mata Kimpul berbinar. Ia terharu dengan ucapan selamat yang diberikan oleh orang terdekatnya karena telah melihat hasil perjuangan yang begitu sangat manis untuk di dapatkan.

‘’WIRANGONNNNNNNN!” Tangis haru Kimpul akhirnya terlampiaskan.

Ia merasakan dua rasa sekaligus. Rasa kebahagiaan karena mampu mengalahkan Raden Sengkuni bersama dengan keempat pendekar dari barat dan orang-orang ningrat yang memmbantunya serta rasa kesedihan yang menyelimutinya karena harus mengangkat beban seberat ini di usianya yang masih muda.

Untungnya, Wirangon menjadi orang pertama yang mampu meyakinkannya di saat keraguan selalu memuncaki pikirannya.

‘’Tuan Muda… Terima kasih telah membalaskan dendamku kepada Raden Sengkuni.’'

‘’Tidak! Jangan berkata apapun dulu. Aku ingin memelukmu. Aku ingin melampiaskan semua yang aku rasakan.’’

‘’Eh….’’ Wirangon tersenyum.

Kimpul memeluk erat tubuh Wirangon. Namun, entah mengapa, tubuh Wirangon menyusut kecil seperti bentukan tubuh manusia.

‘’Raden Muda. Kau pasti membutuhkan pelukan hangat, kan? Izinkan aku mengubah bentukku menjadi bentukan manusia seutuhnya agar kedua tanganku mampu merasakan pundakmu yang penuh dengan beban…’’

Niat Wirangon adalah ingin memeluk tubuh Kimpul. Namun tanpa sadar, Wirangon langsung merasakan ada keanehan yang memang berada di tubuh Kimpul. Kedua tangannya seperti tersetrum oleh sesuatu yang berada di Pundak Raden Muda.

Rasanya, Wirangon seperti menyentuh aliran listrik yang sangat kuat hingga mengagetkannya dan membuatnya melepaskan pelukan tersebut secara spontan.

‘’Apakah ini bagian dari ilmu pangaweruhnya yang sudah kembali kepada tuannya?” Tanya Wirangon dalam hati.

Selagi Wirangon mendengarkan suara tangisan, ia memejamkan kedua matanya. Ia kemudian berkehendak untuk mendalami lebih dalam apa yang baru saja dia rasakan sewaktu menyentuh Pundak milik Kimpul.

‘’Jika memang rasa sakit yang diberikan oleh Raden Muda sangat banyak, izinkan aku untuk merasakannya walau tidak semua rasa sakit yang dideritanya.’’ Ucap Wirangon dalam hati

Dan apa yang terjadi selanjutnya?

Deg!

Tubuh Wirangon seperti tersetrum, terbakar, dan merasakan hal-hal yang belum pernah ia rasakan. Dadanya seperti ditonjok, kepalanya seakan dibenturkan, kedua kakinya seperti dipatahkan dalam satu waktu. Wirangon perlahan merasakan rasa sakit yang diderita Kimpul.

Ia kemudian melihat penggambaran Raden Muda sewaktu kecil yang sudah menjadi incaran untuk dijadikan sebagai ritual ngipri kethek. Dia terus menjadi incaran dan bulan-bulanan dari Raden Angkoro dan Raden Jogopati yang menginginkan tubuhnya.

Lalu, dia juga melihat perjuangan dari Raden Artonegoro dan isterinya yang terus berlari ke sana kemari demi menghindari kejaran dari Raden Angkoro yang selalu mengirimkan pasukan-pasukannya.

‘’Rasa sakit macam apa ini?” Tanya Wirangon dalam hati

Air mata Wirangon perlahan berjatuhan. Jantungnya berdegup dengan kencang. Panas rasanya saat menyikapi semua perjuangan yang sudah dilakukan oleh kedua orang tua dari Raden Muda yang selalu berlarian demi mencari tempat persembunyian akibat kejaran dari orang-orang yang menginginkan Raden Muda.

Kedua tangan Wirangon memeluk erat tubuh Kimpul. Dia merasakan rasa sakit yang diderita oleh Raden Muda semasa kecilnya.

‘’Inikah penderitaan yang dirasakan oleh Raden Muda? Mengapa dia tidak membagikannya ke orang terdekat? Mengapa dia tidak menceritakan rasa sakitnya kepadaku?’’ Ucap Wirangon

Wirangon tidak sanggup menahan rasa sakit yang diterimanya. Dia kemudian memejamkan mata dan pendalaman diri yang dilakukannya untuk mengenal rasa sakit dari Kimpul dihentikan atas kehendaknya sendiri.

Tubuh Wirangon melemas. Dia tak sanggup lagi untuk menahan beban seberat yang dirasakan oleh Kimpul.

‘’Tuan Muda…’’ Ucap Wirangon
Sep 8, 2023 9 tweets 2 min read
RUMAH SUNGIL
Part 2 - Rumah Gaib
''Rumah Kuntilanak''
Gimana kalo kita lanjut cerita ini di
@kaskus
Skuy!
@bacahorror Image ‘’Pak, Bu. Kalo pintunya tertutup sendiri, biarkan saja. Saya minta do’anya untuk membawa Guntur kembali.’’ Ucap Ustadz Hamzah
Sep 7, 2023 99 tweets 17 min read
TEROR POCONG KELILING

Sebuah teror yang sempat menghebohkan orang-orang di berbagai daerah dengan ketukan misterius yang diduga adalah pocong yang sedang berkeliling di tiap rumah-rumah warga.

- A Thread -

#bacahorror Image Ada banyak sekali cerita yang sempat masuk ke berita nasional akan kejadian ini. Isunya bermacam-macam. Ada yang sedang mencari tumbal, ada yang karena memang diminta untuk melepaskan tali pocongnya atau karena kutukan lainnya.


Image
Image
Image
Image
Sep 7, 2023 7 tweets 24 min read
KUTUKAN SERIBU LELEMBUT
Part 7 - Pati Getih (Hujan darah)
@bacahorror

#ceritaserem Image Siti Udapiyan semakin memanas semenjak Darma membeberkan sebuah rahasia akan kegoncangan yang terjadi tatkala Raden Sengkuni tidak bisa dikalahkan atau mampu dikalahkan.

‘’Raden Sengkuni memiliki kekuatan kutukan seribu lelembut dan pangaweruhan yang mampu mengetahui keadaan lawan, serangan lawan dan masa depan. Karena itu, dia akan menjadi sulit dikalahkan.’’ Jelas Darma

Raden Gentayu, Raden Kroda dan Raden Sujana benar-benar terkejut dengan kemampuan yang dimiliki oleh Raden Sengkuni.

‘’Lalu? Bagaimana cara mengalahkannya?’’ Tanya Raden Gentayu

‘’Bawa dia ke tempat yang tidak bisa dijangkau oleh manusia. Jika dia mati terbunuh di sana, jasadnya tidak akan bisa bangkit. Namun, jika dia masih berada di dalam dimensi manusia, tubuhnya akan sulit di kalahkan karena pangaweruh yang dimilikinya masih berada di dalam kehidupan zaman manusia.’’ Jelas Darma sewaktu mengetahui kemampuan pangaweruh yang dimiliki oleh Raden Muda

Darma kemudian memberikan sebuah penggambaran akan kemampuan pangaweruh serta kelemahan dari kemampuan pangaweruh itu sendiri.

‘’Pangaweruhan ibaratkan sebuah ikan yang berada di dalam kolam. Dia akan terus berenang ke sana kemari tanpa terbataskan selama dirinya masih memiliki air yang jernih. Namun, kemampuan berenangnya akan menghilang tatkala dia berada di daratan. Seperti itulah pangaweruh. Jika kita berhasil membawanya ke sebuah tempat di luar dimensi manusia, pangaweruh dan kutukan seribu lelembutnya tidak akan digunakan.’’ Jelas Darma

Raden Kroda memahami maksud dari Darma. Bisa di bilang, Pangaweruhan akan semakin kuat jika berada di dalam dimensi manusia karena masih berada di zaman kehidupan manusia itu sendiri.

Akan tetapi, ketika berada di sebuah dimensi yang tidak bersinggungan dengan manusia, maka, pangaweruhan akan sirna.

‘’Namun, kau tahu? Raden Sengkuni pemilik kanuragan terbanyak. Dia mampu mengeluarkan kemampuan para abdinya, keluar masuk dimensi sesuka hatinya dan mampu merubah bentuknya menjadi siluman lowo ireng yang sempurna.’’ Jelas Darma

Tidak heran, Raden Sengkuni sangat ditakuti oleh banyak orang karena kemampuannya yang benar-benar membuat geleng-geleng kepala.

‘’Kita harus membantu para abdi.’’ Jelas Darma sewaktu memberikan sebuah penawaran

‘’Bukankah ada keempat para pendekar dari barat? Mengapa kita juga harus turun tangan?’’ Tanya Raden Gentayu

‘’Kau tahu, kutukan seribu lelembut mampu membangkitkan para leluhur ningrat yang sudah disemayamkan di siti kawaruhan. Dengan begitu, mereka akan kesulitan untuk melawan Raden Sengkuni karena mereka akan terus di hadang oleh para leluhur yang sudah mati lalu dibangkitkan kembali.’’ Jelas Darma

Raden Sujana meminta kepada Darma untuk mengetahui keadaan terkini tentang para abdi sekaligus Kimpul dan para pendekar dari barat yang tengah berada di medan pertempuran.

‘’Bagaimana keadaan mereka sekarang?’’ Tanya Raden Sujana kepada Darma

‘’Mereka sedang berada di fase yang sangat menyulitkan. Akan tetapi, jika kita membantu mereka semua, kita akan berhasil menahan Raden Sengkuni sebelum ada korban berjatuhan.’’ Jelas Darma

Raden Kroda, Raden Gentayu dan juga Raden Sujana memahami akan hal itu. Kini, mereka yang berada di medan pertempuran harus diselamatkan terlebih dahulu.

‘’Apa rencanamu, Darma?’’ Tanya Raden Kroda kepada Darma

‘’Rencanaku adalah membunuh Raden Sengkuni dan menjadikan kutukan seribu lelembut sebagai kanuragan yang disimpan di siti udapiyan.’’ Ucap Darma sembari menatap ke arah Raden Gentayu.

Raden Gentayu segera menodongkan pusakanya tepat di wajah Darma. Diikuti oleh Raden Kroda dan Raden Sujana, mereka bertiga tidak setuju dengan rencana dan tujuan yang diimpikan oleh Darma.

‘’Mengapa harus kutukan seribu lelembut? Ada apa dengan kanuragan tersebut? Apa jangan-jangan, kau memiliki tujuan tertentu?’’ Tanya Raden Kroda

‘’Sudah kuduga, di tempat yang suci ini, ada saja ular berbisa yang menerobos masuk dan berpura-pura menjadi abdi yang suci.’’ Jelas Raden Gentayu

Raden Sujana hanya terdiam. Dia bahkan terkejut tatkala mengetahui akan rencana dari Darma yang berkeinginan untuk mengambil kanuragan kutukan seribu lelembut jika Raden Sengkuni berhasil dikalahkan.

Darma terdiam sejenak. Ia kemudian tertawa kegirangan seperti mengejek seluruh pemimpin trah yang berada di siti udapiyan.

‘’Kalian ini benar-benar bodoh. Tidak kusangka, semenjak kematian Raden Argoyo, Siti Udapiyan benar-benar merindukan sosok yang sangat berwibawa, cerdas dan penuh akan ambisi. Namun, kalian semua, para pemimpin trah yang tidak mengerti akan apa yang dimaksud dengan ambisi yang kumaksud.’’ Jelas Darma

Darma menurunkan seluruh pusaka yang menodongkan wajahnya. Kemudian dengan santainya berjalan ke arah singgasana Raden Argoyo yang sudah hampir 20 tahun lamanya kosong tak berpenghuni.

‘’Raden Argoyo adalah bentuk dari ambisi siti udapiyan. Kutukan seribu lelembut, jengges, pecah sukmo, waringin sukmo dan pangaweruhan adalah kanuragan yang dimiliki oleh para leluhur terdahulu. Aku tidak akan lagi menyebut Raden Sengkuni sebagai iblis yang memiliki tahta, akan tetapi aku akan menyebutnya sebagai…’’ Darma membalikkan badannya lalu menatap satu persatu para pemimpin trah
‘’Iblis pencuri kanuragan ningrat!”
Aug 31, 2023 9 tweets 2 min read
RUMAH SUNGIL
Part 2 - Rasuk
''Bermain bersama Kuntilanak''
Gimana kalo kita lanjut cerita ini di @kaskus
Skuy!
@bacahorror
@IDN_Horor
#ceritaserem #malamjumat Image ‘’Mbak? Mbak ngapain maghrib-maghrib di pohon ini?’' Tanya Guntur

‘’Aku mau bermain denganmu.’’ Jawab wanita dengan wajah yang tertutup sepenuhnya dengan rambut

‘’Main apa, mbak?’’ Tanya Guntur
Aug 31, 2023 9 tweets 19 min read
KUTUKAN SERIBU LELEMBUT
Part 6 - Kebangkitan Trah Iblis

@bacahorror #ceritaserem Image Mendung tipis menyebar ke medan perang. Orang-orang menjadi sembuh seperti sedia kala. Mereka yang sudah tumbang, kini kembali bangkit berkat kanuragan yang dimiliki oleh Nyi Sendang Rangu.
Rintikan hujan turun tatkala para pendekar dari barat Bersama dengan para sekutunya tiba di medan pertempuran.

Anehnya, rintikan hujan yang mengenai tubuh mereka seperti suntikan energi. Kimpul yang hampir kehabisan tenaga, kini pulih seutuhnya semenjak tetesan hujan itu mengenai tubuhnya.

Selain itu juga, kedatangan pendekar dari barat ternyata memberikan nafas segar bagi Kimpul. Danan dan Cahyo membawa pasukan yang begitu lengkap. Begitu juga dengan Gama dan Budi.

Mereka berdua bersiap untuk membantu Kimpul demi menyelesaikan kutukan seribu lelembut yang dimiliki oleh Raden Sengkuni.

‘’Kalian…’’ Ucap Kimpul

‘’Raden Muda. Kau memang Raden yang sangat gegabah. Hahaha.’’ Ucap Danan

Danan mengulurkan tangannya kepada Kimpul. Kimpul menerimanya dengan senang hati. Darah yang menetes perlahan di tangannya, membuat semangat Kimpul semakin berapi-api.

‘’Cih! Kurasa, Raden Sengkuni sedang menertawakan kita di sana.’’ Ucap Kimpul sembari menatap ke arah Raden Sengkuni yang sedang terduduk dengan tangan kanannya yang menyanggah dagunya.

Dan benar saja apa yang dikatakan oleh Kimpul, Raden Sengkuni tertawa kegirangan melihat Raden Muda sedang menerima uluran tangan dari seseorang yang bukan berdarah ningrat.

Di saat yang bersamaan, Kimpul melihat para abdi yang sudah tumbang kembali bangkit karena kanuragan yang dimiliki oleh Nyi Sendang Rangu. Rintikan hujan yang diturunkan Nyi Sendang Rangu memang sangat membantu orang-orang dari pihak Kimpul.

‘’Terima kasih, mas. Terima kasih sudah datang dan membantu kami. Andai saja, Mas Danan dan yang lainnya tidak datang, mungkin, kami semua sudah diluluhlantakkan oleh Raden Sengkuni.’’ Ucap Kimpul sembari menundukkan kepalanya seperti memberikan rasa hormat.

Namun, Danan yang melihat tingkah Kimpul segera menahan tundukan kepala dari Kimpul. Danan rasa, penghormatannya tidak harus seperti itu.

‘’Raden, jangan menundukkan kepala.’’ Ucap Danan sembari menahan kepala Kimpul yang belum sepenuhnya menunduk

‘’Mengapa, mas?”

‘’Ini bukan masalah tingkatan kita sebagai seorang manusia yang terlahir sebagai ningrat atau bukan, akan tetapi, aku sudah menganggapmu sebagai teman sekaligus saudara sendiri. Aku senang bisa berteman dengan orang ningrat yang memiliki keistimewaan besar sepertimu.’’

Kimpul takjub dengan sifat Danan yang begitu menghormati tiap orang yang ditemuinya. Pelajaran yang bisa diambil oleh Kimpul adalah terkait dengan perilaku dari Danan yang mampu mengayomi orang-orang di sekelilingnya.

‘’Sekarang, fokuskan kita kepada Raden Sengkuni dan orang-orang yang dibangkitkannya.’’ Ucap Danan sembari menatap ke arah Raden Sengkuni.

Raden Sengkuni menyaksikan sebuah ikatan yang sangat kuat yang terjadi di antara Raden Muda dengan para pendekar dari barat. Entah mengapa, Raden Sengkuni seperti tidak menerima akan hal itu. Sejatinya, orang-orang ningrat adalah orang-orang yang memiliki tingkatan tertinggi dari orang biasa.

‘’Cih! Bisa-bisanya orang yang memiliki darah ningrat harus menundukkan kepalanya kepada orang yang bahkan tidak jelas trahnya.’’ Ucap Raden Sengkuni yang sedikit geram

Raden Sengkuni pun bangkit dari singgasanya. Ia kemudian menggerak-gerakkan sayap lowo irengnya dan Bersiap untuk melakukan serangan.

‘’Hati-hati! Dia datang.’’ Ucap Kimpul sembari memasang kuda-kudanya

WUSHHHHH

Raden Sengkuni mengepakkan sayapnya dan terbang ke atas langit. Raden Muda, Danan dan Cahyo serta Gama dan Budi menyaksikan betapa terasanya energi jahat yang terpancarkan dari tubuh Raden Sengkuni.

‘’Menarik! Menarik! Hahaha! Kalian datang bak para pahlawan. Kalian semua datang tepat waktu di saat Raden Manja itu sedang berada di posisi yang terpokkan.’’ Ucap Raden Sengkuni sembari mengejek Kimpul.

Kimpul menahan diri agar tidak tersulut emosi dengan apa yang dikatakan oleh Raden Sengkuni. Dia juga menengok ke belakang sembari memberikan sebuah pertanda dengan menurunkan tangannya kepada para abdi ningrat untuk tidak terpancing akan perkataan Raden Sengkuni.

Para abdi ningrat memahami hal itu. Sukri dan Gandaria menyaksikan betapa cerdasnya Kimpul dalam menenangkan situasi.

Bagi mereka berdua, Kimpul sangat bijak dalam memutuskan keputusan yang dia lakukan untuk menenangkan para abdi ningrat yang sudah memanas.

‘’Lihat, Sukri. Kita seperti melihat Raden Argoyo di masa lalu.’’ Ucap Gandaria

‘’Benar. Dia sangat mirip dengan kakeknya. Aku yakin, dia bisa mengkondisikan ini semua.’’

Raden Sengkuni akhirnya memulai pergerakan terlebih dahulu. Kimpul, Danan dan Cahyo, serta Gama dan Budi langsung mengambil sikap waspada.

Mereka meyakini bahwa sebentar lagi Raden Sengkuni akan melayangkan sebuah serangan besar.
‘’Bersiaplah, para manusia hina!” Teriak Raden Sengkuni sembari menggerakkan jari-jemarinya.

Bersamaan dengan itu, bola-bola banaspati yang melingkar di balik punggung Raden Sengkuni mulai berpencar dan memecah diri.
Aug 30, 2023 8 tweets 2 min read
Orang Pote

“Makhluk misterius yang bergentayangan di pulau bawean”

@bacahorror #ceritaserem Image Pernah mendengar Oreng Pote? Oreng Pote adalah mahluk misterius yang bergentayangan di pulau Bawean.
Aug 25, 2023 12 tweets 2 min read
KUM KUM

“Apabila mendengar ucapan salam yang tak sesuai, pemilik rumah dilarang membuka pintu.”

A Thread

@bacahorror #ceritaserem Image Hantu Kum Kum merupakan hantu yang berasal dari negeri Jiran Malaysia.

Sebutan Hantu Kum Kum diambil dari salam yang sosok tersebut ucapkan saat mencari mangsa.
Aug 24, 2023 7 tweets 2 min read
RUMAH SUNGIL
''Ada keluarga lain yang tak kasat mata''

Cobain ngethread horror di @kaskus yuk!
@bacahorror @IDN_Horor
#ceritaserem #malamjumat Image Berawal dari satu keluarga pendatang yang berisi lima orang. Mereka adalah Pak Bayu, Ibu Ela, Guntur, Kiki dan juga seorang wanita tua yang merupakan nenek dari Guntur dan Kiki.
Aug 24, 2023 14 tweets 38 min read
KUTUKAN SERIBU LELEMBUT
Part 5 - Titah Trah Ningrat

@bacahorror #ceritaserem Image Jari-jemari Bhanurasmi tergerak. Dia tersadarkan saat suara riuhan burung-burung hutan mulai mengganggu gendang telinganya. Bhanurasmi masih tidak menyangka jika dirinya berhasil ditumbangkan oleh pecahan sukmo Baron, anak buah dari trah sengkuni yang memiliki ajian pecah sukmo.

‘’Raden Muda…’’ Ucap Bhanurasmi sembari menggenggam pusaka kandaria miliknya
Ia kemudian menghujamkan pusaka miliknya itu ke tanah seperti ingin melakukan sesuatu terhadap keadaannya saat ini.

‘’Atas nama pusaka kandaria, aku perintahkan kepada tanah yang mampu menciptakan getaran besar, lautan yang memuntahkan air bah, angin yang menari-nari di antara pepohonan dan suara riuh burung yang menjadi pesan bagi seluruh trah ningrat, sampaikan pesan ini kepada seluruh trah ningrat, bahwa…
Bhanurasmi menghela nafas sejenak. Ia kemudian memejamkan kedua matanya sembari mendesahkan nafas beratnya

‘’PEPERANGAN BESAR AKAN TERJADI!”

Teriakan Bhanurasmi membuat seluruh pepohonan, angin, burung-burung, hewan-hewan hutan mendekati Bhanurasmi. Mereka seakan-akan ingin menerima lalu menyampaikan pesan tersebut kepada seluruh orang-orang ningrat lewat kemampuan pusaka kandaria yang dimiliki oleh Bhanurasmi.
(Sementara itu…)
Desa Gelowo…
Guyuran demi guyuran air dari cakupan gayung terbuat dari tempurung kelapa, langsung membasahi tubuh tegap Kang Sukri. Dingin, tapi sangat dirasa segar olehnya. Satu dua hingga tiga basuhan kembali membasahi tubuh Kang Sukri. Rasanya, dia belum pernah sekali pun merasakan dinginnya air yang membuat tubuhnya sedikit menggigil hingga membunyikan gigi-gigi yang semula terdiam.

Dari balik bilik tempat Kang Sukri mandi, Gandaria hanya terdiam sembari memegangi pusakanya yang berbentuk rantai pisau. Dia seakan ikut serta dalam kebimbangan yang terjadi pada Kang Sukri. Kedua tangan Gandaria menggenggam kuat pusaka miliknya seakan ingin ikut serta dalam peperangan yang sedang di hadapi oleh cucu dari tuannya, Raden Rahardian.

‘’Sudah puluhan tahun. Rupanya, tragedi yang sama akan terjadi. Dengan terjadinya peperangan besar nanti, kemungkinan besar, seluruh trah akan turut serta dalam memperebutkan kekuasaan. Sangat menarik!’’ Ucap Gandaria dalam hati
Suara percikan air di dalam kamar mandi terhenti. Tampaknya, Kang Sukri sudah menyelesaikan dalam membersihkan tubuhnya.

Kini, Gandaria melangkah pergi sembari memainkan pusaka rantai pisaunya. Tidak lama lagi, sesuatu yang ditunggu-tunggu akan datang. Dimana hari itu tiba, maka, seluruh trah ningrat akan ikut serta andil dalam memperebutkan kursi kekuasaan yang sejak dulu tidak ada yang berani untuk menempatinya.

‘’Abad kekosongan belum pernah terpecahkan dan selalu menjadi misteri. Mungkinkah Raden Muda memecahkannya atau justru akan ada lagi generasi berdarah rengget yang ikut serta dalam memperebutkannya?’’ Gandaria hanya tersenyum seakan-akan dia adalah orang yang paham betul akan peperangan besar yang akan terjadi.

Walau bagaimana pun juga, Gandaria adalah bagian dari trah argoyo yang sangat memegang penting dalam keseimbangan keluarga ningrat. Selain Kang Waris dan juga Kang Sukri, Gandaria adalah satu-satunya abdi yang mengetahui misteri terbesar dalam abad kekosongan yang sudah terjadi.

Bahkan, kehadirannya di tengah-tengah keluarga ningrat argoyo adalah atas keinginannya sendiri dalam membantu trah argoyo yang sudah berada di ambang kehancuran.

Gandaria terduduk di depan rumah sembari menatap langit yang gemerlap senjanya sudah terbit secara perlahan.

Suara riuh yang berisik dari kawanan burung menambah syahdu Gandaria dalam menikmati waktu sorenya. Seakan berada dalam sebuah bar yang dipenuhi dengan pria pemabuk, Gandaria terbaring dalam kursi anyaman miliknya.

‘’Sengkuni bagaikan bidak catur yang posisinya sangat berbahaya. Sedangkan, orang-orang ningrat adalah para bidak catur yang memperebutkan posisi Sengkuni. Dan Raden Rahardian adalah prajurit biasa yang sudah mendekati garis perubahan. Jika hal itu terjadi, perubahan besar di babad keluarga ningrat akan terjadi lebih cepat.’’

Gandaria terus mengoceh dengan sendirinya membahas keadaan yang sedang terjadi di luaran. Tanpa disadari, apa yang dibicarakan Gandaria barusan terdengar oleh Kang Sukri yang sejak tadi sudah merasakan ada perbedaan yang terjadi pada Gandaria.

Dengan cepat, Kang Sukri menodongkan pusaka sabit hitamnya ke arah Gandaria seraya berucap,
‘’Ucapanmu bukan seperti Gandaria yang kukenal. Sebenarnya, siapa dirimu dan apa tujuanmu?’’ Ucap Kang Sukri dengan menekan nada bicaranya

Gandaria yang mengetahui itu hanya terdiam. Dia perlahan menurunkan pusaka sabit hitam milik Kang Sukri dengan tangannya.

‘’Sukri…’’ Ucap Gandaria sembari mendongakkan kepalanya ke arah Kang Sukri seperti ingin memperjelas jati dirinya

‘’Semenjak gugurnya Waris, aku ingin menanyakan banyak hal kepadamu. Apa kontribusimu terhadap orang-orang ningrat? Mengapa Krishna bisa tertangkap? Mengapa Raden Muda dilepaskan begitu saja? Mengapa kau tidak bisa mengahadapi pecahan sukmo dari Baron? Apakah ini yang disebut abdi dari trah terkuat, trah argoyo?’’ Tanya Gandaria

Gandaria seakan memberikan sebuah pemahaman terhadap Kang Sukri yang sama sekali tidak bisa berkontribusi banyak terhadap seluruh keluarga trah argoyo.

‘’Kau tak perlu tahu akan kontribusiku dan tujuanku yang sebenarnya, Sukri. Aku mencium bau-bau pengkhianat dalam keluarga trah argoyo. Auranya
sangat terasa pekat. Ingin rasanya aku ikat jantung miliknya dengan pusakaku ini. Sudah lama aku tidak menjadi gadis berdarah dingin.’’ Jelas Gandaria sembari memainkan pusaka rantai pisau yang mampu mengikat jantung lawannya.
Kang Sukri hanya terdiam. Ia pun menyarungkan kembali pusakanya dan meredam segala emosi yang dia ledakkan setelah mendengar kalimat demi kalimat yang baru saja dilontarkan oleh Gandaria.
‘’Duduklah, Sukri. Kita harus mengobrol banyak hal. Kau harus paham apa tujuanku mengatakan hal itu.’’ Jelas Gandaria
Kang Sukri pun duduk sedikit menjauh dari Gandaria. Dia benar-benar menjaga jarak kepada Gandaria agar bisa mempersiapkan serangan jika ada beberapa kalimat yang dirasa sangat aneh untuk diterima dalam pikirannya.

‘’Mengapa kau duduk berjauhan, Sukri? Apa kau takut aku akan membunuhmu dari jarak sedekat ini?’’ Tanya Gandaria

Dengan malunya, Kang Sukri perlahan menggeserkan
pantatnya secara perlahan ke tempat yang lebih dekat.

‘’Kau hanya menggeser pantatmu sejengkal saja? Kau masih tak mempercayaiku?” Tanya Gandaria
Kang Sukri pun mendekatkan lagi jaraknya dengan menggeserkan pantatnya ke arah Gandaria. Gandaria yang kesal melihat tingkah aneh Kang Sukri segera menarik tangannya,

‘’JANGAN SOK MALU! AKU TIDAK AKAN MEMBUNUHMU SUKRI!’’ Teriak Gandaria

Kang Sukri tertawa kegirangan. Dia benar-benar menikmati momen kebersamaan bersama dengan para abdi. Seakan-akan, saat mereka sedang mengabadikan momen itu, masing-masing Pundak mereka seperti disentuh oleh tangan yang tak berwujud,

‘’Gandaria? Kau merasakan apa yang aku rasakan?’’ Tanya Kang Sukri

‘’Iya. Aku merasakan kehadiran Waris di sini. Sepertinya, dia merindukan kebersamaan kita’’ Sambung Gandaria

‘’Waris… Kami berdua berjanji. Kami akan menjaga Raden Muda dan menyeimbangkan kembali semuanya seperti sedia kala.’’

Tepat saat Kang Sukri mengucapkan hal tersebut, tiba-tiba, ada sebuah energi aneh yang dirasakan oleh Kang Sukri dan juga Gandaria. Aura itu begitu kuat hingga membuat Gandaria segera menarik pusakanya dan menatap ke arah langit.

Di atas sana, gandaria merasakan energi alam yang terpancar dengan sangat kuat.
‘’Gandaria?’’ Tanya Kang Sukri

‘’Kau merasakan hal yang sama?’’ Tanya Gandaria kepada Kang Sukri

‘’Perasaan ini. Kita belum pernah merasakannya lagi selama puluhan tahun lamanya. Siapakah yang menyampaikan pesan ini?’’ Tanya Gandaria

Kali ini Kang Sukri hanya terdiam, sebentar menatap Gandaria sebelum beranjak bangkit dari tempat duduknya. Hal ini mengundang kegusaran kegusaran hati Gandaria. Jiwa bergejolak, bergemuruh tak menentu. Gandaria seperti menyadari akan pesan yang dimaksud.

‘’Lihatlah kawanan burung itu, Gandaria. Mereka adalah penyebabnya. Ada seseorang yang menyampaikan pesan lewat kawanan burung itu. Kanuragan alam… Jangan-jangan!” Ucap Kang Sukri dengan nada paniknya

Gandaria kemudian menghujamkan pusakanya ke tanah. Ia mencoba mencari tahu apa yang ingin di sampaikan oleh kawanan burung itu lewat kanuragan miliknya.

Sembari memfokuskan diri terhadap energi alam, Gandaria menerobos masuk untuk menerawang lebih jauh akan apa yang dikatakan oleh kawanan burung tersebut.

‘’Gandaria…’’

‘’Sebentar lagi aku mendapatkannya…’’

Gandaria masih menerawang lebih dalam tiap bunyi-bunyian yang diucapkan oleh kawanan burung tersebut. Sampai akhirnya, sebuah suara tanpa rupa terdengar lewat kontak bathin Gandaria,

‘’GENDERANG PEPERANGAN NINGRAT AKAN DIMULAI. ‘’ Ucap Gandaria

‘’Genderang peperangan ningrat?’’
Gandaria mengangguk. Ia pun kemudian menambahkan terhadap siapa orang yang menyampaikan pesan ini kepada seluruh orang-orang ningrat,

‘’Dia telah berhasil membawa Raden Muda keluar dari hutan rowosukmo. Namun, keadaannya sangat memprihatinkan.’’ Jelas Gandaria

‘’Maksudmu Bhanurasmi?’’

‘’Benar. Kita harus cepat menuju ke sebuah reruntuhan yang berada dekat setelah keluar dari
hutan rowosukmo untuk menolong Bhanurasmi dan membantu Raden Muda dalam melawan Raden Sengkuni.’’

Kang Sukri mengangguk paham. Peperangan ningrat yang dimaksud adalah peperangan antar trah ningrat. Itu berarti, peperangan besar yang hanya terjadi dalam puluhan atau ratusan tahun lamanya akan benar-benar tercipta.

(Desa tempat keluarga ningrat….)
DOK!
DOK!
DOK!

Suara ketukan pintu terdengar dari luar rumah. Raden Artonegoro dan Nyi Esa segera membuka ketukan pintu tersebut.

‘’Si—siapa? Kaa—uu?’’ Ucap Raden Artonegoro dengan keheranan saat mendapati seseorang yang dikenalinya.
‘’Selamat sore, Raden Artonegoro dan Nyi Esa Suratmi Argoyo.’’ Ucap pria dengan pakaian serba hitam dengan bagian kepala yang terikat dengan kain putih.

‘’Ada perlu apa kau kemari, Darma?’’ Tanya Raden Artonegoro

Darma adalah seorang utusan dari berbagai trah yang tidak terikat kepada trah mana pun. Dia bertugas untuk menyampaikan sebuah pemberitaan terkait dengan seluruh keputusan yang sudah ditetapkan kepada seluruh keluarga ningrat.

‘’Aku ingin menyampaikan surat ini. Ini adalah surat keputusan dari seluruh trah ningrat terkait dengan kejadian yang sedang terjadi saat ini. Satu lagi, surat ini baru saja diterbitkan atas pemberitaan Bhanurasmi yang baru saja mengalahkan pecahan sukmo dari Baron, anak buah dari Keling, abdi dari trah sengkuni.’’ Jelas Darma

‘’Bhanurasmi? Abdi trah kanthi?’’ Tanya Raden Artonegoro

‘’Benar. Dia baru saja membantu anakmu untuk melewati hutan rowosukmo dan bertemu dengan keempat pendekar dari barat. Tujuan mereka adalah melawan Raden Sengkuni dan mempertahankan ilmu pangaweruhan yang dimiliki oleh anakmu, Raden Rahardian Artonegoro.’’

Darma kemudian menyerahkan surat tersebut dan memutuskan untuk pamit dari hadapan Raden Artonegoro dan juga Nyi Esa Suratmi.

Raden Artonegoro hanya memegangi surat tersebut dengan wajah yang penuh kebingungan. Dia seakan terbawa ke masa lalu saat mengetahui akan cerita para abdi yang turun gunung untuk membantu dan mengawal Raden Argoyo dalam melewati hutan penuh dengan demit buangan.

‘’Hutan demit buangan, para abdi turun, penjagalan dan peperangan besar. Apakah memori ini akan kembali lagi seperti masa itu?’’ Tanya Raden Artonegoro

‘’Pak? Apa ada sesuatu?’’ Tanya Nyi Esa

‘’Sepertinya akan ada peperangan besar yang terjadi dalam waktu dekat. Bhanurasmi dari trah kanthi turut serta dalam menyelamatkan kita dari kepungan anak buah Raden Sengkuni di hutan buangan para demit. Ini mengingatkanku kepada sebuah tragedi yang sama saat Raden Argoyo melewati hutan yang sama.’’ Jelas Raden Artonegoro

Tanpa berlama-lama, Raden Artonegoro segera membuka surat tersebut. Dia sangat penasaran dengan isi surat yang sudah menjadi keputusan bersama dari seluruh orang-orang ningrat
Isi dari surat tersebut adalah…

‘’Jagat alam sedang tidak baik-baik saja. Keseimbangan tingkatan trah-trah ningrat sedang digetarkan dengan pengkhianatan trah sengkuni yang mencoba untuk melawan segala titah yang sudah ditetapkan bahwa, terhadap sesama trah ningrat tidak diperbolehkan mengangkat, menodong, atau mengambil hak kanuragan yang dimiliki. Terbukti, Raden Sengkuni sudah memerintahkan pasukannya untuk mengangkat, menodong dan mengambil hak kanuragan yang dimiliki salah satu keturunan trah argoyo. Dengan begitu, seluruh trah ningrat di harapkan maju ke medan perang untuk menghentikan trah sengkuni yang sudah keluar dari jalur trah ningrat yang disepakati.’’

Raden Artonegoro terdiam sesaat. Ia kemudian menggenggam kertas itu dengan kuat sembari menatap isterinya yang sudah cemas akan keadaan Raden Muda di luar sana,

‘’Sepertinya, aku harus berangkat ke sana.’’

‘’Bagaimana dengan Ayudya?’’

‘’Uhuk!’’ Suara batuk dari arah belakang.

Ternyata, suara batuk itu berasal dari Raden Suropto yang berjalan mendekati mereka berdua. Ia kemudian menghentikan langkahnya sembari memainkan satu ekor burung gereja di tangan kanannya. Raden Suropto mengelus-elus kepala burung itu lalu berkata…

‘’Artonegoro… Isi surat itu tidak menunjukkan kepada kita. Akan tetapi, seluruh abdi dari tingkatan ningrat beserta dengan orang-orang yang nantinya diperintahkan untuk menahan Raden Sengkuni. Kau juga punya masalah lain terhadap Ayudya, Arto…’’ Ucap Raden Suropto

Raden Artonegoro memahami akan kondisi saat ini. Ayudya yang semakin hari bersikap aneh karena sesuatu yang merasuki tubuhnya benar-benar membuat Raden Artonegoro tidak mampu untuk meninggalkannya.

‘’Wirangon, Bhanurasmi, Sukri dan jangan lupakan satu orang lagi yang disebut-sebut sebagai wanita bermata elang dari trah argoyo…’’ Jelas Raden Suropto

‘’Jangan-jangan, abdi wanita bermata elang itu…’’

‘’Benar. Gandaria namanya. Masih ada beberapa abdi dari trah lainnya yang akan turun tangan. Kemungkinan besar, peperangan ini akan terjadi lewat seluruh trah ningrat beserta abdinya melawan Raden Sengkuni yang makin menggila. Aku baru mendapatkan pesan lewat Bhanurasmi…’’ Jelas Raden Suropto sembari melepaskan sebuah burung dari tangan kanannya.

Burung itu adalah sebuah pesan yang disampaikan oleh Bhanurasmi lewat kanuragan yang dimilikinya. Beruntungnya, pesan yang disampaikan oleh Bhanurasmi dapat diterima oleh Darma yang merupakan penyambung lidah bagi orang-orang ningrat.

‘’Serahkan peperangan ningrat ini kepada para abdi. Tugasku, tugasmu dan tugas nyi esa hanyalah satu…’’ Ucap Raden Suropto sembari menatap kamar Ayudya

‘’Kita jaga Ayudya. Jangan sampai sukmanya direnggut oleh sosok yang menyebut diri sebagai abdi dari tuan besar. Aku memiliki firasat buruk bahwa yang dimaksud abdi dari tuan besar adalah tuan dari para trah rengget, seseorang yang akan menghancurkan keseimbangan babad keluarga ningrat.’’ Jelas Raden Suropto

Siti Upadiyan
(Tempat perkumpulan seluruh trah ningrat yang masih hidup dan memiliki regenerasi dalam meneruskan trahnya)

Sementara itu, di Siti Upadiyan atau sebuah tempat yang disebut-sebut sebagai tempat penuh penghormatan, telah berkumpul lima trah ningrat.

Mereka semua membahas lebih dalam akan peperangan yang akan terjadi yang sebelumnya juga pernah terjadi dalam jangka puluhan tahun lamanya.
‘’Tidak kusangka, trah argoyo memiliki keturunan yang sangat unik dan menawan.

Pantas saja, Raden Sengkuni menginginkan kekuatan besar yang berada di dalam tubuh Raden Muda itu.’’ Ucap seorang pemimpin trah yang wajahnya berwarna merah kehitaman.

Orang itu disebut-sebut sebagai pemimpin trah paling membahayakan dari tujuh tingkatan trah lainnya, dia adalah Trah Kroda, dengan pemimpinnya yang bernama Raden Kroda

Raden Kroda memiliki seorang abdi yang semangat juangnya sama seperti Raden Kroda sendiri. Dia adalah Grandaka. Mereka berdua dikenal sebagai trah amarah. Trah ini dikelilingi oleh orang-orang yang mudah terpancing emosi terhadap hal-hal kecil yang sedang terjadi di sekitarannya.

‘’Raden Sengkuni… Setelah tragedi ngipri kethek, dia masih sangat haus kanuragan hingga hampir memusnahkan seluruh trah argoyo. Bahkan, Bhanurasmi hampir dikalahkan oleh pasukan trah sengkuni yang dikenal dengan kekuatan anehnya.’’ Jelas Pemimpin Trah kanthi, adik dari Nyi Kanthi, Raden Getayu

Sedangkan tiga pemimpin trah lainnya, mereka tidak banyak berkomentar. Akan tetapi, dua dari pemimpin trah tersebut tidak ingin mengikut sertakan para abdinya dalam peperangan ningrat.

Mereka beranggapan, bahwa peperangan ningrat yang akan terjadi hanya menguntungkan trah argoyo yang dengan kemampuan pangaweruhnya bisa menjadi pemimpin trah selanjutnya.

Hingga akhirnya, salah satu pemimpin trah yang jumlah abdinya sama seperti dengan trah argoyo akhirnya turun tangan.

‘’Jika trah kanthi dan trah kodra sudah menurunkan abdinya, biarkan aku, sebagai pemimpin trah sementara dari trah ningrat menurunkan tiga abdi terkuatku.’’ Ucap seorang pria dewasa berjanggut putih dengan mahkota emas di kepalanya. Dia adalah pemimpin trah sementara setelah trah argoyo berada di ambang kehancuran. Trah itu bernama Trah Suralaya dengan pemimpinnya yang bernama Raden Sujana.

Ketiga abdi itu adalah Rudra, Purwa dan Upaksa. Mereka dari dikenal sebagai abdi yang sering menjalankan tugas dan keberadaannya masih dalam misteri yang perlahan akan terpecahkan seiring berjalannya waktu.

Sehingga, sudah ada lima trah barat yang sudah diketahui. Kelima trah itu antara lain:

1. Trah Argoyo
2. Trah Brotoseno
3. Trah Kanthi
4. Trah Kodra
5. Trah Suralaya
6. Trah…?
7. Trah…?

Hanya tersisa dua trah lagi yang belum mau menurunkan egonya untuk memperkenalkan diri dan membantu menangkap Raden Sengkuni yang sudah melewati batasan ketetapan dari masing-masing aturan yang sudah disetujui bersama.

Darma, seorang penyambung lidah yang bertugas menyampaikan pesan hanya terdiam. Dia tahu, masih ada beberapa trah yang egonya setinggi langit dan tidak ingin membeberkan sedikit pun perihal keberadaan dan kehidupan kedua trah tersebut.

Ia pun akhirnya berdiri di tengah-tengah perkumpulan dari pemimpin-pemimpin trah ningrat timur sembari angkat bicara,

‘’Sesuai dengan apa yang disampaikan oleh Bhanurasmi yang berasal dari trah kanthi lewat kanuragan alamnya, kini, seluruh abdi dari beberapa trah ningrat akan menuju ke dekat reruntuhan di antara hutan rowosukmo dan sebuah perbatasan menuju arah barat. Misi kalian semua (para abdi) adalah menangkap Raden Sengkuni hidup-hidup atau membawa jasad Raden Sengkuni yang sudah dikalahkan tanpa menyisakan satu pun kanuragan yang tersisa serta menyelamatkan Raden Muda dari trah argoyo yang disebut-sebut sebagai bocah istimewa yang memiliki pangaweruhan. Peperangan akan terjadi di esok hari dan seluruh pasukan akan dibantu oleh para martolutut yang memiliki kanuragan.’’ Darma menutup kalimat itu dengan menatap satu persatu para pemimpin ningrat.

Ia kemudian meninggalkan secara perlahan perkumpulan ningrat yang menurutnya sudah tidak ada lagi pembahasan yang lebih dalam
Dalam perjalanannya meninggalkan perkumpulan orang-orang ningrat tersebut, Darma tersenyum sembari mengucapkan sesuatu dalam hatinya,
‘’Kalian semua hanyalah perkumpulan orang-orang bodoh yang mudah disetir. Tidak kusangka, kebangkitan tuan besar akan datang sebentar lagi. Aku menantikan hal itu…’’
Sementara itu….
Astana Giridanyang…

“Jadi, ini tempatnya?” Tanya Gama.
“Tidak salah lagi, tempat ini yang pernah muncul di pangaweruhku…” Kimpul membenarkan kebenaran tempat itu.

Cahyo menaiki salah satu sisa pohon tertinggi yang telah hangus terbakar dan matanya dipenuhi dengan emosi. Budi menyusul di bawahnya dan memberi reaksi yang sama. Sudah jelas ada hal mengerikan yang mereka lihat.

“Apanya yang tanah para pendekar? Tempat ini lebih tepat disebut dengan tanah terkutuk!” Ucap Cahyo.

Danan, Gama, dan Kimpul maju sedikit lebih jauh ke salah satu daratan yang lebih tinggi. Dari situ mereka baru menyadari apa yang sebenarnya dilihat oleh Cahyo dan Budi.