Mitologue | Horror, Mitologi, Misteri Profile picture
Apr 11, 2023 214 tweets >60 min read Read on X
"Kamu boleh berhenti bermain ketika kamu sudah menemukan jasadnya!"

ANAK PEREMPUAN DI JENDELA
Thread Horror

@JeroPoint @IDN_Horor #ceritamisteri #horor #ceritaserem #ceritasetan Image
Halo berjumpa lagi dengan gue Mito! Kali ini gue akan berbagi kisah tentang seseorang yang membeli rumah tua di desa.
Namun, setelah membeli rumah itu, yang dia dapat bukan hanya Rumah, namun dia juga mendapatkan segala memori dan tragedi kelam yang terjadi rumah tersebut.
Agar tak ketinggalan bagaimana Rendi melewati semua keanehan yang ada di rumah barunya tersebut, pastikan kalian follow akun @mitologue dan Aktifkan Notifikasinya ya.
Rendi yang kala itu berusia 27 tahun memutuskan untuk membeli sebuah rumah yang berada di sebuah desa yang tak jauh dari kota Bandung.
Rendi membeli rumah itu sebagai hadiah pernikahannya dengan Bella yang beberapa bulan lagi akan di gelar penghujang tahun ini.
Alasan rendi membeli rumah tersebut datang ketika dirinya sedang liburan dengan calon istrinya. Secara kebetulan Bella melihat rumah itu dan berkata kepada Rendi, Jika rumah ini di renovasi sedikit saja, akan jadi hunian yang nyaman.
Bagaimana tidak? Rumah bergaya lama tersebut memiliki pekarangan yang mempunyai beberapa pepohonan hijau, di antaranya ada pohon mangga yang tak terlalu tinggi.
Berada di desa yang tak terlalu ramai penduduk membuatnya cocok sekali menjadikan rumah itu sebagai hunian nyaman untuk bersantai.
Rendi pun membeli rumah tersebut setelah mencari-cari siapa yang bertanggung jawab atas rumah tersebut.

Ternyata rumah tersebut sudah menjadi properti negara karena sudah kosong beberapa puluh tahun
Bergantinya pejabat kota membuat para petugas yang bertanggung jawab tidak mengetahui alasan rumah tersebut kosong.

Rendi pun membeli rumah tersebut dengan harga yang jauh lebih rendah dari harga pasaran rumah di daerah sekitarnya.
Setelah mengurus izin dan dokumen-dokumen lainnya. akhirnya rumah tersebut resmi jadi milik Rendi.
Rendi pun menyewa orang untuk membersihkan rumah tersebut.

Ternyata benar perkataan dari Bella. Rumah ini jadi terlihat nyaman ketika sudah di bersihkan, sekarang dia hanya perlu merenovasi rumah tersebut.
Rendi mengerjakan rumah tersebut di bantu dengan beberapa saudaranya.

Mereka mengerjakan rumah tersebut kurang lebih hampir 2 bulan sampai semuanya selesai.
Kini rumah tersebut sudah layak huni. Rendi mengisi rumah tersebut dengan beberapa perabotan dan alat-alat lainnya.
singkatnya, Kini Rendi tinggal di rumah tersebut sendirian. Awalnya tak ada yang aneh, hingga pada suatu hari dia bermimpi aneh tentang seorang anak perempuan yang ditemukan tergeletak di rumahnya.
Anak itu tergeletak di lantai ruang tamu, tergeletak bersimbah darah, pakaian yang berwarna merah muda tercampur dengan merah darah.
Rendi tak mengetahui siapa perempuan tersebut. Hingga akhirnya dia terbangun dari mimpinya setelah mendengar suara barang yang terjatuh yang berasal dari luar kamarnya.
Awalnya Rendi ingin menghiraukan suara tersebut, namun suara tersebut semakin kencang suara tersebut.
Rendi keluar kamar dan memeriksa asal suara tersebut. Karena sebelumnya dia sudah mematikan seluruh lampu, ruangan di luar kamar menjadi gelap gulita, Hanya ada sinar bulan yang menerangi lewat jendela.
Asal suara tersebut berasal dari Ruang tamu. Rendi pun bergegas ke sana. Dia pun menemukan asal suara tersebut. Rendi melihat salah satu jendela di sana terbuka, akibatnya jendela tersebut tertutup dan terbuka dengan sendirinya, menghasilkan suara yang mengganggu.
Dia pun mengunci jendela tersebut dan hendak kembali ke kamarnya.

Namun, baru saja setengah jalan, dia mendengar sesuatu
Tok... tok... tok...

suaru ketukan pintu depan menghentikan langkah Rendi.
Rendi terdiam sejenak untuk memastikan apa yang dia dengar, Lagi pula siapa sih yang mengetuk pintu rumah orang lain di tengah malam?
Tok... tok... tok...

Suara ketukan tersebut kembali terdengar. Kali ini ketukan tersebut lebih kencang daripada sebelumnya.
dengan enggan, Rendi berjalan menghampiri pintu, memutar kunci dan membuka pintu untuk melihat siapa yang bertamu malam-malam begini.

Kosong. Tak ada siapa pun.
Rendi pun terdiam menatap pekarangannya yang kosong. Di depannya hanya ada pohon mangga yang sedang berbunga.

Siapa juga yang akan mengetuk rumah orang lain di tengah malam? Apalagi lokasi rumah baru Rendi berada jauh dari tetangganya.
Rendi pun bergegas menutup pintu dan menguncinya. dia pun berbalik dan melangkah menjauh dari pintu untuk ke kamarnya.
Baru saja beberapa langkah, suara ketukan pintu tersebut kembali lagi.
kali ini Rendi bergegas untuk membuka pintu untuk melihat siapa orang iseng yang mempermainkannya.

Namun, Nihil.

Tak ada orang diluar.
"Hei! Jangan sembunyi kamu! Sekali lagi kamu ketuk pintu saya, Saya akan panggil polisi!" Gertak Rendi dengan kesal.
Ia pun menutup pintu dan menguncinya.

Kali ini dia tak langsung beranjak dari sana. Rendi memegangi gagang pintu dan mendekatkan telinga nya di pintu. membuka Gorden jendela dekat pintu Supaya dia bisa mendengar dan melihat ketika ada langkah kaki yang mendekat.
Usaha Rendi tak sia-sia. Ia mendengar langkah kaki dari luar. Kali ini dia sudah siap.

Ketika langkah itu sudah mendekat, Rendi bergegas membuka pintunya lalu keluar.
Ternyata langkah kaki yang Rendi dengar sebelumnya tak memiliki pemilik. Suara tersebut entah datang darimana. Hanya ada suara tanpa sebab.
Rendi mulai berpikir yang aneh-aneh. Dia mulai berpikir soal hantu. Dia mulai berpikir semua ini ulah mahluk tak kasat mata.
Duarr....

Suara pintu tertutup dengan paksa mengagetkan Rendi.
Dia pun bergegas menuju pintu, dan untungnya dia tak terkunci diluar.

Merasa ada yang tak beres, dia pun kembali masuk dan mengunci pintunya, dan akan mengabaikan apapun suara yang akan terjadi.
Ketika pintu sudah terkunci rapat, Dia bergegas menuju kamarnya.

Ketika baru saja berbalik. dia melihat anak kecil berlari dari lorong kamar mandi menuju dapur.
Ketika melihat hal tersebut, Rendi terkejut sekaligus kebingungan. Dia berusaha mengingat apa yang terjadi barusan. Dia ingin memastikan apakah tadi anak kecil yang berlari?
Trang!!!

Lamunan Rendi terpecah ketika di kagetkan dengan suara perabot terjatuh yang berasal dari dapur.
Tanpa banyak berpikir, Rendi langsung bergegas menuju dapur.

Ketika sampai di sana, Rendi melihat wajan, panci dan peralatan lainnya sudah berantakan.
Sosok anak kecil tadi terlupakan ketika Rendi melihat tikus yang keluar dari salah satu panci milik Rendi.

Rendi lalu berpikir bahwa semua ini adalah ulah tikus tersebut.
Dia pun tak langsung membereskan peralatan tersebut dan berniat membereskannya di keesokan harinya bersama adiknya yang besok akan datang kemari.

Untuk sekarang dia ingin segera tidur dan tak mau memikirkan hal lain lagi.
Namun, Rendi kembali tidur, ia kembali memimpikan sosok anak kecil itu lagi, Namun kali ini berbeda.

Rendi melihat anak kecil itu masuk ke dalam rumahnya melalui jendela yang terbuka. Lantas Anak perempuan itu berlari menuju dapur.
Bekas langkahnya meninggalkan jejak yang berwarna merah.

Dalam mimpinya Rendi Mencari anak tersebut ke dapur, namun dia tak bisa menemukannya.
Rendi pun menyerah mencari bocah tersebut, Ketika hendak berbalik untuk kembali menutup Jendela.

Sosok Bocah tersebut sudah ada di belakangnya!
Menatap Rendi dengan tatapan Tajam. Lehernya mengeluarkan banyak darah seperti bekas sayatan! Bau amis langsung menyeruak memasuki Hidung Rendi.
"Masa mau nyerah!? Cari aku lagi yuk!" Ucap Si Anak dalam mimpinya

Setelah mengucapkan hal tersebut, Bocah tersebut berlari meninggalkan Rendi yang diam membisu.
Pandangannya berangsur buram, hingga akhirnya berubah menjadi gelap!

Dan dia pun bangun dari tidurnya di keesokan paginya.
Ia pun lupa akan mimpi yang ia dapat semalam. Dia pun bergegas ke kamar mandi untuk membasuh muka dan membersihkan dirinya.
Ketika selesai membersihkan diri, ia pun menuju dapur untuk membuat sarapan.

Namun, alangkah terkejutnya Rendi ketika melihat dapurnya yang berantakan!
Ia pun teringat bahwa semalam ada tikus yang membuat dapurnya berantakan!
Rendi pun membereskan alat-alat yang berserakan dan mulai membuat sarapannya.
Ketika sedang sarapan di ruang tengah, tiba-tiba pintu depannya ada yang mengetuk.

Tok tok tok

Rendi pun menghentikan sejenak sarapannya dan menuju pintu untuk membukakan pintunya.
Ternyata adiknya lah yang datang. Ia memang menyuruh adiknya untuk berkunjung seraya membantu dirinya untuk bersih-bersih rumah.
Awalnya adiknya menolak, Namun setelah di iming-imingi upah oleh Rendi akhirnya dia mau.
Mereka pun sarapan bersama terlebih dahulu sebelum memulai membersihkan rumah.

Setelah selesai barulah mereka membersihkan rumah di mulai dari halaman depan
namun, ketika baru saja membersihkan halaman depan. Rendi mendapatkan telepon dari Kantornya untuk memberitahu Rendi agar segera datang ke Kantor terlebih dahulu, karena ada urusan mendadak!
Mau tak mau, Rendi pun datang ke Kantor dan menyerahkan seluruh pekerjaan rumah pada Adiknya. Lagi-lagi adik nya menolak, namun Rendi menjanjikan untuk menambah upahnya, Dia pun setuju.
Rendi pun meninggalkan rumah dan adiknya untuk ke kantor.

Rupanya memang ada pekerjaan yang mendesak, Rendi yang seorang Programmer Mesin Mendapatkan projek yang harus selesai hari ini.
Kemungkinan baru selesai di sore hari.

Dia pun menghubungi adiknya agar tak pulang terlebih dahulu sebelum dirinya pulang
Singkat cerita, Rendi berhasil menyelesaikan proyeknya dan untungnya Costumernya puas dengan hasil kerjanya.
Setelah itu Rendi pun bergegas pulang ke rumah barunya.

Dia melihat Adiknya berada di halaman rumah menunggu ke datangannya
"Gila mas! Gue baru sadar rumah lu nyeremin!" Ucap Adiknya

Rendi pun menatap bingung adiknya setelah mendengar pernyataan adiknya tersebut.
"Emang kenapa?" Tanya Rendi

Adiknya pun menjelaskan apa saja yang terjadi ketika Rendi Pergi.
Setelah Rendi Pergi, Adiknya yang bernama Ilham membersihkan halaman rumah kakaknya sendirian.

Setelah selesai, dia hendak membersihkan bagian dalam rumah dengan cara menyapu dan mengepel.
Lalu, ketika dia hendak masuk, dia melihat Anak kecil menatapnya dari luar gerbang. Dia pun menjelaskan ciri-ciri anak tersebut.

Anak perempuan memakai Baju Merah muda, memakai Bando di kepalanya dan jepit rambut kupu-kupu.
Ilham pun mendekati anak tersebut. Ketika di dekati, anak tersebut kabur, berlari ke arah jalan.

melihat anak tersebut kabur, Ilham tak mengejarnya, dia memilih masuk ke dalam rumah.
Ilham mengambil sapu yang berada di dapur, tapi ketika kembali ke Ruang tamu, Anak perempuan yang tadi sudah ada di jendela dekat Pintu, melihat ke arahnya dengan tatapan kosong.
Ilham pun heran, bagaimana anak ini bisa masuk? Bukannya Gerbang sudah ia tutup rapat? Dan benar saja, ilham menengok ke arah gerbang yang masih tertutup rapat
"De? Ngapain di sini?" Tanya Ilham

"Mau main Kak! Hihihi" Jawab Si anak tersebut lalu berlari menjauh dari rumah tersebut.
melihat anak tersebut berlari, Ilhan reflek mengejar anak tersebut.

Namun, ketika baru saja ia keluar dari Rumah, ia tak mampu menemukan anak tersebut.
Ilham kembali masuk ke dalam rumah. Namun, dia ingat bahwa gerbangnya masih tertutup, Jadi kemungkinan besar Si bocah masih ada di sekitar rumah.
Namun, ilham tak memperdulikan hal tersebut, dia mulai menyapu lantai dan membuangnya ke luar Rumah.

Sekarang giliran Ilham mengepel Rumah kakaknya itu.
Ilham pun mengambil pel-an yang berada di kamar mandi.

Ia mengepel bagian dalam rumah terlebih dahulu, barulah mengepel bagian luar rumahnya.
Ketika selesai mengepel rumah, ia sengaja menunggu Di teras rumah untuk menunggu lantai yang ia pel mengering dan juga untuk mencari si Bocah perempuan yang tadi.
Ketika lantai sudah kering, si bocah tak kunjung ketemu. Akhirnya Ilham masuk ke dalam rumah untuk menyimpan ember dan pel-annya.
Ilham pun masuk ke kamar Mandi dan menyimpan alat Pel.

Tap tap tap tap... hihihi...

Ketika baru saja menyimpan alat pelnya, Ilham mendengar suara langkah kaki, dan cekikikan anak kecil.
Mendengar hal tersebut tentu saja Ilham terkejut. Hanya ada dirinya di rumah, dan Langkah kaki tersebut berasal dari ruang tengah.
Ilham pun bergegas keluar dari kamar mandi dan berlari menuju ruang tengah

Namun, ia lebih terkejut ketika lantai yang baru saja ia pel sudah kembali kotor dengan tanah yang berbentuk telapak kaki
Telapak kaki itu menuju dapur, ilham yang terbawa Emosi berteriak kepada pemilik langkah kaki itu.

"Woi! siapa sih! Baru di pel juga!" Teriak Ilham.
Ketika sampai di Dapur, Ilham di buat bingung, karena tak ada siapa-siapa di sana. Telapak kakinya pun hilang di depan Pintu dapur
Setelah melihat langkah kaki tersebut, Ilham teringat si bocah perempuan, Tadi ia tak terlihat memakai sandal!

Kesal dengan dirinya sendiri karena tak mengunci pintu, ia pun kembali ke Kamar Mandi untuk mengambil alat Pel lagi.
singkat Cerita, ia mengepel ruangan itu kembali. Setelah bersih, ia mengunci Pintu lalu kembali ke kamar mandi untuk menyimpan alat Pel.
Ketika baru saja menyimpan alat pel tersebut. Ilham mendengar hal lain lagi.

Hihihi... Tap tap tap tap...

Kali ini ia mendengar suara langkah kaki lagi, tapi skrg seperti dari dalam ke luar Rumah!
Ilham pun kembali keluar dari kamar Mandi, Namun tetap saja, ia tak menemukan si pemilik langkah kaki tersebut.

Namun kali ini ada yang sedikit berbeda, bekas langkah kaki masih ada di lantai, tapi bukan tanah, melainkan seperti cairan yang kental.
Ilham pun mencoba untuk menyentuk cairan tersebut dengan telunjuk nya.

Darah!

Bekas langkah kaki itu menjadi darah! Bukan lagi tanah!
Melihat hal ini Ilham menjadi sedikit mual dan ketakutan, Buru-buru ia mengambil alat Pel dan membersihkan Noda darah tersebut.
Ia tak yakin apakah sudah bersih atau belum, namun ketika telah selesai mengepel lantai, Ia buru buru mengunci jendela dan Pintu.

Ilham pun menunggu Kakak nya pulang di teras rumah bersama Alat pel dan Ember.
Bersambung...

Lanjut malam ini atau besok...
Setelah mendengarkan cerita dari Adiknya, ilham. Rendi tak langsung percaya apa yang dikatakan oleh Ilham.

Namun, dihati kecilnya, ia sedikit ketakutan, karena setelah beberapa hari tinggal di rumah ini, dia sering bermimpi tentang anak perempuan berbaju merah muda
Tapi, Rendi meyakinkan dirinya sendiri bahwa itu hanyalah bunga mimpi. Mungkin juga ia terlalu kecapean setelah mengurus segala hal tentang rumah barunya ini, jadinya ia mendengar dan memikirkan hal yang tidak-tidak.
"Mungkin kucing kali yang masuk!" Ucap Rendi

"Mana ada! Mana ada kucing telapaknya segede Gaban!" Jawab Ilham

Namun, tiba-tiba...
Prang!!!

Suara benda terjatuh berasal dari dapur. Mereka berdua sempat terkejut mendengar suara tersebut.
Lantas Rendi dan Ilham bergegas masuk ke dalam Rumah.

Ketika baru saja membuka Pintu, Mereka di kejutkan oleh Bekas telapak kaki yang tersebar di Lantai ruang tamu!
Jejak kaki itu sudah mengering! Jejak kaki tersebut berwarna merah, Persis seperti yang dikatakan oleh Ilham dan Diimpikan Oleh Rendi.
"Ham! Pel ini!" Ucap Rendi kepada Ilham yang sedari tadi menggenggam alat pel di tangannya.

Rendi Pun memberanikan diri untuk berjalan menuju dapur.
Dengan langkah yang ragu-ragu. Dia perlahan mendekati dapur.

Prang!!!

Suara benda jatuh terdengar kembali. Membuat Rendi terkejut dan mundur beberapa langkah.
Setelah suara tersebut berhenti. Rendi kembali mendekati sumber suara tersebut.

Lorong yang gelap membuat ketakutan Rendi semakin menjadi.
Suasana mendadak Hening...

Akhirnya Rendi sampai di Dapur, ia melihat semua barang-barang sudah berantakan.
Ia melihat ke sekeliling dapur tapi tak dapat menemukan pelaku yang memberantakan dapurnya ini.
Dengan hati yang ketakutan, Rendi berniat untuk segera keluar dari dapur.

Namun, tiba-tiba ia di kejutkan dengan sosok Anak kecil yang sedang berdiri di lorong gelap yang menuju dapur
Sosok itu berdiri menghadap Rendi. Mata merahnya seakan menyala dari kegelapan.

Sosok itu perlahan mendekat ke arah Rendi. Cahaya lampu menerpa tubuhnya dari ujung kaki, Hingga...

Perut yang mempunyai lubang yang cukup besar! Darah mengalir keluar dari perutnya!
Perlahan cahaya naik ke dada, dan tibalah sampai ke leher...

Leher yang tersayat! Hampir membuat kepalanya terputus! darah segar keluar dari lehernya!
"Yah... Aku ketahuan... Aku sembunyi lagi ya!!! Cari aku!!!" Tiba-tiba sosok tersebut mengucapkan kata-kata itu.

Rendi terkejut bukan main. Kini sosok tersebut berbalik dan berlari menjauh dari dapur.
Kebetulan di ujung lorong ada Ilham yang membawa Alat pel dan Ember.

Namun sosok tersebut berlari menembus Ilham, dan Ilham pun tak merasakan dan melihat apa-apa!
Melihat Hal itu, Rendi semakin panik! Rasa takut sudah menyeruak ke seluruh tubuhnya!

Di ujung lorong, Ilham melihat Rendi melihat ke arahnya dengan tatapan kosong.
"Bang!? Ada apa?" Tanya Ilham.

Namun, Rendi tak menjawab.

Tiba-tiba Rendi terjatuh. Membuat Ilham berlari ke arahnya dan menjatuhkan Alat pel dan Ember di tempat dimana sebelumnya ia berdiri.
"Bang!!!" Teriak Ilham.

Rendi terjatuh ke lantai, tubuhnya mengeras, Tatapannya melihat ke atas, Seluruh syaraf tubuhnya tegang! Nafasnya tersengal-sengal!
Ilham pun panik, ia berlari ke luar rumah untuk meminta tolong.

Setelah beberapa kali berteriak minta tolong, tak ada satu pun manusia yang menjawab.
Ilham bergegas kembali ke dalam dan mengambil ponselnya.

ia menelpon kedua orang tuanya perihal kondisi Rendi. Ia pun menelpon Bella, pacar Rendi dan beberapa temannya yang bisa membantu.
Ilham pun bergegas kembali ke dapur untuk melihat kondisi Rendi.

Saat itu kejang-kejang Rendi sudah berangsur berhenti.
Kini ia tak sadarkan diri di lantai dapur.

Ilham berusaha membawa tubuh Rendi ke sofa ruang tamu.

Ia pun berharap seseorang datang untuk membantunya...
Bersambung, gawe dulu...
Berbeda dengan Ilham yang melihat Rendi tak sadarkan diri, Rendi sendiri melihat aktivitas lain.

Dirinya seakan dibawa ke alam lain ketika melihat anak kecil itu berlari melewati Ilham.
Saat melihat anak kecil itu berlari, Rendi berusaha mengejar. Ia meneriaki Ilham namun Ilham seolah tak mendengar teriakan Rendi!
Ia pun berlari menuju Ilham.

"Ham! Lu liat bocah tadi ga yang lari-larian!" Sahut Rendi
Namun Ilham tak menjawab.

Dalam Pandangan Rendi, tiba-tiba Ilham berdiam diri di ujung lorong.
Waktu seakan berhenti, tak ada aktivitas apapun. Ketika melihat jam dinding, Jarum jam sama sekali tak bergerak.
Ketika Rendi akan menyentuh Ilham, Tiba-tiba Pandangannya menjadi runyam, gelap!

Namun tak lama, pandangan nya berangsur kembali.
Tapi, saat Rendi mulai membiasakan pandangannya. Ilham tak ada di depannya. Ia pun merasa asing dengan apa yang ia lihat.

Semua perabotan yang ada di rumahnya terlihat seperti ketinggalan zaman!
Ia pun memanggil manggil nama Ilham, namun tak ada jawaban!

Lalu, Rendi berjalan menuju ruang tengah. Semua sofa bukan miliknya, semua yang ada di sana Bukan milik Rendi!
Rendi kebingungan, bukankan tadi ia ada di dapurnya? Namun kenapa skrg barang-barang yang ada di rumahnya terasa asing?
Rendi pun keluar untuk melihat Nomor rumahnya.

Ya! Nomor rumah ini sama dengan Nomor Rumah milik Rendi!
Ia pun kembali masuk ke dalam, dan melihat kalender yang ada di ruang Tamu.

Kalender tersebut menunjukan tahun 80-an.
Tambah pusing dirinya ketika melihat kalender tersebut. Otaknya tak mampu mencerna apa yang terjadi.
Ketika Rendi sedang kebingungan, tiba-tiba ia melihat Anak kecil yang berada di bingkai foto!

Ia merasa familiar dengan Anak kecil tersebut.
Ya! Ia ingat, ini anak kecil yang ada di mimpinya!

Terdapat tulisan kecil di pojok Foto tersebut

"Anastasya"
Nama Gadis tersebut adalah Anastasya.
"Bu! Terigunya sudah cukup?"

Terdengar teriakan yang berasal dari dapur.
Rendi pun langsung menghampiri asal suara tersebut.

Ia melihat dari ujung lorong, ada seorang gadis yang ia baru tahu itulah Anastasya, sedang bersama dengan seorang wanita dewasa yang Rendi yakini adalah ibunya.
Dua orang tersebut sepertinya sedang membuat Adonan kue atau Bolu di dapur. Terlihat dari muka Anastasya yang cemong oleh tepung.
"Bu, abis bikin bolu kita main petak umpet ya!" Ucap Anastasya yang di balas senyuman oleh Ibunya.
Setelah beberapa saat, mereka pun menyelesaikan adonan mereka, lalu mulai memanggang Adonan tersebut.
"skrg, kamu dulu yang sembunyi! Ibu hitung sampai 10 ya..."

Anastasya mengangguk dan berlari bersembunyi di Kamar Mandi.
"Satu...Dua...tiga..." Ibunya mulai menghitung.

Anastasya sudah bersembunyi di kamar Mandi.
"delapan... Sembilan... Sepuluh!" Ibunya sudah selesai berhitung dan siap mencari Anastasya!

BUK!

Suara pintu depan terbuka dengan begitu keras!
Membuat Ibu Anastasya terkejut, begitupun Rendi yang menyaksikan.

Ternyata, ada seorang Pria dewasa yang masuk ke dalam Rumah. Ia berlumuran darah, kemeja yang ia pakai rusak compang-camping!
"Astaga! Mas!" Seru Ibu Anastasya

Ia pun menghampiri pria tersebut yang sepertinya adalah suaminya.
Pria tersebut terjatuh tak sadarkan diri di tengah ruang tamu!

Lantas, ibu Anastasya menghampiri suaminya tersebut.
Ia melihat darah menetes dari badan suaminya tersebut, ia takut dan kebingungan dengan apa yang terjadi!
Namun, tiba-tiba datanglah seorang Pria yang membawa sebuah senjata tajam seperti golok!
Ia masuk kedalam rumah!

Lalu mengunci pintu depan!

"Si Anton sudah mati?!" Tanya pria tersebut.
Pria yang membawa golok itu melihat tubuh Ayah Anastasya yang bernama Anton itu sudah terkapar tak sadarkan diri dalam pangkuan istrinya!
"Bimo! Apa yang kamu lakukan terhadap kakakmu!?" Teriak Ibu Anastasya

"Jangan salahkan aku! Salahkan Suamimu yang mengambil semua warisan ayah!" Jawab Bimo.
"Ayahmu memberikan semua warisan pada Anton karena ia tak percaya kepada pemabuk dan penjudi seperi kamu!!" Lanjut Ibu Anastasya

"Alah Mba Irma ini tau apa?!" Bentak Bimo.
"Pergi dari sini, Bimo! Sebelum aku berteriak meminta tolong!" Ancam Irma

Bimo hanya tersenyum dan menghampiri Irma.
"Silahkan saja berteriak..." Ujar Bimo

Namun, tiba-tiba golok menghujam leher Irma!

Pemandangan itu membuat Rendi ingin muntah! Ia melihat Irma di penggal di depan matanya!
Rendi berusaha mencegah si Bimo itu, namun ketika ia hendak memukul Bimo, ia malah menembus tubuh Bimo!
Ia tak bisa melakukan apa-apa, ia hanya bisa berharap Anastasya tak keluar dari kamar mandi tempat ia bersembunyi
Irma dan Anton sudah tergeletak tak bernyawa di lantai Ruang tamu.

Melihat tubuh mereka sudah tak bernyawa, Bimo merasa masih ada yang kurang.
"Ah, keponakanku!" Sayangnya ia mengingatkan Anastasya yang tak ada bersama kedua orangtuanya

"Tasya! Kemari nak! Om mu bawa hadiah!" Teriak Bimo
Bimo pun berjalan ke arah dapur sembari meneriakan nama Anastasya.

Rendi yang melihat itu berharap Anastasya tak keluar dari Kamar mandi.
Namun sayangnya, ketika Bimo sudah berada di dapur, Anastasya malah keluar dari kamar mandi, mengira om nya membawa hadiah.
Tapi, bukan hadiah yang Tasya dapati, melainkan sebilah golok dan tatapan mengerikan dari Bimo.

"Disitu kamu rupanya! Ayo main petak umpet sama om!" Ucap Bimo sembari memamerkan golok yang penuh dengan darah.
"Argghh!!!" Teriak Anastasya setelah melihat Bimo.

Ia pun berlari menuju ruang tamu. Lalu ia berteriak kembali setelah melihat kedua orang tuanya terkapar di lantai.
"Pe-pergi d-dari sini, nak!" Ucap ayahnya yang ternyata masih Hidup!
Mendengar hal itu Anastasya mencoba kabur melewati pintu depan namun sayang nya terkunci!

Ia pun melihat jendela yang bisa ia buka.
Anastasya pun mencoba untuk kabur melalui jendela tersebut.

Jendela tersebut berhasil terbuka!
Anastasya mencoba melewati jendela itu. Ketika ia hampir berhasil melompati jendela tersebut, tiba-tiba...

Jleb...

Sebuah golok tertancap di dadanya! Bimo melemparkan Golok Dari jauh tepat mengenai punggung Anastasya dan menembus Dadanya!
Anastasya lgsg tak berdaya, ia jatuh ke lantai!

Lalu, Bimo menghampiri tubuh Anastasya. Anak malang tersebut masih hidup.
Bimo pun menyeret Tubuh Tasya ke depan wajah Ayahnya.

"Lihatlah Ton! Anak mu akan mati di depan matamu!" Ucap Bimo
Dengan gerakan tiba-tiba, Bimo memggrok lhr Tasya.

Anak cantik itu meninggal dengan mengenaskan di tangan Pamannya sendiri!
"Tidur yang nyenyak Ya Anton!" Ucap Bimo.

Bimo pun menusuk jantung Anton, dan memastikan ia telah mati.
Setelah Memastikan semua yang di sana telah mati. Bimo membersihkan diri dan menyimpan golok di dapur.
Setelah selesai ia pun keluar dari rumah itu dan mengunci pintu dan gerbang.
Melihat hal ini, Rendi Terkejut dengan apa yang ia lihat. Namun, ia tak tahu harus melakukan apa?

Ia mencoba kembali ke alamnya namun tak bisa.
Tak lama, Anton kembali membawa sekarung semen dan Pasir.
Ia pun melihat mayat mereka bertiga, lalu memilih Anastasya.

Anton membawa tubuh Anastasya ke dapur.
Disitu, ia memulai membongkar lantai dapur. Menggali tanahnya.

Saat tanahnya di rasa cukup dalam. Ia memasukan Anastasya kedalam peti kayu, lalu memasukkannya kedalam lubang itu.
Setelah memasukan Anastasya, ia pun menutupi lubang tersebut.

Setelah selesai menutupi lubang nya dengan tanah, ia pun membuat adonan semen dan meratakan kuburan Anastasya dengan Semen.
Anastasya pun selesai di kuburkan. Namun semen yang tersisa rasanya tak cukup untuk menguburkan kedua orang tua Anastasya.
Bimo pun keluar lagi untuk membeli semen.

Namun, ada satu hal yang Bimo tidak tahu. Bolu yang sedang di panggang oleh Ibu Anastasya gosong.
Dan karena terlalu panas, Oven tersebut terbakar! Membakar apapun yang ada di sekitarnya.

Tak lama, Bimo kembali dan melihat kepulan asap berasal dari dapur. Ia pun berlari masuk ke dalam rumah.
Ia memadamkan api sebelum menjadi besar dan memancing perhatian warga sekitar.
Api berhasil ia padamkan, namun kepulan asap masih membumbung tinggi.

Asap itu berhasil memancing perhatian warga. Beberapa warga berbondong-bondong datang ke rumah Tersebut.
Bimo, lupa ia menutup kembali pintunya. Pintu depan terbuka lebar, Mayat kedua pasangan suami istri itu masih tergeletak di ruang tamu!
Ketika ia akan kembali ke ruang tamu untuk memindahkan mayat tersebut.
Ia terlambat, ia melihat sudah ada beberapa warga yang ada di halaman rumah!
Mereka semua terkejut melihat mayat tergeletak di lantai!
"Pembunuh!" Seorang pemuda berteriak ke arah Bimo.

"Tangkap dia!" Ucap yang lainnya.
Warga yang ada berlari dan menangkap Bimo.

Salah seorang warga pergi untuk memanggil RT.
RT pun datang ke TKP bersama dengan seorang polisi.
Setelah di tangkap, Bimo masih belum mengaku kalau dia pembunuh nya, ia hanya datang untuk memadamkan apinya lalu melihat mereka sudah terkapar tak bernyawa di lantai.
Warga tak langsung mempercayai Bimo.

Seorang warga pun menemuka Golok yang penuh darah di dapur.
Dengan bukti tersebut Bimo masih mengelak. Beberapa warga terlihat kesal.
Tiba-tiba, seorang warga memecah kerumunan dan melepaskan pukul ke arah Bimo!

Diikuti oleh warga-warga lain!

Rendi sedikit lega melihat Bimo tertangkap dan di pukuli oleh Warga, ia berharap ia bisa ikut menghakimi Bimo.
Namun, pandangannya kembali buram, dan berangsur gelap.

Kini ia berpindah dimensi lagi. Masih di tempat yang sama, namun kini suasana berubah menjadi gelap.
Rendi familiar dengan tempat ini! Ini adalah rumahnya sebelum di renovasi.
Namun, tiba-tiba muncul seorang anak kecil dari dapur.

Rendi mengenalnya!
Ia adalah Anastasya!

"Tasya! Kemari nak!" Sahut Rendi.

Kini, Anak tersebut bisa mendengar Rendi.
"Maafin om ga bisa bantu kamu.. kamu udh beristirahat dengan tenang?" Tanya Rendi kepada Anastasya.

Tasya hanya menggeleng.
"Kenapa?" Tanya Rendi.

"Aku minta maaf om, udh ngeganggu om. Tapi aku mau minta tolong! Temukan jasadku. Aku sengaja membawa om ke hari dimana aku di bunuh, agar om bisa menemukan jasadku!" Jawab Anastasya
"Baik! Jika om sudah sadar om akan gali kuburan kamu!" Jawab Rendi.

Anastasya pun tersenyum

Rendi pun bertanya kepada Anastasya , bagaimana keadaan Bimo setelah di pukuli oleh warga.
Tasya pun menjelaskan jika Bimo tewas di hakimi oleh Warga. Ibu dan Ayah Tasya di makamkan di pemakaman Desa. Namun Anastasya tidak di temukan. Bimo terlalu rapih menutupi makan Anastasya
Bahkan, jika Bolu yang Anastasya buat tak terbakar, mungkin Bimo bisa berhasil menyembunyikan jasad ibu dan Ayahnya Anastasya.
"Ayo om!" Sahut Tasya kepada Rendi sembari mengulurkan tangannya untuk di genggam Rendi.
Setelah menggenggam tangan Tasya, Pandangan Rendi kembali Kabur dan Saat ia membuka mata, ia melihat Ilham, Bella, dan beberapa orang yang tidak di kenal ada di sekitarnya!
Melihat Rendi telah sadarkan diri Bella menangis Bahagia!

Namun, Rendi malah langsung berdiri dan Berlari menuju dapur.
"Ilham! Bawa palu atau linggis!" Teriak Rendi dari dapur

"Buat apa bang?" Tanya Ilham

"Cepet bawa aja!"
Ilham dan yang lain pun kebingungan. Ilham membawakan Palu dan linggis kepada Rendi.

Mulailah Rendi menghancurkan lantai yang ada di dapur.

Sempat di cegah oleh Ilham namun Rendy tetap bersikukuh untuk membongkar lantai dapur.
Akhirnya Rendy pun menemukan sebuah kotak kayu di bawah lantai tersebut!

Ia pun membawa kotak kayu itu ke ruang tengah.
Ia pun meletakan kotak kayu itu di bawah Meja, dan segera membukanya.
Ketika di buka, semua yang ada di sana terkejut ketika mendapati tulang belulang manusia di dalam kotak kayu tersebut!
Rendi pun meminta salah seorang warga yang ada di sana untuk memanggil RT atau warga yang sudah lebih dari 50 tahun tinggal si desa ini.
Pak RT dan seorang lansia datang ke Rumah Rendi. Namun, lansia itu nampak ketakutan ketika harus masuk kerumah itu, nampaknya ia tahu apa yang terjadi di rumah itu.
Rendi pun menjelaskan kenapa ia bisa menemukan kerangka ini di dalam rumahnya.

Beberapa orang tak percaya, namun orang tua yang di bawa pak RT membenarkan cerita Rendi.
Ia mengetahui pembunuhan yang terjadi di rumah ini, pelakunya adalah adik dari si suami. Namun, para warga hanya memakamkan Suami dan Istrinya. Mereka tak mengetahui bahwa pasangan itu mempunyai anak.
Mereka juga tak tahu keluarga Anastasya. Keluarga Anastasya terlalu tertutup dan saat itu juga mereka adalah warga pendatang dari Kota.
Akhirnya mau tak mau mereka di kuburkan di desa. Dan Anastasya pun di kuburkan di dekat makam orang tuanya.
Waktu pun berjalan dengan cepat. Rendi dan Bella telah menikah. Mereka menempati rumah tersebut karena tak ada gangguan gaib lagi setelah jasad Anastasya ditemukan.
Suatu hari, saat Rendi sedang tertidur. Ia bermimpi melihat Anastasya bersama kedua orang tuanya berjalan ke arah cahaya sembari melambaikan tangan mereka!

Mereka berterimakasih kepada Rendi karena telah mempersatukan mereka kembali.
Besok paginya, Rendi terbangun karena istrinya mual-mual.

Rendi pun membawa istrinya ke Dokter. Dan untungnya, Bella tidak sakit. melainkan ia hamil!
Rendi pun berjanji, jika anaknya perempuan ia akan menamainya Anastasya!
Sekian Cerita Anak perempuan Di Jendela.

Terimakasih telah membaca Threadku. Mohon maaf bila ada kekurangan.

Saya Mito, pamit!

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with Mitologue | Horror, Mitologi, Misteri

Mitologue | Horror, Mitologi, Misteri Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @mitologue

Oct 20, 2023
Pernah dengar Ritual Jual Anak ? …

Jenis Pesugihan dari ‘laut’ yang masih menggeliat di sekitar kita.
Menumbalkan anak yg berujung pada petaka satu keluarga dan darah turunan.

“A THREAD”

#CeritaHorror
Image
Image
Sebelum kita mulai cerita, sehabis membaca capture di atas, barangkali kalian punya saran untuk narasumber atau pernah mengalami kejadian serupa, boleh reply di bawah ya,

Nanti malam kita mulai ceritanya
Maaf telah menunggu lama, kisah-kisah janggal yg terjadi pada narsum masih terjadi sampai saat ini, ngeri bgt emg ni pesugihan.

Untuk itu, thread ini ‘terinspirasi’ dari beberapa kisah pelaku pesugihan Getih Anak/yg lebih dikenal dgn nama lain ‘Jual anak’

MARI KITA MULAI. Image
Read 156 tweets
May 14, 2023
Kerasukan saat sedang mengaji, dan sosok hantu Ninik Tini berdiri di depan imam saat sedang shalat ghaib mencari jasadnya yang hilang.

"40 Hari Setelah Kematian : Bab 3-4"

A Thread
@IDN_Horor @bacahorror @JeroPoint @bagihorror #bacahorror Image
Untuk yang baru datang, sila baca bagian sebelumnya (Bab 1-2) di sini :
BAB 3 : KEDATANGAN

Ninik Tini duduk bersila menatap janah yang napasnya mulai tersengal karena ketakutan.
Read 45 tweets
May 12, 2023
Aku magang sebagai perawat di RSJ, ketemu orang gangguan jiwa udah biasa ya, tapi di RS ini ada 'sosok suster' tanpa kepala yang kerap meneror sampai para pasien mengamuk, ada yang kerasukan, bahkan satu waktu pernah sampai angka kematian meningkat dalam satu malam.

A Thread Image
thread kali ini ditulis langsung oleh narasumber,
kita mulai agak malaman ya, silahkan tandai, RT, like atau markah dulu judul thread di atas agar nggak kelewatan,

silahkan tinggalkan jejak,
****
Panggil aja aku Sarah,
aku di sini gak akan menyebutkan tempat apalagi nama dari RSJnya, karena sampai saat ini masih beroperasi
Read 19 tweets
May 9, 2023
Di kampungku setiap ada orang yang meninggal sebelum 40 hari, dia pasti datang menjemput orang lain untuk ikut mati.

Itu selalu terjadi, kali ini, tanda-tandanya ada pada ibuku, tolong...

"40 Hari"
-A Thread- Image
Selama perjalanan libur lebaran, aku mendapat cerita dari narsum tentang betapa mengerikannya kampung tempat dia tinggal,
Namanya, kampung layat, sebab kampung ini amat sering mengalami kematian setelah kematian, dan kematian kedua biasanya dari para pelayat.
Konon, dia diajak oleh almarhum untuk ikut dengannya, hal ini sudah terjadi sejak turun temurun, kepercayaan yang menjelma nyata menjadi momok yang menakutkan bagi setiap warga desa.

Bagaimana bisa?
Read 85 tweets
Feb 5, 2023
SANTET TALI GHAIB - USAI
(Bagian Terakhir)

Maya sedang berada Di Ambang Kematian. Mampukah Maya bertahan untuk memperjuangkan Hidupnya??

@JeroPoint @IDN_Horor @bacahorror_id @diosetta @qwertyping Image
Halo, Sekarang kita berada di babak terakhit Santet tali Ghaib. Untuk kalian yang sudah mengikuti dari awal perjalanan Maya, ini adalah kisah yang disampaikan oleh Azis dan seluruh Cerita ini ia dengar dari mulut Ibu maya sendiri.

Bagaimana Kabar maya?
Sebelum Lanjut, Mohon Bantuan Re-tweet, Like dan Follow akun @mitologue

Terimakasih.
Read 146 tweets
Jan 21, 2023
Kemarin, kantor baru kami semakin menjadi-jadi.
Di pohon besar depan kantor, ada satu perempuan dan anak kecil yang bergelantungan, makhluk berbulu setinggi plafon. Mereka meneror kami sejak awal kepindahan kami ke tempat ini.

A Thread Image
tandai dulu ya, nanti maleman kita mulai.
Sambil nunggu, kamu punya pengalaman horror di kantor kah?
Maaf membuat kalian menunggu lama.

kemarin kemarin, Gue dan Orang yang bersangkutan tentang ini memutuskan untuk bertemu secara tatap muka.
Read 116 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Don't want to be a Premium member but still want to support us?

Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal

Or Donate anonymously using crypto!

Ethereum

0xfe58350B80634f60Fa6Dc149a72b4DFbc17D341E copy

Bitcoin

3ATGMxNzCUFzxpMCHL5sWSt4DVtS8UqXpi copy

Thank you for your support!

Follow Us!

:(