netrakala Profile picture
Apr 14 117 tweets 15 min read Twitter logo Read on Twitter
-A Thread-
Tanda Teluh
@IDN_Horor @bacahorror_id @threadhororr
@menghorror @P_C_HORROR
#bacahorror #penumbalan

Selingan sambil nunggu Tumbal Tali Perawan ya.
Danke... Image
Kisah ini semata-mata hanya untuk hiburan semata. Jika ada nama, lokasi, dan setting cerita yang sama, itu hanya sebuah kebetulan.
Sebelum masuk ke cerita, bagi yang mau membaca Tumbal Tali Perawan di Karyakarsa sudah sampai part 7 ya.

karyakarsa.com/netrakala/tumb…
Tanda Tumbal

Siang itu bagai seorang raja dan ratu, kedua mempelai yang baru saja melakukan ijab qobul, menjadi pusat perhatian dari berbagai tamu yang hadir. Deny Wicaksono tersenyum sumringah, atas keberhasilannya mempersunting Kumala Dewi.
Sosok wanita dingin dengan segala macam kejutekannya. Bukan hal mudah bagi Deny untuk bisa mendapatkan wanita itu. Kumala memiliki sifat egois dan dingin, belum lagi sikap kemandiriannya, tak jarang membuat banyak laki-laki yang enggan untuk mendekatinya.
Namun berbeda dengan Deny, semenjak dia pertama kali bertemu dengan Kumala di perpustakaan kampus. Seolah ada setruman kecil dihatinya untuk mencoba mendekati wanita itu.
Singkatnya, setelah melakukan pendekatan yang cukup melelahkan. Deny bisa menjadikan Kumala sebagai pujaan hatinya.
“Kenapa Mas kok senyum senyum terus?” tanya Kumala, yang sedari tadi memperhatikan suaminya,
“Ya, masa ga boleh Dek, ini hari spesial untuk ku, 3 tahun lebih aku berjuang mendapatkan hatimu yang dingin itu. Wajar to kalau aku bahagia” jawab Deny sambil menoel idung mancung istrinya.
Mendapat perlakuan seperti itu, Kumala hanya tersipu malu. Jelas sekali Deny semakin merasa gemas dengan Kumala. “Dimana sikap dingin yang selama ini kamu tampilkan” batin Deny, sambil terkekeh.
“Pengantin baru... bawaannya nempel terus ya” Sindir salah salah saudara Deny yang tengah lewat didepan mereka. Sontak Deny dan Kumala tersenyum dan menghentikan percakapan mereka.
*****
Seminggu telah berlalu, kini saatnya Deny dan Kumala pindah kerumah kontrakan yang memang, sebelum menikah sudah mereka siapkan. Beruntungnya mereka, karena mendapatkan rumah ditengah perumahan yang tidak jauh dari kedua orang tua.
Tidak banyak memang barang yang mereka bawa, hanya beberapa tas dan juga kardus. Sedangkan perabot memang sengaja mereka membeli baru. Seharian mereka menata rumah, bolak balik Deny berusaha mengatur meja dan kursi serta perabotan yang lain.
Sedang Kumala sedari tadi sibuk menata ruang tidur mereka. “Akhirnya selesai Dek... Tinggal di sapu dan dipel sekali lagi” ucap Deny sambil menyeka peluh yang ada didahinya.

“Cape ya? Mau dibuatin kopi?” tawar Kumala yang langsung disetujui oleh Deny.
Tidak terasa malam telah datang, sedari tadi mereka berdua sudah masuk kedalam kamar. Tidak ada percakapan yang berlangsung lama. Setelah selesai bersih-bersih Kumala langsung membaringkan badan dan dalam hitungan menit sudah terbang kealam mimpi.
Berbeda dengan Deny, entah karena efek kopi atau memang matanya yang tidak mau terpejam. Malam itu dia tidak bisa tidur, “Mungkin efek rumah baru, jadi belum terbiasa” batin Deny.
Tek... tek... terdengar sesuatu yang mirip sekali seperti ketukan di kaca jendela kamar mereka. Awalnya Deny tidak menanggapi, karena memang dia berfikir suara itu bersal dari hewan.
Tek... tek.. tek... tek... bunyi itu semakin kuat dan cepat. Merasa jengkel, sontak Deny mengolehkan kepalanya, berniat melihat sumber kegaduhan.
“Apa sih, dari tadi brisik banget” batin Deny, melangkah ke sumber suara. Namun belum juga dia menyibakan gorden, tiba-tiba saja ada sekelebat bayangan yang melintas.
Otak Deny berfikir cepat, dia khawatir kalau itu adalah seseorang yang sengaja ingin berbuat buruk dirumahnya. “maling?” batin Deny, yang mempercepat langkahnya menuju kearah jendela.
Namun saat Deny menyibakan gorden, betapa terkejudnya dia... Beberapa meter didepannya, ada satu benda yang mengganggu penglihatannya... sesuatu yang tengah berdiri memunggungi menghadap kearah jalanan.
Balutan kain lusuh itu jelas sekali dia kenal, sudah beberapa kali Deny menghantarkan jenazah ke liang peristirahatan terakhir.
Sontak bulu kuduk Deny meremang hebat. Ditambah bohlam lampu yang tiba-tiba saja berkedi-kedip, seolah sedang ada yang memainkan saklar lampu kamar. Gemeteran Deny mencoba menutup kembali gorden kamarnya, berharap sosok itu tidak mengetahui kalau dirinya sedang ditatap oleh Deny
Namun sialnya, belum juga Deny bergerak, sosok itu tiba-tiba saja berbalik dan melayang cepat mengarah ke tempat dimana Deny berdiri.
Kaget dengan apa yang dia lihat, Deny langsung berlari dan melompat kearah kasur.

“Mas kamu kenapa sih?” ucap Kumala dengan nada tinggi.

“G—ggapapa dek, maaf tadi mimpi, gih tidur lagi” gagap Deny.
Kumala yang masih kaget hanya sepintas melihat suaminya dan berbalik memunggunginya.

Perasaan ngeri masih menggelayuti Deny, ingin sekali memastikan kalau sosok pocong yang dilihatnya sudah pergi. Berharap dia hanya mengimajinasikan itu semua.
Dengan perasan takut, pelan-pelan Deny membuka matanya dan menoleh kearah jendela. Dan sialnya, sosok itu masih berdiri disana.
Dibalik jendela... entah apa yang terjadi tiba-tiba saja gorden tersibak... Kini Deny bisa melihat dengan jelas, sosok pocong yang selama ini hanya dia dengar dari cerita.
Bagai terhipnotis, Deny tidak bisa bergerak dan terus melihat sosok tersebut. Pocong itu tidak memiliki bola mata. Jelas sekali rongga matanya kosong dan terlihat gelap.
Kulitnya menggelambir bagai terkena minyak panas. Dibeberapa tempat juga terdapat kulit yang mengelupas dan berlubang.
Tersadar Deny langsung berbalik dan memeluk Kumala erat sekali, dia benar-benar tidak menyangka, perkenalan mereka membuat nyali Deny menciut.

“Mas... sesek... kenapa sih” keluh Kumala saat merasakan badannya seperti sedang dibekap dari belakang.
“Uda tidur aja” jawab Deny yang masih memejamkan matanya. “Ckk...Sebentar... mau ke toilet dulu” ucap Kumala mencoba menyingkirkan lengan suaminya. Awalnya Deny tidak mau beranjak, karena jengkel Kumala mencubit lengan suaminya, barulah Deny melepaskan pelukannya.
Saat Kumala beranjak, Deny masih saja terus memejamkan matanya. Melihat itu Kumala merasa heran. Apa yang sedang dilakukan oleh suaminya, karena jelas sekali dia belum tertidur. “Yakin kamu gapapa mas?” ucap Kumala khawatir.
“Gapapa kok dek, uda buruan” jawab Deny yang masih saja memejamkan matanya. Tidak ada sahutan dari Kumala. Deny hanya mendengar langkah kaki yang menjauh dan suara pintu yang terbuka.
Sejenak ada rasa khawatir jika sosok pocong yang dia lihat tadi tiba-tiba saja terbang masuk kedalam kamar.
KReeekkk... terdengar suara pintu yang terbuka, diiktui suara langkah kaki pelan dan derit kasur. Hati Deny seketika merasa lega, mengetahui istrinya sudah kembali kedalam kamar. Buru-buru Deny langsung memeluk erat Kumala, berharap ketakutannya akan segera hilang.
Deny merasa ada yang aneh, tangan Kumala terasa begitu dingin.

“mungkin karena habis kena air jadi dingin” batin Deny yang masih saja memejamkan matanya.

“Mas kenapa sih merem terus gitu... aneh deh kamu” ucap Kumala. “Gapapa kok Dek, yuk tidur lagi” kata Deny.
“Buka dulu matanya, ceritain kenapa” desak Kumala, merasa kalau istrinya terus mendesak, akhirnya Deny membuka matanya. “BAjingaan” umpat Deny keras... Yang langsung bergerak mundur menjauhi sosok yang ada didepannya, bahkan tanpa sadar Deny sampai terjatuh dari tempat tidurnya.
Kumala yang sedari tadi dia peluk sudah berubah menjadi sosok pocong yang ia lihat di luar jendela. Kini mukanya benar-benar terlihat begitu jelas, bahkan senyum menyeringainya nampak mengerikan...
“Ngapain mas, kok malah teriak-teriak...” ucap pocong itu dengan suara Kumala. Ketakutan Deny semakin menjadi-jadi. Dia terus saja mundur sampai terasa punggungnya menyentuh dinding kamar. Sosok pocong yang ada didepannya benar-benar mengerikan.
“Mas kamu kenapa? Mas... Astagfirulloh...” ucap Kumala saat mendapati Deny sedang meringkuk dipojokan kamar. Perlu beberapa saat bagi Kumala untuk meyakinkan Deny kalau dia benar-benar Kumala.
“Sudah diminum dulu” kata Kumala sambil menyerahkan segelas air kepada Deny. “Ini beneran kamu kan dek?” ucap Deny sambil menyentuh tangan Kumala, memastikan kalau benar itu adalah istrinya.
“Ya emang siapa lagi?” ujar Kumala yang langsung mencubit tangan Deny. Bukannya kesakitan justru malah Deny mengerang lega.
“Astaga mas, kamu ini kenapa? jangan bikin orang khawatir” kata Kumala yang bingung dengan kelakuan suaminya. “Sudah sekarang kita tidur, besok pagi mas ceritain. Lampunya dihidupin aja ya” ujar Deny. Tidak mau ribut malam-malam akhirnya Kumala mengiyakan keinginan suaminya.
****
Paginya Deny terbangun dengan badan yang begitu pegal, otot-otonya terasa begitu kaku. semalaman Deny tidak bisa tertidur. Entah itu halusinasinya atau bukan, tapi suara ketukan yang berasal dari jendela terus saja terngiang di telinganya.
“Sudah bangun Mas?” tanya Kumala yang kini tengah duduk dimeja rias miliknya. “Jam berapa ini Dek?” jawab Deny menggeliat. “Sudah jam 8, baru aja selesai masak. Kamu mandi terus kita sarapan bareng” ujar Kumala. Beranjak Deny segera menuju kamar mandi.
“Jadi semalam kamu kenapa?” tanya Kumala saat mereka sudah duduk dikursi ruang keluarga. Deny sempat berfikir, kalau dia menceritakan kejadian yang dia alami bisa saja Kumala menjadi takut.
Tapi kalau tidak dia ceritakan istrinya juga akan terus mencecarnya. Deny paham sekali dengan sifat istrinya itu.
Deny menghela nafas dalam-dalam. “Semalam setelah kamu tertidur, entah kenapa mataku tidak bisa terpejam...” dengan berbagai pertimbangan akhirnya Deny bercerita mengenai kejadian yang dia alami.
Awalnya dia berfikir kalau Kumala akan takut, tetapi justru sebaliknya... “Ah masa sih Mas, mungkin kamu kecapean terus mimpi buruk. Dari sebelum pernikahan kita, sampai sekarang kamu selalu kurang tidur, kan?” ujar Kumala, nampak sekali dari tatapan matanya menyiratkan kecemasan
Memang benar, semenjak persiapan pernikahan hingga hari kemarin Deny tidak pernah bisa tidur dengan nyenyak.
Karena permintaan istrinya, Deny seharian diminta untuk beristirahat. Sempat ia mencoba untuk membuka laptop untuk mengerjakan pekerjaan yang sempat tertunda. Naas bukannya malah selesai, Kumala justru memberikan omelan yang membuat telinga Deny begitu terasa gatal.
Malam kembali menjelang. Sedari siang Deny selalu merasa dirinya sedang diawasi sesuatu, bahkan saat ke kamar mandi pun dia sengaja untuk membuka pintu lebar-lebar, sampai-sampai membuat Kumala jengkel.
“Kamu ini uda jadi suami kok malah kelakuannya mirip anak kecil sih mas” omel Kumala saat mereka sudah berbaring diatas kasur. “Gak tau dek, sedari tadi rasanya seperti ada yang ngawasi” ucap Deny. Kumala yang mendengar ucapan suaminya hanya menggeleng.
Jelas sekali Deny tidak pernah bersikap seperti ini sebelumnya. “Badan aja yang gede, mentalnya lemah” cemooh Kumala sambil memunggungi Deny. Sebal dengan ucapan istrinya segera Deny dengan sigap memeluk Kumala.
*****
Suara serangga mulai memecah keheningan. Kembali malam ini Deny tidak bisa memejamkan matanya. Ada perasaan yang membuatnya begitu gelisah, terlebih dia merasakan suhu yang ada didalam kamarnya begitu panas.
Deny memandangi Kumala, sesekali dia tersenyum lembut. Akan tetapi dia juga heran, bagaimana bisa istrinya bisa tertidur pulas dengan silimut menutupi separo badannya. Padahal udara kamarnya terasa begitu panas.
Sesaat Deny berniat membuka jendela, namun dia urungkan. Ada perasaan ngeri jika tiba-tiba saja kepala pocong itu muncul dan memberikan seringai seperti kemarin malam. Bergidik, Deny kembali membaringkan tubuhnya.
Baru saja Deny bisa memejamkan mata, terdengar bunyi kegaduhan dari luar kamarnya. PRaaankkk... tersentak mendengar suara piring atau gelas yang dibanting, Deny segera bangkit.
Menengok kearah istrinya, Kumala masih tidur dengan pulas. Takut jika itu maling, buru-buru Deny keluar kamar untuk mengecek keadaan.
Semua nampak tenang, bahkan tidak ada barang yang terlihat pecah atau berserakan. “Aneh, tadi jelas sekali ada sesuatu yang pecah” batin Deny.
Merasa kondisi aman Deny berniat untuk kembali menuju kamar tidurnya. Namun belum juga dia melangkah, tiba-tiba saja ada hembusan angin yang cukup kuat.
Sreeekkkk... terdengar lagi suara seperti orang sedang menyeret sesuatu. Sontak Deny langsung berputar mencari sumber suara. Tetapi tidak ada apapun disana. Ketakutan, Deny segera melangkah kembali ke kamarnya.
Saat sudah mencapai daun pintu. Begitu tercengangnya dia... Deny melihat ada seseorang yang sedang memeluk Kumala dari belakang. Bukan hanya itu saja,
justru yang membuat Deny shock adalah orang yang dia lihat adalah dirinya sendiri. Dengan perawakan yang sama persis, bahkan bajunya pun sama dengan apa yang dipakai Deny saat ini.
Deny gemetar ketakutan, dia sudah tidak bisa berfikir sama sekali. Beberapa kali dia mengerjapkan mata bahkan sampai mengucek matanya. Tapi sosok itu juga masih ada disamping istrinya.
“DEKKKKK!!!” teriak Deny, mencoba untuk membangunkan Kumala. Namun bukan malah istrinya yang bangun, tapi justru sosok yang mirip dengan deny menengokan kepalanya dan tersenyum mengerikan.
Dan dalam sekejap mata, sosok itu sudah berubah menjadi pocong yang dia lihat semalam. ”Astagfirulloh...” ucap Deny begitu keras.
“Mas... mas... bangun...” ucap Kumala panik, Deny yang merasa tubuhnya digoyang-goyangkan seketika langsung bangkit dan melihat kesegala sisi.

“ Mas... kamu kenapa?” tanya Kumala makin panik.
“Pocong dek... pocong tadi meluk kamu dari belakang” ucap Deny dengan begitu cepat. Badannya begitu gemetar, keringatnya juga sudah membasahi baju yang Deny kenakan.
“Kamu yang tenang Mas, ini minum dulu...” kata Kumala sambil memberikan segelas air kepada Deny. Dirasa sudah tenang, akhirnya Kumala kembali bertanya apa yang sebenarnya terjadi. Karena sedari tadi ternyata Deny teriak-teriak dalam tidurnya.
Deny langsung saja menceritakan apa yang dimimpikannya. Awalnya memang Kumala berfikir kalau suaminya memimpikan pocong, karena seharian ini dia terus memikirkan kejadian yang ia alami malam sebelumnya.
Tapi karena Deny terlihat bergitu tertekan, akhirnya Kumala menyarankan untuk memanggil Pak Ustad kenalannya esok pagi. Untuk memastikan apakah memang benar kejadian yang dialami suaminya itu merupakan gangguan mahkluk gaib.
“Aku ada kenalan ustad yang tau hal seperti ini. Besok coba Kumala hubungi siapa tau dia bisa membantu mu” kata Kumala. Mendengar hal itu, Deny lebih sedikit tenang. Bahkan malam itu meminta Kumala untuk menyetel ayat-ayat suci agar tidurnya tidak diganggu oleh setan.
*****
Paginya, badan Deny terasa begitu panas. Bahkan Kumala juga sempat ingin membawa suaminya berobat. Tapi ditolak oleh Deny, dan meminta agar Kumala memanggilkan kenalan ustadnya saja.
“Kita kerumah sakit ya, badan kamu panas banget lo” ucap Kumala sambil menganti kompres yang dia letakan di jidad suaminya. “Engga dek, tolong panggilin aja ustad kenalan kamu itu” kata Deny parau.
Karena terus saja Deny meminta akhirnya Kumala mencoba menghubungi kenalannya, terlebih saat Deny tertidur dia selalu mengingau dan teriak-teriak tidak jelas.
Beberapa jam kemudian, terdengar sebuah ketukan pintu. Sontak Kumala langsung bangkit. Benar saja, saat dilihat dari jendela itu adalah ustad Hamid dan seorang laki-laki yang entah siapa, Kumala tidak mengenalnya.
“Assalamualaikum” salam Ustad Hamid sambil tersenyum. “Waalaikumsalam, silahkan Pak” kata Kumala mempersilahkan kedua tamunya untuk masuk kedalam rumah.
“Maaf Pak, sudah merepotkan, tapi ada sesuatu yang mau saya tanyakan...” ucap Kumala saat sudah menyediakan suguhan untuk kedua orang tersebut. Selanjutnya Kumala segera menceritakan apa yang diamali oleh suaminya.
“Boleh saya lihat suaminya Mbak?” tanya Ustad Hamid sopan. “Mari Pak, badannya sedari tadi panas. Mau saya bawa kerumah sakit tapi Mas Deny tidak mau.
Terlebih saat tertidur sepertinya dia sedang memimpikan sesuatu yang buruk” jelas Kumala sambil mengantarkan Ustad Hamid kedalam kamar. Sedang laki-laki satunya yang bernama Arsa tetap duduk di kursi ruang tamu.
“Astagfiirulloh” ucap ustad Hamid saat sudah sampai di pintu kamar Deny dan Kumala. Buru-buru Pak Hamid berjalan menuju kearah Deny. “Bisa minta tolong segelas air putih Mbak?” pinta ustad Hamid.
Entah apa yang dilakukan oleh ustad Hamid, saat itu Kumala benar-benar khawatir. Karena selepas didoakan tiba-tiba saja tubuh Deny menggelepar.
Dan parahnya lagi, saat Deny sudah terbangun dan meminum air putih yang tadi Kumala bawa. Langsung saja dia memuntahkan sesuatu seperti gumpalan darah berwarga gelap.
“Astaugfirulloh... kamu kenapa Mas?” ucap Kumala panik sambil mendekat kearah Deny. Sedang Deny hanya mengerang-ngerang memegangi dadanya.

“Mbak Kumala, bisa tolong panggilankan Arsa” pinta Ustad Hamid yang langsung dilakukan oleh Kumala.
“Arsa kamu sekarang cari teluh yang ditanam di rumah ini, Mbak Kumala ikut Arsa ya” ucap Ustad Hamid, yang masih memegangi Deny. Tanpa menjawab buru-buru Arsa keluar kamar yang diikuti oleh Kumala.
Sesaat Kumala tertegun, dia melihat Arsa sedang berdiri diam mematung. Matanya terpejam seolah-olah sedang merasakan sesuatu. “Maaf Mbak, apakah ada cangkul atau sekop kecil?” tanya Arsa sopan.
Beruntungnya karena memang Kumala suka sekali dengan tanaman, langsung dia berlari kearah belakang dan mengambil skop kecil miliknya.
“Mari Mbak, nanti kalau memang benar ada Mbak Kumala bisa melihat sendiri” ajak Arsa yang langsung berjalan menuju luar rumah. Kini dia tengah memindahkan beberapa pot besar yang sengaja Kumala taruh saat sebelum mereka pindah kerumah ini.
Kini Arsa mulai jongkok dan menggali, jantung Kumala begitu berdebar. Kalau benar, siapa yang menyantet suaminya. Selama ini Deny dikenal sebagai orang yang santun dan tidak pernah mencari-cari masalah.
Beberapa saat kemudian Arsa terdiam dan sedang merapalkan sesuatu. Kemudian tangannya masuk kedalam tanah.
Betapa terkejudnya kumala, saat mendapati Arsa sedang mengangkat sesuatu yang mirip sekali dengan pocongan kecil. “Mari Mbak, kita masuk kedalam” ucap Arsa. Tidak tau harus mengatakan apa, Kumala bergegas mengikuti laki-laki tersebut.
“Sudah ketemu?” ucap Ustad Hamid saat melihat Arsa masuk dengan tangan yang belepotan tanah. “Sudah Pak, tapi Arsa belum membukanya” ucap Arsa lembut dan santun. Bahkan Kumala yang dihinggapi rasa khawatir masih takjub dengan laki-laki didepannya.
Terlihat Kini Deny sudah berbaring, matanya masih menutup tapi jelas sekali kondisinya begitu lemah. Entah apa yang terjadi, tapi kejadian ini sungguh baru pertama kali dilihat oleh Kumala, “siapa yang tega melakukan ini” batin Kumala.
“Sekarang biarkan suami Mbak Kumala istirahat, saya sudah mengeluarkan sosok yang mengganggunya.” ucap ustad Hamid yang diberikan anggukan setuju oleh Kumala.
“Jadi memang benar ada yang menyantet suami saya Pak?” tanya Kumala. Ustad Hamid tersenyum dan menganggukan kepalanya.

“Kita tidak pernah tau isi hati seseorang Mbak, yang terpenting sekarang Mas Deny sudah tidak terpengaruh dengan teluh yang dipasang oleh seseorang”
“Tapi siapa Pak? bahkan kami juga belum punya tetangga disini. Dan tidak ada orang lain yang tau kalau ini adalah rumah kami” tanya Kumala. Sedari tadi memang dia sudah menerka-nerka kalau orang yang memasang santet tersebut memang orang yang dekat dengan mereka.
“Bapakmu Dek,...” sontak mereka semua menoleh kearah sumber suara. Terlihat pucat tapi jauh lebih baik. Deny tengah berdiri bersandar diambang Pintu. Buru-buru Kumala berdiri dan membantu suaminya untuk duduk diruang tamu bersama mereka.
“Maksud Mas tadi apa? Kenapa dengan Bapak?” tanya Kumala kebingungan. “Tadi saat aku tertidur aku memimpikan sesuatu, pocong itu terus saja menggangguku. Dia menempel terus bahkan aku dipaksa meminum cairan dari mulutnya.
Namun entah kenapa ada seseorang yang menarikku. Aku tidak bisa melihat dengan jelas. Dan saat itu aku juga melihat Bapak sedang menguburkan sesuatu dibawah pot besar didepan rumah” ujar Deny parau.
Kumala kaget dengan apa yang diceritakan oleh suaminya. Benar memang mereka mengambil sesuatu didalam pot. Tapi saat itu tidak ada yang memberitahukan Deny dimana benda terkutuk itu ditanam.
“Aku gak percaya mas, Bapak ngelakuin ini sama kamu” ucap Kumala yang masih tidak percaya dengan apa yang Deny katakan.
“Sudah... Semua memang sudah menjadi kehendak Tuhan, Arsa coba sekarang kamu buka dan tandai benda itu dengan sesuatu yang membekas” ucap Ustad Hamid, menengai perbebatan Deny dan Kumala.
Mendengar permintaan ustad Hamid, segera Arsa mengambil pisau kecil dari kantongnya dan menandai benda yang mirip pocong itu dengan bentuk yang khas.
Setelah selesai ustad Hamid meminta Deny dan Kumala untuk mengingat-ingat bentuk yang ada di pocongan tersebut. Beliau mengatakan kalau suatu hari bertemu dengan seseorang yang memili tanda seperti yang dibuat oleh Arsa berarti dialah pelakunya.
*****
Hari berganti bergitu cepat, suasana rumah Deny dan Kumala sekarang terlihat lebih tenang. Bahkan Deny juga sudah beraktivitas seperti biasanya. “Mas aku kangen rumah, kita mampir kerumah orang tuaku ya” ucap Kumala manja
kepada Deny yang tengah mengerjakan sesuatu didepan laptonya. “Nanti sore ya Dek, Mas kelarin pekerjaan dulu” kata Deny yang masih sibuk dengan pekerjaannya.
Sore menjelang, akhirnya mereka sudah sampai dirumah Kumala. Suasana nampak sepi, bahkan ibunya yang biasa duduk diteras rumah tidak terlihat sama sekali. “Tumben, biasanya jam segini lagi pada duduk diteras” ucap Kumala.
“Assalamualaikum... Bu...” salam Kumala sambil mencoba membuka pintu rumah orang tuanya. “Waalaikumsalam, Loh kesini kok engga ngabarin, ayo masuk dulu” ucap Bu Harti meminta mereka untuk masuk.
“Bapak kemana Bu?” tanya Kumala. “Itu dikamar sejak beberapa hari yang lalu Bapak terlihat aneh. Katanya badannya panas semua” jawab Bu Harti. Deny yang mendengar itu langsung saja bergidik ngeri, semoga saja apa yang dia pikirkan tidak benar.
Mendengar ucapan Ibunya, sontak Kumala dan Deny segera beranjak untuk melihat kondisi Pak Saswito. Orang tua itu tengah berbaring dikamarnya. Hanya menggunakan celana pendek, memang jelas sekali kulitnya kelihatan memerah seolah baru saja terkena air panas.
“Pak... Bapak...” Kumala mencoba membangunkan Bapaknya. Saat Pak Saswito terbangun betapa terkejudnya mereka berdua. Tepat di jidad Pak Saswito muncul sebuah tanda yang mirip sekali dibuat oleh Arsa. Deny yang melihat itu langsung mundur dan keluar dari kamar Mertuanya.
-Tamat-
Bagi temen-temen yang mau baca Tumbal Tali Perawan duluan. Bisa langsung mampir ke karyakarsa ya. Disana sudah sampai Part 7.

karyakarsa.com/netrakala/tumb…
Atau bisa juga memberikan sesajen via saweria... biar makin semangat untuk terus update Terimakasih

saweria.co/netrakala
Lupa aku tandain @Long77785509
kok judulnya tanda tumbal... kurang focus yaa maapkeun

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with netrakala

netrakala Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @netrasandekala

Apr 15
-A Thread-
Tumbal Tali Pewaran Part 6 - Perangkap Kematian
Ijin Taq
@IDN_Horor @bacahorror_id @threadhororr
@menghorror @P_C_HORROR @karyakarsa_id

#bacahorror #penumbalan
Jangan lupa untuk RT, like dan coment ya.
Danke... Image
Bagi yang belum baca part sebelumnya bisa mampir ke index netrakala

Kita up pelan-pelan ya... Buat kalian yang mau nitip-nitip dulu silahkan... 😋
Read 144 tweets
Apr 12
-A Thread-
Tumbal Tali Pewaran Part 5 - Calon Tumbal
@IDN_Horor @bacahorror_id @threadhororr
@menghorror @P_C_HORROR
@Long77785509 @karyakarsa_id

#bacahorror #penumbalan
Jangan lupa untuk RT, like dan coment ya.
Danke... Image
Bagi yang belum baca part sebelumnya bisa mampir ke index netrakala

Kita up agak siang ya... Buat kalian yang mau nitip-nitip dulu silahkan... Pintu rumahnya saya buka... masuk aja 😁
Read 136 tweets
Apr 10
-A Thread-
Tumbal Tali Pewaran Part 4 - Pemakan Ari-Ari
@IDN_Horor @bacahorror_id @threadhororr
@menghorror @P_C_HORROR
@bacahorror_id @karyakarsa_id

#bacahorror #penumbalan
Jangan lupa untuk RT, like dan coment ya.
Danke... Image
Bagi yang belum baca part sebelumnya bisa mampir ke index netrakala

Kita up agak siangan ya. Yang mau ninggalin jejak bisa RT/like coment... Biar ga ketinggalan updatenya... 😅
Read 148 tweets
Apr 8
-A Thread-
Cerita Tentang Mereka
Part 16 - Penyelamat
@IDN_Horor @bacahorror_id @threadhororr
@menghorror

#bacahorror
Yap dan kita akhirnya sampai di Last Part...
Say see u with Bima guys... Image
Yak dan akhirnya sudah sampai Part Akhir, terima kasih untuk temen-temen yang sudah memberikan suport dan dukungan.

Dukungan kalian sangat berarti untuk saya...
Bagi yang belum membaca Kisah Tentang Mereka bisa langsung mampir di Index...

Read 125 tweets
Apr 8
-A Thread-
Tumbal Tali Pewaran
Part 3 - Pertemuan Singkat

@IDN_Horor @bacahorror_id @threadhororr
@menghorror @P_C_HORROR @bacahorror_id
@ceritaht @karyakarsa_id

#bacahorror #penumbalan

Jangan lupa untuk RT, like dan coment ya. Danke... Image
Yukk Update Tumbal Tali Perawan,
Bagi temen-temen yang belum baca part sebelumnya silahkan baca terlebih dahulu agar bisa memahi alur ceritanya.
Read 119 tweets
Apr 7
-A Thread-
Cerita Tentang Mereka
Part 15 - Keabadian
@IDN_Horor @bacahorror_id @threadhororr
@menghorror @P_C_HORROR @Penikmathorror @ceritaht @karyakarsa_id
#bacahorror

Jangan lupa untuk RT, like dan coment ya.
Danke... Image
kita update ya.....
Sebelumnya terimakasih untuk apresiasi dan atensi dari temen-temen semua. Bagi yang mau memberikan tips karya atau dukungan bisa mampir ke karyakarsa. Dukungan kalian sangat berarti untuk saya.
Terimakasih

karyakarsa.com/netrakala/tumb…
Bagi temen-temen yang belum baca thread part sebelumnya, bisa baca dulu agar bisa mengikuti alur dari cerita ini.
Read 118 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Don't want to be a Premium member but still want to support us?

Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal

Or Donate anonymously using crypto!

Ethereum

0xfe58350B80634f60Fa6Dc149a72b4DFbc17D341E copy

Bitcoin

3ATGMxNzCUFzxpMCHL5sWSt4DVtS8UqXpi copy

Thank you for your support!

Follow Us on Twitter!

:(