Btw udah ada hilal dari beliau, tapi saya sowan dulu untuk kurang-lebihnya, biar nggak miss komunikasi.
Kalau semisal nanti lanjut saya gembok ya, hla mbok pikir saya tenang2 aja? Saya juga ketar-ketir kalau sampai ketahuan bangsat!
Biar saya nggak dikira ngarang, ini sedikit penjelasan beliau ketika saya tanya perihal hamam dan kata "kafir"
Tapi jujur, beliau tidak akan langsung to the point, pasti ada sedikit telling dulu, nggak mungkin langsung inti. Nah, disini jawaban kata "kafir" baru beliau jawab-
-itupun ketika mau akhir2
Btw kenapa saya singkat, karena awal nya bercerita masalah nabi sulaiman dulu dan beberapa kitab2 yang sama sekali tidak saya ketahui.
Bagian kalian itu aja, soalnya ada beberapa cerita private yang sebaiknya saya keep sendiri 🙏
Astaghfirullah, saya malah meriang jadinya. Doa kalian biar hamam tahu sepertinya terjadi. Padahal saya tadi sehat2 aja kenapa bisa2nya sampai drop gini.
Saya lanjutkan nanti aja, saya belum mau ambil resiko ☺🙏
Sembari nunggu biar kalian nggak ngoyot, baca ini dulu aja sebagai gantinya, ora usah protes timbangane tak sepak ndiasmu! ☺🙏
Alhamdulillah, setelah setelah minum jamu buyung upik dan beras kencur bisa waras kembali. Jamu tradisional memang tidak pernah mengecewakan, meski tato jowo masih merah membara bhahaha 😭🙏
Btw, masih mau baca lanjutan? Cuma setelah ini nggak ada lucu2nya samsek ☺🙏
Disclaimer!
Sebelum saya lanjutkan, saya infokan bahwa diksi dan pemilihan kata, saya buat demikian kerena saya suka sastra, jadi kembali lagi saya ingatkan jika tidak suka dengan utas tidak usah membaca dan silahkan pergi!
Kalau masih ngeyel tak kepruk ndasmu! ☺🙏
**
Pukul 16.30 sudah terlihat bergulir dalam lingkar tangan kiriku. Entah, kadang aku bingung. Hanya sebuah letak kiri dan kanan selalu menjadi persoalan bagi mereka yang punya kepentingan.
Ku-elus motor warisan orang tua, sebuah motor antik dengan mesin kanannya. Ini akan menjadi sebuah akomoda dan kepercayaan guna menuju rumah, dimana akan ku temukan sebuah jawaban akan persoalan-persoalan yang berputar dalam pikiran dalam waktu belakangan.
Pukul 18.12 sampailah aku di kediaman seseorang yang aku kenal, sebuah rumah joglo modern berhiaskan beberapa lampu taman.
Didepannya juga ber-jejer pohon gayam dengan kain catur yang melilitnya. Ada pula beberapa pohon kantil dengan aroma harum khasnya.
Tidak bisa dipercaya, jika ini adalah rumah yang bisa disebut seorang ulama. Ya, seorang manusia yang pandai dan fasih dalam ilmu agama. Tapi, dengan gaya nyentriknya.
"Assalamualaikum"
Ucapan salam berbarengan dengan ketukan pintu olehku
Ceklek!
Pintu terbuka, dari pintu yang baru terbuka setengah itu, sudah terlihat seorang pria yang belum terlalu tua. Mungkin, umurnya belum sampai di angka 40-an.
"Owh antum, sudah saya tunggu daritadi, saya kira tidak jadi datang"
Ucap beliau yang cukup saya kenal, namanya mas ahmed. Tapi, kulihat beberapa detik, beliau melihat ke sekitar, dengan gerakan kepala dikuti juga dengan gerak mata yang menyisir arah kanan dan kiri.
Seolah beliau sedang memeriksa sesuatu, atau memastikan sesuatu. Tapi, entah. Hanya beliaulah yang tahu apa sebenarnya yang beliau lakukan.
Aku hanya terdiam dan mengamatinya. Tapi, lama2 aku merasa penasaran, kuberanikan bertanya, "kenapa bib?"
"Gpp, tapi tunggu disini sebentar. Jangan kemana-mana"
Ucap mas ahmed, lalu beliau masuk kedalam rumah. Selang beberapa saat...
Mas ahmed keluar lagi, tapi beliau tidak dengan tangan kosong. Di tangan kirinya, sudah ada mangkuk gerabah yang berisi air, dimangkuk itu juga ada se-ikat daun kelor.
Tiba-tiba...
Tanpa aba-aba...
Dipegangnya se-ikat daun kelor itu dengan tangan kanannya. Lalu, dicambukkannya ke seluruh bagian tubuhku. Samar, samar namun masih sedikit terdengar. Ada suara teriakan bersamaan dengan pecutan daun kelor dan gerakan bibir dari mas ahmed.
"Sudah selesai, tidak perlu bertanya. Ayo cepat masuk"
Pintanya padaku dan aku langsung menurutinya. Tapi...
Tiba-tiba sebelum aku masuk, mas ahmed berbisik ditelingaku
"Sholat maghrib dulu, jangan lupa berdzikir dan mengaji juga. Nanti, baru kita berbicara"
Singkat cerita, aku telah selesai menunaikan semuanya. Bahkan waktu sampai tak terasa, sholat isya' pun juga sudah kutunaikan. Bahkan kali ini pusara waktu seolah menghayutkan dalam ketenangan.
Aku pun berniat turun karena musholla ada diatas, tangga demi tangga aku tapaki. Tapi, kembali samar2 aku mendengar suara tapi ini suara mas ahmed dan dari suara itu seolah mas ahmed sedang berbincang. Tapi dengan siapa? Aku sedikit penasaran, sampai...
"Hey, kenapa hanya diam disana. Kemarilah, katanya antum mau bertanya sesuatu"
Ucap mas ahmed meminta segera kehadapannya, ya seperti biasa, pasti mas ahmed sedang bersantai di ruang tamu.
Aku beranjak menghampirinya, meski aku tahu, kakiku dan tubuhku seperti mersakan dingin yang entah disebabkan oleh apa. Seperti ada yang membuat tubuhku beku dan mati rasa, kucoba tetap melangkah...
Dengan sedikit terhuyun-huyun, sampailah aku di ruang tamu. Disana sudah ada mas ahmed yang sedang sibuk dengan laptopnya.
"Duduk"
Pintanya padaku. Entah, tidak seperti biasanya. Aku merasa sedikit ragu, aku pun duduk berhadap-hadapan dengan mas ahmed.
"Sekarang coba ceritakan apa yang mau antum ceritakan"
Pinta lagi mas ahmed padaku, namun mas ahmed masih sibuk dengan laptopnya.
Aku tak tahu, tiba-tiba lidahku terasa kelu. Serasa mulutku terkunci dan tak dapat berbicara.
Mas ahmed menutup laptopnya...
"Baca istighfar, sebelum berbicara antum baca basmallah"
Saran dari mas ahmed padaku.
"Bismillah, jadi begini bib..."
Aku mulai bercerita, tapi baru sepotong ucapanku langsung dihentikan oleh mas ahmed
"Bib? Antum mengejek saya?"
Tanya mas ahmed padaku dengan raut wajah kesal. Mungkin, jika kuceritakan kenapa mas ahmed kesal mungkin kalian akan bosan. Tapi tetap, aku akan menceritakannya.
Itu semua karena, berulang kali beliau berkata bahwa tak mau dipanggil "bib/habib", jika aku bertanya, pasti beliau akan menjawabnya dengan sangat panjang. Tapi, intinya mas ahmed merasa bahwa semua manusia itu sama, semua manusia sama derajadnya dimata sang pencipta.
Lalu, penyebutan kata itu bagi beliau hanya akan menimbulkan "ria dan sombong" merasa lebih baik dan merasa paling unggul. Maka beliau merasa kesal jika dipanggil demikian.
Beliau malah ingin dipanggil "ustadz" itupun kalau aku berkenan untuk menganggapnya sebagai guru.
Sungguh sulit dipercaya, masih ada manusia yang seperti mas ahmed. Meski jelas2 ketika aku menggali asal-usul nama mas ahmed, beliau setidaknya adalah keturunan yang memiliki darah dari nabi terakhir. Masya Allah.
Aku sangat kagum pada beliau akan kerendahan hatinya.
Lanjut ke cerita,
Selang waktu itu, aku pun bercerita. Meski mas ahmed sudah aku berikan info tentang haman tapi aku kembali menceritakannya. Perihal sepulang hamam dari persia kenapa bisa aneh seperti itu, dan kembali aku ceritakan hal2 aneh yang aku alami ketika berada-
-dirumah hamam. Dan, aku juga sempat bercerita dengan salah satu kenalanku, yaitu orang sudan yang dulu pernah menjadi juru ahli bahasa/penerjemah ketika aku sempat di persia. Dari penjelasan kenalanku, ia masih mencari kebenaran dan informasi2 mengenai tentang "hamam" di sana.
Mas ahmed hanya mengangguk, lalu beliau bertanya padaku, siapa nama kenalanku itu. Dan kujawab, namanya adalah "yasir"
Kembali, mas ahmed hanya mengangguk. Entah, apa yang ada dalam benak mas ahmed. Beliau memintaku untuk berkomunikasi lewat zoom meeting.
Sebenarnya aku sempat ragu, karena aku takut jika mengganggu waktu mas yasir. Tapi, mas ahmed mendesakku untuk mengirimi email kepada mas yasir dahulu. Mas ahmed pun menyodorkan laptopnya dan mempersilahkanku menggunakannya.
Tapi, ada sedikit rasa penasaran dari dalam diriku.
"Untuk apa?"
Tanyaku,
Tapi mas ahmed berkata "lakukan saja"
Akupun tak bisa berkata apa2 lagi, segera aku membuka emailku dan menulis email untuk mas yasir.
Aku yakin ini sebuah keberuntungan, dalam beberapa menit, emailku langsung dibalas. Segera pula aku meminta ijin agar mas yasir mau melakukan zoom meeting bersama denganku. Dan, alhamdulillah balas "dengan senang hati"
Singkat cerita, aku dan mas yasir sudah terhubung lewat zoom meeting. Mas yasir sudah terlihat dari layar laptop. Awalnya hanya beberapa obrolan basa-basi, sampai...
Sampai mas ahmed tiba2 menggeser posisiku yang berada dalam kamera.
"Hay yasir, assalamualaikum"
Ucap salam mas ahmed kepada mas yasir
"Hey my brother, waalaikumussalam, masya allah, how are you?"
Jawab salam mas yasir kepada mas ahmed. Ada beberapa obrolan basa-basi juga dari mereka berdua.
Aku melongo, dan merasakan aneh. Kenapa mereka berdua sangat akrab.
Sedikit ragu bercampur penasaran. Tapi aku tetap memberanikan diri untuk bertanya;
"Apakah kalian saling mengenal?"
Tanyaku seperti orang kebingungan
Lalu, mereka berdua menjelaskan bahwa mereka sudah lama berkenal. Berawal dari pertemuan di jeddah, kemudian tidak sengaja bertemu di qatar. Mereka berkata bahwa mereka sudah layaknya sahabat, tapi memang jarang berkomunikasi karena kesibukan masing2. Itupun mas ahmed tidak tahu-
-kalau mas yasir pernah menjadi penerjemah di persia, yang mas ahmed tahu, mas yasir dulu pernah bercerita bahwa mas yasir adalah salah satu tenaga pendidik di salah satu kampus ternama di persia.
Kembali aku bertanya. Namun, dengan sangat serius. "Berhubungan dengan kasus hamam, apakah hamam ada keterkaitan dengan; sihir atau mungkin tergabung dalam aliran sesat?"
Lalu, mas ahmed yang meminta menjelaskan terlebih dahulu. Dan aku meminta ijin untuk merekamnya, dan diperbolehkan.
Mas ahmed pun menjelaskan. Aku dan mas yasir mendengarkan penjelasan dari mas ahmed. Dalam penjelasan itu, awalnya mas ahmed bercerita tentang nabi sulaiman, tentang sihir, kemudian sihir iblis dan turunnya harut dan marut. Dilanjutkan munculnya jin dan iblis di audan dan persia-
-, baru ketika mendekati akhir dari penjelasan itu, aku dibuat merinding yang luar biasa. Beliau membacakan beberapa ayat2 suci dan beberapa riwayat, dan beliau berkata;
"....kamu tahu apa itu kafir? Kafir buka lah non muslim, kafir adalah mereka yang tahu agama, pandai agama-
- dan fasih akan ilmu ketuhanan, tapi tak percaya tuhan. Mereka yang fasih dengan ilmu ketuhanan tapi mereka tak mau mengerjakan. Naudzubillahmindalik..."
Deggg....
Disitu hatiku serasa dihantam oleh pukulan yang terasa amat keras.
Seolah, kata2 itu sebuah siraman air mengguyur diri ini sampai kebasahan.
Sebuah kata2 yang membuat aku merasa hina, aku merasa bahwa diriku sangat berlumur dosa.
"Kenapa pucat seperti itu? Sudah, minum dulu"
Pinta mas ahmed, sambil menyodorkan segelas air putih. Segelas air itu langsung kuhabisi dalam sekali teguk, mas ahmed tiba-tiba mengelus pundakku sambil tersenyum.
Lalu, kini giliran mas yasir yang menjelaskan. Aku dan mas ahmed gantian untuk mendengarkan. Dari informasi dariku, mas yasir sedikit tahu akan hamam, beliau menjelaskan, sewaktu hamam di persia dulu, hamam terlihat dekat dengan beberapa orang yang berpengaruh di persia.
Dari beberapa orang itu, paling dekat dengan hamam adalah seorang pemuka suatu agama/kepercayaan. Tapi, setahu mas yasir orang itu bisa dipastikan adalah pemuka ajaran menyimpang dan sesat.
Untuk masuk kedalam ajaran itu ada beberapa syarat. Adapun persyaratannya juga tidak masuk akal. Ada 2 inti;
Pertama, penganut baru harus mengucapkan kata2 dimana ia harua menyebut tuhan dalam kepercayaan mereka, rasul tapi diganti nama lain, lalu diikuti nama iblis dan dajjal-
-sebagai juru penyelamatnya.
Syarat kedua, bersedia mematuhi segalanya. Bahkan menyerahkan hal yang berharga, contohnya nyawa orang yang paling dikasihi dan paling dicintai
Setelah beberapa persyaratan terpenuhi ada kewajiban yang harus dilakukan, antara lain;
Pertama, melakukan peleburan dosa, dengan membanjiri tubuh dengan darahnya sendiri, dalam waktu tertentu
Kedua, sholat membelakangi kiblat dan membaca pujian2 yang ditujukan untuk ibslis-
-dan dajjal. Dan berdoa menyebut bahwa keduanya adalah wali tuhan dalam kepercayaan mereka, sebagai juru selamat dan wujud kebahagiaan abadi
Ketiga, membaca ayat2 suci dikamar mandi untuk meminta berkah dari jin dan iblis
Keempat, menyayat perut hewan tertentu dan memasukkan kalimat2 pujian kepada iblis dan dajjal yang ditulis dalam kertas/kulit lalu dimasukkan ke perut hewan itu, kemudian dijahit.
Setelah penjelasan itu diakhiri, kemudian mas yasir bertanya padaku;
"Apakah kamu pernah melihat hamam melakukan salah satu diantara itu?"
Raut wajah mas yasir terlihat serius dari layar laptop.
Kenapa bertanya hal itu padaku? Padahal aku juga sudah bercerita akan pengalamanku ketika sempat dirumah hamam padanya, tapi tak apa, aku akan ulang dan mulai bercerita pada mas yasir lagi.
Napas panjang kuhirup dan kukeluarkan...
Jika boleh jujur, sebenarnya perasaanku audah tidak enak. Perasanku sudah tak karuan bercampur dengan merinding. Perasaan apa ini tuhan?
Lalu...
Lalu, mas yasir berkata dalam tawa gelegarnya. Tapi, kemudian terdiam dengan wajah serius...
"Selamat, kamu sudah diundang dalam kepercayaan itu. Karena salah satu metode untuk merekrut anggota baru, dengan memperlihatkan aktivitas mereka kepada orang yang dirasa bisa dipercaya"
Sontak aku yang mendengar itu langsung lemas, bagaimana tidak?! Siapa yang tidak lemas jika mendengar kata seperti itu!
Aku berpikir ini adalah akhir riwayat hidupku
***
Meski cerita ini nggak terlalu baru, tapi bikin saya ngap2an juga. Saya minum dulu
Silahkan kalian anggap asli apa tidak, saya nggak peduli, tapi tetap kalau wujudmu itu nggateli tetep tak pisuhi dikit sih...
***
"Hahaha tenang , yasir mungkin bisa salah juga dengan asumsinya. Antum baca istighfar lalu minum air putih dulu"
Ucap halus dari mas ahmed seraya menepuk-nepuk pundakku dengan pelan
"Ahmed! kamu jangan menggampangkan hal yang belum kita ketahui, kita harus waspada akan kemungkinan yang terburuk! "
Ucap mas yasir dengan nada tinggi pada mas ahmed, mas ahmed hanya tersenyum dan mengangguk pelan
Lalu...
"Sebentar, bal antum pernah melihat huruf aneh di punggung hamam?"
Tanya mas yasir padaku, dan kujawab "seperti pernah, tapi tidak terlalu jelas, itupun tidak sengaja ketika melihat hamam sedang melukai dirinya sendiri"
"Apakah tulisannya seperti ini?"
Tanya mas ahmed sambil menunjukkan kertas yang baru selesai beliau tulis,
Dan....
" کافر "
Terkejut karena tidak percaya!
Wah ini gila, aku seperti bertengkar dengan pikiranku sendiri. Mungkin jika manusia tersesat masih bisa disadarkan, meski kemungkinan besar sangatlah sulit. Tapi, ini bukanlah tersesat melainkan sudah murtad!
"Tak perlu terkejut sampai pucat seperti itu, jika kita mau bersabar dan percaya di jalan Tuhan, niscaya semua akan ada cahaya dan pertolongan. Ingat, Tuhan tidak pernah menganggur..."
Ucap mas yasir
"Bal, coba ingat lagi kalau antum merasa ini berat, Ini bukan kali pertama kamu dihadapi dengan hal aneh kan? kamu dan rekan2 mu juga sempat kebingungan ketika di katedral tengah hutan di romania, bagaimana bisa ada kitab bahasa farsi disana? Tapi semua terjawab juga kan? "
Mas yasir pelan2 bercerita dan mengingatkanku, beliau bercerita tentang masa laluku yang kelam. Kalau dinalar memang tak akan sampai jika memakai logika. Nalar itu memang perlu, tapi jika dihadapkan dengan hal tak nalar manusia akan menjadi gila jika tetap Teguh pada nalarnya.
"Ahmed, menurutmu bagaimana? Biasanya antum yang bisa melihat akan beberapa kemungkinan yang akan terjadi"
Tanya mas yasir pada mas ahmed, dan mas ahmed hanya berkata;
"Tenang, saya sudah memastikan sesuatu dan itu tak lama lagi"
Ucap mas ahmed dengan tersenyum
Tapi ada sesuatu yang aneh ketika kami ingin menutup pembahasan malam ini.
"Sssttt... Diam dulu"
Pinta mas ahmed pada kami berdua. Lalu, mas ahmed membacakan beberapa ayat2 suci. Bersamaan mas ahmed mengambil satu biji bidara dan dilemparkannya keatas.
Kwakkkk!!!
Entah suara apa, tapi terdengar seperti suara burung di pendengaranku.
"Kemungkinan pertama sudah terjadi... "
Ucap mas ahmed sembari mengusap janggutnya.
Akhirnya obrolan pun terpaksa disudahi. Karena tak terasa sudah menunjukkan tepat dini hari.
Sebelum pulang, mas ahmed sedikit memberikan pesan;
"Kemungkinan kedua akan terjadi, pastikan pegang teguh imanmu dan kepercayaanmu"
"Jangan takut, percayalah tiada dzat yang paling tinggi selain ALLAH SUBHANAHU WATA'ALA"
ucap mas ahmed agar aku kuat untuk menghadapi kemungkinan berikutnya. Lalu, mas ahmed juga memberikanku sebuah kantung kecil yang terbuat dari kain.
"Ada saat nanti kamu akan bertemu dengan hamam lagi, bawalah ini dan tanamlah di empat penjuru rumahnya. Jangan lupa baca basmalah... "
Ucap mas ahmed kembali.
Aku pun meminta ijin pamit karena jam memang sudah menunjukkan pukul 02.34 wib.
Kucium tangan mas ahmed dan ku ucapkan salam kepadanya.
Dalam hatiku sedikit lega, meski masih terbelenggu dengan kemungkinan2 buruk yang entah kapan akan terjadi.
***
Nyicil itu dulu,
Saya mau persiapan jumatan soalnya, mau cari onta arab.
Bagi yang berkenan bisa cek youtube saya : "aksara karsa" bantu subribe dan tonton, soalnya belum monet.
Yang mau mampir dilapak tulisan saya bisa ke @karyakarsa_id lalu tulis saja @balakarsa
Sekali lagi, sabar dulu. Sebenarnya panjang, itupun sudah saya singkat2 masih aja panjang.
Kita bertemu lagi nanti sore atau malam kalau saya sudah selesai meras susu sapi.
Maturnuwun
***
Lanjutan tapi baru update judul, tandain aja dulu nanti juga jadi
Saya punya sekelumit cerita di sekitar saya, sebuah cerita yang membuat saya merinding ketika masih duduk dibangku menengah pertama. Yang paling saya ingat adalah ketika hendak pulang dari kegiatan ektrakulikuler pramuka tepat jam 06.00 wib, menjelang mau maghrib.
Saya melihat teman sekelas saya duduk sambil nulis di black board. Sebuah kata “genjer-genjer” tidak hanya itu.
Malam yang dingin di desa wanamaja, seorang anak laki-laki nampak terduduk lesu dibawah pohon randu. Ia menangis tersedu-sedu karena baru saja ia mendapatkan beberapa pukulan dari bapaknya.
Anak itu benar-benar nampak sedih dan berpikir apakah orang tua dan keluarganya menyayanginya. Ataukah ia hanya sebatas anak pungut yang dirawat kelurganya. Begitu banyak pikiran aneh berterbangan di benak kepala anak usia 7 tahun itu.
Dimanapun manusia berada ia akan selalu mencari cara instan dalam memperolah kekayaan.
manusia tidak pernah dilahairkan jahat, namun sifat jahat selalu mengikuti kemanapun manusia berada.
kali ini ijinkan saya bercerita tentang pengalaman narsumber saya yang bernama eko, dimana eko pernah melakukan sebuah ritual pesugihan dengan cara yang sangat mudah. tapi kini semua yang ia lakukan membuatnya dalam kata putus asa.