Syekh Muhammad bin Muhammad al-Husaini al-Murtadha al-Zabidi dalam kitab Ithaf al-Sadah al-Muttaqin, mengutip ungkapan Syekh Abu Bakar al-Kattani tentang tiga tiang agama yang menguatkan Islam.
Pertama, kebenaran.
Dalam menjalankan aturan-aturan agama harus selaras dengan sunah Nabi. Ketika menjalankan kewajiban yang telah ditetapkan, tapi tidak mengikuti sunah Nabi, maka amal yang dikerjakan sia-sia.
Kedua, keadilan.
Hati harus lurus, sesuai dengan keilmuan yang dimiliki. Keadilan tidak memandang status sosial atau kedekatan kerabat. Kalau orang yang disayang melakukan kesalahan, maka tidak boleh pilih kasih atau memihak.
Anjuran berdoa sebelum nyoblos surat suara bukan cuma sebagai ritual keagamaan, tapi juga wujud ikhtiar batiniyah agar diberi petunjuk dan kekuatan dalam memilih pemimpin yang terbaik bagi Indonesia.
Berikut alasan dianjurkan berdoa sebelum nyoblos:
Memohon petunjuk Allah.
Memilih pemimpin adalah tanggung jawab besar yang harus dilakukan dengan penuh pertimbangan.
Doa jadi sarana memohon petunjuk Allah agar diberi kemampuan memilih pemimpin yang adil, amanah, jujur, dan berintegritas.
Memperkuat keyakinan.
Doa bisa memperkuat keyakinan dalam menentukan pilihan.
Dengan berdoa, keraguan dan kebimbangan saat berada di bilik suara jadi hilang.
Syekh Abdul Qadir Al-Jilani dalam kitab Al-Safinah Al-Qadiriyah menyebutkan doa riwayat Anas bin Malik.
Nabi berkata pada Umar bin Khatab, “Maukah kamu aku ajarkan doa yang diajarkan Jibril kepadaku, saat punya hajat pada penguasa zalim, orang pelit, atau orang jahat, bacalah.
Allahumma innaka antal azizul kabiru wa ana ‘abduka adh-dha’if adz-dzalilu alladzy la haula wa la quwwata illa bika. Allahumma sakhkhir li (sebut nama orang tersebut) kama sakharta Fir’auna li Musa, wa layyin li qalbahu kama layyanta al-hadida li Dawuda fa innahu la yanthiqu illa bi idznika naashiyatuhu fi qabdhatika wa qalbuhu fi yadika jalla tsana’u wajhika ya arhamar rahimin.