Teguh Faluvie Profile picture
May 4, 2023 380 tweets >60 min read Read on X
Leuweung Sarebu Lelembut

"Diatas tanah ini manusia menjadi budak. Tumbal darah, daging dan nyawa sudah sepantasnya diberikan untuk Sang Tuan"

[Part 7 Tamat]

@bacahorror @IDN_Horor

#bacahorror Image
@bacahorror @IDN_Horor Hallo selamat malam teman-teman pembaca tidak terasa Leuweung Sarebu Lelembut sudah memasuki part akhir, namun keterbatasan aturan twitter pada jumlah tweet perhari dan ceritanya sangat panjang maka akan di upload menjadi dua bagian.
@bacahorror @IDN_Horor Sebelumnya saya ingin mengucapkan banyak terimakasih kepada teman-teman pembaca yang sudah mengikuti cerita ini sampai dengan selesai, dengan berakhirnya cerita ini pertnada judul baru akan segera hadir.
@bacahorror @IDN_Horor Dan yang belum baca thread part sebelumnya, bisa baca terlebih dahulu agar mengikuti alur cerita, juga untuk yang belum FOLLOW akun ini silahkan follow terlebih dahulu, karena setiap #kamismalam akan selalu ada asupan cerita horror terbaru.
@bacahorror @IDN_Horor Silahkan teman-teman bisa bantu tinggalkan retweet, like, dan reply agar yang lain ikut baca cerita ini, klik link ceritanya langsung.

Part (1) – Samper Nyawa


Part (2) – Gerbang Tumbal
@bacahorror @IDN_Horor Sebelum kita mulai ceritanya, untuk download eBook bisa klik langsung link dibawah, semua judul cerita lengkap untuk teman-teman baca.

Dan untuk segala bentuk infomasi bisa langusng ke qwertyping.com lengkap.

Klik link dibawah untuk download.

karyakarsa.com/qwertyping
@bacahorror @IDN_Horor Part 7.1 – Akar Sasar

“Semua berawal, malapetaka itu tidak serta merta datang, ada yang menghendaki hingga ada yang mengabdi, bukan kepada pencipta tapi kepada MEREKA”

...
@bacahorror @IDN_Horor Suara tawa melengking sosok perempuan berambut panjang menggema ke seluruh isi leuweung sasar, tepat belum lama hari baru saja berganti dan gelap malam semakin pekat, perempuan dengan wajah penuh dengan belatung itu hanya mengenakan selendang
@bacahorror @IDN_Horor untuk menutupi seluruh bagian tubuhnya– sama dengan yang pernah Gama ambil, dari tubuh Wewe Gombel.
Bersamaan dengan kobaran api yang semakin membara dan asap putih semakin pekat, dari sisa-sisa kemenyan hitam yang terus terbakar,
@bacahorror @IDN_Horor setelah Budi lemparkan sisa pasir pemberian dari Kliwon, yang telah diambilnya langsung diatas tanah bekas rumah Budi pernah berdiri, ketika Bah Amar dan Ni Warsih masih hidup.
Baru saja Budi menerobos kobaran api agar berhadapan dengan sosok perempuan
@bacahorror @IDN_Horor yang menampakan dirinya semakin menjijikan, Budi sudah menatap tajam ke arah sosok perempuan yang terus tersenyum, sambil mengeluarkan lendir hitam di mulutnya, pelukan erat semakin perempuan itu kencangkan pada anak kecil yang sudah Gama dan Budi kenali adalah Rara,
@bacahorror @IDN_Horor bahkan wajah pucat Rara sama persis dengan yang pernah Budi lihat sebelumnya, urat-urat di wajahnya terlihat semakin jelas dengan pandangan mata yang kosong.
“Lepaskan Rara!!!” teriak Budi sambil mengeluarkan pisau dari balik punggungnya.
@bacahorror @IDN_Horor Sesekali pandangan Budi terhalangi asap pekat putih sementara api sudah membekas di baju kotor yang Budi kenakan dan mengenai rambut gondrongnya, namun tidak perdulikan sama sekali.
“Mayat-mayat sudah terbaring di rumah Endah nenek sialan itu Jalu! Kakek tua -
@bacahorror @IDN_Horor - dan lelaki tidak berguna itu sudah mati!!!” bentak Mimin dengan perlahan matanya mulai memerah, sambil kepalanya terus bergerak menerima rasukan dari sosok yang menempel di tubuhnya itu.
Membuat Budi langsung terdiam tanpa bergerak sedikitpun setelah mendengar kalimat “Mati”
@bacahorror @IDN_Horor masuk kedalam dua lubang telinganya, terlebih angin kencang yang kini datang menerpa untuk membesarkan kobaran api yang menyala, dan semakin banyak asap putih di sekitaran Mimin yang terus mendekap Rara dengan erat, memperjelas wajah hancur Mimin yang semakin parah,
@bacahorror @IDN_Horor jauh berbeda ketika Budi melihatnya di halaman belakang rumah Mimin.
“P–Percuma semuanya sudah berakhir! Anak ini akan jadi persembahan terakhirku! Sia-sia semua yang sudah kamu perbuat!” lanjut Mimin semakin dirinya mundur menjauh dari Budi, terus mengelus rambut Rara.
@bacahorror @IDN_Horor “Budi diam!” teriak Gama sangat kencang setelah membuka matanya, menghentikan langkah Budi yang akan mengejar Mimin.
“Leuweung sasar akan terus terbuka!!!” teriak Mimin sambil membalikan badannya masuk lebih dalam pada pekatnya asap putih.
@bacahorror @IDN_Horor Budi masih melihat jelas darah hitam di wajah Mimin dan selendang yang menempel di tubuhnya itu, begitu dengan Gama yang masih menahan dirinya untuk bertindak karena sudah mendengar suara yang tidak asing di kedua telinga nya itu,
@bacahorror @IDN_Horor dari atas pepohonan sesuatu bergerak dengan cepat.
“Srek… srekk.. srekkk”
Suara itu sontak membuat Gama dan Budi yang masih terpisahkan oleh kobaran api yang kini semakin padam itu melihat ke arah pohon yang sama, begitu juga dengan meong hideung twitter.com/i/web/status/1…
@bacahorror @IDN_Horor yang langsung tiba-tiba bergerak ke salah satu pohon besar.
“Kliwon…” ucap Gama perlahan, melihat kesalah satu pohon, Kliwon dengan ekor panjangnya sudah berdiri dan memandang ke arah Gama juga Budi secara bergantian.
Namun Kliwon sama sekali tidak memperdulikan Mimin
@bacahorror @IDN_Horor yang sempat berbalik, Kliwon seperti membiarkan Mimin bergerak begitu saja, tidak seperti pertemuannya sebelumnya dengan wewe gombel yang dikejar Kliwon.
“Aku paham sesuatu Budi! Cepat kesini!” teriak Gama tiba-tiba.
Membuat Budi langsung berjalan cepat ke arah Gama,
@bacahorror @IDN_Horor mengitari kobaran api.
“Maaf Gam maksudnya apa barusan aku tidak paham sama sekali dengan penampakan Mimin” ucap Budi yang kini sudah berhasil mengendalikan dirinya, berusaha mengatur nafasnya yang sudah ngos-ngosan.
Gama hanya menganggukan kepalanya berkali-kali
@bacahorror @IDN_Horor yang sudah dibanjiri keringat itu, mengelapnya dengan perlahan, lalu menatap tajam ke arah asap putih yang kini hampir habis terkena hembusan angin.
“Tidak mungkin pasir peninggalan Bah Amar bapak kamu itu tidak berguna Bud, barusan hanya jelmaan Mimin -
@bacahorror @IDN_Horor - dari sosok penghuni leuweung sasar yang bisa diundang melalui terbakarnya sisa kemenyan hitam itu Bud–“ ucap Gama, bahkan suaranya itu mampu menarik perhatian Kliwon yang masih berada di salah satu pohon dan dibawahnya terdapat meong hideung.
@bacahorror @IDN_Horor “La–lalu Gam…” tanya Budi semakin penasaran, karena melihat gelagat Gama yang akan berbicara.
“Lalu, aku ingat ucapan Ki Duduy Bud… sesungguhnya tipu daya setan itu lemah, dan kita jangan terpengaruh, leuweung sasar sudah tertutup!” lanjut Gama perlahan
@bacahorror @IDN_Horor sambil memejamkan matanya, tangannya perlahan bergerak ke arah saku celana untuk memegang gelang gengge, hal itu membuat Budi semakin penasaran.
Dalam gelapnya pandangan Gama saat ini, ia melihat berbagai macam sosok tergesa-gesa menuju arah dua batu besar
@bacahorror @IDN_Horor yang sebelumnya sudah Budi taburkan pasir, namun penampakan wujud dari mereka jauh lebih mengerikan dengan sekujur tubuhnya dipenuhi bulu hitam.
“Tolong…”
“Tolong lepaskannnn!!!”
“Ikutttt kami tidak ingin berada disini, tolongggg” twitter.com/i/web/status/1…
@bacahorror @IDN_Horor Teriakan-teriakan itu seketika dapat didengar oleh Budi, ketika Gama kembali membuka matanya.
Tubuh Budi yang kekar dengan rambut gondrongnya itu terus mencari asal suara-suara meminta tolong, bahkan silih bergantian dengan teriakan suara perempuan
@bacahorror @IDN_Horor dari seluruh penjuru leuweung sasar.
“Mereka yang tersesat dan tidak akan pernah bisa kembali, akibat menduakan penciptanya Bud, tapi ini belum selesai masih ada yang tersisa! Percaya itu!” ucap Gama, membuat Budi langsung menundukan kepalanya di hadapan Gama,
@bacahorror @IDN_Horor pasrah akan perintah Gama selanjutnya.
“Mereka akan tetap sama Gam, jika ada manusia biadab yang kembali memanfaatkannya, lebih baik tidak akan pernah terbuka lagi tempat ini dan biarkan jauh dari jamahan manusia” jawab Budi perlahan,
@bacahorror @IDN_Horor tidak berani suaranya lebih kencang dari Gama.
Tiba-tiba angin kencang datang dari dalam leuweung sasar, membuat Kliwon bergerak cepat ke arah menuju pintu masuk leuweung dengan cepat.
“Pergi cepat!” bentak Gama tiba-tiba.
Merasakan bahwa kedatangan sarebu lelembut akan masuk
@bacahorror @IDN_Horor ke dalam leuweung jauh lebih banyak dari arah timur.
Budi langsung mengikuti langkah Gama dan Meong Hideung, berserta Kliwon yang sudah meloncat dari satu pohon ke pohon lainnya.
“Tolong…”
“Tolong lepaskannnn!!!”
“Gam…” ucap Budi sambil terus berlari. twitter.com/i/web/status/1…
@bacahorror @IDN_Horor “Jangan pedulikan suara-suara itu, lihat ke atas!” jawab Gama sudah mengambil langkah seribu, agar cepat keluar dari leuweung sasar.
Burung-burung hitam sudah kembali berterbangan, namun kini jauh lebih banyak dari biasanya, serta kini mengeluarkan suara
@bacahorror @IDN_Horor yang membuat bulu pundak Gama dan Budi yang sudah bermandikan keringat itu seketika berdiri.
Namun malah meong hideung berhenti ketika dilewati oleh Gama dan Budi, kepalanya bergerak dan secara bersamaan tubuhnya sudah menghadap ke arah dalam leuweung sasar,
@bacahorror @IDN_Horor yang kini mengeluarkan angin jauh lebih kencang, membuat setiap pohon ikut bergerak dan suara dedaunan itu semakin berisik.
“Biarkan saja Bud, meong hideung tau caranya, cepat!!!” teriak Gama, sudah melihat pintu leuweung sasar didepan matanya.
“Aaaaaaa!!!” twitter.com/i/web/status/1…
@bacahorror @IDN_Horor Tiba-tiba ketika tepat masing-masing kaki Gama dan Budi melewati batas leuweung sasar dengan ujung kampung wetan tilasjajah suara teriakan itu terdengar jauh berkali lipat lebih kencang dari sebelumnya, di ikuti meong hideung yang berlari terpincang-pincang.
@bacahorror @IDN_Horor “Mereka tidak akan bisa keluar lagi dari leuweung sasar, kecuali kita benar-benar menguncinya–” ucap Gama kembali memejamkan matanya, melihat semakin banyak sosok-sosok hitam penuh bulu itu masuk secara bersamaan.
“Pasir yang kamu taburkan didekat dua batu besar -
@bacahorror @IDN_Horor - itu sedang berkerja Bud” lanjut Gama.
“Aku paham siapa yang harus aku habisi agar leuweung ini benar-benar rapat! Dua manusia yang masih memanfaatkan leuweung sasar harus berakhir ditanganku Gam, agar Rara cepat kembali sadar!” ucap Budi kini sudah tidak terkendali,
@bacahorror @IDN_Horor manakala mengingat semua kekacauan yang sudah terjadi selama ini.
Namun tiba-tiba Kliwon yang sudah berjarak tidak terlalu jauh dari Gama dan Budi itu menggerakan kepalanya, seperti memberikan pesan kepada Gama.
“Sayang aku tidak paham maksud kliwon malam ini Bud, lihat itu”
@bacahorror @IDN_Horor “Benar kata Danan yang paham hanya Cahyo, tapi pesan apa itu Gam” jawab Budi semakin kebingungan apalagi kini meong hideung menatap tajam dengan kedua matanya yang semakin menyala itu.
“Bahaya Budi! Cepat ikuti langkah Kliwon!” bentak Gama,
@bacahorror @IDN_Horor ketika dari kejauhan ia melihat banyak sekali api yang menyala berasal dari obor yang dipegang para warga kampung wetan tilasjajah sedang berjalan ke arahnya.
“Cepat Gam! Itu warga kampung! Bisa jadi mereka mengetahui kita dari dua orang yang tertidur di tanah, -
@bacahorror @IDN_Horor - seharusnya aku buat mereka mati!” jawab Budi tergesa-gesa, mengikut Kliwon yang langsung bergerak, membuka sebuah jalan baru agar bisa keluar dari kampung dan lolos dari kejara warga.
“Itu mereka berdua! Kejar cepat kejar!”
“Pasti mereka keluar dari leuweung, cepat kejar!” twitter.com/i/web/status/1…
@bacahorror @IDN_Horor “Penyusup! Bisa jadi dua orang itu juga yang membunuh Bah Karni!”
“Cepat kejarrrrr!!!”
Suara dari teriakan warga kampung sudah terdengar di telinga Gama dan Budi, walaupun jaraknya masih terlampau jauh, namun kesaksian dua orang warga itu pasti memberitahu warga lainnya. twitter.com/i/web/status/1…
@bacahorror @IDN_Horor “Aku bisa saja berhenti disini Gam, bisa aku habisi semua!” ucap Budi terus menerobos berbagai pohon yang bahkan baru pertama kali ia injak di tanah kelahirannya ini.
“Jangan! Jangan Budi! Cepat lari!” jawab Gama sambil menarik tangan Budi, tidak ingin membuang waktu.
@bacahorror @IDN_Horor “Masih ada yang perlu kita selesaikan sebelum matahari terbit dari timur Bud! Itu yang kamu nantikan! Mereka sudah menunggu kita!” lanjut Gama terus mengikuti kliwon yang berpindah dari satu pohon ke pohon lainnya, begitu juga meong hideung yang berlari terpincang-pincang.
@bacahorror @IDN_Horor alan samping kampung lainnya sudah Gama dan Budi lalui, walaupun perlahan Budi mengerti jalan yang di pandu oleh Kliwon ini akan membawanya pada tempat dimana motor Gama berada.
“Hanya dua orang Bud, mereka berhenti mengejar kita, cepat tidak banyak waktu!” ucap Gama
@bacahorror @IDN_Horor yang sudah ngos-ngosan mengatur nafasnya.
“Arah sana, aku sudah tahu jalan ini Gam” jawab Budi, sambil menunjuk ke arah samping depan.
Sementara Kliwon sudah bergerak terlebih dahulu bersama meong hideung untuk memastikan keadaan didepan.
@bacahorror @IDN_Horor Langkah Gama dan Budi semakin perlahan, masing-masing dalam dirinya memastikan bahwa mereka berdua tidak salah mengambil langkah, agar tidak berurusan dengan warga kampung wetan tilasjajah.
“Kita harus cepat ke rumah Mimin” bisik Gama.
Membuat Budi langsung menahan pundak Gama,
@bacahorror @IDN_Horor sedikit memaksa untuk menunduk.
“Sebentar Gam, itu lihat ada tiga orang lagi yang harus kita lalui dan warga yang ada di ujung kampung pasti cepat kembali lagi” bisik Budi.
Tiga orang warga itu terus saja memutarkan tubuhnya, obor-obor di tangannya itu tidak pernah lepas lagi,
@bacahorror @IDN_Horor apalagi satu orang sudah membawa senter lampu yang diarahkannya ke berbagai sudut.
“Ada penyusup! Dua orang! Masuk ke leuweung sasar!”
Tiba-tiba Gama dan Budi dibuat kaget, manakala orang yang baru saja datang itu twitter.com/i/web/status/1…
@bacahorror @IDN_Horor ternyata salah satu yang sudah dibuat Budi tergeletak di atas tanah, bahkan pakaian kotornya itu masih dikenakan orang itu, sambil berkali-kali memegang bagian lehernya.
“Pasti mereka akan keluar lewat depan ini, yang lain sedang berkeliling sebentar lagi menyusul kesini, - twitter.com/i/web/status/1…
@bacahorror @IDN_Horor -tidak mungkin mereka berenang melewati sungai bisa mati konyol!”
“Apa ciri-cirinya! dari tadi kita bertiga disini berjaga tidak ada tanda-tanda”
“Berambut gondrong badannya kekar, satunya lagi biasa saja! Ingat hati-hati kalian jangan sampai mereka lolos - twitter.com/i/web/status/1…
@bacahorror @IDN_Horor - harus kita ketahui apa tujuan mereka”
Gama terus saja berpikir mencari cara apa yang harus segera mereka lakukan, sementara ucapan Ki Duduy yang pernah sampai di telinga Gama langsung berbuah bukti – Karni si penghianat itu benar-benar harum namanya twitter.com/i/web/status/1…
@bacahorror @IDN_Horor setelah Budi habisi sampai tidak bernyawa.
“Maaf Gam aku tahu caranya… ini yang akan mempersingkat waktu, akan aku hadapi mereka berempat… kamu loloskan diri ketika mereka aku pancing mendekat, tunggu aku di tengah jembatan saja” ucap Budi sambil tersenyum ke arah Gama,
@bacahorror @IDN_Horor perlahan tangannya bergerak ke balik punggung.
“Bud…” jawab Gama langsung menepis perlahan tangan Budi, tidak ingin ada nyawa lagi yang melayang sia-sia dalam masalah ini, walaupun sudah melihat dari mereka bertiga sudah terdapat golok yang menempel di bagian pingangnya.
@bacahorror @IDN_Horor “Aku janji Gam, mereka akan tetap hidup… ketika aku melangkah ke depan, kamu bergerak ke samping dengan cepat, lalu bawa motor itu, aku akan menyusul…” ucap Budi sudah menatap ke arah mereka berempat dengan tatapan tajamnya.
“Ingat pesan aku Bud” bisik Gama sudah bersiap.
@bacahorror @IDN_Horor Budi hanya menganggukan kepalanya, sementara Kliwon masih berdiam diri diatas pohon begitu juga dengan meong hideung yang berada di dekat kaki Gama.
“Itu bukan orangnya!” teriak salah satu warga mendapati Budi dengan rambut gondrongnya hampir menutupi seluruh bagian wajahnya.
@bacahorror @IDN_Horor “Be–benar itu orangnya yang sudah memukul saya!”
Mereka berempat diluar dugaan Gama yang baru saja akan mengambil langkah seribunya, tiba-tiba mengeluarkan golok namun sama sekali raut wajah Budi tidak memperlihatkan rasa takut.
“Heh! Apa tujuanmu ke kampung ini penyusup!”
@bacahorror @IDN_Horor teriak salah satu warga sudah mengeluarkan goloknya dan diarahkan satu jajar dengan wajah Budi, sambil terus mendekat meninggalkan pos penjagaanya– langsung terkena umpan Budi.
“Jawab apa aku buat kamu mati! Atau kamu yang membunuh Bah karni hah!”
@bacahorror @IDN_Horor “Jika keadaan mendesak bantu Budi!” bisik Gama ke meong hideung sambil mengelus kepalanya.
Setelah kepala Budi mengangguk satu kali memberikan pertanda kepada Gama, Gama langsung berjalan cepat ke arah motornya terparkir, meyakini Budi akan mengikuti ucapannya
@bacahorror @IDN_Horor karena sampai detik ini tanganya belum bergerak ke arah belakang punggungnya itu, sementara meong hideung dan Kliwon masih berdiam di tempatnya.
Dengan tergesa-gesa Gama sudah berada di atas jok kendaraan roda duanya itu, setelah kunci berhasil ia masukan dengan mudah
@bacahorror @IDN_Horor kendaraan itu sudah menyala.
“Arrrghhhhhh!!!”
“Arrrrggghhhh!!! Siapa kamu ini!!!”
Membuat Gama yang mendengar teriakan jelas bukan dari suara Budi, melainkan suara warga kampung.
“Bud jangan sampai…” bisik hati Gama semakin cemas, twitter.com/i/web/status/1…
@bacahorror @IDN_Horor tidak ingin apa yang dilakukan Budi di luar batas.
“Ampuuunnnn!!!”
“Tolongggg…”
Dengan melesat cepat, kendaraan roda dua Gama sudah berhenti tepat di tengah jembatan, beberapa kali ia sudah melihat jam tua yang menempel di tangannya itu, waktu terus bergerak cepat, twitter.com/i/web/status/1…
@bacahorror @IDN_Horor dengan angin dini hari yang semakin terasa dingin.
“Bud cepat…” ucap Gama masih duduk diatas jok kendaraan roda duanya itu, berkali-kali ia melihat ke arah spion untuk memastikan keadaan Budi, namun belum memperlihatkan pertanda Budi datang.
@bacahorror @IDN_Horor “Burung-burung hitam itu tidak berhenti berterbangan–” ucap Gama sambil memandang lurus ke arah leuweung sasar, yang dipisahkan oleh sungai yang kini mengluarkan suara cukup berisik dari air yang mengalir deras itu.
“Kadang kala setan yang ada didalam diri manusia -
@bacahorror @IDN_Horor - jauh lebih mengerikan!” lanjut Gama teringat pada tujuan akhirnya malam ini harus menuju rumah Mimin dan Karta, dan semakin memahami bahwa sosok dari leuweung sasar belum seluruhnya kembali.
Baru saja Gama kembali melihat ke arah spion,
@bacahorror @IDN_Horor langsung terlihat Budi menganggukan kepalanya kemudian berjalan dengan cepat ke arah Gama, namun Gama melihat jelas Budi baru saja memasukan pisau yang berada ditangannya itu kebalik punggungnya.
“Bud jangan bilang…” ucap Gama semakin cemas.
@bacahorror @IDN_Horor “Ti–tidak Gam…” jawab Budi terbata-bata tidak bisa menyembunyikan apapun di hadapan Gama.
“Hanya satu orang saja biar mempersingkat waktu saja, yang tiga akan tidur berhari-hari saja, semua tergeletak di tempat mereka berjaga, semua rapi tanpa meninggalkan jejak” lanjut Budi.
@bacahorror @IDN_Horor “Keadaan leuweung sudah kita tutup, tapi masih ada dua manusia yang kemungkinan mendatangi tempat itu lagi, terlebih sosok hitam penuh bulu dan lelembut penerus wewe gombel berada di tubuh orang itu Bud, ayo cepat naik” ucap Gama.
“Apa boleh aku pastikan Kakek dan Bah Idim -
@bacahorror @IDN_Horor - masih hidup Gam” jawab Budi tiba-tiba.
Membuat dahi Gama mengkerut mendengar perkataan Budi saat ini, apalagi kondisi bajunya masih tercetak bekas api dan keadaan rambut gondrong sudah semakin berantakan sekali.
“Naik dulu kita cari tempat aman, -
@bacahorror @IDN_Horor - ke arah rumah Mimin mereka pasti sudah menanti kita di rumahnya Bud” jawab Gama.
Kendaraan roda dua itu langsung melesat ke arah timur, tepat dimana Gama merasakan sejak dari dalam leuweung sasar, sarebu lelembut itu kembali.
“Gam di depan saja, -
@bacahorror @IDN_Horor - aku tidak enak hati cepat telpon Bah Idim…” bisik Budi.
Seketika rem motor itu Gama injak dengan mendadak, kepala Gama memastikan tidak ada warga kampung wetan tilasjajah yang mengikutinya.
“Asalamualaikum Mang” ucap Gama setelah mengeluarkan handphonenya. twitter.com/i/web/status/1…
@bacahorror @IDN_Horor “Waalaikumsalam Gam! Alhamdulillah Budi mana, Ki Duduy sedari tadi nunggu” jawab Mang Idim.
Namun anehnya Gama mendengar jelas seperti suara seseorang yang sedang berontak dengan mulut yang tersumbat.
“Hallo Gam dengar tidak suara Amang” twitter.com/i/web/status/1…
@bacahorror @IDN_Horor ucap Mang Idim berkali-kali memanggil nama Gama.
“Iyah Mang dengar, ini Gama kasih handphonenya ke Budi…” jawab Gama semakin jelas bahwa pendengarnya itu tidak salah.
“Mulut tersumbat, mungkin orang itu terikat juga” bisik hati Gama semakin cemas, twitter.com/i/web/status/1…
@bacahorror @IDN_Horor pada apa yang sedang terjadi di rumah Mak Endah, sementara ia yakin Rara masih terbaring belum sadarkan diri.
Ketika handphone berada di samping telinga Budi, sama sekali ia tidak berbicara satu patah kata pun keluar dari mulutnya, kepalanya hanya mengangguk berkali-kali.
@bacahorror @IDN_Horor “Ma–mak Endah tidak salah lagi…” ucap Gama perlahan.
Kemudian Budi mengeluarkan senyumnya setelah anggukan kepala terakhirnya itu.
“Ayo Gam benar jangan sampai kita terlambat sebelum matahari pagi terbit semuanya harus selesai, hidup ataupun mati semuanya harus kita akhiri…”
@bacahorror @IDN_Horor ucap Budi tiba-tiba langsung berpindah ke depan mengantikan Gama untuk mengemudi kendaraan roda dua itu.
“Bud siapa orang dalam sekapan itu yang mulutnya tersumbat” tanya Gama semakin penasaran.
“Maaf Gam aku juga dengar suara itu, tapi Ki Duduy hanya perintah aku -
@bacahorror @IDN_Horor - selesaikan Mimin dan Karta saja terlebih dahulu, setelah itu kita di tunggu di rumah Mak Endah, akar masalah leuweung sasar semakin jelas Gam” jawab Budi semakin kencang menarik gas kendaraan roda dua.
“Bagus itu juga yang aku mau, cepat Bud! Jika pagi tiba -
@bacahorror @IDN_Horor - maka kesaktian mimin akan berkali lipat, dari sisa sarebu lelembut yang masih ada disana, ritual penghabisan sudah pasti Mimin lakukan untuk menyambut kedatangan kita” ucap Gama menjelaskan apa yang sudah ia rasakan sejak dari dalam leuweung sasar.
“Mungkin setelah aku bawa -
@bacahorror @IDN_Horor - kepala Mimin dan Karta terpisah dari tubuhnya ke hadapan Ibu dan mertua perempuan Karta, semuanya semakin jelas” jawab Budi, sudah memahami hal apa saja yang akan diperbuat untuk berhadapan dengan Mimin untuk yang kedua kalinya dalam satu malam.

***
@bacahorror @IDN_Horor Kediaman Mimin Kusumaputri

Seorang perempuan dengan hanya mengenakan kain tipis berupa selendang hitam, yang kini hanya menutupi sebagian tubuhnya sedang berjalan tergesa dari halaman belakang rumahnya nan luas, bersamaan dengan angin dini hari
@bacahorror @IDN_Horor yang sudah berhembus membawa dinginnya itu sedari tadi.
“Mi–min ada apa ini sebenarnya” tanya Karta penasaran, sudah membekas sebuah luka yang cukup dalam dibagian dada dan wajahnya itu bekas cakaran meong hideung yang belum benar-benar kering.
@bacahorror @IDN_Horor Karta terus mengikuti langkah Mimin yang semakin cepat dengan hanya bertelanjang dada, seluruh tubuhnya sudah berwarna hitam membekas sisa kemenyan hitam, sudah ditanamkan Mimin sosok hitam dari leuweung sasar yang tersisa di tubuh Karta.
“Min jawab ada apa ini!” tanya Karta.
@bacahorror @IDN_Horor “Sudah diam! Tutup mulut kamu!” bentak Mimin tiba-tiba, menatap kesal ke arah Karta.
“Ba–baik tuanku” jawab Karta tanpa ia sadari perkataan itu keluar begitu saja dari mulutnya.
Hanya payudara yang menggantung panjang yang ikut bergerak manakala Mimin
@bacahorror @IDN_Horor sedang menaiki satu persatu anak tangga agar sampai di lantai dua rumahnya, Karta tetap melihat kecantikan Mimin yang berkali lipat, walaupun ketika Mimin melintasi setiap cermin atau kaca yang berada di dalam rumahnya yang sudah gelap, wajah Mimin yang hancur penuh belatung
@bacahorror @IDN_Horor dan rambutnya yang panjang menjulang berantakan adalah penampakan asli wujud Mimin dini hari ini.
“Sialan mereka sudah tidak lagi memenuhi halaman rumah ini!” ucap Mimin dengan kesal, ketika memperhatikan sekitar rumahnya dari lantai dua itu sosok sarebu lelembut
@bacahorror @IDN_Horor dari leuweung sasar yang sebelumnya berhasil ia undang, kini sudah hilang begitu saja.
“Kemana mereka Min, apa ini tanda bahaya untuk kita” ucap Karta tiba-tiba dengan sangat panik, terus saja memandang Mimin penuh dengan rasa nafsu birahi yang bergejolak dalam dirinya.
@bacahorror @IDN_Horor “Pagi tinggal beberapa jam lagi! Jangan sampai dini hari ini…” ucap Mimin namun tiba-tiba berhenti, manakala mendengar suara hentakan kaki besar tiba di kamar yang sudah ia kunci, sebuah tempat untuk melakukan ritual.
“Min itu datang…” ucap Karta
@bacahorror @IDN_Horor sambil melihat ke arah pintu kamar.
“Dor! Dorr!! Dorrr!!!”
Pukulan dari tangan yang besar dari mahluk hitam penuh bulu sudah mendarat berkali-kali memberikan pertanda untuk Mimin.
“Jangan cemas Karta, waktunya sudah tiba berarti ini benar-benar dalam bahaya! - twitter.com/i/web/status/1…
@bacahorror @IDN_Horor - Akan aku panggil lagi sarebu lelembut dari leuweung sasar untuk menjaga dan menghabisi musuh-musuh kita, tunggu disini!” ucap Mimin sambil melemparkan senyum paling manis yang pernah Karta lihat, berjalan dengan cepat ke arah kamarnya untuk mengambil kunci
@bacahorror @IDN_Horor yang Mimin simpan di laci lemari yang mempunyai cermin.
“Akan aku selesaikan semuanya! Nikmatilah persembahan terakhirku ini, sebagai penerus yang patuh! Akan aku ambil kembali Rara! Aku janji!” bisik hati Mimin
@bacahorror @IDN_Horor sempat menoleh ke arah cermin, sambil mengambil beberapa belatung yang menempel di wajahnya, lalu mulutnya perlahan terbuka, mengunyahnya dengan perlahan.


“Tunggu Karta ritual kali ini tidak akan lama” ucap Mimin sudah memasukan kunci ke lubang pintu,
@bacahorror @IDN_Horor sambil melemparkan senyum manis untuk yang kedua kalinya.
“Tapi Min!!!” teriak Karta.
“Ceklekk… ceklekkk…”
Manakala pintu itu terbuka, asap putih yang pekat tiba-tiba keluar bak sebuah sambutan untuk Mimin, yang baru saja melepaskan selendang yang sedari tadi menutupi tubuhnya. twitter.com/i/web/status/1…
@bacahorror @IDN_Horor “Min! Mimin!!!” teriak Karta semakin kencang.
Membuat Mimin sedikit menolehkan wajahnya yang tiba-tiba bisa Karta lihat sudah sangat pucat, dan berjalan aneh dengan cara sempoyongan masuk ke dalam kamar, untuk menyerahkan tubuhnya pada sosok hitam penuh bulu
@bacahorror @IDN_Horor yang sudah menantinya itu.
“Seperti mayat! Apa Mimin sudah mati!” ucap Karta tiba-tiba, ketika mendengar suara pintu terkunci, wajah Mimin yang menoleh barusan tetap terbayang jelas dalam pikiran Karta.
perasaan gusar dan cemas sudah kembali Karta rasakan, sambil terus berdiri
@bacahorror @IDN_Horor seluruh tubuhnya banjir keringat namun tidak mampu membuat bekas kemenyan hitam itu luntur dari tubuhnya.
“Ampuuunnn!!!”
“Aaaaaaa!!!”
“Sakitttttt!!!”
“Tolonggggg Kartaaa!!!”
Suara dari mulut Mimin sudah Karta dengan jelas, twitter.com/i/web/status/1…
@bacahorror @IDN_Horor bersamaan angin kencang berkali-kali membuat beberapa jendela besar di lantai dua rumah itu ikut bergetar, bersamaan suara teriakan kencang dari balik pintu itu terus Karta dengar.
“Tidak biasanya Mimin berteriak meminta tolong!” bisik hati Karta semakin cemas,
@bacahorror @IDN_Horor membuat ia bergerak mendekat ke arah pintu.
Langkahnya tiba-tiba berhenti ketika asap putih itu keluar kembali dari celah pintu bawah, membuat Karta menjadi panik namun tidak tahu dirinya harus berbuat apa, karena teriakan kesakitan itu semakin kencang keluar dari mulut Mimin.
@bacahorror @IDN_Horor Ketika kepala Karta didekatkannya pada pintu itu, tiba-tiba suara kesakitan itu malah berganti dengan teriakan tertawa yang melengkin kencang, bak sebuah pertanda yang sama sekali tidak Karta pahami.
“Budi, Gama kemudian dua orang yang pernah bertanya kepadaku dan Mimin, -
@bacahorror @IDN_Horor - dua orang yang berasal dari tengah pulau ini akan aku cari sampai liang lahatnya!” bisik hati Karta yang sudah membara sebuah dendam, karena empat nama itu pernah Mimin katakan harus berakhir di tangannya, agar bisa kembali melakukan ritual di leuweung sasar
@bacahorror @IDN_Horor dan Rara berada kembali di pangkuannya.
“Setelah matahari terbit!” lanjut Karta sambil menganggukan kepalanya, kemudian menyentuh bekas luka di bagian wajahnya yang belum kering itu.
@bacahorror @IDN_Horor “Kabeuh geus balik ka tempat asalna, sarebu lelembut di leuweung sasar bakal nurut jeung jadi budak maneh, syaratna…)
(Semua sudah pulang ke tempat asalnya, sarebu lelembut di leuweung sasar bakal patuh dan menjadi budak kamu, syaratnya…) twitter.com/i/web/status/1…
@bacahorror @IDN_Horor sosok hitam berbadan dua kali lebih besar dari tubuh Mimin sedang berada tepat di antara kedua celah paha Mimin yang terbuka lebar, suara berat menyeramkan sudah Mimin dengar dan lendir hitamnya itu sudah menetes mengenai tubuhnya.
@bacahorror @IDN_Horor “Na–naon syaratna hampura kabeh geus kagok baseh, kabeh kudu aya di pangkuan urang)
(Ap–apa syaratnya maaf semuanya sudah terlanjur basah, semua harus ada di pangkuan saya) ucap Mimin dengan tubuhnya yang sudah mati rasa, berada di dekapan tubuh berbulu hitam yang lebat. twitter.com/i/web/status/1…
@bacahorror @IDN_Horor Perlahan tubuh besar itu semakin menekan, mendekatkan kepalanya di dekat telinga Mimin sambil kuku panjangnya bak pedang itu mengelus perut Mimin dengan tajamnya.
“Lamun kabeh mayit jelema-jelema eta kumaneh bawa ka jero leuweung sasar, - twitter.com/i/web/status/1…
@bacahorror @IDN_Horor - jeung budak nu asalna dina darah daging maneh, tebusan nu paling sabanding jang sarebu lelembut nu bakal ngahji jeng awak maneh”
(Jika semua mayat manusia-manusia itu kamu bawa ke dalam leuweung sasar, dan anak yang berasal dari darah daging kamu, - twitter.com/i/web/status/1…
@bacahorror @IDN_Horor - tebusan yang paling sebanding dengan sarebu lelembut yang bakal menyatu dengan tubuh kamu) bisik sosok hitam dekat dengan telinga Mimin, setiap lendir hitamnya itu sudah mengenai bagian pipinya
Mimin sudah menganggukan kepalanya secara perlahan
@bacahorror @IDN_Horor mengerti keinginan sang tuan besarnya itu, bersamaan Mimin sudah merasakan kuku panjang nan tajam dari sosok hitam yang kedua matanya itu terus menyala, menggoreskan diatas kulit perutnya yang sudah pucat.
“Aaaaaa!!!”
“Ampppunnnnn…” twitter.com/i/web/status/1…
@bacahorror @IDN_Horor Mulut Mimin terbuka sangat lebar, mengeluarkan lendir yang sama dan darah yang tidak lagi berwarna merah melain hitam memancar begitu saja sangat banyak, bersamaan satu kali hentakan tubuh hitam berbulu lebat itu pada tubuh Mimin.
@bacahorror @IDN_Horor “Pake eta benda nu dina sarung hideung, sabetkeun ka kebeh beuheung manusa-manusa termasuk monyet jeng meong hideung”
(Pakai itu benda yang ada di sarung hitam, sayatkan ke semua leher manusia-manusia termasuk monyet dan meong hideung) lanjut sosok hitam itu twitter.com/i/web/status/1…
@bacahorror @IDN_Horor kemudian semakin menekan kuku panjangnya pada perut Mimin.
“Aaaaaaaaaa!!!!”

“Min! Mimin buka min!!!” teriak Karta sambil mengambil kain selendang hitam yang tergeletak di dekat pintu, perasaannya sudah benar-benar sangat cemas pada keadaan Mimin. twitter.com/i/web/status/1…
@bacahorror @IDN_Horor “Dor! Dorr!! Dorrr!!!”
“Min buka!!!” teriak Karta jauh lebih kencang, tidak kuasa lagi menahan kepanikannya.
“Kreketttt…”
Setelah suara pintu terbuka, tiba-tiba tubuh telanjang Mimin sudah berada didepan Karta, dengan perlahan mengambil selendang tipisnya twitter.com/i/web/status/1…
@bacahorror @IDN_Horor untuk kembali Mimin kenakan, tanpa berbicara satu patah kata pun pada Karta.
Baru saja Mimin akan menarik pintunya agar kembali tertutup, Karta melihat tubuh seseorang dengan bagian kakinya yang sudah pucat, namun belum sempat ia pastikan karena kamar benar-benar gelap,
@bacahorror @IDN_Horor pintu itu sudah kembali Mimin kunci dengan cepat.
“Kaki pucat!!!” bisik hati Karta, sambil melihat ke arah bagian Kaki Mimin.
“Persis kaki Mimin!!!” ucap Karta perlahan.
Manakala Mimin mendengar ucapan yang keluar dari mulutnya Karta,
@bacahorror @IDN_Horor tiba-tiba Mimin menarik bagian kepala Karta dengan sangat kuat.
“Arrrrrghhhh!!! Ampunnn!!!”
“Sakit Mimin!!! Lepaskannnn!!!”
Sebuah usapan satu tangan Mimin yang mempunyai kuku panjang itu mengusap wajah Karta dengan kasar, twitter.com/i/web/status/1…
@bacahorror @IDN_Horor membuat luka bekas cakaran meong hideung tiu kembali mengeluarkan banyak darah, sampai menyentuh lantai keramik.
“Dengarkan perintahku! Buka semua jendela yang ada di rumah ini cepat!!!” bentak Mimin tiba-tiba saja panik, sudah merasakan akan datang sesuatu yang mendekat
@bacahorror @IDN_Horor dari arah halaman belakang rumahnya itu.
Tanpa ada penolakan dari Karta yang sekarang matanya sudah menyala merah itu, Mimin berjalan ke arah jendela kamarnya, tubuhnya tiba-tiba mundur perlahan menjauh dari jendela yang sudah bergerak terkena angin semakin kencang.
@bacahorror @IDN_Horor “Meong hideung!!!” ucap Mimin, kembali ingat pada sebuah benda yang sudah diberikannya pada ritual yang belum lama selesai itu, membuatnya kembali ke kamar yang belum ia kunci.
Suara jendela-jendela yang berada di rumah Mimin sudah terdengar sangat berisik
@bacahorror @IDN_Horor terkena hembusan angin dini hari yang semakin kencang, apalagi Karta sudah berada di lantai satu rumah untuk membuka semua jendela.
Benda panjang yang tertutup kain hitam sudah berada di tangan Mimin yang sudah kembali ke kamarnya, perlahan dari kain hitam itu
@bacahorror @IDN_Horor sudah mengeluarkan wangi bunga yang menyengat.
“Pedang! Akan aku habisi semuanya!” ucap Mimin, kemudian mengarahkan ujung pedang panjang itu ke arah meong hideung, yang berdiam di dekat gerbang yang sudah terbuka lebar, namun sama sekali tidak membuat meong hideung itu
@bacahorror @IDN_Horor bergerak ketakutan malah kedua mata kuningnya itu semakin menyala.
“Termasuk binatang hitam sialan itu!!!!” teriak Mimin kemudian tertawa kencang, karena merasa orang-orang yang seharusnya ia cari dan habisi dengan cepat, malah datang kembali ke rumahnya untuk yang kedua kali,
@bacahorror @IDN_Horor membuat ia semakin yakin bahwa akan kembali merebut sarebu lelembut dan melakukan ritual sakral setelah membawa Rara kembali ke pangkuannya.
“Datang!!! Akhirnya!!!” lanjut Mimin sambil tersenyum lebar bersamaan belatung di wajahnya itu kembali ia ambil
@bacahorror @IDN_Horor dan dimasukkannya ke dalam mulutnya yang sudah terbuka lebar.

***

Digjaya Adiguna Gama & Jalu Kertarajasa

Kendaraan roda dua yang sedari jauh sudah melesat kencang menerobos angin-angin dingin dini hari itu baru saja tiba, di depan sebuah rumah besar nan megah,
@bacahorror @IDN_Horor namun Gama sudah merasakan sebuah keanehan yang ia lihat dan rasakan, ketika kedua bola matanya itu menatap ke arah halaman depan rumah yang pagarnya itu masih terkunci rapat.
“Bud sepertinya ada yang aneh! Sisa-sisa dari sosok sarebu lelembut -
@bacahorror @IDN_Horor - masih terasa sebelumnya memadati rumah itu” ucap Gama tiba-tiba sambil turun dari motor.
Belum sempat Budi menjawab, ketika pandangan mata Gama ke arah lantai dua rumah ia dibuat terkejut ketika melihat seluruh jendela rumah itu terbuka semuanya,
@bacahorror @IDN_Horor terus perlahan bergerak terkena angin.
“Tidak mungkin hal itu tanpa alasan dilakukan Mimin, pasti ada tujuannya Gam” ucap Budi langsung melangkah menuju samping rumah yang bertembok tinggi menjulang, berjalan perlahan melewati satu pohon ke pohon lainnya.
@bacahorror @IDN_Horor “Licin! Salah satu cara untuk Mimin melarikan diri atau yang lainnya belum bisa aku pastikan Bud” jawab Gama berusaha mengatur dirinya untuk jauh lebih tenang.
“Srek… srekk… srekkk…”
“Kliwon Gam, itu diatas pohon” ucap Budi tiba-tiba. twitter.com/i/web/status/1…
@bacahorror @IDN_Horor “Apa yang Cahyo titipkan sangat berguna, didepan juga sudah ada meong hideung Bud, lihat…” jawab Gama, walaupun setelah itu kulit di dahinya mengkerut heran, melihat dua mata meong hideung yang sudah menyala kuning, menatap tajam ke arah salah satu jendela di lantai dua.
@bacahorror @IDN_Horor “Ayo Gam cepat, aku sudah tidak sabar” ucap Budi berjalan ke arah meong hideung, dan Kliwon yang ada diatas salah satu pohon.
“Mimin dan Karta pasti tidak akan tinggal diam menyambut kedatangan yang kedua kali ini” bisik hati Gama, sudah mendengar terlebih dahulu suara berisik
@bacahorror @IDN_Horor dari arah rumah Mimin yang kini masih terhalang sebuah tembok, membuat bulu pundaknya seketika berdiri.
Beberapa langkah Gama dan Budi akan sampai ke sebuah gerbang besi yang masih terbuka lebar, sama seperti sore tadi ketika Gama membawa Budi dari siksaan Karta yang mengila.
@bacahorror @IDN_Horor Meong hideung langsung menempelkan kepalanya itu pada kaki Gama mengusap-usapakannya.
“Iyah aku paham, tenang kita selesaikan sebelum pagi” bisik hati Gama mengelus kepala meong hideung.
“Seluruh jendela terbuka semuanya, begitu juga dengan pintu dapurnya Gam, -
@bacahorror @IDN_Horor - aku yakin ada sebuah jebakan!” ucap Budi yang sudah bermandikan keringat itu.
Bayangan hitam seperti tubuh Karta sudah Gama dan Budi lihat melintas berkali-kali dengan sangat cepat di dalam rumah, yang sudah sengaja dibuat gelap itu.
“Harusnya bukan lawan sebanding Gam, -
@bacahorror @IDN_Horor - akan aku pisahkankan kepala dengan tubuhnya, ayo!” lanjut Budi sudah mulai melangkah terlebih dahulu, meninggalkan Gama yang masih terdiam mematung merasakan tubuhnya tiba-tiba berubah menjadi panas.
@bacahorror @IDN_Horor “Gama! Gam tunggu!” suara yang tidak asing itu tiba-tiba Gama dengar dari arah belakang, membuat ia langsung berbalik badan.
“Mang! Ada apa Mang! Sama siapa kesini…” tanya Gama menjadi panik, melihat Mang Idim sudah banjir keringat,
@bacahorror @IDN_Horor apalagi kaos putih yang dikenakannya itu sudah terlihat kotor, walau ditutup jaket tipisnya.
“Indra yang antar dia menuggu di samping jalan… bahaya Gam keadaan Rara semakin memburuk, bawa selendang ini…” jawab Mang Idim sambil mengeluarkan selendang hitam tipis
@bacahorror @IDN_Horor yang Gama ambil dari tubuh wewe gombel.
“Ki Duduy yang titipkan itu Gam, cepat susul Budi itu dia sudah berbalik badan, Amang akan berjaga di balik pohon itu, tidak banyak waktu yang tersisa” lanjut Mang Idim.
“Mak Endah gimana Mang?” tanya Gama tiba-tiba.
@bacahorror @IDN_Horor Membuat Mang Idim sangat kaget dengan ucapan Gama kali ini.
“Selesaikan terlebih dahulu Mimin dan Karta, selendang itu yang akan membuat seluruh ilmu yang dimiliki luntur, ritual persetubuhannya tidak akan berguna, mungkin sudah mati! -
@bacahorror @IDN_Horor - Ki Duduy bilang usapkan pada jasad Mimin!” jawab Mang Idim perlahan menjelaskan.
“Mimin maksudnya Mang yang sudah mati, apa Mak Endah” ucap Gama semakin penasaran.
Mang Idim hanya menggelengkan kepalanya, kemudian kepalanya bergerak memberikan tanda kepada Gama
@bacahorror @IDN_Horor agar segera berbalik badan.
Seorang perempuan dengan rambut panjang berantakan, tubuhnya hanya ditutupi selendang dan wajahnya semakin hancur itu tersenyum ke arah Gama dan Mang Idim, kemudian tubuhnya perlahan mundur, perempuan itu sudah mengetahui tamu
@bacahorror @IDN_Horor yang dinantikannya sudah tiba.
“Cepat sana susul Budi” ucap Mang Idim, kemudian berjalan ke arah satu pohon yang bisa melihat lurus ke arah dapur.
Budi sudah terlihat kebingungan berada tepat di depan pintu dapur, beberapa kali melihat ke arah Gama
@bacahorror @IDN_Horor dan mengelengkan kepalanya saja berkali-kali.
“Ma–mati kalian sudah saatnya!” teriak suara perempuan dari dalam isi rumah yang belum sama sekali Gama dan Budi masuki itu, membuat Gama langsung memasukan selendang hitam itu ke dalam saku celana bersama gelang gengge.
@bacahorror @IDN_Horor “Itu Gam! Ayo” ucap Budi nafasnya sudah ngos-ngosan kobaran dendam pada orang yang telah membuat leuweung sasar terbuka akan dibalaskannya sekarang.
“Hati-hati Bud, kita tidak pernah masuk ke dalam rumah ini, Karta dan Mimin bisa muncul dimana saja!” ucap Gama dengan tegas.
@bacahorror @IDN_Horor Langkah kaki mereka berdua perlahan masuk melewati pintu dapur yang terus bergerak terkena angin, diikuti meong hideung dibelakang kaki Gama.
“Bruggg!!!”
Tiba-tiba pintu dapur seperti ada yang menutupnya kencang, kemudian dengan jelas Budi dan Gama lihat twitter.com/i/web/status/1…
@bacahorror @IDN_Horor gagangnya itu bergerak mengunci.
“Percuma pintu itu terkunci, semua jendela di rumah ini sudah terbuka, jangan sampai Mimin dan Karta bisa melarikan diri Bud” ucap Gama, sudah sangat waspada karena bisa saja mereka berdua di serang dari berbagai arah.
@bacahorror @IDN_Horor Tidak ada satu benda pun dan keadaan di dalam dapur yang membahayakan setelah Gama pastikan keadaanya.
“Ki Duduy bilang Gam, tidak bisa memastikan persekutuan Mimin dengan sarebu lelembut di leweung sasar membuat ia sudah mati atau masih hidup”
@bacahorror @IDN_Horor ucap Budi tiba-tiba ketika akan sampai ke ruangan tengah rumah yang sama gelapnya, hanya suara-suara jendela yang terkena angin terus terdengar semakin kencang.
“Sama dengan yang Bah Idim katakan Bud entah siapa yang sudah mati” ucap Gama perlahan,
@bacahorror @IDN_Horor tidak ingin menyebutkan nama Mak Endah.
“Jika masih hidup akan aku buat mereka berdua mati, jika sudah mati akan aku bakar mayat mereka berdua, itu harga sebanding” jawab Budi dengan sangat dingin, tiba-tiba menghentikan langkahnya tangan dengan cepat bergerak
@bacahorror @IDN_Horor ke arah belakang punggungnya untuk mengambil pisau andalannya itu.


Ruangan tengah rumah yang terdapat banyak sekali barang-barang mewah dan lemari-besar sudah Gama dan Budi lihat, dengan satu tangga mewah yang mempunyai anak tangga tidak sedikit itu
@bacahorror @IDN_Horor mengatarkan menuju lantai dua sudah dekat dengan mereka berdua, serta di lantai dua terdapat guci-guci besar yang sudah berjajar.
“Pasti mereka di atas Bud, hati-hati” ucap Gama, melihat meong hideung terus mengerkan kepalanya memberi pertanda kepada Gama
@bacahorror @IDN_Horor agar bergerak ke arah tangga.
“Budi awasss!!!” teriak Gama dengan sekuat tenaganya menendang punggung Budi.
“Braakkkkk!!!”
Guci besar yang mewah itu sudah hancur berkeping-keping menyisakan ujung dari guci yang terlihat sangat tajam di dekat kepala Budi.
@bacahorror @IDN_Horor “Bud cepat bangun!” ucap Gama sambil berjalan ke arah Budi, tidak mendapati satu wujudpun yang melemparkan guci itu dari lantai dua.
Baru saja Gama mengulurkan tangannya untuk membantu Budi bangun tiba-tiba terlihat kepala meong hideung terus bergerak,
@bacahorror @IDN_Horor seperti mencari sesuatu dari ruangan gelap seisi rumah ini.
“Tumben meong hideung seperti itu Gam, tidak biasanya” ucap Budi semakin heran.
“Brugggg!!!”
Sebuah tendangan sangat kuat tiba-tiba mendarat menuju perut Gama, membuat tubuhnya terpental ke salah satu lemari besar twitter.com/i/web/status/1…
@bacahorror @IDN_Horor tempat berisikan barang-barang antik.
“Brugggg!!!”
Tiba-tiba satu benda ukiran pisau yang antik yang berada di dalam lemari itu akan jatuh satu jajar dengan bagian tengah kepala.
“Gam!!! Awas!!!” teriak Budi sambil berlari. twitter.com/i/web/status/1…
@bacahorror @IDN_Horor Sepersekian detik beruntungnya Gama langsung menggulingkan tubuhnya ke samping, andai kata telat ujung tumpul pisau itu akan menancap tepat di ujung kepala Gama.
Nafas Gama langsung ngos-ngosan keringat semakin membanjiri wajahnya,
@bacahorror @IDN_Horor tidak percaya kejadian cepat barusan bisa aja membunuh dirinya dengan cepat.
“Ma–maaf Gam seharusnya barusan tidak menimpa kamu maaf” ucap Budi terbata-bata merasa bersalah.
“Sudah Bud tidak apa-apa, ini akibat perintah Mimin” jawab Gama perlahan,
@bacahorror @IDN_Horor memastikan selendang hitam dan gelang gengge masih ada di dalam saku celananya, dan meong hideung langsung berlari ke arah Gama.
“Ha-ha-ha…”
“Ha-ha-ha… Ha-ha-ha…”
Budi yang masih berjongkok di hadapan tubuh Gama yang perlahan akan bangun, twitter.com/i/web/status/1…
@bacahorror @IDN_Horor langsung melihat ke arah lantai dua, pada suara tertawa itu berasal.
“Tidak sulit ternyata untuk membuat kalian berdua mati di rumahku!!!” teriak Mimin sudah berdiri di dekat pagar lantai dua, melemparkan senyum paling menyeramkan ke arah Gama dan Budi.
@bacahorror @IDN_Horor “Penerus Wewe Gombel Bud, tidak usah takut sarebu lelembut sudah berada di dalam leuweung sasar terkunci, itu hanya sisa-sisa kekuatan bersetubuh dengan sosok hitam saja” ucap Gama perlahan, sudah bisa merasakan sosok yang berada di dalam tubuh Mimin.
@bacahorror @IDN_Horor “Kartaaaa!!! Bawa mayat dua orang itu ke atas, sekarang!!!” teriak Mimin sambil mengeluarkan lendir hitam di mulutnya, setiap lendirinya itu menetes ke arah payudaranya yang menjulang, tubuhnya hanya ditutupi kain tipis berupa selendang
@bacahorror @IDN_Horor yang hampir sama dengan yang ada di saku celana Gama.
Membuat Gama dan Budi terus melihat ke arah Mimin yang kini berbalik badan, namun Gama melihat Mimin membawa sesuatu dari kain hitam yang melilit benda itu.
“Sekarang Karta!!! Bawa bangkai binatang itu juga!!!”
@bacahorror @IDN_Horor teriak Mimin jauh lebih kencang, tanpa melihat lagi ke arah lantai satu.
“Budi awas!!!” teriak Gama manakala mendengar suara pisau-pisau tajam melayang ke arah Budi dengan sangat kencang.
“Arrrrghhhh!!!” twitter.com/i/web/status/1…
@bacahorror @IDN_Horor Budi bukan menghindari empat pisau yang mengarah tepat ke wajah dan bagian dadanya, malah berdiam diri hingga pisau itu seperti menusuk bukan pada kulit dan daging, melainkan pada benda lunak, hingga setiap pisau itu terjatuh dengan perlahan mengenai lantai keramik
@bacahorror @IDN_Horor “Karta keluar kamu!” teriak Budi sangat kencang, suaranya mengemparkan seluruh benda-benda yang berdiri di dalam rumah, matanya sudah sangat tajam bak hewan buas yang akan memangsa, terdengar hembusan nafasnya sudah berat.
@bacahorror @IDN_Horor “Brug… brugg… bruggg…”
Gama dan Budi melihat sebuah gerakan cepat bak kilat, pindah dari satu tempat ke tempat lainnya, dari gelapnya ruangan rumah dan suara jendela yang semakin kencang bergerak terkena hembusan angin jauh lebih kencang. twitter.com/i/web/status/1…
@bacahorror @IDN_Horor “Disini Jalu, akan ku hantarkan kematian kau!”
Suara serak dan berat tiba-tiba Budi dengar dari arah dapur, seseorang dengan tubuh yang bekas goresan kemenyan hitam sudah berdiri tegak, urat-urat di seluruh tubuhnya it sudah kencang dan hampir lepas dari daging dan kulitnya,
@bacahorror @IDN_Horor matanya sudah menyala merah, dengan luka bekas cakar meong hideung masih membekas di wajahnya.
“Karta!” ucap Budi sangat kaget, melihat perubahan Karta dengan mulutnya yang terus terbuka lebar, mengeluarkan lendir hitam.
“Maaf Gam, cepat perintah aku” ucap Budi
@bacahorror @IDN_Horor tanpa melihat ke arah Gama lagi, dengan pandanganya yang semakin tajam.
“Tanpa aturan yang dikatakan Ki Duduy, sekarang Budi!” ucap Gama dengan tegas, kini sudah memegang gelang gengge.
@bacahorror @IDN_Horor Berlanjut...

Kita lanjutkan hari sabtu malam yah, untuk teman-teman bisa download eBook part akhir ini dengan cara klik link dibawah.

karyakarsa.com/qwertyping/leu…
@bacahorror @IDN_Horor Part 7.2 Tamat – Akar Sasar
“Semua berawal, malapetaka itu tidak serta merta datang, ada yang menghendaki hingga ada yang mengabdi, bukan kepada pencipta tapi kepada MEREKA”

...
@bacahorror @IDN_Horor Kepala Karta tiba-tiba tertunduk, sambil mulutnya terus bergerak mengucapkan sesuatu, tubuhnya tiba-tiba bersujud dengan kepalanya menyentuh tanah.
“Mati kau Jalu!!!” teriak Karta sangat kencang, sambil kepalanya bergerak cepat melihat ke arah Budi,
@bacahorror @IDN_Horor ia tidak berdiri namun merangkak dengan cepat ke arah Budi.
“Akan banyak darah!” bisik hati Gama, langsung memejamkan matanya.
“Arrrrgggghhhh!!!” teriak Budi sambil berlari ke arah Karta, mengepal pisaunya sangat kuat.
“Brruggggg!!!”
@bacahorror @IDN_Horor hantankan kepalan tangan Karta menghujam tepat ke arah dada Budi, dan pukulan tangan kiri Budi mengenai wajah Karta ketika melompat ke arahnya, hingga mereka berdua terpental ke sebuah tembok rumah yang menahan tubuhnya itu masing-masing.
@bacahorror @IDN_Horor “Tidak sekuat waktu sore” bisik hati Budi, yang sudah berdiri.
Dengan mengeluarkan suara nafas yang berat, Karta langsung merangkak dan berlalri jauh lebih cepat ke arah Budi, kini jari tanganya itu mengeluarkan kuku yang panjang.
“Budi awas! Menghindar!” teriak Gama
@bacahorror @IDN_Horor dengan cepat membuka matanya, meastikan tubuh Karta sudah dikuasa Mimin dan sosok hitam penuh bulu.
Hampir saja Budi telat untuk menghindar, cakaran kuku Karta yang sudah berhadapan dekat dengan Budi langsung merobek tembok dinding sangat dalam,
@bacahorror @IDN_Horor kemudian Budi menangkap tangan Karta menekannya sangat kuat, hingga urat-urat tangannya itu melemas.
Tubuh Karta yang kaku dan tidak bisa berdiri tegap itu bisa langsung Budi angkat, membuat tangan kirinya mencoba menghujamkan kuku panjangnya itu
@bacahorror @IDN_Horor ke arah bola mata Budi, namun dengan mudah Budi menghindar.
“Arrrrrghhhhhh!!!”
Malah pisau tajam yang kini berada di tangan kiri Budi menyatkan dengan cepat ke arah wajah Karta sangat dalam hingga melewati bola mata Karta yang menyala merah, berdampingan dengan luka twitter.com/i/web/status/1…
@bacahorror @IDN_Horor bekas cakaran meong hideung.
“Begini Karta akan aku ajari kau bertarung sebagai pria!” bisik Budi sangat dingin di dekat telinga Karta, dari bola mata sebelah kiri itu sudah keluar darah merah yang kental.
“Ak–aku tidak akan mati Jalu, percuma”
@bacahorror @IDN_Horor jawab Karta terbata-bata membuka mulutnya secara perlahan.
Membuat Budi semakin menekan cengkraman pada tangan Karta yang semakin lemas, seluruh urat-urat di tangannya itu hampir tidak berfungsi.
“Arrrghhhhh!!!” teriak Karta mengeluarkan lendir hitam jauh lebih banyak,
@bacahorror @IDN_Horor ketika beberapa sayatan pisau tajam itu mendarat di bagian perutnya.
“Budi sekarang!!!” teriak Gama, ketika melihat dari atas lantai dua Mimin berjalan untuk melihat pertarungan suaminya itu.
Tanpa melihat ke arah Gama dan mendengar perintanya,
@bacahorror @IDN_Horor satu kali tusukan tajam mendarat tepat di perut Karta sangat dalam, hingga darah memuncar.
“Harga sebanding dengan apa yang sudah kau lakukan pada leuweung sasar, juga Rara anak kandungmu!” ucap Budi mendekatkan mulutnya pada lubang telinga Karta.
@bacahorror @IDN_Horor Tiba-tiba Budi melemparkan tubuh Karta pada ujung tangga, dekat dengan bekas guci yang sudah pecah berantakan yang sebelumnya hampir menimpa kepala Budi, membuat Mimin yang menyaksikan suaminya itu sudah terluka parah dibagian perutnya,
@bacahorror @IDN_Horor dengan bola mata sebelah kirinya sudah mengeluarkan banyak darah, dibuat tidak percaya apa yang sudah Budi lakukan.
Namun Mimin malah tersenyum jauh lebih menakutkan dengan belatung di bagian wajahnya semakin banyak, terus perlahan ia makan satu-persatu.
@bacahorror @IDN_Horor Budi terus berjalan ke arah tubuh Karta yang sudah tidak berdaya itu.
“Hanya tinggal hitungan menit tubuhnya akan mati kehabisan darah” ucap Gama terus memegang erat gelang gengge, dengan meong hideung yang terus menatap ke arah Mimin.
@bacahorror @IDN_Horor Seketika Gama dibuat kaget ketika Mimin dengan kesaktiannya, mengangkat tiga guci yang berada di sebelahnya hingga melayang.
“Budi awas menghindar!!!” teriak Gama.
“Bruggggg!!!”
“Brugggg!!! Brugggg!!!”
@bacahorror @IDN_Horor Tiga guci besar itu mendarat tepat di kepala Budi dan bagian samping tubuhnya, namun sama sekali tidak membubarkan pandangan Budi pada tubuh Karta, guci itu pecah berantakan di samping tubuh Budi yang malah berdiri semakin tegap, hanya menepiskan bekas pecahan guci
@bacahorror @IDN_Horor yang mengenai pundaknya, dan menggerakan kepalanya agar pecahan guci itu lepas dari rambut gondrongnya, kemudian menatap ke arah Mimin– dengan tatapan tajam dan dingin.
“Am–ampun Jalu” ucap Karta sangat pelan menggerakan mulutnya,
@bacahorror @IDN_Horor dengan sisa satu matanya masih berwarna merah itu.
Dengan perlahan Budi malah menyimpan pisau yang berlumuran darah itu kebalik punggungnya, membuat Gama dibuat heran serta cemas, apa yang akan Budi lakukan selanjutnya.
“Ini belum sebanding!”
@bacahorror @IDN_Horor ucap Budi sambil mengambil satu pecahan guci yang tajam bekas menimpa tubuhnya itu.
“Aaaaaaaaaaaaa!!!!!” teriak Karta sangat kencang, manakala ujung tajam dari pecahan guci itu menusuk tepat di bagian luka perutnya yang terus mengeluarkan darah,
@bacahorror @IDN_Horor membuat darah memancar jauh lebih banyak dan pecahan guci tajam itu hampir menembus seluruh bagian perut Karta.
Namun tiba-tiba tangan Mimin bergerak, membuat mata Karta yang hampir terpejam tiba-tiba melotot sekuat tenaga, tubuhnya yang sudah hampir tidak bernyawa itu
@bacahorror @IDN_Horor malah dengan cepat berdiri, bukan untuk menyerang ke arah Budi melainkan berjalan perlahan menaiki anak tangga dengan pecahan guci tajam masih menempel di perutnya, hingga tetesan darahnya itu mengikuti langkahnya.
“Budi tunggu! Diam di situ!!!” teriak Gama,
@bacahorror @IDN_Horor sambil berlari ke arah Budi yang hampir saja bergerak mengikuti Karta.
“Tunggu diam!” bentak Gama, membuat wajah Budi yang sudah banjir keringat itu hanya menganggukan kepalanya, sambil melihat ke arah Gama.
Gama tidak ingin Budi berhadapan dengan Mimin
@bacahorror @IDN_Horor itu akan membuat ia dengan mudah dihabisi Mimin yang sudah melihat suaminya itu tersiksa, bahkan hampir mati ditangan Budi.
Langkah Karta semakin perlahan sudah mulai kehabisan tenaga, karena darah yang terus keluar dari perutnya apalagi pecahan guci itu
@bacahorror @IDN_Horor masih menempel di bagian perutnya, sudah Gama dan Budi lihat mendekat ke arah Mimin.
Membuat Mimin dengan perlahan mencabut pecahan guci di tubuh Karta dengan perlahan.
“Aaaaaaa!!!!” teriak Karta semakin kencang, bersamaan dengan keluarnya darah semakin banyak.
@bacahorror @IDN_Horor “Gam sekarang ayo” bisik Budi yang sudah tidak sabar ingin menghabisi sepasang suami istri itu.
“Tunggu!” jawab Gama.
Ketika pecahan bekas guci itu Mimin jatuhkan ke lantai keramik tiba-tiba.
“Aaaaaaaaaaa!!!!!!” teriakan suara Karta berkali lipat keluar dari mulutnya.
@bacahorror @IDN_Horor “Ti–tidak berguna!” ucap Mimin sambil tersenyum, menusukan kuku panjangnya ke bekas tusukan di perut Karta, bahkan sampai menembus seluruh tubuhnya, membuat bola mata Karta yang tersisa sebelah itu melotot sekuat tenaga.
@bacahorror @IDN_Horor “Perjanjian itu kekal Karta! Sudah seharusnya ini terjadi! Mati!” bisik Mimin di dekat telinga Karta membuat mata Karta yang awalnya merah menyala seketika berubah normal, dan mulutnya semakin terbuka lebar.
@bacahorror @IDN_Horor “Ha-ha-ha!!!”
Sambil tertawa kencang, seketika Mimin melemparkan tubuh Karta ke arah Gama dan Budi.
“Brugggg!!!!”
Tubuh Karta yang mengenaskan tepat berada didepan Gama dan Budi, yang tidak menyangka bahwa Karta akan dihabisi istrinya sendiri twitter.com/i/web/status/1…
@bacahorror @IDN_Horor “Kejar Budi jangan sampai Mimin melarikan diri!” ucap Gama dengan tegas didengar jelas oleh Budi.
“Tidak akan lepas dari kejaranku Gam!” jawab Budi langsung berlari menaiki anak tangga yang sudah banyak terdapat sisa darah bekas tubuh Karta.
@bacahorror @IDN_Horor Mimin hanya berbalik badan kemudian berjalan perlahan sambil tersenyum lebar dengan payudaranya yang menjulang panjang serta rambutnya berantakan itu, tidak sedikitpun ada rasa ketakutan dari Mimin karena sudah menyiapkan segalanya di kamar itu
@bacahorror @IDN_Horor untuk menghabisi Gama dan Budi juga meong hideung.
“Sing kudu inget Gam eweuh nu lewih kuat tibatan kakuatan pecipta, kabeh tipu daya setan sasunguuhna lemah, teu sabaraha jeng sangala kahadean nu keur ku Gama lakonan ieu, bereskeun sacaan panon poe isuk…” twitter.com/i/web/status/1…
@bacahorror @IDN_Horor (Harus ingat Gam tidak ada yang lebih kuat dari pada kekuatan pencipta, semua tipu daya setan sesungguh lemah, tidak seberapa dengan segala kebaikan yang Gama lalukan, bereskan sebelum pagi) ucapan Ki Langsamana tiba-tiba Gama dengar sambil terus melangkah kaki menyusul Budi.
@bacahorror @IDN_Horor “Sumuhun Buyut, insallah Gama paham)
(Baik buyut, insallah Gama paham) jawab Gama dalam hatinya, dalam tubuhnya sudah bergejolak sesuatu yang harus segera ia lakukan.

“disana!” ucap Budi sudah melihat Mimin mengunci satu pintu kamar, twitter.com/i/web/status/1…
@bacahorror @IDN_Horor kemudian berjalan ke arah salah satu kamar yang menyala, membuat Budi bergerak dengan cepat.
Mimin sudah duduk di depan cermin, setelah memasukan kunci itu ke dalam laci cermin, tanganya terus saja menyisir rambut panjangnya berkali-kali,
@bacahorror @IDN_Horor walaupun tidak jarang beberapa belatung ia makan terus menerus.
“Setelah ini kembali kepangkuan Ibu yah Ra…” ucap Mimin perlahan, mebayangkan dalam cermin itu tedapat bayangan sosok anaknya, anak dari Bapak yang sudah ia habisi dan jasadnya yang sudah terkapar itu.
@bacahorror @IDN_Horor Bayangan hitam tubuh Budi dengan rambut gondrongnya yang semakin mendekat terus Mimin abaikan, terus melihat ke arah cermin sambil tersenyum tidak akan lama lagi ia bisa menguasai sarebu lelembut yang kini terpenjara di leweung sasar.
@bacahorror @IDN_Horor “Sebentar lagi kalian akan mempunyai tuan baru, setelah aku bawa mayat-mayat ini” ucap Mimin sambil mengeluarkan lendir hitam di mulutnya.
Bersamaan dengan langkah Budi yang sudah semakin dekat, terdengar jelas oleh Mimin.
“Ma–masuklah Jalu!” ucap Mimin.
@bacahorror @IDN_Horor Membuat Budi sangat kaget, apalagi Mimin sudah bertelanjang dada, dengan perwujudan jauh mengerikan, seluruh tubuhnya hancur, apalagi ketika melihat ke bagian wajahnya itu semakin banyak belatung, selendang yang Mimin kenakan sudah tersimpan diatas cermin.
@bacahorror @IDN_Horor “Anak satu-satunya keturunan pemegang juru kunci leuweung sasar akan mati ditanganku, berserta tempat itu akan abadi bersamaku, aku kira dua manusia dari jawa saja yang akan mengganggu keinginanku pernah berjumpa di satu warung -
@bacahorror @IDN_Horor - menanyakan tentang leuweung sasar, ternyata kau!” ucap Mimin sambil merasakan angin kencang datang jauh lebih kuat menerpa jendela yang terbuka lebar itu.
“Mereka bagian dari kita, mereka teman-teman kita!” ucap Budi dengan sangat dingin,
@bacahorror @IDN_Horor ucapan itu membuat Mimin hanya tersenyum, menutupi dirinya yang kaget.
Budi sudah melihat Gama semakin berjalan mendekat ke arahnya, walaupun padangan Gama terus melihat ke salah satu pintu yang sebelumnya Mimin kunci.
“Arrrrghhh sudah saatnya Jalu” juluran lidah Mimin
@bacahorror @IDN_Horor tiba-tiba keluar sangat panjang, akibat belatung yang terus ia makan setelah melakukan ritual persetubuhan itu.
Baru saja langkah Budi semakin mendekat sambil mengeluarkan pisau penuh darah bersarang di tubuh Karta, tiba-tiba Mimin menggerakan tanganya,
@bacahorror @IDN_Horor hingga mendaratlah pukulan jauh lebih kencang ke perut Budi.
“Brugggg!!!”
Pukulan itu langsung membuat Budi mengeluarkan darah di mulutnya, bahkan Budi sangat kaget pukulan sekencang itu bisa mendarat di perutnya tanpa ada wujud didepannya, hanya gerakan tangan Mimin. twitter.com/i/web/status/1…
@bacahorror @IDN_Horor “Mati kau Jalu!!!” ucap Mimin dengan matanya sudah menjadi hitam, menggerakan tangannya pada sebuah benda hitam di samping cermin, membukanya secara perlahan.
“Brugggg!!!”
Pukulan yang kedua kali membuat Budi langsung terpental dan tertahan sebuah tembok, twitter.com/i/web/status/1…
@bacahorror @IDN_Horor dan jauh lebih kuat membuat tubuh Budi langsung kehilangan tenaga, akibat kesaktian yang Mimin miliki, bahkan tanpa menyentuh tubuh Budi sekalipun.
“Sreeetttt!!!”
Budi sangat kaget, ketika Mimin mengeluarkan pedang hitam yang panjang dan sangat tajam,
@bacahorror @IDN_Horor setelah kain hitam yang membelitnya itu terjatuh di atas lantai, membuat Budi memaksakan tubuhnya itu untuk perlahan mundur.
“Arrrggghhh!!!” teriak Mimin sambil mengarahkan tepat ditengah-tengah kepala Budi, namun dengan cepat Budi menghindar,
@bacahorror @IDN_Horor hingga ujung pedang itu membelah keramik dengan sangat mudah.
“Kemari Jalu menghindar pun percuma, Gama dan binatang biadab itu tidak akan bisa menolongmu lagi!” ucap Mimin dari wajahnya semakin banyak mengeluarkan belatung.
@bacahorror @IDN_Horor “Budi!” ucap Gama langsung menyeret tubuh Budi yang terus mundur.
“Pergi Gam cepat lari! Pedang itu berbahaya! Pergi!” ucap Budi sudah sangat panik, baru pertama kali melihat pedang tajam dan sangat mudah sekali dikendalikan ditangan Mimin
@bacahorror @IDN_Horor bak pendekar yang sudah terlatih sangat lama.
“Bagus… pedang ini akan menghujam leher kalian berdua” teriak Mimin semakin mendekat.
Seketika Budi melemparkan pisaunya menggunakan sisa tenaga, hingga ujung nya itu mengenai tepat bagian dada tubuh Mimin.
@bacahorror @IDN_Horor “Ha-ha-ha aku bukanlah Mimin dan Karta yang kalian ketahui” tiba-tiba suara serak dan basah itu terdengar jelas, menggantikan suara Mimin.
Budi menganggukan kepalanya perlahan kepada Gama, membuat Gama mempunyai sedikit waktu untuk memjamkan matanya
@bacahorror @IDN_Horor dan membaca amalan, dan seketika melihat wujud Kliwon berubah menjadi besar berjaga di halaman belakang rumah, sehingga tidak mungkin membuat Mimin menghindar.
“Cepat Gam!” teriak Budi yang sudah tidak bisa bangkit, hanya memundurkan tubuhnya melewati kedua kaki Gama.
@bacahorror @IDN_Horor “Manusa-manusa biadab aku kirim kau ke neraka!!!” ucap suara Mimin yang sudah semakin basah dan serak.
Gama mendengar suara pedang panjang itu kembali diangkatnya satu jajar dengan kepalanya, sementara meong hideung sudah terasa di dekat kaki Gama,
@bacahorror @IDN_Horor menggerakan kepala menanti sebuah perintah.
“Gama!!!! Cepat!!!!” teriak Budi sangat kencang.
“Kring… kringg… kringgg…”
Sambil membuka mata, sepersekian detik pedang itu akan menghujam tepat dibagian tengah kepala Gama, namun kalah cepat dengan hentakan tiga kali twitter.com/i/web/status/1…
@bacahorror @IDN_Horor kaki kanan Gama ke lantai.
Meong hideung langsung menerkam tubuh Mimin, tubuhnya yang kecil dan pincang tiba-tiba menggetarkan seluruh isi rumah, jendela yang awalnya bergerak satu persatu lepas dari tempatnya, termasuk Mimin yang langsung terdorong masuk ke kamar.
@bacahorror @IDN_Horor “Arrrgghhhhh!!!” teriak Mimin sangat kencang.
“Aaaaaa!!!”
Satu kali sabetan kuku panjang meong hideung bak pedang yang jauh lebih panjang yang kini berada di tangan Mimin, mendarat tepat di bagian leher Mimin, hingga kepala yang sudah hampir putus itu twitter.com/i/web/status/1…
@bacahorror @IDN_Horor sudah satu lurusan dengan telapak kaki meong hideung, yang berada di bagian kepalanya.
“Burggggg!!!”
Membuat lantai keramik itu terpecah menerima kepala Mimin yang menembus hingga bagian tembok lantai, membuat kepalanya tercetak langsung dan belatung berceceran begitu saja. twitter.com/i/web/status/1…
@bacahorror @IDN_Horor Seketika angin yang sedari tadi behembus kencang tiba-tiba berubah menjadi sunyi, setelah seluruh isi ruangan lantai dua rumah sangat berantakan.
Membuat Gama tercengang bahkan tubuhnya yang berdiri tegak sedikit goyah ketika mendengar hentakan kaki itu,
@bacahorror @IDN_Horor begitu juga dengan Budi yang melihat ke arah Gama sambil menggelengkan kepalanya.
“Sekarang Gam!” ucap Budi yang terus banyak mengeluarkan darah di mulutnya, kini berada tepat satu lurusan dengan kamar yang Mimin gunakan sebagai tempat ritual,
@bacahorror @IDN_Horor Budi juga seperti mengetahui percakapan Gama dan Mang Idim sebelumnya, yang sudah Ki Duduy titipkan untuk mengingatkan Gama.
Gama hanya mengangukan kepalanya, ingat kembali pada pesan Ki Duduy yang dititipkannya kepada Mang Idim.
@bacahorror @IDN_Horor Meong hideung seketika kembali ke wujud asalnya, berdiri di dekat kepala Mimin yang sudah masuk ke lantai kramik dan tembok, dengan darah hitam yang mengelilingi bagian kepalanya itu.
Langkah Gama sudah berhadapan dengan kepala Mimin, tubuhnya perlahan berjongkok.
@bacahorror @IDN_Horor “Tidak akan ada lagi penerus wewe gombel dan leuweung sasar tidak akan ada lagi yang menjamahnya” bisik hati Gama, langsung mengeluarkan selendang hitam dan mengusapkannya pada wajah Mimin dengan sekuat mungkin.
“Eta banda nu mantak nyieun mamala, lepaskeun Gama…” twitter.com/i/web/status/1…
@bacahorror @IDN_Horor (Itu benda yang membuat marabaya, lepaskan Gama…) terdengar bisikan suara Ki Langsamana didekat telinga Gama, membuat ia langsung melepaskannya.
Membuat meong hideung dan Gama seketika mundur, manakala dari kepala Mimin keluar asap putih kental.
@bacahorror @IDN_Horor “Sebentar…” ucap Gama perlahan, ketika melihat seketika tubuh Mimin terus mengeluarkan asap putih, membuat Budi kembali mengelengkan kepalanya.
Asap putih itu semakin pekat hampir menutupi tubuh Mimin, bersamaan dengan meong hideung yang malah berlari ke arah Budi,
@bacahorror @IDN_Horor dan berhenti di salah satu pintu kamar yang masih tertutup.
Seketika tubuh Mimin berubah menjadi belatung yang sangat banyak dan mengeluarkan bau busuk menyengat, bahkan darah hitam itu memenuhi lubang yang awalnya tempat kepala Mimin, bersama belatung yang jauh lebih banyak
@bacahorror @IDN_Horor berjajar seperti pedang panjang.
“Gam! Gama!!!” teriak Budi yang sudah perlahan memaksakan tubuhnya itu untuk berdiri, mendekat ke arah meong hideung.
“Mimin!” bentak Gama langsung berlari ke arah Budi.
“Biar aku dobrak! Minggir Gam!” ucap Budi semakin cemas,
@bacahorror @IDN_Horor manakala bau menyengat pada belatung di kamar itu sudah menyebar.
“Brug!!!” tubuh kekar Budi di tabrakannya ke arah pintu, bahkan sampai tubuhnya terjatuh menggunakan sisa tenaganya.
Gama yang masih berdiri dibuat tercengang, begitu juga Budi
@bacahorror @IDN_Horor melihat ke arah tubuh perempuan yang sudah terbaring dengan sangat pucat, wajahnya penuh dengan belatung yang sedang menggerogoti seluruh tubuhnya.
“Mimin, wajahnya sama dengan yang ada di kamar, ketika masuk ke dalam lantai Bud” ucap Gama perlahan, melihat hancurnya wajah Mimin.
@bacahorror @IDN_Horor “Mimin sudah lama mati, mayat seperti itu sudah sekitar dua atau tiga hari Gam” jawab Budi perlahan menerima bantuan Gama untuk berdiri.
Kepala Budi dan Gama seketika mengangguk, melihat banyaknya bulu hitam di sekitar tubuh Mimin, yang mereka berdua ketahui
@bacahorror @IDN_Horor dari sosok hitam penghuni leuweung sasar.
“Balasan yang setimpal!” ucap Budi tiba-tiba mengajak Gama segera keluar dari kamar, setelah meong hideung berjalan terpincang-pincang keluar kamar.
Gama dan Budi langsung terdiam, ketika dari jendela yang sudah terlepas itu
@bacahorror @IDN_Horor tepat mengarahkan pandangan mereka berdua ke arah barat dimana leuweung sasar berada, dan meong hideung sudah berada didekat kaki gama. Tiba-tiba satu kali sambaran kilat tepat mendarat diatas leuweung sasar.
“Benar itu di leuweung sasar Gam, mereka sudah kembali semuanya -
@bacahorror @IDN_Horor -dan leuweung itu tidak akan ada yang membukanya kembali” ucap Budi sambil terus berada dalam dekapan tangan Gama karena kondisinya semakin melemah.


“Cepat! Keluar Gama Budi cepat!!!” teriak suara Mang Idim bersama Indra yang susah payah sedang menyeret mayat Karta
@bacahorror @IDN_Horor yang sudah sangat mengenaskan, tangan mereka masing-masing mengenakan sarung tangan.
“Cepat keluar! Indra bantu bawa Budi” ucap Mang Idim.
“Mang…” jawab Gama.
“Mayat Karta harus masuk ke kamar itu Gam” jawab Mang Idim.
“Biar Gama bantu…” ucap Gama.
@bacahorror @IDN_Horor “Jangan Gam, jangan meninggalkan jejak apapun di rumah ini” ucap Mang Idim dengan susah payah menyeret Mayat Karta, dan menyimpannya di dekat mayat Mimin.
“Biarkan nanti para warga atau siapapun yang menemukan mereka, menyusun penjelasannya sendiri -
@bacahorror @IDN_Horor - kenapa dua mayat suami istri ini berakhir mengenaskan” ucap Mang Idim.
“Belum mengenaskan itu Bah, harusnya lebih parah lagi” sahut Budi, berada di dekapan Indra, sambil membenarkan posisi pisau andalannya itu yang sudah puas menghabisi Karta.
“Ke rumah Mak Endah, -
@bacahorror @IDN_Horor - Ki Duduy menunggu kita, Rara belum sadarkan diri dan kalian akan tahu sesuatu” ucap Mang Idim.
“Maksudnya Mang” tanya Gama semakin penasaran, setelah melirik untuk yang terakhir kali ke arah anak perempuan Mak Endah itu.
“Ki Duduy menyebutnya akar sasar Gam, -
@bacahorror @IDN_Horor - nanti kalian tahu sendiri… cepat keluar dari rumah ini sebentar lagi pagi akan segera tiba, beruntung semuanya selesai di rumah ini…” ucap Mang Idim.
Ketika Gama berjalan perlahan bersama Mang Idim melewati seluruh isi rumah, yang sudah hancur berantakan
@bacahorror @IDN_Horor akibat meong hideung, di ikuti Budi yang terus dibantu Indra untuk berjalan, mereka sudah menginjakan kaki di halaman belakang.
Gama dan Budi langsung saling memandang, ketika melihat Kliwon kembali bergerak cepat, berpindah dari satu pohon ke pohon lainnya.
@bacahorror @IDN_Horor “Bantuan dari Danan dan Cahyo benar-benar sangat berguna” bisik hati Gama, kemudian Budi menganggukan kepalanya ke arah Gama, masih merasa bersalah dari kejadian barusan hampir saja Gama mati.

***
@bacahorror @IDN_Horor Kediaman Mak Endah

Embun-embun baru saja perlahan turun dari setiap tanaman-tanaman yang berada di depan rumah Mak Endah, begitu juga dengan suara ayam berkokok sudah terdengar di beberapa bagian rumah warga lainnya, pertanda pagi sudah tiba
@bacahorror @IDN_Horor dan hangatnya sinar mentari tidak akan lagi hadir dari arah timur.
Jaka dan Dadang terlihat kaget ketika Budi turun dari kendaraan roda dua yang dikemudikan Indra.
“Ndra temui Dewi bilang aku baik-baik saja hari ini siang atau sore aku akan pulang” ucap Gama tiba-tiba.
@bacahorror @IDN_Horor “Ba–baik Pak, Indra akan segera ke rumah Pak Gama” jawab Indra kemudian bersalaman untuk segera pergi.
Jaka dan Dadang langsung memastikan keadaan sekitar halaman, bahkan dua langsung menyembunyikan motor Gama.
“Langsung saja masuk Pak Gama, Pak Budi” ucap Jaka,
@bacahorror @IDN_Horor yang terlihat sampai tidur diluar terlihat dari tikar yang belum sempat ia bereskan, wajahnya sangat lelah dan terlihat mempunyai banyak pikiran.
“Kenapa Jaka tidur di luar” ucap Budi semakin penasaran akan hal yang terjadi didalam rumah Mak Endah itu.
@bacahorror @IDN_Horor “Jaka juga seperti melewati hari-hari yang berat tidak biasanya” jawab Gama, namun ucapan itu hanya membuat Mang Idim tersenyum.
Ketika pintu depan kembali ditutup rapat oleh Mang Idim, Gama dan Budi langsung berjalan masuk ke dalam, untuk menuju ruangan tengah rumah
@bacahorror @IDN_Horor yang hampir rubuh ini.
“Gam lihat!” ucap Budi sangat kaget.
Gama langsung mengerutkan dahinya, keluarlah Ki Duduy dari dalam kamar Rara sambil tersenyum ke arah Gama dan Budi, bahwa cucu-cucunya itu bisa kembali ia lihat walau dalam keadaan berantakan.
@bacahorror @IDN_Horor “Heeeemmm… heeemm… hem…”
Mak Endah baru saja membuka matanya, kedua tangannya diikat erat di balik kursi yang ia duduki itu, dengan bagian mulutnya sudah tertutup sebuah kain.
“Assalamualaikum Kek” ucap Gama langsung mencium tangan Ki Duduy begitu juga dengan Budi. twitter.com/i/web/status/1…
@bacahorror @IDN_Horor “Walaikumsalam, bagaimana bala bantuan dan segalanya sudah terbukti Gam… sudah jangan terlihat kaget seperti itu, sama halnya dengan pohon besar yang ada di leuweung sasar mempunyai akar-akar besar juga, wewe gombel yang sudah kalian berdua habisi -
@bacahorror @IDN_Horor - juga mempunyai akar sasar tersendiri…” ucap Ki Duduy kemudian menyuruh Budi dan Gama duduk di kursi lainnya tidak jauh dari Mak Endah, saat Mang Idim langsung memangku tubuh Rara yang masih pucat kemudian dibaringkannya di tengah rumah.
@bacahorror @IDN_Horor “Dadang dan Jaka sudah kembali berjaga di luar Kek, dan mencari cara untuk nanti kita keluar dari rumah ini dengan aman, tanpa di ketahui oleh satupun warga kampung ini” ucap Mang Idim perlahan.
“Kek Gama belum paham kenapa Mak Endah adalah akar sasar, -
@bacahorror @IDN_Horor - apakah Mak Endah yang menyesatkan Mimin anaknya dan Karta menantunya itu” tanya Gama perlahan, tidak melebihi kencangnya suara Ki Duduy.
“Hampir tepat, kemenyan hitam yang suatu malam diberikan kepada kamu Gam, tersisa di saku bajunya Mak Endah, ketika kamu berada -
@bacahorror @IDN_Horor - di dalam leuweung sasar, Mak Endah kerasukan sosok karena sudah membakar kemenyan itu entah apa yang dipikirkan perempuan itu, hingga cara ini yang paling tepat, memaksa manusia berkata jujur…” jawab Ki Duduy.
Gama, Budi dan Ki Duduy yang terus berada didekat tubuh Rara
@bacahorror @IDN_Horor hanya menganggukan kepala mereka masing-masing.
“Bud harusnya tidak mudah bukan membuang mayat nenek tua ini di pagi hari” tanya Ki Duduy sambil tersenyum, memberikan tekanan berupa ketakutan pada Mak Endah.
“Sekarang aku habisi Nenek tua ini Kek!” ucap Budi
@bacahorror @IDN_Horor langsung berdiri dan mengeluarkan pisau andalannya yang masih berbekas darah.
“Darah anak dan menantunya bersarang di pisau ini, kini giliran nenek tua ini!” bentak Budi mengarahkan pisaunya ke leher Mak Endah, membuat Mak Endah menggelengkan kepalanya,
@bacahorror @IDN_Horor sambil meneteskan air matanya, manakala mendengar Mimin dan Karta sudah mati.
“Tunggu kalau dia tidak mau bicara, akan Kakek persilahkan Bud” jawab Ki Duduy dengan perlahan melepaskan ikatan di mulutnya dan mengeluarkan sebuah kain yang tersumbat di mulutnya.
@bacahorror @IDN_Horor “Le–lendir hitam!” sahut Gama sangat kaget, dari mulut Mak Endah keluar lendir hitam.
“Kakek bukan orang gila yang tanpa alasan Gama mengikat nenek tua ini, bisa-bisa dialah yang membunuh Rara cucunya sendiri” jawab Ki Duduy.
@bacahorror @IDN_Horor “kalian pembunuh sudah membunuh anak saya!!!” teriak Mak Endah sangat kencang, melampiaskan rasa kesalnya, anak perempuannya itu sudah terbaring tanpa nyawa di salah satu kamar di rumahnya.
Ki Duduy memberikan pertanda agar Budi langsung di tutup mulutnya.
@bacahorror @IDN_Horor “Dengar biadab! Lantas Mimin dan Karta yang menumbalkan anaknya bukan pembunuh! dan kau ikut campur tangan membuat leuweung sasar terbuka, dengarkan namaku Jalu Kertarajasa keturunan terakhir yang mengemban tugas untuk menjaga tempat -
@bacahorror @IDN_Horor - yang sudah anakmu manfaatkan, nyawa dan darahmu halal di tanganku!” ucap Budi di dekat telinga Mak Endah, sambil menggoreskan pisau tajam itu di leher Mak Endah, hingga mengeluarkan sedikit darah.
Ucapan dan tindakan yang Budi ambil membuat Mak Endah langsung terdiam,
@bacahorror @IDN_Horor dan mulutnya terus terbuka menahan rasa perih dari lehernya yang sudah tergores.
“Anaknya saja Jaka sudah mengijinkan nenek tua ini mati! Setelah tahu campur tangan” ucap Ki Duduy perlahan.
“Gama paham Kek, seharusnya Mak bicara baik-baik sekarang… -
@bacahorror @IDN_Horor - tidak ada salahnya merubah keadaan buruk dengan penyesalan dan kelakuan baik, tidak ada yang terlambat Mak, percuma mayat Mimin dan Karta tidak akan hidup kembali, biarkan mereka menebus apa yang sudah mereka lakukan… bicaralah perlahan dan ceritakan -
@bacahorror @IDN_Horor - apa yang terjadi sebelumnya, hingga anak malang tidak berdosa itu harus menjadi tumbal, kecuali pagi ini di tangan Budi Mak ingin menyusul anak dan menantu Mak itu” ucap Gama dekat sekali dengan wajah Mak Endah.
“Pelan-pelan bicara saja, -
@bacahorror @IDN_Horor - apa yang dikatakan cucu saya tidak ada salahnya!” ucap tegas Ki Duduy, membuat Budi langsung melepaskan dekapan pada mulut Mak Endah.
“Ba–baik percuma bicara dan tidak saya tetap akan mati!” jawab Mak Endah perlahan.
@bacahorror @IDN_Horor Cahaya mentari pagi perlahan masuk menerobos lubang-lubang di rumah yang hampir saja roboh itu, beberapa kali tubuh Rara terlihat bergetar namun sudah Mang Idim tangani, hanya air mata yang terus melewati pipi Mak Endah yang memiliki kulit tua keriput, Gama, Budi
@bacahorror @IDN_Horor dan Ki Duduy masih menunggu Mak Endah untuk bicara dengan pandangan kosongnya itu.
“Terkadang Mak dengan usia kita yang sudah tua, beberapa kesempatan dalam hidup ini bisa saja tidak akan terulang, silahkan bicara jika tahu dalam hidup itu akan bejumpa dengan kematian, -
@bacahorror @IDN_Horor - anggaplah Mak sedang meminta maaf pada cucu Mak yang tidak berdosa itu” ucap Ki Duduy membuat hati Mak Endah tergoyahkan, yang sedari tadi hanya memikirkan nasib kedepannya.
“Ba–baik… maafkan saya maafkan…”
“Tolonggg selamatkan saya…”
@bacahorror @IDN_Horor “Kalian orang-orang baik, tolong saya…”
“Heh bicara dan bercerita atau mati!!!” bentak Budi yang sudah tidak bisa sabar mengarahkan pisaunya tepat pada leher Mak Endah.
“Baik!!! Semua berawal dari Engkos yang mati!!! Bapak Mimin dan Jaka mati!!! -
@bacahorror @IDN_Horor - Dan Mayatnya tidak pernah kembali sejak belasan tahun!!! Itu yang harus kalian dengar pertama kali!!!” ucap Mak Endah penuh dengan emosi dan langsung menangis sangat kencang.
Hanya tangan Ki Duduy yang bergerak mempersilahkan Mak Endah bicara,
@bacahorror @IDN_Horor walaupun hal itu sangat kaget ketika Gama ketahui.
“Semua berawal dari Engkos pergi ke leuweung sasar, mencari kemudahan hidup namun malam itu ketika ia pergi, tidak pernah kembali… sudah belasan tahun saya tahan ketika Mimin bertanya Bapaknya itu kemana -
@bacahorror @IDN_Horor - hingga ia menikah dengan Karta… akhirnya malam itu saya ceritakan tentang leuweung sasar, dari situ semuanya berawal! Anak-anak saya berhak tahu Bapaknya mati didalam sana…” ucap Mak Endah penuh dengan emosi.
“Lalu Mimin mengikuti jejak bodoh Bapaknya itu!”
@bacahorror @IDN_Horor ucap Budi dengan kesal ketika mendengar nama leuweung sasar, yang baru saja susah payah bersama Gama ia tutup kembali, bahkan membutuhkan bantuan Danan dan Cahyo.
“Iyah benar hal bodohnya Karta mengulang jejak Engkos bapak mertuanya, bedanya ia berhasil,-
@bacahorror @IDN_Horor - bahkan mengajak Mimin juga, hingga perlu tumbal darah daging, untuk semakin memperkaya dirinya… sejak itu saya sudah bertengkar dengan Mimin ketika kembali ingin membawa Rara, namun ia malah menyalahkan saya, hingga mengancam dan memberi pilihan -
@bacahorror @IDN_Horor - saya untuk ikut hidup dengannya, bodohnya saya mau!” ucap Mak Endah menjelaskan air matanya sudah membasahi baju yang dikenakannya.
“Cepat bunuh saya!!! Cepat!!!” teriak Mak Endah, langsung ditutup mulutnya itu oleh Budi.
“Pantas dan benar Kek akar sasar tidak akan -
@bacahorror @IDN_Horor - serta merta ada jika tidak ada tanah yang subur, kesalahan fatal…” sahut Gama sudah memahami semua yang dikatakan Mak Endah.
Budi kemudian kembali melepaskan tangannya dari mulut Mak Endah.
“Benar kesalahan yang mungkin tidak akan pernah berjumpa -
@bacahorror @IDN_Horor - dengan pengampunan siapapun, malam itu Karta dan Mimin membawa sosok hitam ke rumah ini setelah di datangi Bah Sugik, sebelum pergi beberapa tahun kebelakang… hingga sekarang mereka akhirnya mati! Dan saya tidak akan lama menyusul tanpa kalian bunuh! -
@bacahorror @IDN_Horor -Sisa kemenyan hitam itu sudah saya makan tanpa kalian semua ketahui! Sebagai penebusan dosa pada Mimin! Dan kesalahan saya!” ucap Mak Endah, sambil mulutnya terbuka dan lendir hitam terus keluar dari mulutnya.
“Bodoh!!!” bentak Budi.
“Budi mundur, Gama mundur!” ucap Ki Duduy.
@bacahorror @IDN_Horor “Kakek sudah tahu semuanya, bahkan ketika malam itu Mak Endah memasukan kemenyan hitam, makanya selama Kakek menjaga Rara kemenyan itu tidak akan berguna sebelum Mimin dan Karta mati… dan ini alasan kedua kenapa Mak Endah kakek ikat…” lanjut Ki Duduy.
@bacahorror @IDN_Horor Kepala Mak Endah tiba-tiba bergerak dengan cepat, matanya langsung melihat ke arah Rara, tubuhnya bergetar hebat bak terkena sengatan listrik, kemudian mengeluarkan lendir hitam.
“Kek sosok dari leweung sasar itu masih tersisa di tubuh Mak Endah” ucap Gama tiba-tiba.
@bacahorror @IDN_Horor “Sengaja setelah meminum air yang kakek berikan malam itu, sosok itu terkunci dan akan menghabisi nenek tua itu” jawab Ki Duduy.
Bersamaan tubuh Rara yang ikut bergetar, membuat Bah Idim sudah mengetahui untuk berbuat apa pada tubuh Rara.
@bacahorror @IDN_Horor “Akar sasar itu, akan menukar segalanya lihat saja Gam” ucap Ki Duduy, langsung memberikan pertanda agar Budi menutup mulut Mak Endah yang akan berteriak kencang.
Tiba-tiba mata Mak Endah melotot sangat kuat, dan langsung terpejam bersamaan dengan mata Rara yang terbuka,
@bacahorror @IDN_Horor dan Budi langsung melepaskan tangannya dari mulut Mak Endah, hingga keluarlah lendir hitam sangat banyak, seketika tubuh tua Mak Endah di usianya yang semakin senja itu menghembuskan nafas terakhirnya.
“Budi panggil Jaka suruh masuk…” ucap Ki Duduy setelah mengusap wajah Mak… twitter.com/i/web/status/1…
@bacahorror @IDN_Horor hingga matanya yang melotot itu seketika tertutup.
“Mang gimana Rara…” tanya Gama yang semakin panik, karena pandangan mata Rara masih kosong.
“Tidak apa-apa yang sulit hanya membuka mata dan pemantik sadar di bawah alam sadarnya saja Gam, cepat lakukan sesuatu” ucap Ki Duduy.
@bacahorror @IDN_Horor Membuat Gama langsung perlahan memangku tubuh Rara sama halnya ketika membawa Rara keluar dari leuweung sasar, mata Gama seketika terpejam dan langsung membaca sebuah amalan, merasakan di bagian punggung Rara sudah sangat panas.
Hanya suara tangis Jaka yang terdengar
@bacahorror @IDN_Horor beberapa kemudian hilang, ketika mendapati Mak Endah meninggal dengan cara seperti itu, beruntungnya Ki Duduy sudah memberi tahu Jaka kemungkinan terburuk yang akan menimpanya.
“Lebih baik seperti itu Kek, jika Rara sadar Mak Endah harus mati sekalipun tidak apa-apa, - twitter.com/i/web/status/1…
@bacahorror @IDN_Horor -tidak ada pilihan lain, apalagi perbuatan salahnya harus ditebus, biarkan selanjutnya Rara hidup dengan Jaka setelah sadar” ucapan itu terlontar di suatu malam saat Jaka berbicara serius dengan Ki Duduy.
Seketika mata Gama terbuka, dengan keringat yang kembali membanjiri twitter.com/i/web/status/1…
@bacahorror @IDN_Horor tubuhnya itu, bersama pandangan mata Rara mulai sadar.
“Ma–mang Jaka…” ucap Rara pertama kalinya, dengan tubuh yang mulai bergerak dari pangkuan Gama.
“Pak… Pak Gama…” ucap Rara pelan sekali.
“Pejamkan mata kamu Ra, ini Bapak… -
@bacahorror @IDN_Horor - agar kondisi kamu pulih terlebih dahulu yah…” ucap Gama, membuat Rara hanya menganggukan kepalanya, memahami ucapan dari sang guru yang biasa ia dengar suaranya di sekolah itu, bersamaan dengan Mang Idim memberikan air ramuan dari dedaunan yang langsung Rara minum
@bacahorror @IDN_Horor seperti orang kehausan.
Tubuh Rara sudah kembali Gama baringkan di dekat Mang Idim, dengan isak tangis Jaka perlahan membawa tubuh Mak Endah yang sudah dilepaskan ikatan pada tanganya itu.
“Benar kek ini kemungkinan terburuk nya, Jaka ikhlas melihat Mak meninggal -
@bacahorror @IDN_Horor - dan Rara kembali sadar, tapi bagaimana menutupi ini semua pada warga kampung” ucap Jaka, dibantu Budi mengangkat tubuh Mak Endah.
“Bilang saja Rara kamu temukan malam kemarin di leuweung sasar, ketika pulang -
@bacahorror @IDN_Horor - kondisi Mak Endah sudah seperti itu, buatlah narasi dan giring kepercayaan Rara bahwa ini ada kaitanya dengan Mimin dan Karta, warga hanya ingin melihat kembali kamu jualan normal dan Rara ada yang menjaganya Karta, paham” ucap Ki Duduy, membuat Jaka menganggukan kepalanya.
@bacahorror @IDN_Horor Rara sudah dibawa oleh Mang Idim masuk ke kamarnya, sementara mayat Mak Endah sudah tertutup kain sarung terbentang di halaman tengah rumahnya, sudah terkena sorotan sinar matahari yang semakin meninggi hari ini.
“Kek apa ini sudah selesai” tanya Gama
@bacahorror @IDN_Horor dengan tubuhnya yang mulai melemah, setelah menyadarkan Rara barusan.
“Seharusnya sudah, tapi Gama kakek merasa kita perlu membalas kebaikan Danan dan Cahyo…” ucap Ki Duduy seperti memikirkan sesuatu.
“Mereka sedang perjalanan ke arah timur Kek-
@bacahorror @IDN_Horor - terakhir yang Gama dengar saat berjumpa dengan Danan di bukit cupu itu” jawab Gama perlahan.
“Entahlah perasaan kakek tidak tenang, karena kita belum membalas semua kebaikan mereka, tanpa Kliwon, Danan dan Cahyo dan saudara-saudaranya itu,
@bacahorror @IDN_Horor masalah leuweung sasar dan keluar Mak Endah tidak akan mudah kita selesaikan, pertanda sudah kakek rasakan Gam–“ ucap Ki Duduy sambil menepuk pundak Gama perlahan.
“Pertanda itu cepat atau lambat akan tiba pada kamu juga, jika sudah waktunya” lanjut Ki Duduy.
@bacahorror @IDN_Horor Ucapan terakhir Ki Duduy di depan mayat Mak Endah membuat tubuh Gama perlahan melemah, berbeda dengan Budi yang kembali pulih setelah meminum ramuan yang diberikan Mang Idim.
“Bud, titipkan pesan pada Jaka, temui Pak Hadi dan jelaskan semuanya, juga tegaskan pada Jaka, -
@bacahorror @IDN_Horor - jangan menyebutkan nama aku dan kamu kepada siapapun!” ucap Gama dengan tegas.
“Ba–baik aku paham Gam, sudah jangan kamu lawan pejamkan matamu itu” jawab Budi sambil menganggukan kepalanya.

***
@bacahorror @IDN_Horor Bala Bantuan Balas Budi

Tubuh Gama sudah terbaring lemas di rumahnya, sudah berkali-kali pijatan tangan Mang Idim dan segala jenis ramuannya itu masuk ke dalam tubuh Gama, namun sampai sore tiba belum ada sama sekali perubahan.
@bacahorror @IDN_Horor Bersamaan dengan gemparnya kabar dari rumah Mimin berada, ditemukannya dua mayat yang diyakini para warga adalah korban pesugihan apalagi bersamaan dengan kabar Mak Endah meninggal, membuat kabar itu saling berkaitan menjadi kabar paling buruk.
@bacahorror @IDN_Horor “Kek gimana ini sudah hampir 5 jam lebih Gama belum sadarkan diri” ucap Dewi dengan sangat cemas.
“Tidak apa-apa Wi, belum saja wajar perjalanan menyelesaikan masalah sampai Rara sadar tidaklah mudah” jawab Ki Duduy, sudah memastikan gelang gengge itu berada di dalam saku… twitter.com/i/web/status/1…
@bacahorror @IDN_Horor karena meong hideung sudah berjalan terpincang-pincang dan seketika diam di dekat kepala Gama, menyandarkan tubuhnya.
“Sudah aku titipkan pesan kepada Jaka, agar setiap hari mengambil ramuan ke toko Dewi, sebelum Rara benar-benar pulih dan kembali hidup normal, -
@bacahorror @IDN_Horor - sampai mayat Mak Endah ke liang lahat ia masih kelihatan bingung Kek” sahut Mang Idim.
“Maaf, Rara sudah kehilangan Nenek, Ibu dan Bapaknya sejak mereka bersekutu, mereka sudah mati sebelum waktunya…” sahut Budi tiba-tiba.
“Sampai berminggu-minggu kedepan -
@bacahorror @IDN_Horor - kita cari aman jangan membuat curiga, semoga tidak meninggalkan jejak apapun” jawab Ki Duduy menjelaskan.
Mang Idim, Budi dan Dewi hanya mengangguk saja, sambil terus menunggu Gama kembali sadar, walaupun Ki Duduy sedang menerka-nerka
@bacahorror @IDN_Horor firasat yang terus terlintas di kepalanya itu, karena masih berkaitan dengan nama Danan dan Cahyo.
“Jangan kamu lawan Gam, siapa tahu pertanda itu akan tiba lebih cepat” bisik Ki Duduy di dekat telinga Gama.
Gama yang masih terpejam tiba-tiba mencium bau dari botol wewangian
@bacahorror @IDN_Horor yang sebelumnya sudah ia berikan kepada Danan, yang sudah banyak menolongnya sampai leuweung sasar benar-benar tertutup, dari wewe gombel yang sudah dihabisi meong hideung sampai penerus dan para dalang utamanya mati dengan cara mengenaskan.
@bacahorror @IDN_Horor “Danan…” ucap Gama dalam gelap pandangan matanya Gama, ia mendengar jelas suara Danan dan Cahyo seperti sedang berada dalam sebuah pertarungan, satu sosok yang Gama lihat dalam tubuhnya itu dikelilingi api yang membara, membuat Gama benar-benar kebingungan.
@bacahorror @IDN_Horor “Nan apa ini!” bisik Gama melihat semakin jelas beberapa orang yang benar-benar dalam keadaan tersudutkan termasuk Cahyo dengan kekuatan Wanasuranya itu sudah Gama lihat perlahan semakin jelas.
“lalampahan kaula Gam, henteu ninggali ruang jeng waktu sebuah panghambat, - twitter.com/i/web/status/1…
@bacahorror @IDN_Horor - parjalanan kaula napakeun tilas jang ngabantuan sagala rupi masalah nu aya, maranehna ayena giliran menta tulung, mangkat ka ujung timur ka eta leuweung aya nu lewih badag jeung kuat tibatan masalah nu enggus Gama beresan…”
(Perjalanan saya Gam, tidak melihat ruang dan waktu - twitter.com/i/web/status/1…
@bacahorror @IDN_Horor - sebagai halangan, perjalanan saya menginjakan kaki membantu segala rupa masalah yang ada, orang-orang itu sekarang giliran minta tolong, pergi ke ujung timur menuju itu hutan ada yang lebih kuat dari masalah yang sudah kamu bereskan) ucapan Ki Langsamana terdengar perlahan oleh… twitter.com/i/web/status/1…
@bacahorror @IDN_Horor dengan jubah putih dan sorban menempel di kepalanya sudah Gama lihat, membuat Gama hanya menganggukan kepalanya.
“Ba–baik buyut, Gama paham bagaimanapun caranya pasti ada jalan untuk membantu mereka” ucap Gama semakin tidak sabar untuk menemui Danan dan Cahyo,
@bacahorror @IDN_Horor yang sedang terlibat masalah jauh lebih besar itu.


“Kek…” ucap Gama, tiba-tiba membuka matanya dengan sekujur tubuhnya penuh dengan keringat.
“Alhamdulillah Gam, cepat minum ini” ucap Ki Duduy, bersamaan dengan Budi dan Mang Idim berjalan mendekat.
@bacahorror @IDN_Horor Gama langsung meminum semua air ramuan yang dibuat Mang Idim, bahkan ia kaget ketika melihat keluar sudah sangat gelap, bahkan Dewi tertidur di sebelahnya.
“Maaf ada tamu yang mau berjumpa dengan Bapak” ucap Mang Tahrim tiba-tiba.
“Suruh masuk Mang…” jawab Gama singkat.
@bacahorror @IDN_Horor Kemudian Gama menceritakan apa yang ia lihat dan rasakan dalam mimpinya, membuat Ki Duduy hanya menganggukan kepala, apalagi ketika Gama menyebutkan nama Ki Langsamana, Mang Idim dan Budi langsung tertunduk.
“Danan butuh bantuan Kek…” ucap Gama.
@bacahorror @IDN_Horor “Itu mungkin orang itu yang akan membawa kamu dan Budi berjumpa dengan Danan juga Cahyo…” jawab Ki Duduy sambil tersenyum.
“Maaf Kek, beri tahu Dewi nanti saja Kek, aku harus temui tamu itu” ucap Gama perlahan bangun dengan keadaan tubuhnya yang kembali normal diikuti oleh Budi.
@bacahorror @IDN_Horor “Asalamualikum Gama, Budi waktunya kita pergi, perkenalkan saya Jagad yang akan membawa kalian berjumpa dengan Danan dan Cahyo mereka terdesak”
“Waalaikumsalam… baik saya sudah dapat pertanda itu, bagaimana caranya” jawab Gama,
@bacahorror @IDN_Horor walaupun sesekali Jagad melihat ke arah Budi dengan perawakannya yang aneh, apalagi rambut gondrongnya itu.
“Tapi Gam” bisik Budi, masih cemas akan kondisi Gama.
“Bukannya kamu ingin terlibat pertarungan besar Bud, ini salah satu cara kita berterimakasih, -
@bacahorror @IDN_Horor -sudah ikut saja cepat” jawab Gama.
Gama dan Budi langsung pamit tergesa-gesa pada Ki Duduy dan Mang Idim.
“Tolong dan balas budi dengan cara adab kita Gam…” ucap Ki Duduy menghantarkan kepergian Gama dan Budi, setelah mengingatkan untuk membawa gelang gengge itu.
@bacahorror @IDN_Horor Baru saja Budi dan Gama melewati gerbang rumah, membuat Mang Tahrim kebingungan apalagi hari sudah gelap malam.
“Bagaimana Jagad kita sampai cepat ke hutan itu…” ucap Gama, dan Budi masih terlihat kebingungan.
@bacahorror @IDN_Horor “Jagad segoro demit jarak di alam sini dan di alam sana berbeda Gam…” jawab Jagad tiba-tiba muncul kabut putih cukup pekat, membuat Gama dan Budi berjalan mengikuti langkah jagad.
@bacahorror @IDN_Horor Seketika Gama dan Budi langsung kaget, ketika melihat Danan semakin terpojok, bahkan Gama melihat Paklek.
“Gam bantu Danan cepat!!!” ucap Budi panik, sambil melihat meong hideung sudah berada di dekat kaki Gama.
Gama seketika mengeluarkan gelang genggenya.
@bacahorror @IDN_Horor “Kring… kringgg… kringggg…”
Dengan cepat menghentakan kaki kanan pada tanah, membuat emong hideung berubah wujudnya langsung menerkam salah satu orang yang hampir menembuskan sebuah keris ke wajah Danan.
“Tidak berbeda jauh dari mimpi yang sudah aku lihat Bud,- twitter.com/i/web/status/1…
@bacahorror @IDN_Horor - bahkan ada Ki Langsamana, ini pertarungan besar, bantu juga mereka” ucap Gama, langsung dijawab sebuah anggukan kepala Budi.
Bahkan Danan masih tidak percaya ketika melihat ke arah meong hideung lalu melihat ke arahku dan Budi.
“Maaf Danan, kami terlambat” ucap Gama
@bacahorror @IDN_Horor sambil menjulurkan tangan agar membuat Danan terbangun.
Danan masih terlihat kebingungan namun setelah melihat ke arah Jagad keluar dari dalam kabut dengan terengah-engah, membuat Danan memahami sesuatu.
“Mas Jagad yang menjemput kami” ucap Gama.
@bacahorror @IDN_Horor Sambil Budi berjalan mendekat ke arahku dan Danan, Danan langsung memperkenal Prabu Sudrokolo makhluk yang kembali dari api neraka, membuat Gama mendapatkan jawaban yang kedua kalinya dari alam mimpi ia melihat kobaran api, sangat berkaitan.
@bacahorror @IDN_Horor Kobaran api itu terus berada di tubuh Mpu Jandrik membuat meong hideung menjauh dan hal itu dirasakan oleh Gama, ketika seseorang itu sama sekali tidak gentar pada meong hideung.
Berbeda dengan Budi yang terus mengawasi sekitar, bahkan insting bertarungnya sudah hadir
@bacahorror @IDN_Horor melihat keadaan yang seperti ini, ia harus melindungi Gama dari Mpu Jandrik yang terlihat akan menyerang Gama.
“Akan aku habisi siapapun yang menyentuh kamu Gam” ucap Budi.
“Brrugggg!!!” pukulan Budi layangkan pada Mpu Jandrik dengan keras.
@bacahorror @IDN_Horor “Jangan sentuh Gama!” ucap Budi sudah sangat sigap, dan Budi langsung menyelamatkan Cahyo yang terjatuh didepannya.
“Mamang Gondrong! Kalau nolongin yang niat! Jangan dilempar begitu saja” teriak Cahyo.
“Berisik!” ucap Budi, walaupun dalam dirinya Budi tidak menyangka
@bacahorror @IDN_Horor akan berjumpa lagi dengan cahyo dan terlibat pertarungan yang ia sudah nantikan, sebagai “Balas Budi”.
Budi langsung mendapatkan perintah dari Gama untuk mengurus makhluk berkaki empat, tanpa ada penolakan dalam dirinya itu, dan Cahyo yang baru saja dipulihkan
oleh Paklek langsung bergerak.
“Kalau begitu biar aku yang menemani Mamang Gondrong” ucap Cahyo.
Gama langsung mengikuti langkah Danan menuju Prabu Sudrakala yang akan berniat menghabisi salah satu bagian dari Danan, yang Danan panggil dengan nama Nyai Jambrong.
“Wanasura!! Kerahkan semua kekuatanmu!” teriak Cahyo, membuat Budi sangat terpesona dengan makhluk yang berada di tubuh Cahyo itu.
Bersamaan dengan tiba-tiba muncul Kliwon dari arah pepohonan dan melompat menyentuh tangan Budi, ia langsung merasakan sesuatu gejolak
dalam tubuhnya itu.
Seseorang sudah berucap pada Cahyo agar tidak menahan dirinya dan akan ada yang memulihkan setiap luka, ucapan itu cukup membuat Budi senang karena pertarungan sesungguhnya akn terjadi.
Mpu Jandrik langsung menyeram Budi dan Cahyo tapi mereka berdua
sama sekali tidak gentar atau hanya sekedar mundur beberapa langkah pun tidak Budi dan Cahyo lakukan.
Seketika Budi dibuat kaget manakala melihat kekuatan kaki Cahyo menendang Mpu Jandrik sangat kencang hingga terpental, membuat Budi langsung menangkap
tangan Mpu Jandrik dan menariknya hingga terputus.
“Arrrgghhhh!!!”
“Manusia sialan!!!”
Teriakan kesakitan Mpu Jandrik langsung terdengar kencang.
“Heh! Jangan sadis-sadis” teriak Cahyo.
Budi masih berusaha memisahkan kepala Mpu Jandrik dari tubuhnya sekuat tenaga. twitter.com/i/web/status/1…
“Berisik! Kalau tidak suka pergi saja bertarung sama monyet!” ucap Budi langsung menghindar dari keris Mpu Jandrik dan menusukkan kukunya di bahu bekas lengan yang terputus itu.
“Arrrghhhh!!!” Mpu Jandrik benar-benar meraung kesakitan. twitter.com/i/web/status/1…
Tiba-tiba Budi melihat sebuah pukulan menghantam Mpu Jandrik membuatnya langsung tersungkur ke tanah.
“Kuat sekali Cahyo!” bisik Budi dalam hatinya.
“Nggak mau, monyet alas wetan serem-serem” jawab Cahyo pada umpatan Budi itu.
Bahkan Budi langsung melihat ke arah Kliwon dan membenarkan ucapan Cahyo.“Benar Juga” ucap Budi.
Paklek langsung ikut bergabung dengan pertarungan karena melihat Mpu Jandrik mulai terdesak, dengan menahan keris Mpu Jandrik.
“Aku putuskan satu lagi lengannya” bisik Budi
langsung meraih tangan Mpu Jandrik, di ikuti Cahyo yang menangkap bagian kepalanya itu.
“Tolong Prabu! Tolong!” teriak Mpu Jandrik.
Namun teriakan itu tiba-tiba berhenti ketika Cahyo meremas kepala Mpu Jandrik dan memecahkan isi kepalanya.
“Kraaaakkkkk!!!” twitter.com/i/web/status/1…
Bersamaan dengan bola mata mahluk itu keluar dari tempatnya dan darah mengalir.
“Kau bilang aku sadis” ucap Budi merasa bahwa Cahyo jauh lebih sadis atas apa yang dilakukannya itu didepan mata Budi.
Getaran dan raungan meong hideung mengemparkan seluruh hutan, membuat Gama sama sekali tidak cemas, tetap yakin untuk mengalahkan Prabu Sudrokolo.
“Seharusnya ada cara, makhluk dari neraka itu jauh menyeramkan!” bisik hati Gama.
Lalu Danan tiba-tiba membaca sesuatu yang Gama… twitter.com/i/web/status/1…
itu adalah sebuah mantra. Gama terus memperhatikan keadaan sekitar apa yang dikatakan Prabu Sudrokolo dengan Nyai Jambrong dan Nyai Sendang Rangu yang menurunkan hujan semakin deras.
Karena membuat keadaan semakin terdesak, Gama tahu betul untuk melakukan sesuatu.
“Kringggg… kringgg… kringggg…”
Gama langsung mengentakan kaki, lalu bersimpuh untuk membacakan amalan dan doa kepada Ki Langsamana, dan seketika Gama dapat merasakan kehadiran sang buyut.
“Sekarang Danan!” ucap Gama perlahan,
sudah memahami sesuatu menuntun Danan agar bergerak.
Hanya terdengar teriakan Prabu Sudrokolo yang tidak percaya bahwa akan termakan oleh kekuatannya itu, aku sangat yakin Danan bisa merasakan suara meong hidueng didekatnya.
Danan dengan lincah menaiki tubuh Prabu Sundrokolo
dan menancapkan keris rogosukmo ke tubuhnya berkali-kali dan menggigit telinganya hingga putus.
Seketika Gama langsung cemas, manakala tubuh Danan ditangkap oleh Prabu Sudrokolo dan dibantingkannya, Gama langsung tenang kembali melihat Danan yang sudah membaca mantra pada keris… twitter.com/i/web/status/1…
membuat perubahan itu disaksikan terkagum-kagum di mata Gama.
“Danan, Wanasura dan Kliwon akan menahan tangannya”
Gama sudah mendengar suara Cahyo mendekat, serta suara Nyi Sendang Rangu yang akan mencoba mengalihkan pikirannya,
membuat Danan langsung mengincar bagian jantung Prabu Sundrokolo.
“Cepat Danan” bisik hati Gama mulai cemas.
“Aku tidak akan mati, setelah kalian mampu bergerak akan kulumat kalian semua” ucap Prabu Sudrokolo.
“Anjing yang sudah terpojok hanya bisa menggonggong!”
jawab Danan menancapkan keris ke bagian dahi Prabu Sudrokolo.
Bahkan Gama langsung kaget ketika keris itu membuat tubuh Prabu Sudrokolo menjadi dua bagian.
“Seharusnya belum usai” bisik hati Gama mulai tidak yakin, karena kekuatan Prabu Sudrokolo sangat kuat.
Danan keadaannya semakin bahaya ajian yang baru Gama ketahui bernama Ajian Segoro Demit bisa tidak terkendali membuat semua orang sangat khawatir.
Palek langsung mengobati Danan, sementara Cahyo sudah berada didekat Danan, kecemasan terlukis di wajah Danan
agar Cahyo lebih hati-hati.
“Sudah ku bilang ak tidak bisa mati lagi!” teriak Prabu Sudrokolo yang mulai memulihkan dirinya.
“Benar-benar keadaanya semakin bahaya” ucap Gama menunggung keadaan yang tepat ketika ia akan mengeluarkan keuatan meong hideungnya.
Cahyo dengan cepat melibas setan-setan hitam setelah kemunculan Nyai Kunti, serta Mas Linus yang akan mengunci mereka masuk ke sebuah lubang.
“Tidak! Tidak mungkin aku kalah dari setan rendahan sepertimu!” teriak Prabu Sudrokolo menatap Nyai Kunti kesal.
Nyai Kunti seketika berhadapan dengan Gama, membuat Gama langsung terdiam, bahkan membuat Budi akan berlari ke arah Gama namun ditahan oleh Cahyo.
“Jadi ini keturunan ulama pengembara itu” ucap Nyai Kunti, membuat Gama hanya menelan lundahnya saja.
“Katakan padanya, terima kasih…” lanjut Nyai Kunti perlahan menghilang begitu saja.
“Sekarang!!!” ucap Gama dala hati memberikan perintah pada meong hideung.
Membuat meong hideung langsung menerjang tubuh Prabu Sudrokolo hingga kembali ke lubang,
api besar kembali membara saat tubuhnya jatuh ke dalam, kemudian meong hideung dengan langkahnya yang menggetarkan isi hutan pergi ke arah paling gelap.

***
Gama dan Budi sudah berada di sebuah rumah gubuk tempat Danan memulihkan kondisinya.
“Danan, aku kembali dulu ya!” ucap Gama menongolkan wajahnya.
Danan langsung terlihat berusaha berdiri dan berjalan keluar.
“Terima kasih sudah merepotkan kalian” ucap Danan.
“Tidak apa-apa Nan, toh kalian juga sudah membantu kami pada masalah leuweung sasar” jawab Gama.
Terlihat Mas Jagad yang sudah mulai pulih membaca ajiannya, sekumpulan kabut pekat sudah muncul didekatnya.
“Kita pergi sekarang…” ucap Mas Jagad.
Gama dan Budi langsung mendekat ke arah kabut itu, terlihat Cahyo melambaikan tangan ke mereka berdua.
“Mamang Gondorong! Kalau ke klaten jangan lupa mampir!” teriak Cahyo.
“Sekali lagi kau memanggilku Mamang Gondrong kulumat kepalamu!” balas Budi dengan geram,
walaupun panggilan itu akan selamanya menjadi kenangan untuk Budi, bahwa ada manusia bernama Panjul yang berani memberinya julukan itu.
“Kita tau caraya sekarang Bud untuk kapan saja bisa berjumpa dengan Danan dan Cahyo” ucap Gama tiba-tiba.
“Bagaimana caranya Gam” jawab Budi penasaran.
“Caranya saling mendoakan dan saling menolong, kita tidak tahu bagaimana pencipta dengan segala kehendaknya bisa mempertemukan kita dengan mereka, dan sekarang kita dipisahkan juga…” ucap Gama.
“Adab dan balas budi harus tetap kita junjung, pelajaran berharga bisa mengenal mereka… Danan Jaya Sambara dan Panjul…”

-TAMAT-
Langit kuning keemasan dengan keindahannya itu sedang turun perlahan, pergeseran sore menuju malam tidak akan lama terjadi, Gama masih menunggu seseorang datang didepan toko bagunan Dewi yang sudah tertutup setengahnya itu.
“Gam sudah kamu bawa salin baju coklat kamu, takut ketinggalan didalam” ucap Dewi dari dalam toko.
“Sudah Wi, biasanya Budi sudah datang bawa ramuan itu yah, masa mau nyuruh Jaka nunggu lama disini tidak enak aku” jawab Gama, masih melihat ke arah jalan.
“Sebentar lagi mungkin… mudah-mudahan dengan ramuan itu Rara cepat bisa kembali ke sekolah Gam” ucap Dewi perlahan.
Sejak kabar kematian Mak Endah, Mimin dan Karta, Rara hanya hidup berdua dengan Jaka yang kembali berjualan gorengan,
namun pengobatan ramuan yang dibuat oleh Mang Idim dan Ki Dudu ini bisa menjaga Rara dan tidak terulang pada masalah yang sama.
“Nah akhirnya Budi datang” ucap Gama dari kejauhan sudah melihat Budi melesat kencang, namun tidak membawa plastik hitam.
“Maaf Gam, sudah aku antarkan ke rumah Jaka, sambil memantau keadaan kampung” ucap Budi sambil turun dari kendaraan roda duanya itu.
“Lalu Bud, Rara gimana aku hanya bisa malam hari menjenguk Rara” tanya Gama semakin cemas.
“Membaik, dan kemarin sore -
-warga kampung wetan tilasjajah kembali gempar…” jawab Budi perlahan.
Para warga kampung melihat penampakan sosok hitam mirip dengan wajah Karni berjalan ke arah ujung leuweung sasar, dan mereka yakini sekarang, bahwa Karni adalah dalang utama pengkhianat.
“Hidup memang selalu punya cara kerjanya masing-masing, kapan kita berkunjung ke makam Abah dan Mak kamu” ucap Gama perlahan.
“Sama Gam, ternyata rasanya sama… sebentar lagi malam tiba dan indahnya sore ternyata hanya seketika, -
- biarkan aku pelihara rasa sakit itu pada kematian Abah dan Mak, agar aku bisa menjaga leuweung sasar selama aku masih bernyawa” jawab Budi sambil meneteskan air matanya.
Gama hanya menepuk pundak orang yang selalu menjaganya,
bahkan Gama percaya Budi tidak akan berkhianat pada ucapannya sendiri.

Ketika malam semakin larut dan Dewi sang istri sudah beristirahat lelap, Gama sudah berada didalam ruangan kerjanya itu, duduk diatas sejadah, sambil terus mengirimkan doa kepada pencipta,
meminta agar perjumpaannya dengan Danan dan Cahyo bukanlah yang terakhir kalinya.
Tiap hembusan nafasnya itu terucap nama sanga buyut, mata Gama semakin terpejam hatinya terus berucap nama Ki Langsamana, hingga Gama terbawa pada sebuah bukit tempat dimana ia bejumpa dengan Danan.
Seketika samar-samar Danan terlihat oleh Gama seperti sama-sama kebingungan kenapa kembali ke tempat ini, namun Gama menyadari Ki Langsamana sudah berada didekatnya dan hal itu dilihat juga oleh Danan.
“Danan kamu sudah menjadi murid dan bagian dari keluargaku”
ucap Gama dalam hatinya, melihat ke arah Danan sambil tersenyum.
Kemudian Gama melangkah bersama Ki Langsamana, merasakan bahwa pelajaran dan perjalanan akan terus beriringan menjadikan kehidupan lebih mempunyai arti dan makna,
termasuk perjumpaannya dengan Danan Jaya Sambara dan Panjul dua orang bukan hanya pendekar dalam kelakukan, namun sejak dalam hati nurani dan pikiran.

-SELESAI-
Terimakasih saya ucapakan kepada teman-teman yang membaca cerita ini dari part awal sampai akhir, seperti biasa jadikan cerita ini hiburan atau selebihnya pelajaran, karena cerita sudah selesai maka cerita baru akan segera hadir.
Untuk download eBook cerita lainya bisa langsung klik link dibawah yah, typing to give you a horror story, thanks for supporting me.

karyakarsa.com/qwertyping

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with Teguh Faluvie

Teguh Faluvie Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @qwertyping

Apr 23
PAGELARAN SAREBU LELEMBUT

Lekuk indah tubuh, suara merdu dan senyuman teramat cantik adalah malapetaka yang harus ditebus oleh nyawa. Manakala panggelaran sarebu lemlembut berlangsung.

[ Part 4 - Selendang Mayat ]

@bacahorror @IDN_Horor
#bacahorror Image
Selamat datang kembali di Pagelaran Sarebu Lelembut! Untuk teman-teman yang belum baca part sebelumnya, silahkan klik tautan dibawah.
Bantu tinggalkan qoute, repost, dan like pada threadnya yah..

Par 1 – Janur Kematian


Part 2 – Tapak Sasar


Part 3 – Juru Keramat


Read 139 tweets
Apr 4
PAGELARAN SAREBU LELEMBUT

Lekuk indah tubuh, suara merdu dan senyuman teramat cantik adalah malapetaka yang harus ditebus oleh nyawa. Manakala panggelaran sarebu lemlembut berlangsung.

[ Part 3 - Juru Keramat ]

@bacahorror @IDN_Horor
#bacahorror Image
Selamat datang kembali di Pagelaran Sarebu Lelembut! Untuk teman-teman yang belum baca part sebelumnya, silahkan klik tautan dibawah.
Bantu tinggalkan qoute, repost, dan like pada threadnya yah..

Par 1 – Janur Kematian


Par 2 – Tapak Sasar

Read 129 tweets
Mar 25
PAGELARAN SAREBU LELEMBUT

Lekuk indah tubuh, suara merdu dan senyuman teramat cantik adalah malapetaka yang harus ditebus oleh nyawa. Manakala panggelaran sarebu lemlembut berlangsung..

[ Part 2 - Tapak Sasar ]

@bacahorror @IDN_Horor @diosetta
#bacahorror Image
Selamat datang kembali di Pagelaran Sarebu Lelembut! Untuk teman-teman yang belum baca part sebelumnya, silahkan klik tautan dibawah.

Bantu tinggalkan qoute, repost, dan like pada threadnya yah..

Par 1 – Janur Kematian
[Info]

Download semua cerita horror dalam bentuk eBook, sambil memberikan support dan dukungan bisa langsung klik tautan KaryaKarsa. Kita tunggu yah, kunjungan teman-teman sangat berarti.
karyakarsa.com/qwertyping
Read 168 tweets
Mar 14
PAGELARAN SAREBU LELEMBUT

Lekuk indah tubuh, suara merdu dan senyuman teramat cantik adalah malapetaka yang harus ditebus oleh nyawa. Manakala panggelaran sarebu lemlembut berlangsung..

[ Part 1 - Janur Kematian ]

@bacahorror @IDN_Horor @diosetta
#bacahorror Image
Karena tidak semua luka akan berjumpa dengan sembuh. Maka selamat memasuki pagelaran sarebu lelembut, nikmati pagelaran yang akan segera berlangsung.
PROLOG

Alam hiburan mencuatkan nama yang tersohor masyhur dari balik hinggar binggar dan sorak riuh ketika sebuah pagelaran ronggeng berlangsung. Perempuan dengan usia yang tidak muda lagi itu tidak berbanding dengan kecantikan dan liuk tubuhnya
Read 175 tweets
Feb 24
KAMPUNG JABANG MAYIT 3

Sudah tidak terhitung, berapa banyak nyawa bayi dalam kandungan yang mati untuk persembahan ritual.

“A THREAD”

[Part 7 Tamat]

@bacahorror @IDN_Horor
#bacahorror Image
Selamat mengakhiri Series Kampung Jabang Mayit. Untuk yang belum baca part sebelumnya, bisa langsung klik tautan dibawah agar mempermudah.

Bantu tinggalkan REPOST, QOUTE dan LIKE pada thread agar yang lain ikut membaca juga cerita ini yah..
Read 179 tweets
Feb 19
KAMPUNG JABANG MAYIT 3

Sudah tidak terhitung, berapa banyak nyawa bayi dalam kandungan yang mati untuk persembahan ritual.

“A THREAD”

[Part 6]

@bacahorror @IDN_Horor
#bacahorror Image
Ritual atas nama kutukan itu kembali dibangkitkan. Tidak lagi menunggu dengan sabar. Amarah dan dendam telah benar-benar tiba.
Untuk yang belum baca part sebelumnya, bisa langsung klik tautan dibawah agar mempermudah.

Bantu tinggalkan REPOST, QOUTE dan LIKE pada thread agar yang lain ikut membaca juga cerita ini yah..
Read 179 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Don't want to be a Premium member but still want to support us?

Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal

Or Donate anonymously using crypto!

Ethereum

0xfe58350B80634f60Fa6Dc149a72b4DFbc17D341E copy

Bitcoin

3ATGMxNzCUFzxpMCHL5sWSt4DVtS8UqXpi copy

Thank you for your support!

Follow Us!

:(